Anda di halaman 1dari 21

STATUS ASMATIKUS

Oleh kelompok 2 :
AHRIAN YUDHO PRAKOSO (151611913008)
ALFIANTI IDAH CAHYANI (151611913011)
BERNADHITA AJUNY FIRDA (151611913022)
CHRISTINA YUNI AVISAH (151611913023)
DEVITA DWI FERONIKA (151611913027)
FITRI FADLILATUL NI’MAH (151611913048)
PENGERTIAN
Status asmatikus adalah asma yang berat dan persisten
yang tidak berespons terhadap terapi konvensional.
Serangan dapat berlangsung lebih dari 24 jam. Infeksi,
ansietas, dehidrasi, dan iritan nonspesifik dapat
menunjang episode ini. Status asmatikus merupakan
suatu keadaan darurat medic berupa serangan asam
berat kemudian bertambah berat yang refrakter bila
serangan 1 – 2 jam pemberian obat untuk serangan asma
akut seperti adrenalin subkutan, aminofilin intravena,
atau antagonis β2 tidak ada perbaikan atau malah
memburuk.
ETIOLOGI
1. Kontraksi otot disekitar bronkus sehingga
terjadi penyempitan jalan nafas
2. Pembengkakan membran bronkus
3. Terisinya bronkus oleh mukus yang kental
PATHWAY
Allergen masuk kedalam tubuh

Ig E

Diameter bronchial menurun

Abnormalitas ventilasi perfusi

Respirasi asidosis
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik status asmatikus adalah sama dengan
manifestasi yang terdapat pada asma hebat –
pernapasan labored, perpanjangan ekshalasi,
perbesaran vena leher, mengi. Namun, lamanya
mengi tidak mengindikasikan keparahan serangan.
Dengan makin besarnya obstruksi, mengi dapat
hilang, yang sering kali menjadi pertanda bahaya
gagal pernapasan.
TANDA dan GEJALA
• Bising mengi dan sesak napas berat
• Frekuensi napas lebih dari 25 x /menit
• Denyut nadi lebih dari110x/menit
• Asma hebat
• Perpanjangan ekhalansi
• Pembesaran venaleher
• Mengi
KOMPLIKASI
• Pencetus serangan (alergen, emosi/stress, obat-
obatan,infeksi).
• Kontraksi otot polos.
• Edema (penimbunan cairan yang berlebih didalam
jaringan) mukusa.
• Hipersekresi (sekresi yang berlebih).
• Penyempitan saluran pernapasan (obstruksi).
• Hipoventilasi (keadaan nafas yang lambat dandangkal).
• Distribusi ventilasi tak merata dengan sirkulasi darah
paru
• Gangguan difusi gas di alveoli
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• pirometri (pengukuran kapasitas udara paru) : Untuk
menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.
• Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen foto dada
normal.
• Pemeriksaan sputum.
• Pemeriksaan fungsi paru
• Pemeriksaan foto thoraks
• Elektrokardiografi
PENATALAKSANAAN
• Pemberian terapi oksigen dilanjutkan
• Aminofilin
• Kortikosteroid
• Antikolonergik
• Hidrasi dan keseimbangan elektrolit
• Mukolitik dan ekpetorans
• Fisioterapi dada
• Antibiotic
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian (pengkajian khusus)
Kaji ABCDE terlebih dahulu pada pasien yang mengalami kegawat
daruratan. Pengkajian lengkap “Head to toe” hanya dilakukan
jika masalah ABC telah tertangani.
a. Airway
• Tanyakan pada pasien bagaimana keadaannya?
b. Breathing
• Minta pasien untuk bernafas dan batuk
• Observasi pergerakan dada
• Observasi kedalaman dan kecepatannafas
• Catat pengunaan otot-otot bantupernafasan
• Auskultasi
c. Circulation
• Kaji warna kulit / temperature / capilaryreffil
• Pulse (kecepatan, kekuatan danirama)
Pengkajian umum Dapatkan riwayat :
• Riwayat alergi dalam keluarga, gangguan genetic, riwayat
pasien tentang disfungsi pernafasan sebelumnya; bukti
terbaru penularan terhadap infeksi, allergen atau iritan lain,
trauma. Lakukan pengkajian fisik pada dada dan paru.
• Observasi pernafasan terhadap:
• Frekuensi: cepat (takipnea), normal ataulambat
• Kedalaman: kedalaman normal, terlalu dangkal ( hipopnea ),
terlalu dalam (hiperpnea), biasanya diperkirakan dari
amplitude torakal dan pegembanganabdomen.
• Kemudahan: kurang upaya, sulit (dispnea), ortopnea,
dihubungkan dengan retraksi enterkosta dan atau
substrenal (inspirasi “ tenggelam” dari jaringan lunak
dalam hubungannya dengan kartilaginosa dan tulang
toraks), pulsus paradoksus (tekanan darah turun dengan
inspirasi dan menigkat karena ekspirasi), pernafasan
cuping hidung danmengi.
• Pernafasan sulit: kontinu, intermiten menjadi makin
buruk dan menetap, tiba- tiba pada saat istirahat atau
kerja, dihubungkan dengan mengi, menggorok,
dihubungkan dengan nyeri.
• Irama: variasi dalam frekuesi dan kedalaman pernafasan.
a. Pola pemeliharaan kesehatan
Gejala Asma dapat membatasi manusia untuk berperilaku hidup
normal sehingga pasien dengan Asma harus mengubah gaya
hidupnya sesuai kondisi yang memungkinkan tidak terjadi serangan
Asma
b. Pola nutrisi dan metabolic
Perlu dikaji tentang status nutrisi pasien meliputi, jumlah, frekuensi,
dan kesulitan-kesulitan dalam memenuhi kebutuhnnya. Serta pada
pasien sesak, potensial sekali terjadinya kekurangan dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi ,hal ini karena dyspnea saat makan,
laju metabolism serta ansietas yang dialami pasien.
c. Pola eliminasi
Perlu dikaji tentang kebiasaan BAB dan BAK mencakup warna, bentuk,
konsistensi, frekuensi, jumlah serta kesulitan dalam pola eliminasi.
d. Pola aktifitas dan latihan
Perlu dikaji tentang aktifitas keseharian pasien, seperti
olahraga, bekerja, dan aktifitas lainnya. Aktifitas fisik
dapat terjadi faktor pencetus terjadinya Asma.
e. Pola istirahat dan tidur
Perlu dikaji tentang bagaiman tidur dan istirahat pasien
meliputi berapa lama pasien tidur dan istirahat. Serta
berapa besar akibat kelelahan yang dialami pasien.
Adanya wheezing dan sesak dapat mempengaruhi
pola tidur dan istirahat pasien.
2. Diagnosa Keperawatan
• Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan produksi secret
• Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan
bronkospasme
• Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan
suplaioksigen
• Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak
adekuatnya pertahanan utama atauimunitas
• Cemas berhubungan dengan kurangnya tingkatpengetahuan
• Gangguan pola tidur berhubungan dengan batuk
yangberlebih
• Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

Anda mungkin juga menyukai