FEBRIA NATARA (2017610033) IGNASIUS JENANG (2017610043) IRNAWATI NONA INA (2017610047) LUSIA NATALIA WOLLA (2017610053) KLAVERA AWANG (2017610048) KRISTINA RA METE (2017610051) KRISOSTOMUS OSA BULU (2017610052) KRISTANTO BANI (2017610049)
PROGRAM STUDI SERJANA KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVESITAS TRIBHUWAN TUNGGADEWI MALANG 2019 Skizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikotik, dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas pada proses pikir. Skizofrenia adalah suatu penyakit otak persisten serius yang mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam memproses informasi, hubungan interpersonal, serta memecahkan masalah(Stuart, 2002). Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius. Pemberian obat yang tidak tepat dengan standar dan tujuan terapi maka akan merugikan pasien. Penggunaan obat yang tidak rasional seperti tidak tepat indikasi, tidak tepat dosis, tidak tepat obat dan tidak tepat pasien sering kali dijumpai dalam praktek sehari-hari, baik di pusat kesehatan primer (puskesmas), rumah sakit, maupun praktek swasta. Etiologi Menurut teori model diathesis stress skizofrenia dapat timbul karena adanya integrasi antara faktor biologis, faktor psikososial dan lingkungan. Seseorang yang rentan jika dikenai stressor akan lebih mudah untuk menjadiskizofrenia. . Patofisiologi 1) Keturunan 2) Endokrin 3) Metabolisme 4) Susunan saraf pusat Gejala- gejala Skizofrenia Gejala Positif Skizofrenia :
1) Delusi atau Waham
2) Halusinansi 3) Kekacauan alam pikir, yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya. 4) Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat dan gembira berlebihan. 5) Merasa dirinya “Orang Besar”, merasa serba mampu, serba hebat dan sejenisnya. 6) Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman terhadap dirinya. b. Gejala negatif skizofrenia : Alam perasaan “tumpul” dan “mendatar”. Gambaran alam perasaan ini dapat terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukkan ekspresi. Menarik diri atau mengasingkan diri tidak mau bergaul atau kontak dengan orang lain, suka melamun. Kontak emosional amat “miskin”, sukar diajak bicara, pendiam. Pasif dan apatis, menarik diri dari pergaulan sosial.
Sulit dalam berfikir abstrak.
Tidak ada/kehilangan dorongan kehendak dan tidak ada
inisiatif dan serba malas (Hawari, 2007). Terapi skizofrenia a. Non farmakologi 1) Terapi psikososial 2) Terapi psikoreligius 3) Terapi fisik berupa olahraga. 4) Berbagai kegiatan seperti kursus atau les (Sinaga, 2007) SEKIAN DAN TERIMA KASIH