Anda di halaman 1dari 25

Penanganan Pasien Kritis

Obstetri
Novianto Kurniawan
SMF Anestesi dan Terapi Intensif
Pendahuluan
• Setiap kehamilan adalah beresiko
• Resiko tersebut sampai menyebabkan
kematian
• Diperlukan pengendalian atas tingginya
kemtian ibu hamil
• Promotif- preventif – kuratif - rehabilitatif
Kendala Kesehatan maternal
• Keterbatasab akses dalam pertolongan ibu
hamil termasuk SDM dan sistem rujukan
• Tercatat 40% persalinan belum dilakukan
tenaga terampil
• 70% belum mendapatkan perawatan pasca
persalinan dalam mwaktu 6 minggu pasca
persalinan
Tiga terlambat
• Terlambat satu : terlambat memutuskan
untuk mencari pertolongan baik secara
individu, keluarga atau keduanya.
• Terlambat dua : terlambat mencapai fasilitas
pelayanan kesehatan.
• Terlambat tiga : terlambat mendapatkan
pelayanan yang adekuat.
Initial Assessmet
• Dalam menemukan kondisi kritis perlu
initial Assessment
• Meliputi penilaian ( A- B – C – D )
• Mengenali permasalah Pokok yang
mengancam nyawanya dan mengatasi
secepatnya
• Peran monitoring dan pengawasan sangat
penting  mengenali sedini mungkin
perburukan pasien
Pengenalan dini kegawatan
• Dibutuhkan suatu sistem untuk dapat
mengenalkan sedini mungkin perburukan
pasien
• Mengatasi dalam kondisi kompensable lebih
baik sebelum terlambat
• Jangan menyepelekan keluhan dan perubahan
tanda vital pasien
Sistem pengawasan obstetri
• Di kasus Obstetri sangat unik
• Dibutuhkan pengawasan kondisi ibu dan
janinnya
• NEWS ( national early warning sistem ) 
dibuat bukan utk sepesifik kasus obstetri
• Di Eropa dan USA  sedang dikembangkan
sistem pengawasan obstetri yg meliputi Ibu
dan janin
Bagaimana dengan RSUD Muntilan....?
Prinsip penatalaksanaan pasien kritis
obstetri
• Ada dua kebutuhan hidup yg harus ditangani
• Orientasi perbaikan kondisi harus pada dua
objek
• Diperlukan penanganan yg menyeluruh baik
ibu dan janin
• Ada dua komponen penting dari Do2 yaitu
Cardiac Output ( CO ) dan oksigenasi
• CO = SV x HR
• Oksigenasi  Hb, Saturasi dan PaO2
oksigenasi
• Hemoglobin dalam rentang normal sangat
diperlukan untuk pengangkutan oksigen yang
optimal
• Saturasi dipengaruhi
– jalan nafas yang adekuat
– Respirasi yang normal
– sirkulasi pulmonal yang adekuat
• Selain saturasi dan Hb oksigen juga ada dalam
kondisi terlarut yaitu dalam bentuk PaO2
Cardiac output
• Dipengaruhi oleh
– Kontraktilitas jantung
– Preload ( pengisian jantung )
– After load ( resistensi dari ejeksi ventrikel )
– Denyut jantung
• Tekanan darah = CO x PVR ( periferal vascular
resistensi )
• Penurunan tekanan darah bisa mencerminkan
penurunan CO dan akan menyebabkan
gangguan oksigenasi ke jaringan
• Semua kondisi yang menyebabkan penurunan
DO2 akan berlanjut pada hipoksia jaringan
dengan segala manifestasinya
• Hiposia serebral  gelisah
• Hipoksia renal penurunan produksi urin
• Hipokisia Gastro intestinal stress ulcer,
gangguan absorbsi dan pasase usus
• Dll
Pemberantasan kejang
• Pemberantasan kejang suatu hal yang penting
• Kejang Meningkatkan kebutuhan pksigen
otak  sementara pasokan oksigen terganggu
karena respirasi tidak adekuat otak kurang
oksigen iskemia cerebral defisit
neurologis
• Pemberantasan kejang sesuai SPO Diikuti
dengan menjaga jalan nafas dan suport
respirasi
Aktifasi kegawatan
• Aktifasi kegawatan adalah hal terpenting
setelah dapat menilai kegawatnnya
• Penatalaksanaan secara tim dengan suport
kegawatannya
Kesimpulan
• Penatalaksanaan menyeluruh dari komdisi
kritis kehamilan dua objek yang harus
diselamatkan
• Mengenali secara dini perburukan pasien 
memperbaiki mortalitas dan morbiditas
• Initial Assessment meliputi penilaian A – B – C
–D
• Penatalaksanaan sesuai prioritas yang penting
• Pembebasan jalan nafas – Suport ventilasi dan
oksegenasi – Pengaturan tekanan darah dan
atasi hipotensi – Berantas kejang
• Aktifasi Tim kegawatdaruratan ( CODE BLUE
242 )

Anda mungkin juga menyukai