Hak Tersangka Dan Terdakwa
Hak Tersangka Dan Terdakwa
Tersangka /
Terdakwa
Tersangka: seorang yang karena
perbuatannya atau keadaannya,
berdasarkan bukti permulaan patut diduga
sebagai pelaku tindak pidana. (KUHAP
Pasal 1 butir 14)
Namun, praktiknya:
Tebang pilih kasus
Subyektifitas penahanan
Perlakuan kasar aparat kepolisian
Hak untuk diperlakukan secara manusiawi
dan bebas dari penyiksaan dalam proses
peradilan pidana
Praktiknya:
Prosedur rumit
Sekalipun dikabulkan, proses eksekusi
seringkali sulit terkendala administrasi dan
mengakibatkan proses pemulihan menjadi
tidak efektif.
Hak untuk tidak diadili dua kali atas
perbuatan yang sama (nebis in idem / Double
Jeopardy) > Pasal 143 ayat (7) ICCPR dan
pasal 76 ayat (1) dan (2) KUHP
Hak untuk tidak dipidana berdasarkan
aturan yang berlaku surut
(implementasi asas legalitas dalam KUHP dan
ketentuan pasal 15 ayat (1) ICCPR)
Mekanisme hukum acara untuk mengadili
tindak pidana yang perkaranya dicakup
oleh kewenangan dua peradilan yakni
Peradilan Militer dan Peradilan Umum,
khususnya tindak pidana yang memenuhi
unsur-unsur tindak pidana yang secara
paralel diatur dalam hukum pidana militer
dan umum : KUHAP pasal 89 ayat (1)
Pasal 89 (2) KUHAP telah menentukan cara
dan aparat yang berwenang dalam
melakukan penyidikan terhadap perkara
koneksitas. Aparat penyidik perkara
koneksitas terdiri dari suatu “tim tetap”,
yang terdiri dari unsur :
Unsur Penyidik Polri;
Polisi Militer;
Oditur Militer atau Oditur Militer Tinggi
Cara bekerja tim disesuaikan dengan
kewenangan yang ada pada masing-
masing unsur tim. Bila dilihat dari segi
wewenang masing-masing unsur tim, maka
:
Tersangka pelaku sipil diperiksa oleh unsur
penyidik Polri.
Sedangkan tersangka pelaku anggota TNI/Polri
diperiksa oleh penyidik dari Polisi Militer dan
Oditur Militer.
Pasal 1 butir 22: hak seorang untuk
mendapat pemenuhan atas tuntutannya
yang berupa imbalan sejumlah uang karena
ditangkap, ditahan, dituntut ataupun
diadili tanpa alasan yang berdasarkan
undangundang atau karena kekeliruan
mengenai orangnya atau hukum yang
diterapkan menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini.
Dasar hukum: Ps 95-96 KUHAP jo. Ps 9 PP 27:1983 (PP No.
92:2015) jo. Kepmenkeu 983/KMK.01/1983
Permintaan (Mahkamah Agung)
SKO Pada Men.Keu cq.
Dir.Jen. Anggaran
Permohonan PN untuk
Permintaan KPN
Penyediaan Dana pada
SPM dari KPN
Dep.Keh. cq. Sek.Jen
Permohonan
Permohonan Eksekusi
Pembayaran melalui
Pada PN
KPN (SPP)
PUTUSAN SKO
PEMOHON
Dalam hal putusan bebas/lepas tidak
mencantumkan mengenai rehabilitasi
terdakwa, maka apabila orang tersebut
menghendaki agar rehabilitasinya diberikan
oleh Pengadilan, ia dapat mengajukan
permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri
yang memutus perkaranya dalam tingkat
pertama. Ketua Pengadilan Negeri setelah
menerima permohonan itu kemudian
memberikan rehabilitasi dalam bentuk
penetapan.