Anda di halaman 1dari 12

HUKUM IMUNISASI

POLIO
PRESENT BY: RIZAL EL FAHIM
HUKUM IMUNISASI POLIO

Definisi Imunisasi

KBBI Pengebalan (terhadap penyakit)

Vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit


Kesehatan tertentu

Definisi vaksin
Suatu obat yang diberikan untuk membantu
mencegah sebuah penyakit. Imunisasi memiliki
beberapa jenis salah satunya Imunisasi Polio.
HUKUM ASAL IMUNISASI

Imunisasi hukumnya boleh dan tidak dilarang, karena


imunisasi termasuk penjagaan diri dari penyakit
sebelum terjadi.

“Barang siapa yang memakn tujuh buti kurma ajwah,


maka dia akan trhindar sehari itu dari racun dan sihir”
(HR. Bukhari : 5768, Muslim : 4702).

Hadits ini menunjukkan secara jelas tentang


disyari’atkannya mengambil sebab untuk
membentengi diri dari penyakit sebelum terjadi.
PENGGUNAAN VAKSIN POLIO KHUSUS
(IPV)
Permasalahannya :
Vaksin Polio Kusus (IPV) dalam proses pembuatannya
menggunakan enzim yang berasal dari Babi.

Berdasarkan surat Menteri Kesehatan RI dan penjelasan Direktur


Jederal Pemberantasan Penyakit Menular dapat simpulkan :
• Pemberian dua tetes vaksin polio oral
• Penyakit Polio dapat menyebabkan cacat fisik (kaki pincang)
• Sejumlah anak balita yang menderita immunucopromise
memerlukan vaksin khusus (vaksin jenis suntik)
• Sampai sekarang belum ada yg menggantikan vaksin tsb.
Jika diproduksi sendiri membutuhkan biaya yang besar
PENGGUNAAN VAKSIN POLIO KHUSUS
(IPV)
Jembatan Menju Jawaban:
a. Masalah Istihalah
b. Masalah Istihlak
c. Masalah Dharurat dalam Obat
d. Kemudahan saat kesempitan
e. Hukum berobat dengan sesuatu yang haram
f. Fatwa-fatwa
MASALAH ISTIHALAH

• Masalah Istihalah maksudanya adalah berubahnya


suatu benda yang najis atau haram menjadi benda lain
yang berbeda nama dan sifatnya.

Apakah benda najis yang telah berubah nama dan


sifatnya tadi bisa menjadi suci ???

• Benda asal bukanlah patokan tetapi yang menjadi


patokan adalah sifat benda tersebut sekarang. Mustahil
benda tetap dihukumi najis padahal nama benda dan
sifatnya telah tiada,padahal hukum itu mengikuti nama
dan sifatnya.
MASALAH ISTIHLAK

Masalah Istihlak maksudnya bercampur benda haram


dan najis dengan benda lainnya yg suci dan halal yang
lebih banyak sehingga menghilangkan sifat najis dan
keharamannya baik raasa dan baunya.

Apakah benda najis yg tekalahkan oleh benda suci tsb


bisa menjadi suci???
Dalam hadits (Shahih. Lihat Irwa’ul Ghalil: 14) dan (Shahih.
Lihat Irwa’ul Ghalil: 23) disimpulkan bahwa benda yg najis
atau haram apabila bercampur dgn air suci yg banyak
sehingga najis tsb lebur tak menyisakan warna atau
baunya maka dia menjadi suci.
MASALAH DHARURAT DALAM OBAT

Yaitu suatu keadaan terdesak untuk menerjang


keharaman ketika seseorang memiliki kayakinan bahawa
apabila dirinya tidak menerjang larangan tsb niscaya
akan binasa atau mendapatkan bahaya besar pada
badannya.

Dalam suatu kaidah fiqiyah dikatakan:


“darurat itu membolehkan sesuatu yg terlarang.”

Namun harus memenuhi 2 persyaratan tidak ada


pengganti lainnya yg boleh mencakupkan hanya sekedar
kebutuhan saja.
KEMUDAHAN SAAT KESEMPITAN

Sesungguhnya syari’atslam ini di bangun di atas


kemudahan, banyak sekali dalil-dalil yang mendasari
hal lain, bahkan al-iman asy-syathibi mengatakan:”
dalil-dalil tentang kemudahan bagi umat ini telat
mencapai derajat yang pasti.”
Semua syari’at itu mudah. Namun apabila ada
kesulitan maka ada nada tambahan kemudahan
lagi. Alangkah bagusnya ucapan al-iman asy-syafi’I
tatkala berkata: “kaidah syari’at itu dibangun bahwa
segala sesuatu apabila sempit maka menjadi luas.”
HUKUM BEROBAT DENGAN SESUATU
YANG HARAM

• Masalah ini terbagi 2 bagian:


1. Berobat dengan khamr, hukumnya dalah haram
Sebagaimana pendapat mayoritas ulama
“sesungguhnya khamr itu bukanlah obat, melainkan penyakit.”
(HR. Muslim :1984)
2. Berobat dengan benda haram selain khamr

Pada alasannyatidak boleh berobat dengan benda-benda


haramkecuali dalam kondisi darurat, apabila penyakit dan
obatnya memenuhi kriteria sbb:
• Penyakit tsb termasuk penyakit yg harus diobati
• Benar-benar yakin obat ini sangat bermanfaat pd penyakit
tsb
• Tidak ada penganti lainnya yg mubah
FATWA-FATWA

1. Fatwa Majlis Eropa Lil Ifta’wal Buhus


a. Penggunaan vaksin ini telah diakui manfaatnya oleh
kedokteran yaitu melindungi anak-anak dari cacat fisik
(kepincangan) dengan izin Allah SWT.di tambah lagi
bahwa keadaan ini masuk kategori dharurat atau hajat
yg sederajat dgn dharurat.
b. Majelis mewasiatkan kpd para pemimpin markaz agar
mereka tdk bersikap keras dlm masalah ijtihadiyyah.
1. Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia)
a. Pada dasarnya, penggunaan obat-obatan termasuk vaksin
yg berasal dari atau mengandung benda najis atau terkena
najis adalah haram.
b. Pemberian vaksin IPV kpd anak-anak yg menderita
immunocompromise saat ini di bolehkan sepanjang blm
ada IPV jenis lain yg suci dan halal.
KESIMPULAN DAN PENUTUP

Bolehnya imunisasi jenis ini dengan alasan-alsan sbb:


1. Imunisasi ini sangat dibutuhkan sekali,
sebagaimana penilitian ilmu kedokteran
2. Bahan haram yg telah ada kena lebur dgn bahan
lainnya
3. Belum ditemukan pengganti lainnya yg mubah
4. Hal ini termasuk dalam kndisi dharurat
5. Sesuai dengan pemudahan syari’at dikala ada
kesulitan.

Anda mungkin juga menyukai