Anda di halaman 1dari 27

BIAYA PRODUKSI

DAN L APORAN
HARGA POKOK
PRODUKSI
BIAYA PRODUKSI
Contoh :
• Biaya produksi (Manufacturing cost) adalah :  Biaya bahan baku
 Biaya t.k langsung
 Biaya t.k tidak
langsung
 Bahan penolong
Biaya yang terjadi pada fungsi produksi,
 Dan biaya fasilitas
dimana fungsi produksi adalah fungsi yang
seperti gedung,
mengolah bahan baku menjadi barang jadi.
mesin, listrik dan
peralatan lainnya
LANJUTAN....

 Biaya t.k tidak langsung


 Biaya bahan penolong
 Biaya fasilitas umum yang Termasuk biaya overhead
digunakan pabrik (biaya tidak langsung
produk)
PROSES PRODUKSI

Pabrik
 Tenaga kerja langsung, t.k
Bahan baku langsung tidak langsung, bahan Barang jadi
penolong, fasilitas pabrik

• Biaya bahan baku langsung + BTKL = biaya utama (prime cost), karena merupakan biaya
terbesar dalam struktur biaya produksi
• BTKL + Biaya overhead pabrik = biaya konversi (conversion cost), karena biaya ini digunakan
untuk mengubah bahan baku menjadi bahan jadi
CONTOH :
• Biaya bahan baku langsung, biaya TK. Langsung dan biaya overhead pabrik yang terjadi selama
setahun masing-masing adalah Rp. 5.000.000, Rp. 4.000.000, dan Rp. 1.000.000. hitunglah berapa biaya
utama dan biaya konversinya.
Jawaban :
Biaya utama :
• biaya bahan baku langsung = Rp. 5.000.000
• Biaya t.k langsung = Rp. 4.000.000
• Total biaya utama = Rp. 9.000.000
Biaya konversi :
• BTKL = Rp. 4.000.000
• Biaya overhead pabrik = Rp. 1000,000
• Total biaya konversi = Rp. 5.000.000
BIAYA BAHAN BAKU
• Bahan baku dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

Bahan baku langsung (direct


material cost :
bahan yang dapat secara Bahan baku tidak langsung
mudah dan akurat ditelusuri ke (indirect raw material) :
barang jadi. Bahan baku yang tidak dapat
Contoh : bahan baku yang secara mudah dan akurat
menjadi komponen utama barang ditelusuri ke produk.
jadi. Penelusurannya memerlukan
Biaya bahan baku langsung adalah biaya yang mahal dan belum
biaya untuk bahan baku langsung tentu akurat.
yang dipakai. Contoh : bahan penolong
Misalnya : pembelian bahan baku Ex : paku pada pembuatan
langsung 1000 kg dengan harga perabot
@Rp. 5000, tetapi yang terpakai Benang pada pembuatan
800 kg, maka biaya bahan baku pakaian, lem pada pembuatan
langsung hanya Rp. 4.000.000 sepatu, dll
(800Kg x Rp. 5000)
PEMBEBANAN BAHAN BAKU PADA
PRODUK

Biaya bahan baku

Biaya bahan baku langsung Biaya bahan baku tidak langsung

Biaya overhead pabrik

Produk Jadi
PERHITUNGAN HARGA POKOK BAHAN
BAKU LANGSUNG
• Idealnya, semua biaya yang berkaitan dengan aktivitas perolehan bahan baku langsung harus
menjadi komponen harga pokok bahan baku, seperti harga beli, diskon pembelian, ongkos
angkut pembelian, asuransi bahan baku yang dibeli, biaya pembelian, biaya gudang dan biaya
akuntansi.
• Format perhitungan harga pokok bahan baku langsung dengan asumsi dibeli dari pihak luar
adalah sbb:
Biaya bahan baku langsung (direct cost of direct material) Bahan A Bahan B
• Harga beli Rpxx Rpxx
• Diskon pembelian (Rpxx) (Rpxx)
Total biaya langsung Rpxx Rpxx
LANJUTAN...
Biaya tidak langsung bahan baku langsung Bahan A Bahan B
(indirect cost of direct material):
• Ongkos angkut Rpxx Rpxx
• Biaya Asuransi Rpxx Rpxx
• Biaya Pembelian Rpxx Rpxx
• Biaya penerimaan Rpxx Rpxx
• Biaya Gudang Rpxx Rpxx
• Biaya Akuntansi Rpxx Rpxx
Total biaya tidak langsung Rpxx Rpxx
Total harga pokok bahan baku langsung Rpxx Rpxx
Total kuantitas bahan baku yang dibeli xx unit xx unit
• Harga pokok bahan baku per unit :
(total harga pokok bahan baku/ total kuantitas Rpxx Rpxx
Bahan baku)
LANJUTAN...
• Permasalahan utama dalam perhitungan harga pokok bahan baku langsung adalah pembebanan
biaya tidak langsung ke bahan baku langsung karena perlu dicari dasar alokasi atau cost driver
yang tepat.
• Ketidaktepatan dalam penentuan cost driver akan berdampak pada ketidakakuratan
perhitungan harga pokok bahan baku langsung
• Ketidak akuratan perhitungan harga pokok bahan baku akan berdampak pada ketidakakuratan
harga pokok barang jadi dan harga jual
LANJUTAN..

• Cost driver yang dapat digunakan untuk membebankan biaya tidak langsung ke bahan baku
langsung :
Biaya Tidak langsung cost driver
• Ongkos angkut pembelian berat bahan baku langsung
• Biaya asuransi nilai bahan baku langsung
• Biaya pembelian jumlah pesanan pembelian
• Biaya penerimaan jumlah pesanan pembelian
• Biaya gudang luas gudang yang terpakai
• Biaya akuntansi jumlah transaksi
CONTOH..

• PT. Hoya Bakery membeli bahan baku pembuat roti yang terdiri dari tepung terigu sebanyak
4.000 kg dengan harga Rp. 4000 per kg, dan gula pasir sebanyak 1000 kg dengan harga Rp.6000
per kg. Ongkos angkut yang dibayarkan untuk mengangkut bahan baku ini sebesar Rp. 500.000
dan biaya asuransi pengangkutan Rp. 220.000. hitunglah harga pokok per kg untuk setiap jenis
bahan baku yang digunakan jika cost driver berat bahan baku digunakan untuk membebankan
ongkos angkut dan cost driver nilai pembelian digunakan untuk membebankan biaya asuransi.
JAWABAN..
Biaya langsung tepung terigu gula pasir
• Harga beli :
4000 kg x Rp. 4000 Rp. 16.000.000 :
1000 kg x Rp 6000 Rp. 6.000.000
• Biaya Tidak Langsung
Ongkos angkut :
4000 kg x Rp.100 Rp. 400.000
1000 kg x Rp. 100 Rp. 100.000
• Biaya Asuransi :
1% x Rp. 16.000.000 Rp. 160.000
1% x Rp. 6000.000 Rp. 60.000
Total harga pokok bahan baku Rp. 16.560.000 Rp. 6.160.000

*Tarif ongkos angkut : Rp 500.000/5.000 kg = Rp 100 per kg


** Tarif asuransi (Rp 220.000/Rp 22.000.000) x 100% = 1 % dari nilai bahan baku
TIGA PERLAKUAN ONGKOS ANGKUT
PEMBELIAN BAHAN BAKU LANGSUNG
• Salah satu komponen yang membentuk harga pokok bahan baku langsung adalah ongkos angkut
pembelian.
• Ongkos angkut pembelian diklasifikasikan sebagai biaya langsung bahan baku apabila ongkos angkut
yang dikeluarkan hanya untuk satu jenis bahan baku tertentu
• Pembebanan ongkos angkut pembelian akan lebih rumit apabila ongkos angkut yang dibayarkan
untuk beberapa jenis bahan baku.
• Dalam kasus ini ongkos angkut pembelian menjadi biaya tidak langsung bahan baku langsung (indirect
cost of direct material) karena dikonsumsi bersama-sama oleh beberapa jenis bahan baku.
• Untuk itu ongkos angkut pembelian harus dialokasikan ke masing-masing jenis bahan baku dengan
menggunakan cost driver yang tepat.
• Kesalahan cost driver akan mengakibatkan kesalahan harga pokok bahan baku langsung.
LANJUTAN...
Ada tiga alternatif perlakuan ongkos angkut pembelian bahan baku langsung, yaitu :
1. ongkos angkut dibebankan ke bahan baku langsung berdasarkan biaya sesungguhnya.
Dengan alternatif ini, ongkos angkut dibebankan ke masing-masing jenis bahan baku langsung
berdasarkan biaya sesungguhnya. Untuk itu perlu dipilih cost driver yang tepat.cost driver yang
mungkin digunakan adalah berat bahan baku dan harga bahan baku.
Contoh :
Perusahaan membeli gula sebanyak 1000 kg dengan harga Rp. 2000 per kg, tepung sebanyak 500 kg
dengan harga Rp. 5000 per kg dan garam sebanyak 3000 kg dengan harga Rp. 1000 per kg. Untuk
membeli ketiga bahan baku ini dikeluarkan ongkos angkut sebesar Rp. 450.000
Pertanyaan :
a. Berapa ongkos angkut yang dibebankan ke masing-masing jenis bahan baku jika berat bahan baku
dan harga bahan baku digunakan sebagai dasar alokasi
b. Berapa harga pokok per unit untuk masing-masing jenis bahan baku
JAWABAN...
• Pembebanan ongkos angkut berdasarkan berat bahan baku langsung :
Tarif ongkos angkut = total ongkos angkut pembelian/total berat bahan baku langsung
= Rp. 450.000 / 4.500 kg = Rp 100 per kg
• Pembebanan ongkos angkut ke masing-masing jenis bahan baku langsung :
Gula : 1000 kg x Rp 100 = Rp. 100.000
Tepung : 500 kg x Rp. 100 = Rp. 50.000
Garam : 3000 kg x Rp. 100 = Rp. 300.000
Total Rp. 450.000
LANJUTAN...

• Pembebanan ongkos angkut pembelian ke masing-masing jenis bahan baku langsung juga bisa
dihitung sebagai berikut:
Gula : (1000 kg / 4.500 kg) x Rp 450.000 = Rp. 100.000
Tepung : (500 kg/ 4.500 kg) x Rp.450.000 = Rp.50.000
Garam : (3000 kg / 4.500 kg) x Rp. 450.000 = Rp. 300.000
Total Rp. 450.000
LANJUTAN....

• Harga pokok bahan baku langsung per kg setelah pembebanan ongkos angkut pembelian adalah sbb :
Bahan baku harga beli (rp) ongkos angkut HP.Bahan baku kuantitas harga pokok per kg
Gula 2000.000 100.000 2.100.000 1000 kg 2.100
Tepung 2.500.000 50.000 2.550.000 500 kg 5.100
Garam 3000.000 300.000 3.300.000 3000 kg 1.100
Total 7.500.000 450.000 7.950.000
LANJUTAN...

• Ongkos angkut dibebankan berdasarkan harga beli bahan baku langsung :


Tarif pembebanan ongkos angkut :
Gula : 1000 kg x Rp. 2000 Rp 2000.000
Tepung : 500 kg x Rp. 5000 Rp. 2.500.000
Garam : 3000 kg x Rp. 1000 Rp. 3000.000
Total harga beli bahan baku Rp.7.500.000
LANJUTAN...

• Tarif ongkos angkut :


(total ongkos angkut pembelian / total harga beli bahan baku langsung) x 100%
= (Rp. 450.000/ Rp. 7.500.000) x 100%
= 6%
• Pembebanan ongkos angkut pembelian :
Gula : 6% x Rp. 2000.000 Rp. 120.000
Tepung : 6% x Rp. 2500.000 Rp. 150.000
Garam : 6% x Rp. 3000.000 Rp. 180.000
Total Rp. 450.000
LANJUTAN...
• Pembebanan ongkos angkut ke masing-masing bahan baku langsung juga bisa dihitung sebagai
berikut :
Gula : (Rp. 2000.000/ 7.500.000)x Rp. 450.000 = Rp. 120.000
Tepung : (Rp. 2500.000/7.500.000) x Rp.4500.00 = Rp. 150.000
Garam : (Rp. 3000.000/7.500.000) x Rp. 450.000= Rp. 180.000
Total Rp. 450.000
• Harga pokok bahan baku langsung per kg setelah pembebanan ongkos angkut pembelian :
harga beli ongkos angkut HP.bhn baku kuantitas HP per kg
Gula 2000.000 120.000 2.120.000 1000 kg 2.120
Tepung 2500.000 150.000 2.650.000 500 kg 5300
Garam 3000.000 180.000 3.180.000 3000 kg 1.060
Total 7.500.000 450.000 7.950.000
LANJUTAN...
2. Pembebanan ongkos angkut bahan baku berdasarkan tarif ditentukan dimuka
(predetermined rate)
• Tarif ongkos angkut ditentukan pada awal periode (awal tahun)
• Tarif ini digunakan untuk membebankan ongkos angkut pembelian ke masing-masing jenis bahan
baku langsung
• Tarif ongkos angkut pembelian dihitung dengan formula sbb :
Tarif ongkos angkut = anggaran ongkos angkut selama setahun
taksiran kapasitas cos t driver
• Cost driver yang dapat digunakan adalah berat bahan baku atau biaya bahan baku
CONTOH....
• Anggaran ongkos angkut selama setahun sebesar Rp. 10.000.000 dan taksiran berat bahan baku
yang akan dibeli selama setahun sebesar 50.000 kg, maka tarif ongkos angkut pembelian dapat
dihitung sebagai berikut :
• Tarif ongkos angkut pembelian : Rp. 10.000.000/50.000kg = rp. 200 per kg
• Ongkos angkut pembelian yang dibebankan ke bahan baku dihitung sebagai berikut :
Ongkos angkut dibebankan = tarif ongkos angkut x berat bahan baku yang dibeli
LANJUTAN...
• Dalam prakteknya sering terjadi perbedaan antara ongkos angkut pembelian yang dibebankan
ke bahan baku dengan ongkos angkut pembelian yang sesungguhnya dibayarkan.
• Bila ongkos angkut yang dibebankan lebih besar dari ongkos angkut pembelian yang sebenarnya,
maka disebut overapplied dan selisihnya disebut menguntungkan (favourable variance)
• Sebaliknya, bila ongkos angkut yang dibebankan lebih kecil dari ongkos angkut pembelian yang
sebenarnya maka disebut underapplied freight in dan selisihnya disebut selisih rugi (unvavourable
variance).
• Misalkan : perusahaan membeli gula sebanyak 100 kg dengan harga Rp. 2000 per kg, tepung
sebanyak 50 kg dengan harga Rp. 5000 per kg dan garam sebanyak 300 kg dengan harga Rp.
1000 per kg. Untuk membeli ketiga bahan baku tersebut dikeluarkan ongkos angkut sebesar
Rp.75.000. berapa ongkos angkut pembelian yang dibebankan ke masing-masing jenis bahan
baku dan berapa harga pokok masing-masing jenis bahan baku?
LANJUTAN.....
• Pembebanan ongkos angkut pembelian :
Gula : 100 kg x Rp. 200 Rp. 20.000
Tepung : 50 kg x Rp. 200 Rp. 10.000
Garam : 300 kg x Rp. 200 Rp. 60.000
Total Rp. 90.000
• Total harga pokok bahan baku setelah pembebanan ongkos angkut pembelian :
Harga Beli Ongkos angkut Harga pokok bahan baku Kuantitas harga pokok per kg
Gula 200.000 20.000 220.000 100 kg 2.200
Tepung 250.000 10.000 260.000 50 kg 5.200
Garam 300.000 60.000 360.000 300 kg 1.200
Total 750.000 90.000 840.000
Berikut jurnal yang terkait dengan ongkos angkut pembelian :
a. Ayat jurnal untuk mencatat pembayaran ongkos angkut pembelia
ongkos angkut pembelian Rp 75.000
kas Rp 75.000
b. Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan ongkos angkut ke bahan baku
persediaan bahan baku langsung (gula) Rp 20.000
persediaan bahan baku langsung (tepung) Rp 10.000
persediaan bahan baku langsung (garam) Rp 60.000
ongkos angkut pembelian Rp 90.000

Berdasarkan kedua jurnal tersebut, jelaslah bahwa pembebanan ongkos angkut pembelian terlalu besar
(overapplied) dengan seslisih sebesar Rp 15.000 (Rp90.000 – Rp 75.000) sebagaimana yang terlihat
di akun buku besar Ongkos Angkut Pembelian berikut ini :
Ongkos Angkut Pembelian

Biaya Sesungguhnya Rp 75.000 Biaya dibebankan Rp 90.000


LANJUTAN...
3. Pembebanan ongkos angkut ke biaya overhead pabrik
• Jika ongkos angkut pembelian tidak signifikan, maka alternatif yang paling praktis adalah
membebankannya langsung ke biaya overhead pabrik.
• Dalam hal ini ongkos angkut pembelian menjadi komponen biaya overhead pabrik dan menjadi
bagian dari perhitungan tarif biaya overhead pabrik.
Jika alternatif ini yang dipakai, maka Ayat Jurnal untuk mencatat pembayaran ongkos angkut
pembelian sebagai berikut :
a. Ongkos Angkut Pembelian Rp 75.000
Kas Rp 75.000
b. Biaya Overhead Pabrik Rp 75.000
Ongkos Angkut Pembelian Rp 75.000

Anda mungkin juga menyukai