SISTEM ENDOKRIN
AGATA SEKAR R
ALFIN DWI K
ANETA FITRIANI
CANDRA TRI A
HASNA AYU M
LINA NIKMATUL M
MA’RUF S
MERLIANA BUDI A
NUR RAHMAWATI D
RADINTA YESSY P
ROHMAH FAJAR
PENGERTIAN
Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel
yang mempunyai susunan mikroskopis sangat
sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel,
lempengan atau gumpalan sel disokong oleh
jaringan ikat halus yang banyak mengandung
pembuluh kapiler. Sistem endokrin, dalam kaitannya
dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja
untuk mempertahankan homeostasis tubuh
KLASIFIKASI
1. Kelenjar Hipofisis
Merupakan kelenjar kecil di rongga bertulang terletak di
dasar otak dibawah hipotalamus sekitar 2cm. Terdapat
dua kelenjar hipofisis :
Kelenjar Hipofisis Anterior
Kelenjar hipofisis anterior terdiri dari jaringan epitel
kelenjar yang berasal dari penonjolan atap mulut yang
disebut adenohipofisis.
Hormon yang dikeluarkan:
a) Hormon pertumbuhan ( growth hormon atau GH )
b) hyroid stimulating hormon(TSH atau tirotropin)
c) Hormon Adrenokortikotropik (ACTH)
d) Prolaktin (PRL)
e) Gonadotropin hormon (GTH)
Kelenjar Hipofisis Posterior
Secara embriologis kelenjar hipofisis posterior berasal
dari pertumbuhan otak yang
terdiri dari jaringan saraf (neurohipofisis).Hipofisis
posterior di hubungkan ke hipotalamus melalui jalur
saraf.
2. Kelenjar tiroid
Kelenjar Tiroid terdiri atas 2 buah lobus yang terletak
disebelah kanan dari trakea diikat bersama
oleh jaringan tiroid yang menyatu di bagian
tengah oleh bagian sempit kelenjar yang berbentuk se
perti dasi kupu-kupu dan yang melintasi trakea di
sebelah depan.
Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari:
Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
Mengatur penggunaan oksidasi
Mengatur pengeluaran karbondioksida
Metabolik dalam pengaturan susunan kimia dalam
jaringan
Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental
3. Kelenjar paratiroid
Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam
leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang tersusun
berpasangan yang menghasilkan para hormon atau hormon
para tiroksin.
4. Kelenjar Adrenal
Merupakan kelenjar suprarenal yang jumlahnya ada 2,
terdapat bagian atas dari ginjal kiri dan kanan. Ukuranny
a berbeda-beda, beratnya rata-rata 5 sampai dengan 9
gram.
Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2 bagian yaitu:
Bagian luar
6. Kelenjar pineal
Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel berbentuk
kecil merah seperti sebuah Gemara terletak dekat korpus.
Kelenjar ini menghasilkan sekresi interns dalam membantu
pankreas dan kelenjar kelamin.
7. Kelenjar Timus
Kelenjar timus ini merupakan penghasil hormon peptida yaitu
timosin dan timopietin yang berfungsi dalam perkembangan
normal lymfosit dan respon imun tubuh. Hormon yang dihasilkan
kelenjar timus berfungsi untuk mengaktifkan pertumbuhan
badan dan mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.
Kelenjar Kelamin
Terdiri dari kelenjar testika yang
terdapat pada pria. Letaknya di skrotum dan menghas
ilkan hormon testosteron. Dan kelenjar ovarika yang
terdapat pada wanita dan terletak padaovarium di
samping kiri dan kanan uterus. Kelenjar ini
menghasilkanhormon progesteron dan estrogen.
PATHWAY
MANIFESTASI KLINIK
1. Poliuria
2. Polidipsia
3. Poliphagia
4. Penurunan berat badan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan glukosa darah sewaktu/ gula darah random
(GDS) yang diatas 200 mg/dl(SI: 11,1 mmol/l)
2. Pemeriksaan gula darah plasma pada waktu puasa/ gula
darah nuchter (GDP) yang besarnya diatas 140 mg/dl (SI:
7,8 mmol/L.
3. Pemeriksaan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO),
merupakan pemeriksaan yang lebih sensitif yang
dilakukan dengan pemberian larutan karbohidrat
sederhana, yaitu dengan cara :
Tiga hari sebelum pemeriksaan pasien makan seperti
biasa
Kegiatan jasmani sementara cukup, tidak terlalu
banyak
Pasien puasa semalam selama 10-12 jam
Periksa GDP
Berikan glukosa 75 g yang dilarutkan dalam air 250
ml, lalu minum dalam waktu 5 menit
Periksa glukosa darah 1 jam dan 2 jam sesudah beban
glukosa
Selama pemeriksaan, pasien yang diperiksa tetap
istirahat dan tidak merokok
WHO (1985) menganjurkan pemeriksaan standar
seperti ini, tetapi kita hanya memakai pemeriksaan
glukosa darah 2 jam saja.
KOMPLIKASI
Tes Diagnostik :
Adanya glukosa dalam urine. Dapat diperiksa dengan
cara benedict (reduksi) yang tidak khasuntuk glukosa,
karena dapat positif pada diabetes.
Diagnostik lebih pasti adalah dengan memeriksa
kadar glukosa dalam darah dengan cara Hegedroton
Jensen (reduksi).
Gula darah puasa tinggi < 140 mg/dl.