Anda di halaman 1dari 14

Oleh: H.Muh. Agus Salim, S.Pd.

X 
PENDAHULUAN

DA’I ?????

ْ ‫ا ْل ُم‬
ََ ‫س ِّل ِّمين‬ ‫صا ِّلحا ً َوقَا َل ِّإنَّ ِّني ِّم َن‬
َ ‫َّللا َوع َِّم َل‬ َ ‫َو َم ْن أ َ ْح‬
ِّ َّ ‫س ُن قَ ْوالً ِّم َّمن َدعَا ِّإلَى‬
siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-
orang yang mnyerah diri?“ (QS. FUSSHILAT 33)


َ ‫ُون ِّإلَى ا ْل َخ ْي ِّر َويَأ ْ ُم ُر‬
ِّ ‫ون ِّبا ْل َم ْع ُر‬
‫وف‬ َ ‫َو ْلتَكُن ِّمن ُك ْم أ ُ َّمةٌ يَ ْدع‬
َ ‫َويَ ْن َه ْو َن ع َِّن ا ْل ُمن َك ِّر َوأ ُ ْولَـئِّ َك ُه ُم ا ْل ُم ْْ ِّل ُح‬
‫ون‬
dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar,
merekalah orang-orang yang beruntung.(QS. Ali Imron 104)


‫سنَ ُِة َو َجا ِدُْلهم‬ َ ‫ك ِبا ْل ِح ْك َم ُِة َواُْل َم ْو ِع َظ ُِة ا ْل َح‬َُ ‫س ِبي ُِل َر ِب‬
َ ‫ادْعُ ِإ ِلى‬
‫س ِبي ِل ُِه َُوه َُو‬
َ ‫ض َُّل عَن‬ َ ‫علَمُ ِب َمن‬ ُْ َ ‫ك ه َُو أ‬َُ َّ‫ن َرب‬ َ ‫ي أ َ ْح‬
َُّ ‫سنُ ِإ‬ َُ ‫ِبالَّتِي ِه‬
َُ ‫أ َ ْعلَمُ ِبا ْلم ْهت َ ِد‬
‫ين‬
“Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan beragumentasilah dengan mereka dengan yang baik (pula).
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling mengetahui siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk”. (QS. An Nahl : 125)


REVITALISASI FUNGSI MESJID

DA’I >>>>> KHOTIB JUM’AT


Ciri2 Dai / Khotib :
• a. Memiliki sikap pluralis, >>mampu
memandang suatu kebenaran agama
dalam tataran universal-holistik, mampu
menerima perbedaan pandangan dlm hal
Fiqih (Furu’iyyah), mampu meandang
denga Bijak ‘Urf/ kebiasaan (adat) sosial
budaya di masyarakat
• b. Memiliki Basic keilmuan agama (alumni
ponpes/ma’had/lembaga islam lainnya).
• c. Memiliki diskursus keilmuan yang
komprehensif dalam bidang-bidang sosial
kemasyarakatan, bukan hanya sekedar
memiliki dogma akidah-tauhidiyyah yang
minim dengan dalil-dalil normatif-subyektif
yang membentuk skema fikih-sentris yang
selama ini menjadi “senjata sakti”
kebanyakan mubaligh
Maka Seorang Da’i Pegang
Prinsip :

Pertama, menyadari heterogenitas masyarakat sasaran


dakwah (mad’u) yang dihadapinya. TIDAK BERPIHAK PADA
SATU PAHAM & MERASA PAHAMNYA LEBIH BENAR
Kedua, dakwah hendaknya dilakukan dengan menafikan unsur-unsur
kebencian.
Ketiga, menghindari pikiran dan sikap menghina dan
menjelek-jelekkan agama atau menghujat Tuhan yang
menjadi keyakinan umat agama lain.
Kelima, tenggang rasa thdp perbedaan dan menjauhi sikap
ekstrimisme dalam bergama.
KRISIS ????
1. keadaan yang berbahaya (dalam menderita
sakit); parah sekali;
2. keadaan yang genting; kemelut;
3. keadaan suram (tentang ekonomi, moral, dan
sebagainya);
SOLUSINYA :
1. Pentingnya Kaderisasi dimulai dari
Remaja Masjid
2. Adakan majlis Ta’lim, Ngaji, panggil
Kiai/ulama’ utk ngisi Kajian
3. Kerjasama dg masjid lain
>> Rotasi Khotib
>> Pertukaran Khotib
4. Ikut pelatihan2 Khotib/Takmir Masjid
TERIMA KASIH
Powered by : aksara @lmaqashid



Anda mungkin juga menyukai