UNIVERSITAS MALAHAYATI
Oleh
M. Fergiawan bagus hening pratama
18360009
Vital Sign
• Kesadaran umum : Baik TD : 120/80 mmHg
• Kesadaran : Compos mentis Nadi : 99x/menit
Rr : 23x/menit
• GCS : E4V5M6 Suhu : 36,5 C
• Status Gizi : Baik Kepala, leher, paru-paru, abdomen, KGB
dalam batas normal.
Status dermatologis
Lokasi: pada dorsum pedis dextra et sinistra
Inspeksi: tampak makula eritem batas tegas, pola lesi mengikuti tali
sandal jepit.
ukuran lesi EF. Primer EF. Sekunder
• Medikamentosa
– Oral :
• Metilprednisolon 4mg (3x1)
• Cetirizin 1x1 tab (malam hari)
– Topikal :
• klobetasol 2 dd 1 UE
Prognosis
• Quo ad vitam : Dubia et bonam
• Quo ad functionam : Dubia et bonam
• Quo ad sanationam : Dubia et bonam
Tinjauan Pustaka
DEFINISI
• Dermatitis kontak alergi merupakan dermatitis yang
diperantarai oleh reaksi hipersensitivitas tipe lambat
(tipe IV) yang disebabkan akibat kontak dengan
bahan alergen.
• DKA terjadi pada seseorang yang telah mengalami
sensitisasi terhadap suatu bahan penyebab alergen
Etiologi
• Alergen = kontaktan = sensitizer.
• Biasanya berupa bahan logam berat, kosmetik (lipstik, deodoran, cat rambut),
bahan perhiasan (kacamata, jam tangan, anting-anting), obat-obatan (obat kumur,
sulfa, penisilin), karet (sepatu, BH), dan lain-lain.
Patogenesis
Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada DKA
adalah mengikuti respon imun yang diperantarai
oleh sel (cell-mediated immune respons) atau reaksi
imunologik tipe IV, suatu hipersensitivitas tipe
lambat. Reaksi ini terjadi melalui dua fase yaitu:
1. Fase Sensitiasi
Hapten masyk kedalam epidermis
melewati stratum korneum akan
ditangkap oleh sel Langerhans dengan
cara pinositosis, dan diproses secara 2. Elisitasi
kimiawai oleh enzim lisosom atau seperti pada fase sensitiasi, hapten
lisotol serta dikonjugasi pada molekul akan ditangkap oleh sel Langerhans
HLA-DR menjadi antigen lengkap. dan diproses secara kimiawi menjadi
antigen, diikat oleh HLA-DR kemudian
diekspresikan di permukaan sel.
Selanjutnya kompleks HLA-DR-Antigen
akan dipresentasikan kepada sel-T
yang telah tersensitiasi (Sel-T memori)
baik dikulit maupun dikelerjat limfe
sehingga terjadi proses aktivasi.
Fase Elitisasi (II)
Alergen/ hapten
masuk Keratinosit terpajan
24-48 jam
oleh hapten
Mengeluarkan IL 2 Menyebbkan
dan mengaktifasi sel menghasilkan dilatasi vascular dan
T memori eksanoid permeabilitas
Gejala Klinis
PEMERIKSAAN KULIT
Lokasisasi : Semua bagian tubuh dapat terkena.
Efloresensi/sifat-sifatnya : Eritem numular sampai dengan plakat, papul
dan vesikel berkelompok disertai erosi
numular hingga plakat. Terkadang hanya
berupa makula hiperpigmentasi dengan
skuama halus.
Diagnosis Banding
Dermatitis seboroik
Dermatitis Atopik
Dermatitis numularis
Psoriasis
DKA
Kandidiasis
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Eusinofil darah
Penunjang tepi
2. Pemeriksaan imunoglobulin E :
Uji Tempel (patch test)
Uji Gores (scratch test)
Uji tusuk (prick test)
Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
Hindari kontak dengan faktor penyebab
Medikamentosa
Sistemik:
Antihistamin
Kortikosteroid : Multiprednisolon, Metilprednisolon atau Triamcinolon
Topika :
Jika lesi basah beri kompres KMnO₄ 1/5000. Jika sudah mengering berikan
kortikosteroid topikal seperti : Hidrokortison 1-2%, Triamsinolon 0,1%,
fluosinolon 0,025%, desoksimetason 2-2,5%, dan betametason-dipropionat
0,05%.
Prognosis
• Prognosis DKA umumnya baik, sejauh bahan kontaknya dapat disingkirkan
• Prognosis kurang baik dan menjadi kronis bila terjadi bersamaan dengan dermatitis oleh
faktor endogen (dermatitis atopik, dermatitis numularis, atau psoriasis), atau terpajan oleh
alergen yang tidak mungkin dihindari, misalnya berhubungan dengan pekerjaan tertentu
atau yang terdapat di lingkungan pekerjaan tertentu yang terdapat di lingkungan
penderita.
Jazakumullah