Anda di halaman 1dari 22

1

“PSEUDO CROUP ACUTE


EPIGLOTITIS”
SUCI LAhDIA
712017043

PEMBIMBING : dr. Yuli Amuntiarini, Sp.A


2

BAB I “Pendahuluan”
3

Infeksi saluran napas atas meliputi rhinitis, sinusitis,


faringitis, laringitis, epiglotitis, tonsillitis.

Pseudo croup acute epiglotitis


manifestasi klinis croup yang timbul
merupakan suatu sindroma
adalah batuk menggonggong, suara
“croup” kedua penyakit ini
serak, dan stridor inspirasi; dan
mempunyai manifestasi klinik yang
beberapa variasi dari gejala distress
sama yaitu obstruksi saluran napas
pernafasan.
atas.

Epiglotitis terjadi pada anak usia 2-7 tahun dengan


puncak usia 3,5 tahun
4

BAB II “Tinjauan Pustaka”


5

ANATOMI SALURAN PERNAPASAN ATAS


6
Fungsi utama saluran pernafasan atas adalah Air conduction (penyalur
udara), Protection (perlindungan), Warming, filtrasi, dan humudifikasi.

Anatomi Perkembangan Laring

Pada hari ke 2-4 sistem pernapasan dibentuk -> diverticulum ventral dalam
usus depan merupakan primordium paru dan laring-> Diverticulum pernapasan
primitive berubah menjadi pipa laringotrakea yang mengubungkan faring dengan
fisura laring-> rostral dan kaudal merupakan penyatuan dari perluasan lengkung
ke-4 ke anterior dan pasangan ini merupakan asal mula epiglotis-> Sewaktu lahir
batas inferior kartilago krikoid berada setinggi batas atas dari vertebra servikal
ke-4 dan ujung epiglotis beradapan dengan vertebra servikal pertama.
7

Lubang Hidung dibentuk oleh sebagian kecil tulang sejati, sisanya


hidung terdiri atas kartilago dan jaringan ikat (connective tissue).
(cavum (fimbriae) yang berfungsi sebagai penyaring.
nasalis)

Berdasarkan letaknya faring dibagi menjadi tiga yaitu di


Faring belakang hidung (naso-faring), belakang mulut (oro-faring),
dan belakang laring (laringofaring).

Laring terdiri dari kerangka tulang rawan yang


Laring didalamnya terdapat pita suara (plica vocalis) Laring terdiri
dari 3 pasang kartilago (krikoid, tiroid, epiglotis)
8

Epiglotis

Merupakan tulang rawan yang tipis, fleksibel, berbentuk daun


dan fibroelastik. Tulang rawan ditembus oleh beberapa foramen
di bawah perlekatan ligamen hioepiglotika.

Epiglotis dilekatkan pada os hioideum oleh ligamentum


hioepiglotikum,dan dilekatkan pada kartilago tiroid oleh
ligamentum tiroepiglotikum.
9

Fisiologi laring

Tiga fungsi utama, yaitu proteksi jalan napas, respirasi dan


fonasi.. Aditus laringis sendiri tertutup oleh kerja sfingter dari
otot tiroaritenoideus dalam plika ariepiglotika dan korda vokalis
palsu,
.

Relaksasi otot krikofaringeus yang terjadi bersamaan


mempermudah jalan makanan ke dalam esofagus sehingga tidak masuk
ke laring. respirasi juga terhambat selama proses menelan melalui
suatu reflex yang diperantarai reseptor pada mukosa daerah
supraglotis. Hal ini mencegah inhalasi makanan atau saliva.
10

Obstruksi saluran pernapasan atas infeksius

Radang yang meliputi plika


vokalis dan struktur sebelah
inferior plika disebut
Kartilago krikoid melingkari laryngitis, laringotrakeitis, atau
jalan napas tepat di bawah plika laringotrakeobronkitis,
vokalis dan membatasi bagian
saluran pernapasan atas anak
yang paling sempit. radang struktur sebelah
superior plika (yaitu:
arytenoid, lipatan
ariepiglotis, epiglotis )
disebut supraepiglotis.
11

Epiglotitis
Epiglotitis merupakan infeksi yang sangat
serius dari epiglotis dan struktur supraglotis,
yang berakibat obstruksi jalan napas akut dan
menyebabkan kematian

Keluhan : sesak hebat disertai stridor dan


penampilan yang toksik. Epiglotitis hampir selalu
disebabkan oleh hemophilus influenza tipe b (hib).

Pasien cenderung memilih untuk duduk, seringkali dengan


kepala yang maju ke depan, mulut terbuka dan dagu maju ke
depan (sniffing position). Foto rontgen lateral akan memperlihatkan
penebalan dan penonjolan epiglotis (tumb sign) dan pembengkakan
lipatan ariepiglotik.
Epidemiologi : 12

Epiglotitis terjadi pada anak berusia 2-7 tahun dengan puncak usia 3,5
tahun. Selama 13 tahun terakhir di Amerika Serikat (AS), rata-rata usia
pasien epiglotitis adalah 35-80 bulan.

Insidens epiglotitis di
quebec (kanada) adala enam
kasus per 100.000 populasi;
Di Stocklom (Swedia)
adalah 14 kasus per 100.000
populasi; di Genewa (Swis)
adalah 34 kasus per 100.000
populasi.

Angka mortalitasnya dapat 0 % dan angka morbiditas kurang


dari 4 %. Keterlambatan diagnosis dapat menyebabkan
mortalitas hingga 9-8%.
13

Etiologi:

penyebab lain adalah S.aureus, S,


Epiglotitis hampir selalu pneumona, C. albicans, virus, dan
disebabkan oleh trauma. Trauma dapat terjadi
haemophilus influenza tipe B akibat trauma langsung atau
panas (thermal injury).
14

Gejala Klinis Epiglotitis

• SUPRAGLOTIS • lidah terjulur disertai gawat


• demam tinggi mendadak berat, napas
• nyeri tenggorok, • stridor inspirasi
• sesak napas, • Positive thumb sign
• Disfagia • pasien lebih menyukai posisi
• Dyspnea duduk, badan membungkuk ke
• Drooling depan dengan mulut terbuka dan
• afonia leher ekstensi (sniffing position).
15

Epiglotitis Croup
16

Diagnosis Epiglotitis :
Diagnosis epiglotitis ditegakkan atas dasar ditemukannya
epiglotitis yang besar, bengkak, dan bewarna merah ceri, dengan
pemeriksaan langsung ataupun laringoskopi serta gambaran radiologi
thumb sign
17

Diagnosis Banding :

3. Croup Spasmodik
1. Laringotrakeobronkitis
4. Croup membranosa
(croup)
(trakeitis bakterialis)
2. Laringitis
18

Tatalaksana :

Antibiotik diberikan secara


Tindakan intubasi nasotrakeal intravena berupa sefalosporin
atau trakeostomi generasi ketiga seperti cefotaxime
atau ceftriaxone.

Penyembuhan terjadi secara cepat, dan sebagian besar anak


dapat diekstubasi dengan aman dalam kurun waktu 48-72
jam.
19

Prognosis :

Pasien yang meninggal sebagian besar disebabkan oleh


obstruksi jalan napas dan komplikasi trakeostomi.
20

BAB III “Kesimpulan”


21

Epiglotitis adalah selulitis jaringan yang terdiri dari jalan


masuk laring yang meliputi epiglotis, lipatan ariepiglotis, dan
kartilago arytenoid. Penyebarannya hampir selalu H. Influenzae
tipe b.

Epiglotitis ditandai dengan perjalanan demam tinggi yang


mendadak dan berat, nyeri tenggorokan, dispnea, obstruksi
pernapasan yang progresivitasnya cepat, dan tidak berdaya,
walaupun kegawatan pernapasan seringkali merupakan
manifestasi pertama.

Epiglotitis yang tidak diobati mempunyai angka mortalitas


6% pada beberapa seri, tetapi jika diagnosis dibuat dan
pengobatan yang tepat dimulai sebelum penderita hampir mati,
maka prognosisnya sangat baik. pencegahan dan
penatalaksanaan yang tepat sangat dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai