Anda di halaman 1dari 27

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI

Dermatitis Kontak Alergika

Oleh
M. Fergiawan bagus hening pratama
18360009

Pembimbing : dr. Arif Effendi Sp.KK


• Nama : Ny. S
• Umur : 65 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Jln. Tengku Umar
IDENTITAS PASIEN
• Suku Bangsa : Lampung
• Agama : Islam
• Bangsa : Indonesia
• Status : Menikah
Anamnesis
• Keluhan Utama :
Muncul bercak kemerahan di daerah tungkai bawah
kanan
• Keluhan Tambahan :
Gatal (+)
Pedih (+)
Riwayat Penyakit
Os datang ke poli klinik dr. Arif Effendi, Sp.KK
dengan keluhan sejak 1 bulan muncul
kemerahan disertai gatal didaerah punggung
kaki, kadang-kadang os mengeluh pedih
didaerah tersebut, riwayat menggunakan
sendal jepit sehari-hari tidak disangkal.
Status Generalisata

Vital Sign
• Kesadaran umum : Baik TD : 120/80 mmHg
• Kesadaran : Compos mentis Nadi : 99x/menit
Rr : 23x/menit
• GCS : E4V5M6 Suhu : 36,5 C
• Status Gizi : Baik Kepala, leher, paru-paru, abdomen, KGB
dalam batas normal.
Status dermatologis
 Lokasi: pada dorsum pedis dextra et sinistra
 Inspeksi: tampak makula eritem batas tegas, pola lesi mengikuti tali
sandal jepit.
ukuran lesi EF. Primer EF. Sekunder

Plakat Difus makula eritema -


regional
Resume
Seorang pasien Ny. S berusia 46 tahun, datang ke poli klinik dr. Arif Effendi, Sp.KK
dengan keluhan sejak 1 bulan muncul kemerahan disertai gatal didaerah punggung
kaki, kadang-kadang os mengeluh pedih didaerah tersebut, riwayat menggunakan
sendal jepit sehari-hari tidak disangkal.

Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan:


pada dorsum pedis dextra et sinistra tampak makula eritem batas tegas, pola lesi
mengikuti tali sandal jepit.
• Diagnosa Banding :
 DKA Diagnosa Kerja :
 DKI  DKA (Dermatitis
 Dermatitis Atopik Kontak Alergika) ec
 Dermatitis penggunaan krim
Numularis asiklovir
 Psoriasis
Penatalaksanaan
Umum
• Non Medikamentosa
1. Menjaga Kebersihan kulit
2. Menghindari faktor pencetus (kontak ulang)

• Medikamentosa
– Oral :
• Metilprednisolon 4mg (3x1)
• Cetirizin 1x1 tab (malam hari)
– Topikal :
• klobetasol 2 dd 1 UE
Prognosis
• Quo ad vitam : Dubia et bonam
• Quo ad functionam : Dubia et bonam
• Quo ad sanationam : Dubia et bonam
Tinjauan Pustaka
DEFINISI
• Dermatitis kontak alergi merupakan dermatitis yang
diperantarai oleh reaksi hipersensitivitas tipe lambat
(tipe IV) yang disebabkan akibat kontak dengan
bahan alergen.
• DKA terjadi pada seseorang yang telah mengalami
sensitisasi terhadap suatu bahan penyebab alergen
Etiologi
• Alergen = kontaktan = sensitizer.
• Biasanya berupa bahan logam berat, kosmetik (lipstik, deodoran, cat rambut),
bahan perhiasan (kacamata, jam tangan, anting-anting), obat-obatan (obat kumur,
sulfa, penisilin), karet (sepatu, BH), dan lain-lain.
Patogenesis
Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada DKA
adalah mengikuti respon imun yang diperantarai
oleh sel (cell-mediated immune respons) atau reaksi
imunologik tipe IV, suatu hipersensitivitas tipe
lambat. Reaksi ini terjadi melalui dua fase yaitu:
1. Fase Sensitiasi
Hapten masyk kedalam epidermis
melewati stratum korneum akan
ditangkap oleh sel Langerhans dengan
cara pinositosis, dan diproses secara 2. Elisitasi
kimiawai oleh enzim lisosom atau seperti pada fase sensitiasi, hapten
lisotol serta dikonjugasi pada molekul akan ditangkap oleh sel Langerhans
HLA-DR menjadi antigen lengkap. dan diproses secara kimiawi menjadi
antigen, diikat oleh HLA-DR kemudian
diekspresikan di permukaan sel.
Selanjutnya kompleks HLA-DR-Antigen
akan dipresentasikan kepada sel-T
yang telah tersensitiasi (Sel-T memori)
baik dikulit maupun dikelerjat limfe
sehingga terjadi proses aktivasi.
Fase Elitisasi (II)
Alergen/ hapten
masuk Keratinosit terpajan
24-48 jam
oleh hapten

Di tangkap oleh sel Pajanan ulang


Langerhans Melepaskan IL 1
(sel Langerhans
hanya berfungsi
sebagai makrofag)
Mengaktifkan sel Sel T memori
Langerhans yang
bisa menstimulasi
sel T Respon DKA
Di proses secara Aktivasi lebih
kimiawi oleh enzim kompleks dengan
lisosom/sitosol Mengeluarkan IL 1, hadirnya FN-y,LFA-1,IL-
MHC I, II, ICAM I, 1 Molekul terlarut
LFA-3, B7
bisa berdifusi ke
dermis dan
Merangsang epidermis
Dikonjugasi pada Muncul TNF α
keratinosit
molekul HLA-DR

Mengeluarkan IL 2 Menyebbkan
dan mengaktifasi sel menghasilkan dilatasi vascular dan
T memori eksanoid permeabilitas

Set T memori akan Individu tersensitisasi


beredar di seluruh Sel mas dan makrofag teraktivasi dan melepaskan
tubuh Fase Sensitisasi (I)
histamine, berbagai jenis faktor kemotaktik,
2-3 minggu PGE2,PGD2, dan leukosit B4 (LTB4), dan eksanoid
akan menarik neutrophil, monosit ke p.darah
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
-Kemerahan pada daerah kontak
-Timbul eritem, papul, vesikel dan erosi
-Selalu mengeluh gatal

Gejala Klinis
PEMERIKSAAN KULIT
 Lokasisasi : Semua bagian tubuh dapat terkena.
 Efloresensi/sifat-sifatnya : Eritem numular sampai dengan plakat, papul
dan vesikel berkelompok disertai erosi
numular hingga plakat. Terkadang hanya
berupa makula hiperpigmentasi dengan
skuama halus.
Diagnosis Banding

 Dermatitis seboroik
 Dermatitis Atopik
 Dermatitis numularis
 Psoriasis
 DKA
 Kandidiasis
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Eusinofil darah

Penunjang tepi
2. Pemeriksaan imunoglobulin E :
 Uji Tempel (patch test)
 Uji Gores (scratch test)
 Uji tusuk (prick test)
Penatalaksanaan
 Non Medikamentosa
Hindari kontak dengan faktor penyebab
 Medikamentosa
 Sistemik:
 Antihistamin
 Kortikosteroid : Multiprednisolon, Metilprednisolon atau Triamcinolon
 Topika :
 Jika lesi basah beri kompres KMnO₄ 1/5000. Jika sudah mengering berikan
kortikosteroid topikal seperti : Hidrokortison 1-2%, Triamsinolon 0,1%,
fluosinolon 0,025%, desoksimetason 2-2,5%, dan betametason-dipropionat
0,05%.
Prognosis
• Prognosis DKA umumnya baik, sejauh bahan kontaknya dapat disingkirkan
• Prognosis kurang baik dan menjadi kronis bila terjadi bersamaan dengan dermatitis oleh
faktor endogen (dermatitis atopik, dermatitis numularis, atau psoriasis), atau terpajan oleh
alergen yang tidak mungkin dihindari, misalnya berhubungan dengan pekerjaan tertentu
atau yang terdapat di lingkungan pekerjaan tertentu yang terdapat di lingkungan
penderita.
Jazakumullah

Anda mungkin juga menyukai