Anda di halaman 1dari 25

MIASTENIA GRAVIS

M.E.RACHMAN
NEURO-FISIOLOGI
FK-UMI
20014
MIASTENIA GRAVIS
PENDAHULUAN Thomas willis,
1672

MIASTENIA GRAVIS

MIASTENIA GRAVIS
= KELEMAHAN OTOT = SERIUS
(YUNANI) (LATIN)

PENYAKIT AUTOIMUN AKIBAT DITANDAI KELEMAHAN /


GANGGUAN PENGHANTARAN KELUMPUHAN
IMPULS  ANTIBODI OTOT-OTOT LURIK SETELAH
RESEPTOR ASETILKOLIN MELAKUKAN AKTIVITAS DAN
PADA NEUROMUSCULAR MEMBAIK SETELAH
JUNCTION ISTIRAHAT
PATOFISIOLOGI LETAK LESI : NEUROMUSCULAR
JUNCTION POST SINAPTIK
PRESINAPTIK
•AKSON TERMINAL
• BERISI VESIKEL SINAPTIK
• NEUROTRANSMITTER
ASETILKOLIN

CELAH
SINAPTIK
•RUANGAN ANTARA
MEMBRAN PRASINAPTIK
DAN MEMBRAN
PASCASINAPTIK.

POST SINAPTIK
•MEMBRAN PASCASINAPS
•RESEPTOR ASETILKOLIN
•ASETILKOLIN ESTERASE
Fisiologi transmisi
neuromuskular
1. Pot. aksi sampai ke saraf terminal
2. Influx ion Ca ++
3. Pelepasan ACh melalui zona aktif pada
pre-sinaptik saraf terminal
4. dIfusi ACh di celah sinaptik
5. ACh terikat pada AChR post sinaptik
6. Saluran ionik terbuka
7. Timbul end plate potential (EPP) oleh
depolarisasi membran otot
8. Terjadi kontraksi otot ketika EPP
melewati nilai ambang untuk
menimbulkan kontraksi otot
9. ACh dihidrolisis dari celah sinaptik oleh
AChE menjadi kolin dan asetil-koenzim
A dan oleh difusi pasif neurotransmitter
pada celah sinaptik
10. Transport aktif kolin ke dalam
presinaptik untuk di resintesis menjadi
ACh
MIASTENIA GRAVIS

Umumnya gejala MG: Diagnosa ditegakkan:


- Penglihatan ganda (diplopia) disertai
ptosis. Disfungsi (disfagia/disartri) - Anamnesis : bila kelemahan dapat
dengan respons pupil yang normal. ditimbulkan dengan terjadinya fatique.
- Gangguan mengunyah, berbicara dan - Pemeriksan neurologis : penderita
menelan. dengan gejala-gejala okular, pasien disuruh
- Kelemahan proksimal lebih dari distal, melihat ke atas terus selama 1 menit.
gejala-gejala yang bilateral. (persistent upward gaze) dan harus
- Refleks dan sensibilitas normal diobservasi akan terjadinya ptosis
- Jarang terjadi disfungsi bulbar yang bisa progresif
menyebabkan suatu dispnoe atau suatu - Pemeriksaan Penunjang : EMG,
pneumonia aspirasi. . Kekuatan mengalami perbaikan yang cepat
dengan pemberian edrofonium (tensilon)
- Penyakit ini lebih sering terjadi pada
iv. (endrofonium adalah suatu inhibitor
wanita usia 15 – 30 tahun dan pria > 40 asetilkholinesterase yang secara transient
tahun Kelemahan yang fluktuatif, ptosis membuat .
atau diplopia
MANIFESTASI KLINIS

MIASTENIA OKULAR

MG UMUM RINGAN
4 STADIUM

MG UMUM BERAT

KRISIS MIASTENIK
TERAPI

✓ Tergantung pada beratnya gejala-


gejalanya.
Penatalaksanaan akut :
✓ Evaluasi segera harus dilakukan ➢ Monitoring fungsi pernafasan dan
terhadap fungsi paru-paru . menelan
✓ Menilai resiko terjadinya aspirasi bila ➢ Periksa dan obati infeksi, hipokalemia
fungsi menelan terganggu. dan gangguan pada tiroid
✓ Pengobatan dapat dimulai dengan ➢ Pertimbangkan plasmafereis atau
pemberian piridostigmin (Mestinon) pemberian IVIg
dosis rendah, 30 – 60 mg setiap 4 jam. ➢ Bila tidak ada perbaikan dengan
✓ Timemektomi. tensilon, hentikan pemberian inhibitor
✓ Imunosupresan : prednison atau kholinesterase
azatioprin, cellcept, cyclophosphamide.
KOMPLIKASI MG

KRISIS MIASTENIA KRISIS KOLINERGIK :


✓ Kelemahan otot disebabkan oleh Disebabkan blokade ganglionik nikotinik,
kekurangan jumlah Asetilkholin (Ach). karena kelebihan pemberian obat
✓ Pada pemeriksaan tes tensilon akan (overmedication) dalam klinik, sehingga harus
terjadi perbaikan langsung pada dibedakan dari KM, dan penambahan
mestinon secara gradual tidak akan
kontraksi otot.
memperbaiki kelemahan otot, malahan
✓ Gejala – gejala utama adalah : menambah efek-efek samping lebih banyak
1. Denyut nadi yang cepat lagi.
2. Depresi otot pernapasan
3. Hilangnya refleks batuk dan menelan Gejala :
4. Respons positif terhadap tes Tensilon 1. Respons negatif terhadap tes Tensilon
2. Nausea dan muntah
Terapi : 3. Bradikardia dan hypotensi
1. Ventilator dan NGT 4. Fasikulasi
2. mencari pencetus / trigger 5. Diplopia
3. menentukan apakah pasien memerlukan 6. Diare dan kramp abdominal
intubasi atau pembatasan menelan.
DIAGNOSIS BANDING

1. Eaton-Lambert Syndrome (ELS).

2. Botulisme

3. Miopati

4. Paralisis Periodik
MIASTENIA GRAVIS
NEUROFIBROMATOSIS

M.E.RACHMAN
NEURO-FISIOLOGI
FK-UMI
20014
NEUROFIBROMATOSIS

Pendahuluan
- Identik dgn Von Recklinghausen disease.

- Suatu gangguan autosomal dominan yang


mempengaruhi dan ditandai oleh adanya
perubahan-perubahan di dalam sistem
saraf,otot, tulang, jaringan lunak dan kulit
berupa benjolan lunak bertangkai dan
pigmentasi nyata.
Tipe NF:
1. NF-1 ; Perifer
2. NF-2 ; Sentral

Histologi :
hiperplasia sel Schwan

Epidemiologi :
1 : 25.000, tanpa membedakan ras, jenis
kelamin, etnik, dan suku bangsa.

Etiologi :
herediter secara autosomal dominan.
NEUROFIBROMATOSIS

Gejala Klinis :
• Tumor-tumor pada saraf tepi dibawah kulit.

• Neurofibomatosis di saraf kranialis (neurinoma/neuriloma) :


N. Akustikus, N.trigeminus, N.Optikus, N. Glossopharingeus, dan N.Vagus.

• Bila menyerang Corpus Vertebra menyebabkan skoliosis dan gibbus.

• Bintik dan bercak di aksilla atau inguinal.

• Adanya optik glioma atau lesi irirs hamartoma.

• Bisa disertai gejala retardasi mental.


• Tumor-tumor pada saraf tepi dibawah kulit.
• Bintik dan bercak kecoklatan di aksilla atau inguinal.
• Adanya optik glioma atau lesi irirs hamartoma.
• Bila menyerang Corpus Vertebra menyebabkan skoliosis dan gibbus
Diagnosis:
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan penunjang:
Analisa mutasi gen, MRI utk tumor otak, Wood
lamp, Slit lamp.
NEUROFIBROMATOSIS

Terapi :
1. Tindakan pembedahan Komplikasi :
kosmetik, ortopedi, Transformasi keganasan masih
jarang.
neurosurgeri.
2. Psikolog atau Psikiater Prognosis :
 gangguan mental Diagnosis sedini mungkin serta
dan retardasi mental. tindakan tepat dapat memberikan
prognosis lebih baik.
3. Konseling genetik.

Anda mungkin juga menyukai