Anda di halaman 1dari 29

Memberikan asuhan pada

nenonatus dengan
jejas persalinan

Oleh :
dr. Andrew Sitepu, Sp.A
Caput Succedeneum
 Adalah oedema yang terjadi di dalam dan di
bawah kulit dari jaringan lunak kulit kepala fetus
selama proses persalinan.
 Ini terjadi akibat tekanan keras pada kepala janin
ketika memasuki jalan lahir hingga terjadi
pembendungan pada sirkulasi kapiler dan limfe.
 Oedema pada caput succedaneum dapat hilang
sampai 2-3 hari , sehingga tidak diperlukan terapi
/ pengobatan khusus.
Penyebab
 Persalinan Lama
Dapat menyebabkan caput succadeneum karena terjadi
tekanan pada jalan lahir yang terlalu lama, menyebabkan
pembuluh darah vena tertutup.
 Persalinan dengan Ekstraksi Vakum
Pada bayi yang dilahirkan vakum yang cukup berat, sering
terlihat adanya caput vakum sebagai edema sirkulasi
berbatas dengan sebesar alat penyedot vakum yang
digunakan proses persalinan yang panjang dan sulit, sering
menyebabkan bayi terlihat bengkak / edema.
Gejala Klinis
- Benjolan di daerah presentase kepala, lunak dan
tidak fluktasi.
- Molase dan tulang parietal saling tumpang tindih.
- Benjolan caput berisi cairan serum dan sering
bercampur sedikit darah
- Pada perabaan teraba benjolan lunak,berbatas
tidak jelas, tidak berfluktuasi, Bersifat oedema
tekan dan terlihat setelah bayi lahir
Penatalaksanaan dan asuhan
kebidanan
 Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal.
 Pengawasan keadaan umum bayi.
 Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar
matahari yang cukup.
 Bayi dengan caput succadeneum diberi ASI langsung dari
ibu tanpa makanan tambahan apapun, maka dari itu perlu
diperhatikan penatalaksanaan pemberian ASI yang
adekuat dan teratur.
 Bayi jangan sering di angkat karena dapat memperluas
daerah edema kepala.
 Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk
menghindari adanya infeksi pada benjolan.
 Atur posisi tidur bayi tanpa menggunakan bantal.
 Berikan konseling pada orang tua, tentang :
- Keadaan trauma yang dialami oleh bayi.
- Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan
sendirinya setelah sampai 3 minggu tanpa
pengobatan.
- Perawatan bayi sehari-hari.
- Manfaat dan teknik pemberian ASI.
Cephal Hematom
 Cephal hematom merupakan perdarahan
subperiosteum tulang tengkorak berbatas tegas
pada tulang yang bersangkutan dan tidak
melewati sutura.
 Cephalhematoma dapat terjadi pada persalinan
normal dan terutama pada persalinan dengan
cunam (forsep).
Penyebab
 Timbul pada saat persalinan karena tarikan
vacum, bahkan kelahiran sungsang yang
kesukaran melahirkan kepala bayi.
 Ukuran kepala bayi yang besar.
 Persalinan menggunakan forcep.
Tanda/Gejala
 Bentuknya berupa benjolan difus, berbatas tegas, tidak
melampau sutura karena periost tulang berakhir di
sutura.
 Pada perabaan adanya fluktuasi karena merupakan
adanya suatu timbunan darah yang letaknya di rongga
sub periost.
 Benjolan timbul tampak beberapa jam setelah bayi
lahir (6 - 8 jam) dan benjolan dapat membesar sampai
hari ke dua atau ketiga.
 Akibatnya timbul timbunan darah di daerah sub
periost yang dari
luar terlihat sebagai benjolan.
 Chephal haematom biasanya tampak didaerah tulang
parietal atau
kadang-kadang di tulang prontal.
Penatalaksanaan asuhan kebidanan
 Umumnya tidak perlu tindakan husus.
 Benjolan akan hilang sendiri dalam beberapa
minggu. Pada perabaan adanya fluktuasi karena
merupakan adanya suatu timbunan darah yang
letaknya di rongga sub periost.
 Benjolan timbul tampak beberapa jam setelah bayi
lahir (6-8 jam)dan dapat membesar sampai hari ke
dua atau ketiga.
 Bila kulit kepala terluka haematom dapat
mengalami infeksi.
 Yakinkan ibu bahwa keadaan bayi tidak
menghawatirkan karena cephal haematom akan
hilang beberapa minggu.
 Nasihati ibu untuk membawa bayinya kembali,
apabila bayi tampak kuning.
Trauma fleksus brachialis
 Yaitu Cedera yang terjadi setelah suatu persalinan
yang sulit namun kadang kala sesudah persalinan
yang tampaknya mudah, bayi mengalami
kelumpuhan lengan.
 Bentuk paralisis tersebut tergantung pada saraf
servikalis yang mengalami trauma.
Penyebab
 Kesulitan saat kelahiran bayi,atau letak sungsang
sehingga akan terjadi regangan atau robekan pada
radik superior,fleksus brachialis.
 atau bila lengan diekstensikan berlebihan diatas
kepala pada presentasi bokong serta adanya
penarikan berlebihan pada bahu.
Tanda dan Gejala
 Tidak ada gerakan spontan pada salah satu lengan.
 Lengan dan tangan lemas atau Gangguan motorik
lengan atas.
 Lengan atas dalam kedudukan ekstensi dan
abduksi.
 Refleks moro negative
 Hipertensi dan fleksi pada jari-jari
 Paralisis dari lengan atas dan bawah.
Penatalaksanaan dan asuhan
kebidanan
 Hati-hati waktu memegang bayi, agar tidak terjadi
trauma yang lebih parah.
 Dalam minggu pertama, balut lengan seperti pada
posisi seperti posisi pada bayi dengan fraktur
humerus.
 Minta ibu membawa bayinya pada waktu umur 1
minggu untuk melihat keadaan bayi apakah membaik.
 Lakukan tindak lanjut tiap bulan dan jelaskan pada
ibu bahwa sebagian besar kasus palsi lengan dapat
sembuh setelah umur 6-9 bulan.
 Apabila umur 1 tahun gerakan lengan masih terbatas
kemungkinan kelainan tersebut akan berlangsung
lama.
Fraktur klavikula
 Yaitu dislokasi tulang / perobahan tempat posisi
tulang.
Tanda dan gejala
 bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada
sisi yang terkena,
 krepitasi dan ketidakteraturan tulang,
 kadang-kadang disertai perubahan warna pada sisi fraktur,
 tidak adanya refleks moro pada sisi yang terkena,
 adanya spasme otot sternokleidomastoideus yang disertai
dengan hilangnya depresi supraklavikular pada daerah
fraktur,
 Bayi menangis kesakitan pada saat atau bahu di gerakan.
 Gerakan ekstremmitas berkurang.
 Pembengkakan di atas tulang yang patah.
bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena.
Penyebab
 Mengalami kesulitan saat kelahiran bayi.
 Bila bayi tampak kesakitan saat di gerakan,lakukan
penanganan seperti pada praktur humerus.
 Fraktur clavikula sering di sertai paralisis nervus
brachialis akibat trauma persalinan yang
mengakibatkan palsi lengan.
Penata laksanaan dan asuhan
kebidanan
 Lakukan managemen palsi lengan.
 Nasihati ibu agar kembali lagi 5 hari kemudian
untuk mengganti pembalut.
Fraktur humerus
 Adalah karena kesulatan ketika saat melahirkan
bahu pada persalinan akibat tarikan yang
berlebihan.
 Tanda dan gejala:
Tidak adanya gerakan tungkai spontan
Gerakan kaki ber kurang.dan asimetris.
Penata laksanaan dan asuhan
kebidanan
 Beri bantalan kapas atau kasa antara lengan yang
terkena dan dada dari ketiak sampai siku.
 Balut lengan atas sampai ke dada dengan kasa
pembalut. Penangan pada fraktur humerus dapat
optimal jika dilakukan pada 2-4 minggu dengan
imobilisasi tungkai yang mengalami fraktur.
 Nasihati ibu agar kembali 10 hari kemudian untuk
mengganti pembalut atau di rujuk ke bagian
bedah tulang.
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai