Anda di halaman 1dari 17

KONSEP-KONSEP KURIKULUM

UNIVERSITAS INDRAPRASTA
1. Pengertian Konsep
• Adalah salah satu kajian dalam Ilmu Filsafat
yang dalam perspektif riil konsep selalu
didefinsikan sebagai sesuatu yang dapat mewakili
realitas.
• Mengingat definisi konsep seperti itu, maka
yang dapat dikonsepkan adalah yang dapat
ditangkap oleh pemikiran manusia, yaitu berapa
hal-hal yang realistis yang ada dalam kehidupan
manusia.
• Pada hakekatnya dimensi kehidupan
manusia tidak semuanya bersifat realistis (rasional)
tetapi juga ada yang bersifat non realistis (non
rasional).
• Jika dimensi kehidupan yang rasional dapat
didekati dengan akal fikir sehingga bisa
digambarkan didalam fikiran manusia, maka
dimensi yang tidak bersifat realitas esensinya hanya
bisa dirasakan, tetapi tidak bisa digambarkan atau
dikonsepkan didalam fikiran seperti halnya iman
seseorang yang terletak dl hati manusia.
• Allah SWT bersifat ada. Kecuali dengan
kehendak-Nya (seperti ilham = suatu isyarat
yang Allah berikan kepada yang dia kehendaki
melalui otak), Allah SWT hanya dapat diimani,
bukan untuk dipikirkan, karena itu tidak perlu
mengkonsepkan Allah (bid'ah).
II. Macam-macam Konsep Kurikulum
1. Konsep Kurikulum Subyek Akademik
• Kurikulum yang bertolak dari konsep ini memandang
bahwa ilmu pengetahuan adalah hal yang
mendominasi dalam keseluruhan proses pendidikan
dengan kata lain kepentingan untuk memperoleh ilmu
pengetahuan lebih
mendominasi kegiatan pendidikan dibanding dari
kepentingan guru atau siswa itu sendiri.
• Kurikulum yang menganut konsep ini memiliki
kecenderungan untuk mengembangkan daya
intelektual anak untuk menguasai ilmu pengetahuan,
karena ilmu pengetahuan dianggap menjadi sumber
kebenaran, gambarnya adalah sebagai berikut:
Konsep kurikulum subyek akademik dapat dikelompokkan
dalam dua konsep yaitu:
a. Konsep Kurikulum Perenialis
• Kurikulum dengan konsep ini bercita-cita mengembangkan
daya intelektual anak untuk mencapai kebenaran-
kebenaran yang bersifat universal.
• Bidang studi klasik dan sains adalah dipandang sebagai
sumber kebenaran.
• Mata pelajaran diajarkan secara terpisah dan berdiri sendiri
dan hanya mata pelajaran yang dianggap berat (sukar
dipelajari) itulah yang dimasukkan kedalam isi kurikulum.
• Orientasi kurikulum cenderung kemasa lampau sehingga
sumber-sumber bacaan siswapun diprioritaskan berasal
dari sumber-sumber klasik umpama karya besar
dari pujangga besar masa lampau.
b. Konsep Kurikulum Esensial
• Kurikulum dengan konsep ini bercita-cita untuk
menanamkan kedisiplinan diri, dan sumber kebenaran
adalah agama Islam (religi).
• Karena agama Islam mengajarkan nilai-nilai universal
dan tidak dapat diubah-ubah, guru dituntut menjadi
panutan atau teladan yang setiap saat dapat dicontoh
oleh murid.
• Menurut konsep ini, belajar adalah prosedur untuk
mengambil keputusan terhadap hal-hal yang dipelajari
dan
menjadikannya sebagai sebuah kebenaran untuk
dijadikan kriteria kebaikan.
• Mata pelajaran diajarkan seperti halnya perenialis yaitu
masing-masing berdiri sendiri dan setiap ilmu diajarkan
utuh. Tokoh kedua konsep ini adalah Plato.
2. Konsep Kurikultun Perkembangan Kognitif.
• Konsep ini sangat didominasi oleh otak anak didik-
kemampuan otak menjadi faktor yang sangat
mendominasi dalam keseluruhan proses pendidikan.
• Konsep ini dimunculkan sebagai jawaban terhadap
rendahnya berfikir yang dihasilkan dari proses
pembelajaran yang membawa murid tidak mampu
berpikir lebih untuk menghasilkan karya-karya yang
sangat diperlukan oleh kehidupan manusia.
• Kurikulum dengan konsep ini menganggap bahwa
segala sesuatu berada dalam konteks proses
perubahan, karena itu kebenaran ilmu pengetahuan,
teknologi dan sistem nilaipun dianggap tidak abadi dan
selalu bergantung pada prosesnya sendiri.
• Pelaksanaan kurikulum dengan konsep ini
ditekankan pada pemenuhan kegiatan-
kegiatan siswa dengan sistem penemuan
penjelajahan, perumusan masalah,
pemecahan dan penyelenggaraan
eksperimen-eksperimen yang berorientasi
pada metode discovery atau inquiry.
• Dengan demikian konsep kurikulum ini
berpusat pada kegiatan siswa dengan cara
belajar siswa aktif yang tinggi.
3. Konsep Kurikulum Rekonstraksi Sosial.
• Konsep kurikulum ini menekankan
perhatiannya pada perbaikan-perbaikan atau
rekonstruksi nilai-nilai sosial karena itu
fungsi kurikulum harus dapat melakukan
pembaharuan masyarakat dan kebudayaan.
4. Konsep Kurikulum Humanistik
• Konsep kurikulum ini menekankan pada
pembentukan kepribadian siswa secara utuh
dan mengakui hak-hak siswa untuk belajar.
• Dalam konsep kurikulum ini guru dituntut untuk
membantu siswa menemukan identitas dirinya
sekaligus menetapkan sistem nilai yang
diyakininya.
• Guru dipandang sebagai fasilitator yang berfungsi
untuk memperlancar kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.
5. Konsep Kurikulum Teknologi
• Konsep kurikulum ini menekankan pada
peranan media yang sangat menentukan
didalam kegiatan pembelajaran.
• Kurikulum ini menyajikan teori dan prinsip-
prinsip pengetahuan yang menjadi landasan
terhadap aplikasinya dilapangan belajar.
• Kurikulum ini mendorong siswa untuk
mempelajari kebenaran-kebenaran yang bersifat
pasti, sebagai hasil dari pengorganisasian dan
pensistimatisasian yang rasional dan faktual dari
semua pengetahuan.
Kekuatan dan kelemahan masing-
masing konsep kurikulum.
• Pada dasarnya setiap konsep kurikulum memiliki kekuatan
dan kelemahan masing-masing.
• Beberapa analisis dapat dilakukan untuk mencari berbagai
faktor penyebab dari adanya kekuatan atau kelemahan dari
konsep kurikulum:
1. Kalaupun sekiranya konsep kurikulum dapat diidentifikasi
kelemahan dan kekuatannya, identifikasi tersebut
hanyalah merupakan hasil manipulasi pikiran, belum tentu
didalam praktek.
2. Hal tersebut disebabkan, karena menurut pengamatan
yang menganut konsep kurikulum tertentu secara murni.
3. Pelaksanaan kurikulum pada umumnya berisi
implementasi berbagai macam konsep kurikulum.
• Dengan demikian sukar sekali untuk
menetapkan apakah kebaikan dan keburukan
hasil pendidikan tertentu merupakan akibat
diimplementasikannya konsep kurikulum
tertentu.
• Akhirnya, dimanapun hasil pendidikan
tidaklah seragam walaupun dikelola oleh
satu tangan.
• Keraguan hasil pendidikan itulah yang
menyebabkan sukarnya melacak, apakah
suatu konsep kurikulum itu efisien dan efektif
atau tidak.
• Merupakan tantangan bagi guru dan tenaga
kependidikan lainnya di lndonesia dimana
secara rasional dihadapkan pada persoalan
bagaimana menentukan konsep kurikulum
yang sejalan dengan ideologi Negara.
Maman Achdiyat 16
Maman Achdiyat 17

Anda mungkin juga menyukai