Anda di halaman 1dari 20

AKUNTANSI

PENDAPATAN
Dibuat oleh kelompok 2 :
 Inayatur Della S. (170803104002)
 Regialifta Rizka I. (170803104019)
 Agustin Febyola (170803104023)
 Marta Ayu Endar P. (170803104039)
 Laras Purbaningrum (170803104041)
 Anggita Dwi N. Agustin (170803104038)
DIFINISI PENDAPATAN
Dalam PP No 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,
pendapatan didefinisikan sebagai berikut : “Pendapatan adalah semua penerimaan
Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan
tidak perlu dibayar kembali.” Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat
penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung
seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran
daerah pada bank yang ditetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun
2006, mendefinisikan pendapatan sebagai hak pemerintah daerah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Dari kedua definisi tersebut jelas terlihat
bahwa pendapatan merupakan hak pemerintah yang menambah nilai ekuitas dana
pemerintah. 1.2. Sumber Pendapatan Daerah Sumber pendapatan daerah
dikelompokkan sebagai berikut: - Pendapatan Asli Daerah (PAD) - Dana
Perimbangan (Pendapatan Transfer) - Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang
diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wlayahnya sendiri yang dipungut
berdasarkan Peraturan Daerah. Terdapat dua unsur penting dalam
pengertian/konsep PAD yaitu potensi asli daerah dan pengelolaannya sepenuhnya
oleh daerah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 24 tentang
Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pasal 3 huruf (a),
sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah tersebut adalah: 1.Pajak Daerah
2.Retribusi Daerah 3.Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan 4.Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
Definisi Pendapatan menurut para ahli :
 Definisi Akuntansi Pemerintahan Menurut Para Ahli - Menurut Revrisond
Baswir (2000:7), Akuntansi Pemerintahan (termasuk akuntansi untuk
lembaga non profit pada umumnya) merupakan bidang akuntansi yang
berkaitan dengan lembaga pemerintahan dan lembaga-lembaga yang
bertujuan untuk tidak mencari laba. Walaupun lembaga pemerintah
senantiasa berukuran besar, namun sebagaimana dalam perusahaan ia
tergolong sebagai lembaga mikro.

 Bachtiar Arif dkk (2002:3) mendefinisikan akuntansi pemerintahan sebagai


suatu aktivitas pemberian jasa untuk menyediakan informasi keuangan
pemerintah berdasarkan proses pencatatan, pengklaifikasian,
pengikhtisaran suatu transaksi keuangan pemerintah serta penafsiran atas
informasi keuangan tersebut.

 Sedangkan menurut Abdul Halim (2002:143) menyebutkan bahwa


Akuntansi Pemerintahan adalah sebuah kegiatan jasa dalam rangka
menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan dari
entitas pemerintah guna pengambilan keputusan ekonomi yang nalar dari
pihak-pihak yang berkepentingan atas berbagai alternatif arah tindakan.
KLASIFIKASI PENDAPATAN
Klasifikasi dilakukan untuk mempermudah pembaca laporan keuangan
memahami isi laporan keuangan yang diberikan. Dengan adanya klasifikasi,
maka dapat dilihat dengan jelas berapa besar pendapatan untuk tiap jenis
bidang usaha yang dilakukan.
Klasifikasi pendapatan menjadi:

a. Pendapatan pemerintah pusat:


1. Pendapatan perpajakanPendapatan negara bukan pajak
2. Pendapatan negara bukan pajak
3. Hibah adalah semua penerimaan negara yang berasal dari sumbangan
swasta dalam negeri, sumbangan swasta dan pemerintah luar negeri.

b. Pendapatan pemerintah daerah


1. Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah
yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Sumber-sumber PAD:
a. Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada
daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan
peraturan perundangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaran pemerintahan daerah dan pembangunan daerah. Jenis pajak daerah
ada dua yaitu ;
Pajak daerah yang dipungut oleh provinsi, meliputi pajak kendaraan bermotor
dan kendaraan di atas air, bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air,
pajak bahan bakar kendaraan bermotor, dan pajak pengambilan dan pemanfaatan air
bawah tanah dan air permukaan.
Pajak daerah yang dipungut oleh Kabupaten/Kota meliputi: pajak hotel, pajak
restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan
bahan galian golongan C, dan pajak parkir.
b. Retribusi daerah adalah pungutan pemerintah daerah kepada orang atau badan
berdasarkan norma-norma yang ditetapkan retribusi berhubungan dengan jasa timbal
(kontraprestasi) yang diberikan secara langsung atas permohonan dan untuk
kepentingan orang atau badan yang memerlukan, baik prestasi yang berhubungan
dengan kepentingan umum maupun yang diberikan oleh pemerintah.
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.
d. Lain-lain PAD yang sah meliputi hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan,
jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing, komisi, potongan, ataupun bentuk lain akibat dari penjualan/pengadaan
barang/jasa oleh daerah.
2. Pendapatan transfer adalah pendapatan yang bersumber dari transfer pemerintah pusat
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah . yang termasuk dalam pendapatan transfer
adalah:
a. Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan terdiri atas:
b. Dana bagi hasil, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah berdasarkan persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi.
c. Dana alokasi umum, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
d. Dana alokasi khusus, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
nasional.
3. Pinjaman daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan daerah menerima dari
pihak lain sejumlah uang atau manfaat bernilai uang sehingga daerah tersebut dibebani
kewajiban untuk membayar kembali, tidak termasuk kredit jangka pendek yang lazim
terjadi dalam perdagangan.
4. Lain-lain pendapatan yang sah adalah bertujuan memberi peluang kepada daerah untuk
memperoleh pendapatan selain pendapatan dari PAD, dana perimbangan, dan pinjaman
daerah. Lain-lain pendapatan terdiri dari hibah dan dana darurat. Hibah adalah
penerimaan daerah yang berasal dari pemerintah negara asing, badan/lembaga asing,
badan/lembaga internasional, pemerintah, badan/lembaga dalam negeri atau
perseorangan, baik dalam bentuk devisa, rupiah maupun barang/jasa, termasuk tenaga
ahli dan pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali. Sedangkan dana darurat adalah dana
yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada daerah yang mengalami bencana
nasional, peristiwa luar biasa, dan atau krisis solvabilitas.
PENGAKUAN PENDAPATAN
Pencatatan jumlah rupiah pendapatan secara formal ke dalam sistem
pembukuan sehingga jumlah tersebut terrefleksi dalam statemen keuangan.

• Dua konsep penting dalam pengakuan pendapatan:


- Pembentukan pendapatan (earning of revenue)
- Realisasi pendapatan (realization of revenue)

Kriteria Pengakuan Pendapatan


1. Telah terrealisasi atau cukup pasti terrealisasi (realized atau realizable)
2. Telah cukup terbentuk/terhak (earned)

Cukup terbentuk dapat dikaitkan dengan produk akhir atau dengan periode.
Kriteria - kriteria pengakuan dipenuhi.
• Berbagai gagasan:
1. Saat kontrak penjualan disepakati
2. Selama proses produksi secara bertahap
3. Saat produksi selesai
4. Saat penjualan
5. Saat kas terkumpul

• Prosedur Pengakuan Pendapatan


Kebijakan akuntansi perusahaan yang menetapkan kapan suatu penjualan
dianggap secara teknis telah terjadi sehingga memicu pencatatan jumlah
rupiah penjualan tersebut.

Kebijakan ini biasanya dituangkan dalam buku


pedoman akuntansi (accounting manual).
PENGUKURAN PENDAPATAN
Pendapatan-LRA diukur dan dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA bruto (biaya)
bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan
terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka azas bruto dapat
dikecualikan.

Pendapatan-LO dilaksanaan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan


membukukan pendapatan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto (biaya)
bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat di estimasi
terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka azas bruto dapat
dikecualikan.
Pendapatan Hibah dalam mata uang asing diukur dan dicatat pada
tanggal transaksi menggunakan kurs tengah Bank Indonesia.
PENGUNGKAPAN PENDAPATAN
1. Pengakuan Pendapatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Paragraf 19 PSAP 12 Pendapatan-LO menyatakan bahwa “Pendapatan-LO diakui
pada saat:
a. Timbulnya hak atas pendapatan
Timbulnya hak atas pendapatan dapat diartikan bahwa entitas telah
memiliki hak atas suatu pendapatan namun wajib bayar belum melakukan
pembayaran (accrued) atau dapat juga berarti bahwa entitas telah menerima
pembayaran namun belum memiliki hak untuk mengakui pendapatan
tersebut sehingga pengakuannya ditangguhkan (deffered). Sehingga apabila
dihubungkan dengan aliran kas maka “timbulnya hak atas pendapatan”,
dapat digunakan untuk mengakui pendapatan yang belum diterima aliran
kasnya maupun untuk mengakui pendapatan yang telah diterima aliran
kasnya namun belum menjadi hak entitas yang dilakukan dengan
menyesuaikan pendapatan tersebut.
b. Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran sumber daya ekonomi ke entitas”.
Pendapatan direalisasi dapat diartikan bahwa entitas menerima aliran
sumber daya ekonomi, yang dapat berupa kas maupun berupa non kas tanpa
didahului adanya penagihan. Aliran sumber daya ekonomi ke entitas yang
diakui sebagai pendapatan adalah aliran sumber daya ekonomi yang
meningkatkan nilai ekuitas. Apabila aliran sumber daya ekonomi yang
diterima oleh entitas tidak meningkatkan ekuitasnya, misalnya dari
penarikan utang, maka tidak termasuk ke dalam kategori pendapatan.
2. Pengakuan Pendapatan menurut Standar Akuntansi Keuangan
(SAK)
PSAK Nomor 23 tentang Pendapatan menyatakan bahwa “Pendapatan
adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yg timbul dari aktivitas
normal entitas selama periode jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal”.

Dalam PSAK 23, pendapatan terdiri dari:


Penjualan barang;
Penjualan jasa;
Bunga, royalti dan dividen
PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN
1. Satuan Kerja atau Penyetor setelah melakukan pembayaran ke rekening Kas
Negara dan mendapat bukti setoran yaitu Surat Tanda Setor (STS).
Menyampaikan STS tersebut ke Unit Perbendaharaan.
2. Unit Perbendaharaan selanjtnya mengesahkan STS dengan memberikan tera ke
STS tersebut. Unit Perbendaharaan selanjutnya merekam STS tersebut ke dalam
tabel STS dalam database, selanjutnya dibuat rekap STS. Satu tebusan STS
diserahkan ke Unit Pembukuan dan satu tebusan disimpan sebagai arsip.
3. Unit Pembukuan mengarsipkan STS yang diterima dari Unit Perbendaharaan.
Secara bulanan Unit Pembukuan melakukan posting data STS yang sudah
terdapat dalam tabel STS yang sudah divalidasi. Proses posting ini dilakukan
secara komputer dan tidak memerlukan perekaman ulang data STS. Dengan
proses posting ini maka data STS yang terdapat dalam tabel STS divalidasi akan
dicopy ke dalam tabel buku besar sesuai tabel posting rule yang tersedia dalam
database. Setelah dilakukan posting, selanjutnya dilakukan pencetakan DTP.
Selanjutnya DTP diteliti kebenarannya dan di bandingkan dengan STS. Jika tidak
benar ptoses posting diulang. Jika sudah benar, maka dilanjutkan dengan proses
pelaporan keuangan. Selanjutnya dilakukan cek kebenaran proses pelaporan
keuangan dengan membandingkan data yang tercetak dalam lembar protokol.
Jika belum benar, maka proses pelaporan keuangan diulang. Jika sudah benar
maka LK dicetak. Selanjutnya didistribusikan ke Satuan Kerja, Kepala Daerah, dan
Arsip.
JURNAL KOREKSI DAN PENGEMBALIAN
PENDAPATAN

A. Kesalahan dan Koreksinya


Kesalahan adalah penyajian pos-pos yang secara signifikan tidak
sesuai dengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan
keuangan periode berjalan atau periode sebelumnya. Periode
berjalan adalah periode sebelum laporan keuangan belum
ditetapkan dengan undang-undang.

Periode sebelumnya adalah periode akuntansi dimana laporan


keuangan telah diterbitkan. Paragrap 16 PSAP 10 menjelaskan
bahwa laporan keuangan dianggap sudah diterbitkan apabila
sudah ditetapkan dengan undang-undang atau peraturan daerah.
Transaksi tersebut dicatat pada tanggal 15 Mei 2006 :
Kelebihan pencatatan pada akun belanja pegawai sebesar Rp 18. 000.000,
(Rp 531.000.000 - Rp 513.000.000) dilakukan koreksi sebagai berikut:
Satuan Kerja

Tanggal Uraian Ref Debit Kredit

15/5/06 Piutang dari KUN Rp. 18 juta


Belanja Pegawai Rp. 18 juta
(untuk mencatat penerimaan
belanja pegawai KUN)

BUN
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit

15/5/06 Kas Umum Negara Rp. 18 juta


Belanja Umum Pegawai Rp. 18 juta
(untuk mencatat penerimaan
kembali belanja pegawai )
b. Tidak Mempengaruhi Kas pada periode berjalan.
Pada Tanggal 15 Mei 2006, dibayar gaji pegawai dengan
menerbitkan SP2D-LS dengan nilai Rp 531.000.000. Pada hari dan
tanggal yang sama SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian
keuangan sebesar Rp 531.000.000 sebagai belanja barang. Pada
waktu menyusun laporan diketahui ada kekeliruan pembukuan
belanja atas SP2D pada tanggal 15 Mei 2006, maka transaksi
tersebut akan dikoreksi seperti berikut :
Karena kesalahan pada akun belanja, maka koreksi dilakukan
sebagai berikut:
Satuan Kerja
Belanja Pegawai Rp. 531.000.000
Belanja Barang Rp. 531.000.000

BUN

Tidak ada jurnal


2. Paragraf 22 menyatakan : kesalahan berulang dan sistemik seperti
yang dimaksud pada paragraf 9, tidak memerlukan koreksi,
melainkan dicatat pada saat terjadi.

Paragraf 9 menjelaskan bahwa kesalahan yang berulang dan


sistemik adalah kesalahan yang disebabkan oleh sifat alamiah
(normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan
terjadi berulang. Contohnya adalah penerimaan pajak dari wajib
pajak yang memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi
atau tambahan pembayaran dari wajib pajak.

Apabila seorang wajib pajak kurang bayar, maka pada saat dibayar
dicatat sebagai pendapatan pajak pada saat diterimanya
pendapatan tersebut, dan sebaliknya apabila lebih bayar maka
pembayaran restitusi kepada wajib pajak, maka dicatat sebagai
pengurang pendapatan pajak pada saat terjadi.
Contoh :
Pada bulan Maret 2006, Wajib pajak A menerima SKPT kurang bayar pajak
untuk tahun 2005 sebesar Rp 5.000.000,-. Terhadap tagihan tersebut wajib
pajak telah membayar pada bulan April 2006.
Satuan Kerja
Transaksi tersebut dijurnal :
Utang kepada KUN Rp. 5.000.000
Pendapatan Pajak Rp. 5.000.000

Transaksi tersebut dijurnal :


Kas Umum Negara Rp. 5.000.000
Pendapatan Pajak Rp. 5.000.000

B. Pengungkapan Dalam Catatan atas Laporan Keuangan


Apabila terdapat kesalahan yang terjadi pada periode sebelumnya atau
periode berjalan yang bersifat material terhadap posisi aset, kewajiban
dan ekuitas, maupun pendapatan, belanja dan pembiayaan harus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan secara memadai
sehingga pengguna laporan dapat memahami kejadian tersebut
ILUSTRASI AKUNTANSI PENDAPATAN
Contoh dinas Kesehatan akan digunakan dalam ilustrasi SKPD
Pada tanggal 2 januari 2014 diterbitkan Surat Ketetapan Retribusi Dinas
Kesehatan kota X sebesar Rp 150.000.000. pada tanggal 7 Februari 2014,PPK-
SKPD menerima SPJ. Dari SPJ dan lampirannya tersebut diketahui bahwa selama
bulan januari 2014, dinas kesehatan telah mnerima pendapatan restribusi sbb
10 Januari Dinas Kesehatan menerima retribusi pelayanan kesehatan sebesar Rp. 7.500.000
2014
11 Januari Bendahara penerimaan dinas kesehatan menyetor uang retribusi sebesar Rp
2014 7.500.000 tersebut kepada kas daerah
19 Januari Bendahara penerimaan menerima restribusi pelayanan kesehatan sebesar Rp
2014 2.000.000
20 januari Bendahara penerimaan menyetor uang restribusi sebesar Rp 2.000.000 tersebut
2014 ke kas daerah
28 januari Diterima info dari BUD bahwa telah dilakukan pengembalian kelebihan
2014 pembayaran uang pendaftaran mahasiswa/mahasiswi Akademi Keperawatan
Kota X untuk tahun 2013. kelebihan ini disebabkan adanya kesalahan perhitungan
dalam sistem komputer. Pembayaran kelebihan tersebut sebesar Rp 50.000.000
dari tranksaksi ini , PPK-SPKD DINAS Kesehatan akan mencatat jurnal sebagai
berikut:
Laporan Operasional
tanggal Uraian Debit Kredit
2 Januari Tidak Ada Jurnal
2014
10 Kas di Bendahara penerimaan Rp. 7.500.000
Januari Pendapatan reribusi Kesehatan Rp. 7.500.000
2014
11 PK PPKD Rp. 7.500.000
Januari Kas di Bendahara penerimaan Rp. 7.500.000
2014
19 Kas di Bendahara penerimaan Rp 2.000.000
Januari Pendapatan reribusi Kesehatan Rp 2.000.000
2014
20 PK PPKD Rp 2.000.000
januari Kas di Bendahara penerimaan Rp 2.000.000
2014
28 PPKD tidak melakukan pencatatan atau jurnal karena pengembalian kelebihan
januari pendapatan tersebut bersifat tidak berulang dan merupakan pendapatan periode
2014 sebelumnya.Pencatatan hanya dilakukan oleh instansi PPKD atau SKPKD
Laporan Realisasi Anggaran
Tanggal Uraian Debit Kredit
2 Tidak Ada Jurnal
Januari
2014
10 Estimasi Perubahan SAL Rp. 7.500.000
Januari Pendapatan LRA-Retribusi Kesehatan Rp. 7.500.000
2014
11 Tidak Ada Jurnal
Januari
2014
19 Estimasi Perubahan SAL Rp 2.000.000
Januari Pendapatan LRA-Retribusi Kesehatan Rp 2.000.000
2014
20 Tidak Ada Jurnal
januari
2014
28 PPKD tidak melakukan pencatatan atau jurnal karena pengembalian kelebihan
januari pendapatan tersebut bersifat tidak berulang dan merupakan pendapatan
2014 periode sebelumnya.Pencatatan hanya dilakukan oleh instansi PPKD atau
SKPKD

Anda mungkin juga menyukai