Anda di halaman 1dari 20

UPAYA PROMOTIF DAN

PREVENTIF STUNTING
PENDAHULUAN
Stunting merupakan manifestasi tersering dari kekurangan zat gizi
kronis pada anak

Stunting meningkatkan risiko kesakitan dan kematian, berdampak


buruk pada perkembangan fisik dan kognitif, meningkatkan risiko
obesitas dan penyakit metabolik lain di usia lanjut

Stunting adalah gangguan pertumbuhan liner yang dinyatakan


dengan nilai z-score berdasar indikator panjang badan atau tinggi
badan menurut umur (z-score PB/U atau TB/U < -2,0)
PREVALENSI

Di dunia, satu dari Di Indonesia,


empat anak (25%) prevalensi stunting
balita mengalami pada balita sebesar
stunting 37,2% (Riskesdas,
2013)

Prevalensi stunting Di Provinsi Jawa


pada bayi usia 0-6 Tengah, prevalensi
bulan adalah sebesar stunting sebesar
27,6%. 33,9%.
• Mulai dari konsepsi hingga tahun ke-3 atau ke-4 kehidupan
Stunting berdampak anak
pada perkembangan • Gizi ibu dan anak menjadi faktor penting pertumbuhan anak

Penyebab langsung • Asupan makanan


pertumbuhan • Penyakit infeksi

• Ketahanan pangan keluarga


Penyebab tidak langsung • Pola asuh anak
pertumbuhan • Sanitasi lingkungan
• Pemanfaatan pelayanan kesehatan
METODE
Penelitian ini merupakan literature review
Sumber literatur berasal dari berbagai jurnal penelitian mengenai upaya promotif
dan preventif stunting selama tahun 2008-2018
HASIL DAN PEMBAHASAN
Stunting sering tidak disadari di masyarakat
Kesulitan dalam
Karena perawakan mengidentifikasi Kurangnya
pendek umum penilaian rutin
terjadi sehingga secara visual anak- pertumbuhan linear
kondisi stunting anak dalam layanan
dianggap normal berperawakan perawatan
pendek kesehatan dasar
Stunting adalah masalah kesehatan
masyarakat yang utama
• Memengaruhi banyak anak secara global
• Memiliki konsekuensi kesehatan dan fungsional jangka
pendek dan jangka panjang, termasuk fungsi kognitif
yang buruk dan kinerja pendidikan, penghasilan rendah
dan kehilangan produktivitas
• Ada konsensus mengenai definisi dan standar yang kuat
untuk mendefinisikan pertumbuhan manusia normal.
• Ada kesepakatan tentang window of opportunities, dari
konsepsi hingga 2 tahun pertama kehidupan
• Stunting adalah masalah lintas sektoral yang menuntut
respons multisektoral.
Tindakan untuk mengurangi stunting
Peningkatan Peningkatan WASH Penguatan
derajat (water,
keamanan
pangan dan pendidikan sanitation Pengurangan peran dan
gizi dan and hygiene kemiskinan perempuan.
status
kesehatan intervention)
Periode 1000 hari pada masa janin Gagal tumbuh pada
pertama sering disebut sampai anak usia dua periode ini akan
window of opportunities tahun terjadi proses mempengaruhi status
atau periode emas tumbuh kembang yang gizi dan kesehatan
(golden age) sangat cepat pada usia dewasa
Penurunan prevalensi stunting
didukung program yang meliputi
• Program sehat bagi wanita hamil
• Pemberian ASI Eksklusif
• Pemantauan tumbuh kembang
• Pemberian makanan tambahan
• Pemberian suplemen vitamin A
• Pemberian taburia
Program sehat wanita hamil

• Kunjungan ANC yang dilakukan secara teratur dapat mendeteksi dini risiko
kehamilan

Pemberian ASI Eksklusif

• Semakin dini balita tidak lagi mendapat ASI, pertambahan panjang badan lebih
rendah dibandingkan dengan yang mendapat ASI

Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

• Gizi pada balita merupakan fondasi untuk kesehatan sepanjang hidupnya, juga
kekuatan dan kemampuan intelektualnya

Pemberian vitamin A

• Defisiensi vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein, sehingga juga


mempengaruhi pertumbuhan sel.
INTERVENSI GIZI
1. Zat gizi tunggal
2. kombinasi 2–3 zat gizi
3. Multi-zat-gizi-mikron
4. Zat gizi plus penambahan energi
Jenis zat gizi sebagai bahan intervensi yang paling banyak digunakan untuk
peningkatan pertambahan panjang linier adalah seng (Zn), zat besi (Fe), Vitamin A,
atau kombinasinya.

pemberian vitamin A, pemberian Zn selama 6 bulan memberikan dampak


peningkatan panjang badan batita secara signifikan
KESIMPULAN
Usaha untuk mengurangi stunting :
1. Peningkatan keamanan pangan dan gizi
2. Peningkatan derajat pendidikan dan kesehatan
3. WASH (water, sanitation and hygiene intervention)
4. Pengurangan kemiskinan
5. Penguatan peran dan status perempuan
KESIMPULAN
Program preventif lain meliputi:
1. Program sehat bagi wanita hamil
2. Kunjungan ANC rutin untuk deteksi dini
3. Pemberian ASI Eksklusif
4. Pemantauan tumbuh kembang
5. Pemberian makanan tambahan
6. Pemberian suplemen vitamin A
7. Pemberian taburia
DAFTAR PUSTAKA
1) Bata, P., Binh, L., Vonaesch, P., Tondeur, L., Nguyen, L., Frank, T., … Vray, M. (2017).
Factors associated with stunting in healthy children aged 5 years and less living in Bangui
(RCA).
2) Fahmida U, Rumawas JSP, Utomo B, Patmonodewo S, Schultink W. Zinc-iron, but not zinc-
alone supplementation, increased linear growth of stunted infants with low haemoglobin.
Asia Pac J Clin Nutr. 2007; 16(2): 301-309.
3) Hossain, M., Choudhury, N., Adib, K., Abdullah, B., Mondal, P., Jackson, A. A., … Ahmed,
T. (2017). Evidence-based approaches to childhood stunting in low and middle income
countries : a systematic review, 903–909. https://doi.org/10.1136/archdischild-2016-
311050
4) Khoeroh H dan Indriyanti D. 2017. Evaluasi penatalaksanaan gizi balita stunting di
wilayah kerja Puskesmas Sirampog. Unnes Journal of Public Health 6 (3)
5) M, A. C., Subagio, H. W., & Margawati, A. (2016). Determinan kejadian stunting pada
bayi usia 6 bulan di kota semarang.
6) Ni’amah S. 2014. Hubungan kualitas pemenuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian
anemia pada ibu hamil trimester III. Jurnal Ilmu Kebidanan & kesehatan. 5 (2) : 13-19.
7) Nugroho A. 2014. Pengaruh mikronutrien taburiaterhadap perkembangan motorik anak
usia 24-48 bulan yang stunting (studi di Tanjungkarang Barat Kabupaten, Bandar
Lampung. Jurnal Gizi Indonesia. 3 (1) : 52-59.
8) Onis Md and Branca F. 2016. Childhood Stunting: A Global Perspective. Switzerland:
WHO
9) Rohimah E. 2015. Pola konsumi, status kesehataan dan hubungannya dengan status gizi
dan perkembangan balita. Jurnal Gizi Pangan. 10 (2) : 93-100.
10) Rosmalina Y, Luciasari E, Aditianti, Ernawati F. 2017. Upaya pencegahan dan
penanggulangan batita stunting: systematic review. Gizi Indon 2018, 41(1):1-14
11) Taufiqurrohman, 2009. Defisiensi vitamin A dan zinc sebagai faktor risiko terjadinya
stunting pada balita di Nusa Tenggara Barat. Jurnal MediaPenelitan dan Pengembang.
Kesehatan. 21 (2) : 141-152

Anda mungkin juga menyukai