Karsinoma Nasofaring
Anatomi Nasofaring
• Batas Nasofaring:
• Anterior : koane / nares posterior
• Posterior : setinggi columna
vertebralis C1-2
• Inferior : dinding atas palatum
molle
• Superior : basis cranii (os
occipital & sphenoid)
• Lateral : fossa Rosenmulleri
kanan dan kiri (dibentuk os
maxillaris & sphenoidalis)
Manifestasi klinis
• Berdasarkan waktu:
• Gejala Dini:
• hidung: pilek kronik, ingus/dahak bercampur darah
• telinga: tinitus, pendengaran berkurang, grebek-grebek
• Gejala Lanjut:
• Ekspansif:
• ke muka: menyumbat koane sehingga terjadi buntu hidung
• ke bawah: palatum molle bombans, gangguan menelan dan sesak nafas
• Infiltratif:
• ke atas:
• masuk ke foramen laserum menyebabkan sakit kepala, paresis/paralisis N. III, IV, V, VI secara
sendiri atau bersama-sama
• gangguan pada mata (diplopi, ptosis, exopthalmous ),
• neuralgi trigeminal
• ke samping, masuk ke foramen jugulare, sindrom Jackson:
• menekan N. IX, X: paresis palatum mole, faring, gangguan menelan
• menekan N. XI: gangguan fungsi otot sternokleidomastoideus dan otot trapezius
• menekan N. XII: deviasi lidah
• Metastasis :
• Melalui aliran getah bening: menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening leher
(kaudal dari ujung mastoid, dorsal dari angulus mandibula, medial dari otot
sternokleidomastoideus)
Berikut adalah tingkatan-tingkatan pembesaran kelenjar getah bening:
• Gejala Mata:
• Diplopia
• Baal daerah periorbital
• Ptosis
Manifestasi Klinis
• Gejala lokal lanjut Gejala Saraf:
• Gejala Infiltratif ke atas (foramen lacerum) dan ke samping (foramen jugulare)