GASTRITIS
Gastritis??
Proses inflamasi/peradangan
pada lapisan mukosa dan
submukosa lambung sebagai
mekanisme proteksi mukosa
apabila terdapat akumulasi
bakteri atau bahan iritan lain
Klasifikasi
Gastritis Gastritis
Peradangan mukosa
Akut Peradangan mukosa
Kronis lambung bersifat
menahun dan
lambung akut dengan
multifaktor dengan
erosi superfisial
perjalanan klinik
bervariasi
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Nyeri tekan epigastrium
Bising usus meningkat
Inflamasi berat ditemukan perdarahan saluran
cerna hematemesis, melena
Gastritis kronis dapat di jumpai konjungtiva
anemis
Pemeriksaan penunjang
Gastritis kronis darah rutin, urea breathe test
(H. Pylori), endoskopi
Diagnosis Banding
Kolesistitis
Kolelitiasis
Chron disease
Ca gaster
Gastroenteritis
Ulkus peptikum
GERD
Tatalaksana
Medikamentosa
Per oral :
H2 bloker Ranitidin 150 mg/kali, Famotidin 20
mg/kali, Simetidin 400-800 mg/kali
PPI Omeprazole 20 mg/kali,Lansoprazole 30
mg/kali
Antasida 3 x 500-1000 mg/hr
Non-medikamentosa
Menghindari pemicu, seperti makan tepat waktu,
makan sering dengan porsi kecil, hindari kopi, teh,
alkohol, pedas.
Kriteria Rujukan
Terjadi komplikasi
o Hiatus hernia
o Ukuran LES
o Obat-obatan
o Faktor hormonal
Asthma, Barrett’s
chronic oesophagus
cough,
wheezing
Dental erosions Oesophageal
adenocarcinoma
Manifestasi ekstraesofageal
GERD
Pulmonary ENT
Asthma Hoarseness
Aspiration pneumonia Laryngitis
Chronic bronchitis Pharyngitis
Pulmonary fibrosis Chronic cough
Globus sensation
Other Dysphonia
Chest pain Sinusitis
Dental erosion Subglottic stenosis
Laryngeal cancer
PEMERIKSAAN
Menghilangkan gejala/keluhan
Menyembuhkan lesi esofagus
Mencegah kekambuhan
Memperbaiki kualitas hidup
Mencegah timbulnya komplikasi
NON FARMAKOLOGI
H2-receptor antagonists 50 %
Single-dose PPI 80 %
Dosis inisial PPI adalah dosis tunggal per pagi hari sebelum
makan selama 2-4 minggu
1. STRICTURE
3. BARRETS ESOPHAGUS
STRICTURE
MALLORY
WEISS TEAR
ULKUS PEPTIKUM
ULKUS DUODENUM
Ulkus
Ulkus Peptikum
Gaster Ulkus
Duodenum
definisi
Helicobacter Pylori
NSAID
Genetik
DISPEPSIA
Sindroma klinis
dari beberapa
DISPEPSIA Dispepsia akibat
gangguan motilitas
keluhan penyakit
saluran cerna ;
mual, muntah, Dispepsia akibat
kembung, nyeri tukak
ulu hati, rasa
terbakar, mudah
kenyang Dispepsia akibat
refluks
PENEGAKkAN DIAGNOSIS
Chron’s disease
Tumor saluran
GERD pada
cerna atas
gastroduodenal
tatalaksana
Antagonis reseptor H2 Simetidine, ranitidine, famotidine,
nizatidine
Proton pump inhibitor (PPI) Omeprazole, lansoprazole,
pantoprazole, rabeprazole, esomesoprazol
Pada dasarnya sama seperti terapi gastritis namun adanya
penambahan antibiotik (eradikasi H. Pylori) bila terbukti test
serologi HP (+), maka :
Terapi tripel
PPI 2X1 + Amoxicillin 2 x 1gr + Klaritromisin 2x500 mg
PPI 2X1 + Metronidazole 3x500mg + Klaritromisin 2x500mg (bila alergi
penisilin)
PPI 2X1 + Mteronidazole 3x500mg + Amoxicillin 2x1gr
PPI 2X1 + Metronidaloze 3x500mg +Tetrasiklin 4x500mg (Bila alergi
terhadap klaritromisin dan penisilin
tatalaksana
Tindakan operasi :
Elektif (ulkus refrakter/gagal • Mobiditas operasi <1-5%,
pengobatan) mortalitas <1% :
Darurat (adanya komplikasi) Ulkus rekurensi/kambuh
Ulkus gaster dengan
sangkaan keganasan Sindrom afferent loop
Komplikasi operasi : Sindrom dumping
Primer akibat perubahan Diare pasca vagatomi
anatomi gaster pasca operasi Gastropati refluks empedu
Semakin radikal tindakan
operasi semakin kurang
kekambuhan ulkus tapi makin
meningkat komplikasi pasca
operasi
komplikasi
Perdarahan hematemesis/melena
dengan tanda syok apabila perdarahan
masif dan perdarahan tersembunyi yang
kronik anemia defisiensi besi
Perforasi nyeri perut menyeluruh
sebagai tanda peritonitis
Penetrasi tukak yang mengenai pankreas
timbul nyeri tiba-tiba menembus ke
belakang
Gastric outlet obstruction bila
ditemukan gejala mual dan muntah, perut
kembung dan adanya suara deburan
(succussion spalsh) sebagai tanda retensi
cairan dan udara, dan BB turun
Keganasan dalam duodenum (jarang)
Terimakasih