Anda di halaman 1dari 22

KEHAMILAN RESIKO TINGGI :

ABORTUS

Mamik Retnaningsih,S.Kep.,Ns
• Menurut WHO (World Health Organization), sebanyak 4,2 juta
terjadi di Asia Tenggara

• Di Indonesia menurut Survei Demografi Kesehatan di


Indonesia(SDKI), tahun 2007 Indonesia merupakan salah satu
negara di Asia Tenggara yang memiliki Angka Kematian
Ibu(AKI) yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup, dan Angka
Kematian Bayi(AKB) 35 per 1000 kelahiran hidup.

• Angka kematian tersebut tertinggi di Asia Tenggara.


Fenomena tersebut dapat diartikan bahwa 50 ibu meninggal
setiap hari yang disebabkan oleh karena perdarahan, infeksi,
eklampsi, partus lama, dan komplikasi abortus
Pengertian
• Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan
dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat janin
kurang dari 500 gram(Mitayani 2012)

• Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum


janin dapat hidup di luar kandungan. WHO IMPAC menetapkan batas
usia kehamilan kurang dari 22 minggu, namun beberapa acuan
terbaru menetapkan batas usia kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram.
http://www.edukia.org/web/kbibu/6-4-2-abortus/
• Abortus(keguguran) merupakan pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, yang menurut
para ahli ada sebelum usia 16 minggu dan 28 minggu dan
memiliki BB 400 – 1000 gram, tetapi jika terdapat fetus hidup
dibawah 400 gram itu dianggap keajaiban karena semakin
tinggi BB anak waktu lahir makin besar kemungkinan untuk
dapat hidup terus(Hardi, 2015)
• Abortus atau lebih sering disebut keguguran ialah kematian bayi
dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 20 minggu.

Berdasarkan penyebabnya terdapat dua macam abortus yaitu


 Abortus disengaja (induced abortion),
 Abortus tidak disengaja (spontaneous abortion).
Etiologi

1. Kelainan Pertumbuhan hasil konsepsi


 Kelainan Kromosom/genetik
 Lingkungan tempat nidasi kurang sempurna
 Pengaruh zat-zat yang berbahaya bagi janin seperti:
 Radiasi
 Obat-obatan,
 Tembakau,
 Alkohol,
 Infeksi virus
2. Infeksi Akut / Penyakit kronis yang diderita ibu

 Pneumonia/ Radang paru-paru


 Pielitis (Radang pada Ginjal)
 Demam Tyfoid/ Tifus Abdominalis
 Anemia berat
 Keracunan
 Infeksi virus Toxoplasmosis
 HIV
3. Kelainan traktus genitalis/ organ genetalia
 Serviks Incompeten
 Kelainan bentuk rahim (kelainan bawaan pada rahim)
 Mioma Uteri
 Robekan Serviks

4. Kelainan Placenta
 Gangguan pembentukan pembuluh darah
pada plasenta yang disebabkan oleh karena penyakit
darah tinggi yang menahun.
Manifestasi Klinis
Diduga abortus apabila seorang wanita dalam masa reproduksi
mengeluh:

• Perdarahan pervaginam, dari bercak hingga berjumlah banyak


• Rasa mulas, dan nyeri perut bagian bawah
• Kadang disertai pengeluaran sebagian hasil konsepsi
• Serviks dapat tertutup maupun terbuka
Klasifikasi / Macam-Macam Abortus
1. Abortus Iminens
Abortus tingkat permulaan,
 Terjadi perdarahan per vaginam, sedangkan
 Jalan lahir masih tertutup dan hasil konsepsi masih
baik di dalam rahim.

2. Abortus Insipiens
Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan
 Serviks yang telah mendatar, sedangkan
 hasil konsepsi masih berada lengkap di dalam rahim.
3. Abortus Inkompletus
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim dan
masih ada yang tertinggal.

4. Abortus Kompletus
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari rahim pada
kehamilan kurang dari 20 minggu.

5. Abortus Habitualis
Abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut turut atau
lebih.
6. Missed Abortion
Abortus yang ditandai dengan
 Embrio /fetus telah meninggal dalam kandungan
sebelum kehamilan 20 minggu dan
 hasil konsepsi seluruhnya masih dalam kandungan.

7. Abortus Septik
Adalah abortus infeksius berat disertai penyebaran kuman
atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum
Gambar: Macam macam Abotus
Penatalaksanaan
1. Abortus Iminens
 Tirah baring total
tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan
karena cara ini akan mengurangi rangsangan mekanis dan
menambah aliran darah ke rahim.
 Pertahankan kehamilan
 Tidak melakukan aktvitas fisik secara berlebihan
 Observasi perdarahan. Jika perdarahan terus berlangsung
nilai kondisi janin dan laporkan ke dokter (biasanya di USG)
 Pemberian terapi obat penenang bila pasien gelisah.
2. Abortus Insipiens
 Jika usia kehamilan < 12 minggu yang disertai dengan
perdarahan, biasanya dilakukan tindakan Curretage/
Kuretase
 Jika usia kehamilan > 16 minggu,
 tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi, dan
 evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi.
 Jika perlu dilakukan pemberian infus 20 unit Oksitocin
dalam 500 ml cairan intravena (NaCl atau Ringer Lactat)
dengan kecepatan tetesan 40 tts/menit untuk
membantu pengeluaran hasil konsepsi
3. Abortus Inkompletus

 Jika perdarahan tidak banyak dan kehamilan < 16 minggu,


evaluasi dilakukan secara digital atau dengan cunam
ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar
melalui serviks

 Bila disertai dengan syok akibat perdarahan maka pasien


diinfus dan dilanjutkan transfusi darah. Setelah syok
teratasi, dilakukan kuretase, bila perlu pasien dianjurkan
untuk rawat inap.
4. Abortus Kompletus
 Tidak memerlukan penanganan khusus,
 Observasi adanya perdarahan
 Apabila terdapat anemia ringan-sedang, perlu diberikan
tablet besi / Sulfas Ferosis 600 mg perhari selama 2
minggu, dan
 Dianjurkan supaya makan makanan yang mengandung
banyak protein, vitamin dan mineral.

5. Abortus Habitualis
Perlu dukungan psikologis.
6. Missed Abortion
 Perlu diperiksa kadar fibrinogen darah karena sering
disertai adanya hipofibrinogenemia yang dapat
menyebabkan DIC.
 Lakukan induksi dengan oksitoson atau prostaglandin,
bila inkomplet dilakukan kuretase.
 Jika induksi gagal dilakukan histeroktomi
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian

Jika selama kehamilan ditemukan perdarahan, identifikasi:


1. Lama kehamilan
2. Kapan terjadi perdarahan, berapa lama, banyaknya, dan
aktivitas yang mempengaruhi
3. Karakteristik darah: merah terang, kecoklatan, adanya
gumpulan darah, dan lendir
4. Sifat dan lokasi ketidaknyamanan seperti kejang, nyeri tumpul
atau tajam, mulas serta pusing
5. Gejala gejala hipovolemia
Masalah Keperawatan yang lazim timbul

1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan darah dalam jumlah


yang banyak
2. Perubahan perfusi jaringan b/d hipovolemia akibat perdarahan
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik, penurunan sirkulasi
4. Nyeri akut b/d dilatasi serviks, trauma jaringan dan kontraksi
uterus
5. Ketakutan b/d ancaman kematian pada diri sendiri dan janin
6. Resiko infeksi b/d penahanan hasil konsepsi
7. Ansietas b/d kurangnya pengetahuan
Discharge Planing

1. Dianjurkan melakukan pemeriksaan TORCH (Toxoplasma,


Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes Virus)
2. Anjurkan banyak istirahat-berbaring
3. Anjurkan memakai kontrasepsi
4. Banyak mengkonsumsi makanan yang bergizi dan olah raga
secara teratur
5. Berikan informasi tentang masalah kehamilannya dan
program tindak lanjut
TRIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai