Anda di halaman 1dari 51

Dasar Epidemiologi_S02

UKURAN EPIDEMIOLOGI
(Morbiditas, Mortalitas &
Standarisasi)
Oleh
Dr. dr. Jeini Ester Nelwan, M.Kes
MORBIDITAS
MORBIDITAS
DERAJAT SAKIT, CEDERA ATAU GANGGUAN PADA
SUATU POPULASI ATAU DISEBUT JUGA
PENYIMPANGAN DARI STATUS SEHAT & SEJAHTERA
ATAU KEBERADAAN DARI SUATU KONDISI SAKIT,
BIASANYA DINYATAKAN DALAM ANGKA
PREVALENSI DAN INSIDENSI UMUM
INSIDENS
Jumlah seluruh kasus baru
pada suatu populasi pada
jangka waktu tertentu
JENIS INSIDENS

• Insidens rate (IR) / Insidens


Density (ID)
• Cumulatif Insidens (CI)
INSIDENS RATE (IR) / INSIDENS
DENSITY (ID)

• Jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan


penduduk selama periode waktu tertentu.
Jumlah kasus insidens terjadi dalam periode waktu
IR/ ID 
Jumlah orang - waktu
CONTOH
1 2 3 4 5 6 7 Jumlah waktu dalam jangka
observasi dan dalam keadaan sehat
(tahun)

A 7

B 7

C * 2

D 7

E 3

F 2

G 5

Keterangan

Periode sehat

Periode sakit

Hilang dalam pengamatan selanjutnya

* Meninggal
CONTOH
• Dari Gambar diatas Hitunglah nilai Incidence Rate (IR)?
• Jawab:
• Hitung jumlah orang-waktu terlebih dulu

 orang  waktu  7  7  2  7  3  2  5  33 orang  tahun


• Kemudian hitung

IR 
 kasus baru
 orang  waktu 
3 kasus
IR   9,1 kasus per 100 orang - tahun
33 orang  tahun
CUMULATIF INSIDENS (CI)

• ADA 2 JENIS YAITU: •Bertujuan untuk


1. Attack Rate (AR) mengukur risiko
2.Secondary Attack untuk sakit
Rate (SAR)
ATTACK RATE (AR)
Untuk mengukur kejadian dalam kurun waktu yang relative singkat
Jumlah penderita dalam jumlah besar
Berlangsung dalam waktu relative singkat

Jumlah kasus baru penyakit yang ditemukan pada saat/ waktu tertentu

AR = Xk
Jumlah penduduk berisiko pada saat periode yang sama (population at risk)
ATTACK RATE: Contoh soal
• Pada suatu sekolah SD dengan murid 400
anak, 75 anak diantaranya tiba-tiba
menderita muntaber setelah minum susu
kotak dalam acara di sekolah tersebut.
Berapa nilai AR-nya?
75
AR = = 18.75%
400
SECONDARY ATTACK
RATE (SAR)
Biasanya untuk penyakit menular dari suatu populasi penduduk yang kecil (mis:
keluarga)
Ukuran ini digunakan untuk menghitung kasus kedua sebagai hasil penularan
kasus pertama

Jumlah kasus baru kedua suatu penyakit pada suatu periode


SAR = Xk
Jumlah penduduk berisiko pada suatu periode yang sama (population
at risk) – Jumlah penderita pertama
SAR: Contoh soal
• Dalam satu keluarga yang terdiri dari 6 orang
anggota. Pada keluarga tersebut 1 orang
diantaranya menderita influenza. Kemudian
penularan terjadi pada 2 orang lainnya.

2
SAR = 𝑥100 = 40%
6−1
PREVALENS
Ukuran yang menggambarkan
frekuensi penderita lama dan
baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu pada
kelompok masyarakat tertentu
• Sebagai pembaginya (denumerator) yaitu jumlah
penduduk
• Ada 2 jenis prevalens yaitu:
Period Prevalens (PePR)
Point Prevalens (PoPR)
Jumlah kasus (baru & lama) suatu penyakit pada suatu periode tertentu

PePR = Xk
Jumlah penduduk pada pertengahan periode yang sama

Jumlah kasus (baru & lama) suatu penyakit pada suatu saat (titik) waktu
tertentu

PoPR = Xk
Jumlah penduduk pada saat waktu yang sama
Contoh soal
• Suatu daerah dgn jumlah
penduduk tanggal 1 Juli 2017
sebanyak 150.000 orang,
dilaporkan keadaan penyakit ISPA
sbb: bln Jan 75 kasus, Maret 50
kasus, Juli 30 kasus baru dan 15
kasus lama. Hitunglah Periode
prevalens penyakit ISPA bln Jan-
Jul !
Contoh soal
• Suatu daerah dgn jumlah penduduk tanggal 1 Juli 2017 sebanyak
150.000 orang, dilaporkan keadaan penyakit ISPA sbb: bln Jan 75
kasus, Maret 50 kasus, Juli 30 kasus baru dan 15 kasus lama.
Hitunglah Periode prevalens penyakit ISPA bln Jan-Jul !

75  50  30  15
Periode Prev Rate  X 1000
150.000
170
Periode Prev Rate  X 1000
150.000
Periode Prev Rate  1,1 per 1000 penduduk
Dari soal diatas hitunglah Point
Prevalens penyakit ISPA bulan Juli !
Dari soal diatas hitunglah Point Prevalens
penyakit ISPA bulan Juli !

30  15
Point Prev Rate  X 1000
150.000

Point Prev Rate  0,3


Point Prev Rate  0.3 per 100.000 penduduk
MORTALITAS
 Informasi
kematian Konsep
berguna untuk:
1. Proyeksi penduduk
mortalitas
 untuk 1.Lahir hidup
perencanaan
pembangunan (live birth)
2. Evaluasi program 2.Mati (death)
yang terkait dengan
kebijakan 3.Lahir mati
kependudukan (fetal death)
Lahir hidup (live birth) merupakan peristiwa
keluarnya hasil konsepsi dari Rahim seorang ibu dan
setelah perpisahan tsb terjadi, hasil konsepsi
bernafas dan mempunyai tanda-tanda hidup
lainnya, seperti denyut jantung/ gerakan-gerakan
otot
Mati (death) Lahir mati (fetal death)
 Keadaan  Peristiwa menghilangnya
menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan dari
tanda2 kehidupan hasil konsepsi sebelum hasil
secara permanen yg konsepsi tersebut dikeluarkan
bisa terjadi setiap dari Rahim ibunya
saat setelah kelahiran  Stillbirth (late fetal death)
hidup
 Aborsi/ keguguran
CRUDE DEATH RATE/ ANGKA KEMATIAN
KASAR (CDR)

Adalah banyaknya kematian pada suatu tahun tertentu dibagi


dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, biasa
dinyatakan untuk 1000 orang

CDR disebut kasar karena tidak memperhitungkan


tentang usia, jenis kelamin, atau variabel lain

Jumlah kematian total pada


tahun tertentu
CDR = Xk
Jumlah penduduk pertengahan
tahun tertentu
Contoh:
Data Susenas tahun 2017 menunjukkan:
- jumlah kematian: 767.740 jiwa
- jumlah penduduk pertengahan tahun 2017: 214.374.096 jiwa

D
CDR = ---- x k
P

767.740
= --------------- x 1000 = 3.5 per 1000 pddk
214.374.096

Seperti fertilitas, ukuran ini juga sangat kasar karena


membandingkan jml kematian dgn jml penduduk tengah tahun,
padahal kematian menurut umur cukup bervariasi.
INFANT MORTALITY RATE (IMR)

Adalah jumlah kematian bayi yang usianya < 1


tahun per 1000 kelahiran pada tahun tersebut

Jumlah kematian anak usia <


1th
IMR = Xk
Jumlah kelahiran hidup di th
yang sama
Contoh:

Pada tahun 2017 jml kematian bayi: 16.658 jiwa


Jml kelahiran hidup selama tahun 2017: 342.692 jiwa.

D<1
IMR = ------ x k
B

16.658
= ---------- x 1000
342.692

= 48,6 per 1000 kelahiran hidup


ANGKA KEMATIAN BALITA (AKBa)

Banyaknya kematian anak berumur 0-5 tahun


selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur
yang sama pada pertengahan tahun tersebut

Jumlah kematian anak usia


balita

AKBa = Jumlah penduduk usia balita Xk


pada pertengahan tahun
tertentu dan daerah tertentu
MATERNAL MORTALITY RATE (MMR)
 Banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau
selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa
memandang lama dan tempat persalinan, yang
disebabkan karena kehamilannya/ pengelolaannya
(bukan karena sebab-sebab lain) pada suatu periode
(tahun) per 100.000 perempuan yang mempunyai risiko
mengalami kematian tersebut pada periode tahun yang
sama

Jumlah kematian ibu


hamil/melahirkan sampai 42 hari

IMR = Xk
Jumlah kelahiran hidup di thn
yang sama
Contoh:

Pada tahun 2017 jumlah kematian ibu karena kehamilan dan


atau persalinan: 250 jiwa
Jumlah kelahiran hidup selama tahun 2017: 81.376 jiwa

Maternal mortality rate:

250
= ----------- x 100.000
81.376

= 307 per 100.000 kelahiran hidup


AGE SPECIFIC DEATH RATE (ASDR)

 Banyaknya kematian pada kelompok umur


tertentu per 1000 penduduk dalam
kelompok umur yang sama pada tengah
tahun yang sama

Jml kematian menurut kelompok


umur ttt

ASDR = Xk
Jumlah penduduk kelompok
usia ttt
Contoh:
• Tahun 2017 jml penduduk umur 40-44 tahun: 6.424 jiwa
• Jml kematian penduduk umur 40-44 tahun pada
pertengahan tahun 2017: 92 jiwa

D40-44
ASDR40-44 = --------- x 1000
P40-44

92
= -------- x 1000
6.424

= 14,3 per 1000 pddk 40-44 tahun


CAUSE SPESIFIC DEATH RATE (CSDR)

Jml kematian karena penyebab


tertentu

CSDR = Xk
Total kematian pada waktu
yang sama
CASE FATALITY RATE (CFR)

Menunjukkan seberapa fatalkah suatu penyakit


dapat menimbulkan kematian

Jumlah kematian akibat


penyakit X
CFR= Xk
Jumlah kasus terdiagnosa
penyakit X pd wkt yg sama
STANDARISASI
STANDARISASI
Sebagaimana telah disebutkan pada bahasan sebelumnya,
bahwa banyak variabel yang mempengaruhi angka kematian,
antara lain:
 Umur / komposisi umur
 Tempat tinggal (desa, kota)
 Pekerjaan
 Jenis kelamin (hampir secara universal wanita lebih rendah
tingkat kematiannya dari pada pria, hampir pada semua
kelompok umur)
 Status perkawinan (pada umur dewasa, mereka yang kawin
lebih rendah tingkat kematiannya dari pada bujangan, janda
/ duda, dan cerai )
STANDARISASI

Standarisasi dilakukan untuk menyingkirkan /


mengendalikan pengaruh berbagai variabel pada
pengukuran angka kematian

Cara standarisasi ada dua yaitu:


1. Standarisasi langsung (Direct standarisation)
2. Standarisasi tak langsung (Indirect standarisation)
STANDARISASI LANGSUNG
(Direct standarisation)
Standarisasi langsung dilakukan dengan syarat ada
data:
a. Untuk populasi standar:
1. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur
2. Jumlah penduduk seluruhnya
b. Untuk populasi yang distandarisasi
1. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur
2. Jumlah kematian berdasarkan kelompok umur

Selain itu Populasi standar dan populasi yang akan


distandarisasi harus diketahui CDR nya
Contoh:

Populasi A Populasi B
Kelomp
umur Penduduk
(th) Tingkat kematian Penduduk Tingkat kematian
tengah
(x1000) tengah tahun (x1000)
tahun

0 – 44 2000 35 4000 25
> 45 3000 50 1000 75

5000 CDR: 44 5000 CDR: 35


a. CDR populasi B yang distandarisasi (Populasi A
sebagai standar)
CDRB standarisasi =
 PiA DRiB
i

=
 Pi A
i

2000 x 25 3000 x 75
= +
5000 5000
= 10 + 45
= 55 per 1000 penduduk ( 55 0/00 )
b. CDR populasi A yang distandarisasi (Populasi B
sebagai standar)
CDRA standarisasi =
 PiB DRiA
i

=
 PiB
i

4000 x 35 1000 x 50
= +
5000 5000
= 28 + 10
= 38 per 1000 penduduk ( 38 0/00 )
Interpretasi :

a. CDR populasi B yang distandarisasi dan populasi A


sebagai standar
Sebelum distandarisasi :
CDRA > CDRB
(440/00) (350/00)

Sesudah distandarisasi :
CDRA < CDRB
(440/00) (550/00)

CDRB < CDRB


(Sebelum stand.) (Sesudah stand.)
CDR populasi A yang distandarisasi dan populasi B
sebagai standar
Sebelum distandarisasi :
CDRA > CDRB
(440/00) (350/00)

Sesudah distandarisasi :
CDRA > CDRB
(380/00) (350/00)

CDRA > CDRA


(Sebelum stand.) (Sesudah stand.)
STANDARISASI TIDAK LANGSUNG
(INDIRECT STANDARISATION)

Standarisasi tidak langsung dapat dilakukan apabila:


a. Populasi standar diketahui:
1. ASDR nya
2. CDR nya
b. Populasi yg akan distandarisasi diketahui:
1.Jumlah penduduk menurut kelompok umur
2.Jumlah kematian seluruhnya (yang
sesungguhnya)
3.CDR nya
PROSEDUR STANDARISASI TAK
LANGSUNG:
1. Susun populasi yang akan distandarisasi menurut
kelompok umur.
2. Tentukan populasi standar yang diketahui ASDR
nya.
3. ASDR populasi standar diterapkan pada populasi
yang akan distandarisasi.
4. Hitung expected death pada setiap kelompok
umur, dengan persamaan: jumlah penduduk
menurut kelompok umur x ASDR populasi standar.
5. Jumlahkan seluruh expected death nya.
6. Hitung Standarized Mortality Ratio (SMR ) pada
populasi yang distandarisasi dengan persamaan:

Actual death
SMR =
Expected death

7. Hitung Indirect Standarized Death Rate dengan


persamaan:

ISDR = SMR x CDR populasi standar


Contoh :

ASDR populasi A Populasi B


Umur (x 1000) Jumlah Penduduk Expected Death

0–4 4,37 567.104 2.478


5 – 14 0,45 504.028 227
15 – 24 1,02 401.294 409
25 – 44 1,76 597.025 1.051
45 – 64 10,44 487.071 5.085
> 65 68,94 201.238 13.873

2.475.760 23.123
Diketahui :
CDR Populasi A = 8,860/00
CDR Populasi B = 9,080/00
Jumlah seluruh kematian populasi B yang sesungguhnya =
22.487 jiwa
Dihitung :
Actual death
SMR =
Expected death

22.487
SMR = = 0,972
23.123
Indirec Standarized = SMR x CDR pop stand
= 0,972 x 8,86
= 8,61 per 1000 penduduk
atau (8,610/00)
Interpretasi :
Sebelum standarisasi
CDRA < CDRB
(8,860/00) (9,080/00)

Sesudah standarisasi
CDRA > CDRB
(8,860/00) (8,610/00)

CDRB > CDRB


(9,080/00) (8,610/00)
(Sebelum stand.) (Sesudah stand.)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai