Anda di halaman 1dari 13

GANGGUAN PADA SISTEM

TRANSMISI
NAMA-NAMA KELOMPOK 7:

 YOSUA O. SIHOMBING
 ANDRE TEGI
 JUNIOR M. RIA
Apa itu transmisi ?
Transmisi merupakan proses penyaluran listrik dari
pembangkitan ke distribusi listrik. Standar tegangan pada
sistem transmisi di Indonesia diklasifikasikan sebagai
tegangan ekstratinggi (SUTET) yaitu dengan nominal 500 kV
dan tegangan tinggi (SUTT) dengan nominal 70 kVdan 150 kV.
Tujuan tegangan dinaikan agar dapat meminimalisir rugi-rugi
daya dan drop tegangan, karena penyaluran pasti melalui
jalur yang panjang, semakin panjang jalur makaakan
semakin berpengaruh pada rugi daya jika tegangan tidak
dinaikan.
Macam – macam gangguan pada saluran
Transmisi :
1. Gangguan Beban Lebih (Overload)
Beban lebih mungkin tidak tepat disebut sebagai gangguan.
Namun karena beban lebih adalah suatu keadaan abnormal
yang apabila dibiarkan terus berlangsung dapat
membahayakan peralatan, jadi harus diamankan, maka
beban lebih harus ikut ditinjau.
2. Gangguan Hubung Singkat (Short Circuit)
 Gangguan hubung singkat dapat terjadi antara fasa (3 fasa atau 2 fasa)
atau antara 1 fasa ke tanah, dan dapat bersifat temporair (non
persistant) atau permanent (persistant). Gangguan yang permanent
misalnya hubung singkat yang terjadi pada kabel, belitan trafo atau
belitan generator karena tembusnya (break downnya) isolasi padat.
Gangguan temporair misalnya akibat flashover karena sambaran petir,
pohon, atau tertiup angin.
 Gangguan hubung singkat dapat merusak peralatan secara termis dan
mekanis. Kerusakan termis tergantung besar dan lama arus gangguan,
sedangkan kerusakan mekanis terjadi akibat gaya tarik-menarik atau
tolak-menolak.
Keterangan pada gambar di atas :
1. Hubung singkat 1 fasa ke tanah
2. Hubung singkat 2 fasa (antar fasa)
3. Hubung singkat 2 fasa ke tanah
4. Hubung singkat 3 fasa
5. Hubung singkat 3 fasa ke tanah
3. Gangguan Tegangan Lebih
 Tegangan lebih dapat dibedakan sebagai berikut :
 Tegangan lebih dengan power frequency
 Tegangan lebih transient
 Tegangan lebih transient dapat dibedakan :
 Surja Petir (Lightning surge)
 Surja Hubung (Switching surge)
 Timbulnya tegangan lebih dengan power frequency, dapat terjadi karena :
 Kehilangan beban atau penurunan beban di jaringan akibat switching, karena
gangguan atau karena maneuver.
 Gangguan pada AVR (Automatic Voltage Regulator) pada generator atau pada on
load tap changer dari trafo.
 Over speed pada generator karena kehilangan beban.
4. Gangguan Kurangnya Daya

Kekurangan daya dapat terjadi karena tripnya unit pembangkit


(akibat gangguan di prime movernya atau di generator) atau
gangguan hubung singkat di jaringan yang menyebabkan kerjanya
relay dan circuit breakernya yang berakibat terlepasnya suatu pusat
pembangkit dari sistem. Jika kemampuan atau tingkat pembebanan
pusat atau unit pembangkit yang hilang atau terlepas tersebut
melampaui spinning reverse system, maka pusat-pusat pembangkit
yang masih ada akan mengalami pembebanan yang berkelebihan
sehingga frequency akan merosot terus, yang bila tidak diamankan
akan mengakibatkan tripnya unit pembangkit lain (cascading) yang
selanjutnya dapat berakibat runtuhnya (collapse) sistem
(pemadaman total).
5. Gangguan Ketidakstabilan (Instability)

Gangguan hubung singkat atau kehilangan pembangkit dapat


menimbulkan ayunan daya (power swing) atau yang lebih hebat
dapat menyebabkan unit-unit pembangkit lepas sinkron (out of
synchronism). Power swing dapat menyebabkan relay pengaman
salah kerja yang selanjutnya menyebabkan gangguan yang lebih
luas. Lepas sinkron dapat mengakibatkan berkurangnya pembangkit
karena tripnya unit pembangkit tersebut atau terpisahnya sistem,
yang selanjutnya dapat menyebabkan gangguan yang lebih luas
bahkan runtuh (collapse).
Upaya Mengatasi Gangguan pada sistem
transmisi
1. Mengurangi Terjadinya Gangguan
Gangguan tidak dapat dicegah sama sekali, tapi dapat
dikurangi kemungkinan terjadinya sebagai berikut :
 Peralatan yang dapat diandalkan adalah peralatan yang
minimum memenuhi persyaratan standart yang dibuktikan
dengan type test, dan yang telah terbukti keandalannya
dari pengalaman. Penggunaan peralatan di bawah mutu
standart akan merupakan sumber gangguan.
 Penentuan spesifikasi yang tepat dan design yang baik sehingga
semua peralatan tahan terhadap kondisi kerja normal maupun
dalam keadaan gangguan, baik secara elektris, thermis maupun
mekanis.
 Pemasangan yang benar sesuai dengan design, spesifikasi dan
petunjuk dari pabrik.
 Penggunaan kawat tanah pada SUTT/SUTET dengan tahanan
pentanahan kaki tiang yang rendah. Untuk pemeriksaan dan
pemeliharaan, maka konduktor pentanahannya harus dapat
dilepas dari kaki tiangnya.
 Penebangan atau pemangkasan pohon-pohon yang berdekatan
dengan kawat fasa SUTT harus dilakukan secara periodik. Dalam
hal ini yang perlu diperhatikan tidak hanya jaraknya dalam
keadaan tidak ada angin, melainkan juga dalam keadaan pohon-
pohon tersebut ketika ditiup angin.
 Penggunaan kawat atau kabel udara berisolasi untuk SUTM
harus dipilih dan digunakan secara selektif.
 Operasi dan pemeliharaan yang baik.
 Menghilangkan atau mengurangi penyebab gangguan atau
kerusakan melalui penyelidikan.
Kesimpulan :
 GANGGUAN PADA SALURAN TRANSMISI TIDAK DAPAT DIHILANGKAN TETAPI BISA
DI KURANGI SEHINGGA PERALATAN-PERALATAN TRANSMISI DAPAT BEKERJA
DENGAN NORMAL.
 UNTUK MEMPERKECIL GANGGUAN, MAKA HARUS MENGGUNAKAN PERALATAN
PROTEKSI SESUAI DENGAN KEBUTUHAN.
 PERALATAN PROTEKSI HARUS BEKERJA DENGAN BAIK BILA TERJADI KONDISI
ABNORMAL MAUPUN GANGGUAN.

Referensi : http://elektro-unimal.blogspot.com/2011/11/gangguan-pada-
sistem-tenaga-listrik.html
THANKS

Anda mungkin juga menyukai