Anda di halaman 1dari 43

BERBAGAI CONTOH BATUAN

BEKU, SEDIMEN DAN


METAMORF
Batuan Beku
 Berasal dari bahan cair pijar dan panas (yang
disebut magma) dari dalam bumi yang
membeku.
 Berdasarkan tempat proses membekunya
batuan-batuan beku tersebut terdiri atas :
a. Batuan dalam, membeku secara perlahan-
lahan di dalam
b. Batuan korok, membeku di daerah korok
c. Batuan leleran, membeku di permukaan bumi
Klasifikasi Atas dasar Sifat Kimia
a.Batuan asam, mengandung banyak asam salisilat
merupakan senyawa siliat dan oksida,
mengandung kwarsa berwarna keputih-putihan
b. Batuan intermediet, jumlah kandungan silikat
(kwarsa) berkurang, magnesium besi naik,
warna lebih gelap
c. Batuan basa, kadar asam silikatnya (kwarsa)
rendah banyak mengandung magnesium dan
besi, warnanya gelap/hitam
Batuan Beku
Batuan Obsidian

Proses Terbentuk : Hasil kegiatan erupsi gunung api bersusunan asam


hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga
terbentuk gelas atau kaca (kaca amorf dan sedikit kristal
feldspar, mineral hitam dan kuarsa.
Massa Jenis : 2,36 – 2,5 gram/cm3
Warna : Warnanya bening seperti kaca dan warnanya kadang hitam
mulus, merah tua, agak hijau atau abu-abu.
Batu obsidian terbuat dari 70% silicon dioxide
Karakteristik lain : Kekerasan 5 skala Mohs dan termasuk batu mulia
Manfaat : Perhiasan cincin, kerajinan
Pumice (Batu Apung)
Pumice
(Batu Apung)

Proses Terbentuk : Hasil erupsi gunung api yang membeku ketika didalam
nya masih terdapat udara sehingga mempunyai sifat
berongga-rongga Batu apung mengandungs ilika tinggi,
dan termasuk jenis batuan beku luar.
Massa Jenis : dibawah 1 gram/cm3
Warna : Putih, dan coklat muda
Karakteristik lain : dapat terapung di air, kedap suara, batuapung juga tahan
terhadap api, kondensi, jamur dan panas.
Manfaat : Di sektor industri digunakan sebagai bahan pengisi
(filler), pemoles/penggosok (polishing), pembersih
(cleaner), stonewashing, abrasif, isolator temperatur tinggi
dan lain-lain.
Batuan Skoria

Skoria merupakan batuan yang terbentuk jika air dan


gelembung-gelembung gas lainnya keluar melalui lava
yang mampat (stiff lava), dan lubang-lubangnya lebih
besar kalau dibandingkan dengan pumice. Warna skoria
coklat kemerahan sampai abu-abu gelap dan hitam.
Batuan Beku
Batuan Granit

Proses terbentuk : Hasil pembekuan magma berkomposisi asam


merupakan jenis batu beku dalam
Massa jenis : sekitar 2,2 – 2,3 gram/cm3
Warna : putih, abu-abu, atau campuran keduanya.
Kegunaan : Batu bahan bangunan, Monumen, Jembatan
sebagai dekorasi, Bahan tegel
Batuan Beku
Batuan Basal

 Proses Terbentuk : Berasal dari hasil pembekuan magma basa di permukaan/


dekat permukaan bumi. Mempunyai ukuran butir yang
sangat halus/baik sehingga mineral mineral tidak terlihat.
Massa jenis : 2,7 – 3 gram/cm3
Warna : Gelap
Karakteristik lain : Bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas
mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan
mineral hitam. Kandungan mineral Vulkanik ini hanya dapat
terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran butir
kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro.
Manfaat : Bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan / pondasi
bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai agregat.
Batuan Gabro
(Basal)

Proses Terbentuk : Pembekuan magma didalam kerak bumi (beku dalam)


Massa Jenis :2,9 – 3,21 gram/cm3
Warna : Gelap kehijauan , coklat bercampur putih
Karakteristik lain : Kandungan silika rendah, bersifat basa. Struktur batuan
massive, tidak terdapat rongga udara, tekstur fanerik,
mineral besar-besar, derajat kristalisasi sempurna, dan
holocrystalline.
Batuan Diorit

Proses terbentuk : Batuan terobosan batuan beku (instruksi) yang


bersifat mafic pada suatu subduction zone.
Terdapat emplaces yang besar berupa batholiths
Termasuk jenis batuan beku dalam
Massa jenis : 2,8 – 2,9 gram/cm3
Warna : Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih
Kegunaan : Batu ornamen dinding maupun lantai bangunan
gedung, batu belah untuk pondasi bangunan / jalan
raya.
Batuan Beku
Batu Andesit

Proses terbentuk :Pembekyuan lelehan lava gunung merapi yang meletus,


(jenis batuan beku luar).
Massa Jenis : 2,8 – 3 gram/cm3
Warna : agak gelap (abu-abu tua).
Kegunakan : Nisan kuburan, Cobek, Cungkup (kap lampu taman),
Arca untuk hiasan, Batu pembuat candi, Meja batu
Batuan Liparit
dan Dasit
Lapirit merupakan batuan bertekstur
porfiris dan umumnya berwarna putih,
mineral pembentuknya feldspar, kuarsa,
biotit dan mungkin juga mineral
berwarna gelap.
Dasit berwarna abu-abu terang, mineral
plagioklas berbutir kasar dalam masa dasar
lebih halus. Dasit mengandung 15-20%
kwarsa, kurang lebih 60% feldaspar dan
10-20% biotit atau hornblande. Jumlah
mineral silikat sedikit. Misalnya biotit,
hornblende, dan augit. Jika panerisnya
plagioklas atau kwarsa banyak, disebut
dengan porfir dan dasit. Masa dasar dari
batuan ini biasanya berbutir halus, tetapi
dapat juga menjadi glass.
Tufa Gelas

Proses pebentukan : Tufa Gelas merupakan batuan


piroklastik yang disusun oleh material
hasil gunung api yang banyak me-
ngandung debu vulkanik dan mineral
gelas.
Warna : putih keabu-abuan, abu-abu dan
kuning kecoklatan.
Kegunaan : sebagai bahan timbunan
Batuan Endapan (Batuan
Sedimen

Batuan endapan adalah batuan yang


terbentuk dari endapan hasil pelapukan
batuan. Batuan ini dapat pula terbentuk dari
batuan yang terkikis atau dari endapan sisa-
sisa binatang dan tumbuhan.
Klasifkasi Batuan Sedimen
• Berdasarkan proses pengendapannya
batuan sedimen klastik
batuan sedimen kimiawi
batuan sedimen organik
• Berdasarkan tenaga alam yang mengangkut
batuan sedimen aerik
batuan sedimen aquatik
batuan sedimen marin
batuan sedimen glasiatik
• Berdasarkan tempat endapannya
batuan sedimen limnik
batuan sedimen fluvial
batuan sedimen marine
batuan sedimen teristrik
Sedimen
Stalakmit dan
Stalagmit

Proses Terbentuknya : Stalaktit dan Stalakmit terdapat didaerah Karst. Air


di daerah karst akan masuk ke lobang-lobang (doline)
kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap
gua ke dasar gua. Tetesan-tetesan air yang mengan-
dung larutan gamping (Ca(HCO3)2 kemudian meng-
kristal dan menumpuk didinding atas (satalaktit) dan
dasar gua (stalakmit)
Warna : kuning, coklat, krem, keemasan, putih
Manfaat : sebagai keindahan alam (biasanya di gua-gua), dapat
di jadikan hiasan rumah.
Tempat dijumpai : Sangat sering di temukan di daerah gua, ada juga
yang di sekitar air terjun.
Batuan
Travertin
1. Ca(HCO3)2bila aornya mengandung CO2 maka CaCO3
mudah berubah menjadi biocarbonat. Dibawah tekanan
atmosfer, air yang banyak mengandung CO2 secara
perlahan-lahan melarutkan calcium carbonat, terutama
bila air tersebut berasal dari tempat yang dalam dengan
tekanan yang lebih besar dan kandungan CO2 nya
lebih banyak, maka daya melarutkan lebih tinggi.
2. Bila Ca(HCO3)2 mencapai permukaan bumi dibawah
tekanan atmosfer, CaCo3 segera diendapkan oleh
proses evaporasi yang dapat dipercepat oleh adanya
kegiatan dari tumbuh-tumbuhan (algae).
3. Calcum carbonat yang doiendapkan di mulut/lubang
mata air itu disebut travertine.
Sedimen
Batu Breksi

• Karakteristik : Sedimen klastik yang memiliki ukuran butir yang


cukup besar (diameter > dua mm) dengan tersu-
sun atas fragmen batuan menyudut (tajam).
Ruang antara fragmen besar bisa diisi dengan
matriks partikel yang lebih kecil atau semen
mineral yang mengikat batu itu bersama-sama.
• Warna : merah kecoklatan, keemasan, coklat
• Manfaat : sebagai Hiasan Bisa, misalnya di ukir hingga
halus membentuk vas bunga, meja kecil, atau
asbak.
Sedimen
Batuan
Konglomerat

Proses Terbentuk : Bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan


yang berbutir kasar, dan bentuk membundar,
ukuran lebih besar dari 2 mm. Pada sistem sungai
dan pantai.
Warna : berwarna warni
Manfaat : Biasanya sebagai batuan penyimpan hidrokarbon
(reservoir rocks) atau batuan induk sebagai
penghasil hidrokarbon (source rocks).
Batuan Sedimen
Batupasir
(Sandstone)

Proses Terbentuk : Batuan sedimen klastik yang partikel penyusunya


berupa butiran berukuran pasir, yang terbawa
oleh gerakan air, dipantai atau saluran di suatu
sungai. Batupasir paling umum terdiri atas butir
kwars
Warna : Coklat dan putih
Manfaat : Banyak kegunaan didalam industri konstruksi
sebagai bahan bangunan batu-tembok. sebagai
material di dalam pembuatan gelas/kaca.
Batu Sedimen
Batu
Lempung

Proses Terjadinya : Menurut terjadinya terdiri dari lempung residu


terbentuk karena proses pelapukan (alterasi) batuan
beku dan ditemukan disekitar batuan induknya) dan
lempung letakan (sedimen). Kemudian material
lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga
membentuk batu lempung.
Warna : Coklat, keemasan, coklat, merah, abu-abu
Manfaat : Dapat dijadikan kerajinan, seperti asbak, patung,
celengan, dll.
Tempat kejaidian : Sering ditemukan di Pinggiran Sungai ataupun
pinggiran danau.
BATUAN METAMORF
Batuan malihan (metamorf) berasal dari
batuan sedimen yang mengalami
perubahan (metamorfosis). Batuan sedimen
ini mengalami perubahan karena
mendapat panas dan tekanan dari dalam
Bumi. Jika mendapat panas terusmenerus
Faktor Pembentukan Batuan
Metamorf

a. Komposisi mineral batuan asal


b. Tekanan dan temperatur saat proses
metamorfisme
c. Pengaruh gaya tektonik
d. Pengaruh fluida
Jenis-jenis Metamorfisme

1) Metamorfisme kontak/termal, metamorfisme


oleh temperatur tinggi pada intrusi magma atau
ekstrusi lava.
2) Metamorfisme regional, metamorfisme oleh
kenaikan tekanan dan temperatur yang
sedang, dan terjadi pada daerah yang luas.
3) Metamorfisme Dinamo, metamorfisme akibat
tekanan diferensial yang tinggi akibat
pergerakan patahan lempeng.
Batu Metamorf
Cara terbentuknya:
Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil
metamorfosisme batuan beku dalam
temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam
Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan
foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan
amphibole.
Asal : Metamorfisme regional
siltstone, shale, granit
Warna : Abu-abu
Ukuran butir : Medium – Coarse grained
Struktur : Foliated (Gneissic)
Komposisi : Kuarsa, feldspar, amphibole,
mika
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas : Kuarsa dan feldspar nampak
berselang-seling dengan
lapisan tipis kayaamphibole
dan mika.
Marmer

• Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas


sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya
tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan
tanpa foliasi.
• Asal : Metamorfisme batu gamping, dolostone
• Warna : Bervariasi
• Ukuran butir : Medium – Coarse Grained
• Struktur : Non foliasi
• Komposisi : Kalsit atau Dolomit
• Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
• Ciri khas : Tekstur berupa butiran seperti gula ,
terkadang terdapat fosil, bereaksi dengan
HCl.
Batu Metamorf
Batu Metamorf
Batu Sekis

• Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan


mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah
menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan
kristal yang mengkilap.
• Asal : Metamorfisme siltstone, shale, basalt
• Warna : Hitam, hijau, ungu
• Ukuran butir : Fine – Medium Coarse
• Struktur : Foliated (Schistose)
• Komposisi : Mika, grafit, hornblende
• Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
• Ciri khas : Foliasi yang kadang bergelombang,
terkadang terdapat kristal garnet
Batuan
Kuarsit

• Batuan metamorf yang keras dan kuat, terbentuk ketika batupasir


(sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika
batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami
rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir
terhapus oleh proses metamorfosis .
• Asal : Metamorfisme sandstone (batupasir)
• Warna : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
• Ukuran butir : Medium coarse
• Struktur : Non foliasi
• Komposisi : Kuarsa
• Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
• Ciri khas : Lebih keras dibanding glass
Batuan Serpentinit

• Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral


serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi
(serpentinization). Serpentinisasi adalah prosesmetamorfosis
temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica
mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan terhidrolize dengan air
menjadi serpentinit.
• Asal : Batuan beku basa
• Warna : Hijau terang / gelap
• Ukuran butir : Medium grained
• Struktur : Non foliasi
• Komposisi : Serpentine
• Ciri khas : Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari
Batuan
Hornfels

• Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami


metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat
dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels
bersifat padat tanpa foliasi.
• Asal : Metamorfisme kontak shale dan claystone
• Warna : Abu-abu, biru kehitaman, hitam
• Ukuran butir : Fine grained
• Struktur : Non foliasi
• Komposisi : Kuarsa, mika
• Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak
• Ciri khas : Lebih keras dari pada glass, tekstur merata

Anda mungkin juga menyukai