Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 5

PANTAI Pendidikan Biologi A 2016

Putu Deanita I Desta S16304241010

LUMPUR Novita Ratnasari 16304241022


Umi Lailatus Syifaa D 16304244009
KARAKTERISTIK

• Pantai berlumpur merupakan pantai yang


memiliki substrat yang sangat halus dengan
diameter 0,063-0,004 mm.
• Pantai berlumpur berada pada daerah yang
terlindung dari hempasan gelombang
secara langsung, tidak ada hempasan
gelombang sehingga daerah ini sulit untuk
mengalami perkembangan yang signifikan.
Lamanya waktu
Kemiringan penyimpanan air di
pantainya lebih dalam sedimen dan
datar sehingga tidak terjadinya
air di dalam pergantian air
sedimen tidak menyebabkan populasi
mengalir ke luar bakteri meningkat

Menurunkan kadar
Air tertahan oksigen di dalam
di dalam sedimen yang
substrat terletak hanya
beberapa
sentimeter di
bawah permukaan
Kajian tentang pembagian zonasi pada daerah pantai
berlumpur masih sangat kurang, secara umum Nybakken
(1992) membagi menjadi:
1. Bagian atas atau supralitoral, dihuni oleh berbagai
jenis kepiting yang menggali substrat. Zona ini juga
dipengaruhi oleh pasang tertinggi dan paling
sering mengalami kekeringan.
2. Bagian bawah atau litoral. Bagian ini merupakan
bagian yang terluas diantara bagian ekosistem
pantai berlumpur. Pada zona ini dihuni oleh tiram
dan polychaeta.
Pada dasarnya pembagian tersebut belum terlalu jelas
batasannya. Hal ini dikarenakan organisme pada kedua
tempat tersebut tidak menetap hanya pada zona
tersebut, tetapi juga dapat berpindah ke zona yang lain.
• Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan
ORGANISME adanya pembagian spesies berdasarkan
kedalaman substrat.
• Kebanyakan organisme yang menempati daerah
ini menunjukkan adaptasi dalam menggali dan
melewati saluran yang permanen dalam substrat.
• Kehadiran organisme ditunjukkan oleh adanya
berbagai lubang di permukaan dengan ukuran
dan bentuk yang berbeda.
• Makrofauna dominan di pantai berlumpur sama dengan
pantai pasir yaitu berbagai cacing polichaeta, mollusca,
berbagai crustacea besar dan kecil, tetapi dengan jenis
yang berbeda.

• Secara rinci, organisme yang sering hidup pada pantai


berlumpur:
1. Pada pinggir supralitoral dihuni hewan seperti
kepiting, nematoda, dan oligochaeta
2. Bagian luas di daerah litoral tengah dihuni oleh
tiram dan polychaeta
3. Bagian bawah (upper zone) dihuni oleh nematoda,
crustacea, dan nekton
• Organisme yang menempati daerah
intertidal menunjukkan adaptasi
dengan cara menggali dan melewati
substrat yang lunak atau menempati
saluran yang permanen dalam
substrat. Kehadiran organisme
ditunjukkan oleh adanya berbagai
lubang di permukaan dengan ukuran
dan bentuk yang berbeda.

• Adaptasi yang kedua berkaitan


dengan kondisi anaerobik yang
merata di seluruh substrat. Jika ingin
tetap hidup terkubur dalam substrat,
organisme harus beradaptasi untuk
hidup dalam keadaan anaerobik
dengan cara membuat jalan yang
dapat mengalirkan air dari permukaan
yang mengandung oksigen ke bawah.
• Selain itu adaptasi berkaitan dengan kondisi
anaerobik yang merata di seluruh substrat adalah
dengan membentuk alat pengangkut (misalnya
hemoglobin) yang dapat terus menerus mengangkut
oksigen dengan konsentrasi yang lebih baik
dibandingkan dengan pigmen yang sama pada
organisme lain.
Capitella sp
Arenicola sp

• Polychaeta pemakan deposit dari Genus Arenicola dan Capitella ditemukan dalam jumlah
melimpah pada daerah berlumpur karena banyaknya bahan organik dan populasi bakteri
di sedimen. Kedua organisme ini menggali substrat, mencerna, dan menyerap bahan
organik (bakteri) dan mengeluarkan bahan yang tidak dicerna melalui anus.
• Arenicola sp. Menggali saluran yang berbentuk U dengan ujung yang satu tegak lurus ke
permukaan dan terbuka secara permanen sedangkan ujung yang lain berisi sedimen yang
akan dicerna oleh cacing.
• Capitella sp. Tidak membentuk saluran permanen melainkan bergerak seperti cacing tanah
akuatik di lapisan permukaan substrat dan mencernanya.

RANTAI Pantai berlumpur cenderung untuk mengakumulasi bahan
organik dan karena meningkatnya produktivitas baik dari
bakteri maupun tumbuhan, maka makanan yang tersedia di
MAKANAN •
pantai berlumpur lebih banyak daripada di pantai pasir.
Tipe cara makan yang dominan di dataran lumpur adalah
pemakan deposit dan pemakan bahan melayang (suspensi).
• Terdapat sedikit organisme herbivora walaupun bahan
tumbuhan melimpah.
• Semua bahan tumbuhan masuk ke dalam rantai makanan
hanya setelah mati dan terurai masuk ke dalam deposit
rantai makanan.
• Beberapa rumput laut-seperti alga hijau Enteromorpha dan
Ulva, sea lettuce, dan alga merah Gracilaria, dapat tumbuh
pada pecahan cangkang.
• Banyak diatom tumbuh di lumpur dan sering mengalami
pertumbuhan pesat.
• Bakteri sangat melimpah di pantai lumpur. Mereka
RANTAI mendekomposisi banyak bahan organik yang terbawa dari
sungai dan tepi. Ketika oksigen digunakan untuk
pembusukan, beberapa bakteri memproduksi hydrogen
MAKANAN sulfide. Dimana ini akan digunakan oleh bakteri sulfur,
bakteri kemosintetik untuk memperoleh energi dengan
memecah komponen sulfur.
• Diatom dan bakteri dianggap sebagai produsen yang paling
banyak.
• Polikaeta makan dengan cara menggali substrat, mencerna,
dan menyerap bahan organik, dan mengeluarkan bahan
yang tidak dicerna melalui anus. Arenicola menggali saluran
berbentuk U, dengan satu ujung terbuka dan tegak lurus
sedimen, dan ujung lain berisi sedimen yang akan dicerna
cacing.
• Karnivor utama di pantai berlumpur biasanya ikan yang
makan saat pasang naik dan burung yang makan saat
pasang turun.
• Predator utama di pantai
berlumpur ini biasanya ikan,
yang makan pada saat pasang
naik dan burung yang makan
ketika pasang turun.

• Predator asli di dataran


lumpur ini mencangkup
beberapa cacing polychaeta
seperti Glycera sp., siput
bulan (Polinices, Natica), dan
kepiting.
POTENSI
• Sebagai tempat berwisata
• Untuk tempat hidup hewan

TANTANGAN
• Penambahan lahan untuk pembuatan area
bermin anak-anak para pengunjung
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai