Anda di halaman 1dari 25

Experimental

RESEARCH
DESIGNS
• Eksperimen: meneliti efek intervensi dengan cara
memberikan berbagai level intervensi kepada subjek
penelitian dan membandingkan efek dari berbagai level
intervensi itu.
• Kelompok subjek yang mendapatkan intervensi disebut
kelompok eksperimental (kelompok intervensi).
• Kelompok subjek yang tidak mendapatkan intervensi atau
mendapatkan inter-vensi lain disebut kelompok kontrol.
• Kelompok kontrol mendapatkan intervensi kosong
(plasebo, sham treatment), intervensi lama (standar), atau
intervensi dengan level/ dosis yang berbeda.
• Dalam eksperimen, peneliti mengontrol kondisi
penelitian untuk meningkatkan validitas internal,
yaitu agar kesimpulan yang ditarik tentang efek
intervensi memang merupakan efek yang
sesungguhnya dari intervensi tersebut.
• Terdapat lima cara mengontrol kondisi penelitian:
 Melakukan restriksi
 Melakukan randomisasi
 Memberikan gradasi intervensi yang berbeda
 Melakukan “pembutaan” (blinding)
 Melakukan “intention-to-treat analysis”.
Melakukan restriksi
• Menerapkan kriteria inklusi dan eksklusi dalam
memilih subjek penelitian, sehingga semua subjek
penelitian pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol memiliki level atau kategori faktor perancu
yang sama.
• Karena level atau kategori faktor perancu sama antara
kelompok eksperimental dan kelompok kontrol, maka
sampai pada tingkat tertentu restriksi dapat
mengontrol pengaruh faktor perancu.
• Dapat bersifat dilematis dan kontraproduktif, restriksi
memangkas sampel potensial.
Melakukan randomisasi
• Hanya faktor peluang (chance) yang menentukan
subjek penelitian akan terpilih ke dalam kelompok
eksperimental atau kelompok kontrol, bukan kemauan
subjektif peneliti.
• Rando-misasi menyebarkan faktor-faktor perancu yang
diketahui maupun tidak diketahui oleh peneliti secara
ekuivalen ke dalam kelompok intervensi dan kontrol 
mengeliminasi pengaruh faktor perancu.
• Merupakan karakteristik randomized controlled trial
(RCT).
Memberikan gradasi intervensi yang berbeda
• Merupakan implementasi metodologis inferensi
kausal dalam kriteria kausasi Hill yang disebut
“dose-response relationship” (hubungan dosis-
respons).
• Perubahan level intervensi/ paparan faktor diikuti
oleh perubahan efek intervensi secara
proporsional menurut level intervensi
menguatkan kesimpulan hubungan kausal.
Melakukan “pembutaan” (blinding)
 Pengamat dan penganalisis data tidak mengetahui status
intervensi subjek yang diteliti untuk mencegah bias
informasi (bias pengukuran, “information/measurement
bias”).
 Jika subjek penelitian mengetahui bahwa dia mendapatkan
intervensi yang sesungguhnya atau hanya plasebo, maka
respons subjek penelitian dapat terpengaruh.
 Jika pengamat mengetahui hipotesis penelitian dan status
intervensi subjek penelitian, maka ada kemungkinan
pengukuran variabel, wawancara, pencatatan, dan pemasukan
data, akan terpengaruh oleh hipotesis penelitian  “interviewer
bias” (bias pewawancara)
 Jika penganalisis data mengetahui hipotesis penelitian, maka
ada kemungkinan proses pemasukan data, analisis data, dan
penarikan kesimpulan hasil analisis akan terpengaruh.
Melakukan “intention-to-treat analysis” (ITT)
• Semua subjek hasil randomisasi, baik yang mematuhi
protokol penelitian maupun tidak/drop out, dilakukan
analisis.
• ITT mencerminkan hasil randomisasi dan menunjukkan
efektivitas (effectiveness) intervensi ketika diterapkan pada
populasi yang sesungguhnya.
MIS: karena suatu alasan tidak semua kelompok intervensi minum
obat dengan teratur dan tidak semua menyelesaikan waktu
pengobatan sesuai dengan yang diinginkan. Jika analisis data pada
keadaan seperti itu tetap menunjukkan efektivitas terapi, maka
bisa disimpulkan bahwa terapi tersebut benar-benar efektif ketika
digunakan pada populasi pasien yang sesungguhnya.
Experimental Designs
• Pre-Experimental
• Quasi-Experimental
• True-Experimental

Question:

“Does protein supplementation


increase muscle hypertrophy?”
Pre-Experimental Designs
One Shot Study

T O 1
Pre-Experimental Designs
One Group Pre-test Post-test
(Quasi Experiment)

O 1
T O
2
Pre-Experimental Designs
Static Group Comparison
T O 1

P
Oa
Pre-Experimental Designs
Static Group Comparison
O 1

Oa

Daniel 1:8
True-Experimental Designs
Randomised Group Comparison
T O 1

R
P
O 2

Earliest recorded example of random group allocation


as recent as 1928 (Forsetlund et al. 2007)
True-Experimental Designs
Pre-test Post-test Randomised Group Comparison
O 1 T O 2

R
O 3
P O 4
True-Experimental Designs
Solomon Four-Group Design
T
O 1
O 2

P O
O 3
4

R T
O 5

P O 6
Study Population

Selection by
Defined
Criteria
Potential Non – Participants (do not
Participants meet selection criteria)

Invitation to
Participate
Non-
Participants
Participants

Randomization

Control

Treatment
RANDOMIZATION outcome

Intervention
no outcome

Study
population
outcome
Control

no outcome

baseline
future

time
Study begins here (baseline point)
Time
Onset of
Study Receive no Other
Retinopathy
Intensive Treatment
Insulin
Therapy Receive Other
Treatment
No Retinopathy

Eligible Randomize
Subjects

Receive no Other
Standard Treatment
Retinopathy
Insulin
Therapy Receive Other
Treatment
No Retinopathy

Direction of Inquiry
Schematic diagram of the design of a randomized controlled clinical trial comparing standard insulin therapy with
intensive insulin therapy for the treatment of diabetes mellitus with analysis by intention to treat. Shaded areas
correspond to patiens randomized to intensive insulin therapy.
Results of the diabetes therapy trial concerning the risk of developing retinopathy
Retinopathy
Yes (%) No (%) Total
Standard 91 287
378
Therapy (24,08) (75,92)
Treatment
Intensive 23 325
348
Therapy (6,61) (93,39)

726

24,08
RR Retinopathy =
6,61
= 3,64  p < 0,05, 95% CI (2,34 – 6,32)
AR = 24,07 % – 6,6 %
17,47 %

Percentage Rate IR (standard) − IR(experimental)


× 100
Reduction (AR%) =
IR(standard)
Percentage Rate 4.7 − 1.2
= × 100
Reduction 47
= 74%  p < 0,05 , 95% CI (60%-83%)
Myocardial Patients
(507)

Uncomplicated Complicated, excluded

(179) (328)

Randomized Not Included in study

(80) (99)

Early Discharge Late Discharge


(40) (40)
Outcome”
0 0 Deaths
6 10 Hospital Readmission
0 5 Re-infarction
3 8 Patients with angina WHO 92327
Kelebihan Eksperimen

o Evaluasi perlakuan dalam situasi


terkontrol (randomisasi), kelompok-
kelompok yang dibandingkan identik,
sehingga memberikan bukti kausal kuat.
o Sekuensi temporal bahwa perlakuan
mendahului akibat jelas.
o Dapat dilakukan validasi data, karena
data dikumpulkan bersamaan dengan
berlangsungnya studi (concurrent data).
Kekurangan Eksperimen
o Masalah etika memberikan perlakuan yang dihipotesiskan
merugikan, atau tidak memberikan perlakuan yang bermanfaat
o Jika ukuran sampel terlalu kecil, randomisasi gagal
mengontrol faktor perancu, dan presisi estimasi rendah.
o Tujuan randomisasi tak tercapai jika hanya dilakukan pada
subjek yang memenuhi syarat eligibilitas atau memberikan
respons baik.
o Jika waktu perlakuan terlalu pendek, RCT tidak mampu
menunjukan efek perlakuan yang sesungguhnya

o Situasi sangat terkontrol, khususnya jika dilakukan


restriksi sampel, membatasi generalisasi hasil penelitian.
o Konflik kepentingan penyandang dana riset yang
mempengaruhi hasil
Teknik Analisis Data

Beda dua kelompok, variabel hasil berskala kontinu/rasi0: uji t


Beda sejumlah kelompok, variabel hasil berskala
kontinu/rasio: uji F (Anova)
Beda dua atau lebih kelompok, variabel hasil berskala
dikotomi/ kategorikal: Chi Kuadrat
Pengaruh confounding factor pasca randomisasi
dikontrol dengan analisis multivariat (model regresi
linier ganda, atau regresi logistik ganda)

Anda mungkin juga menyukai