Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK

Kartika Nurrachmah Sari L2J009098

Bagus Khafidiyanto L2J009099


TUJUAN
-MELINDUNGI TENAGA KERJA AGAR SELALU
SEHAT FISIK DAN MENTAL
-MELINDUNGI TENAGA KERJA ATAS HAK
KESELAMATAN DALAM MELAKUKAN
PEKERJAAN
-PERLINDUNGAN ATAS ASSET PRUDUKSI
BAIK SARANA MAUPUN PRASARANA DARI
KERUSAKAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA
PERENCANAAN BANGUNAN
PELENGKAP
“GORONG-GORONG DAN
SYPHON”
1. Perencanaan Drainase

Perencanaan sistem drainase suatu daerah, terlebih dahulu


harus ditentukan dasar-dasar atau kriteria-kriteria perencanaan.
Hal ini berguna sebagai bahan pemikiran bagi penetapan
alternatif saluran dan perencanaan drainase modern.

Dasar-dasar perencanaan yang diterapkan merupakan rumus-


rumus dan ketentuanketentuan yang umunya dipakai dalam
merencanakan sistem penyaluran air hujan. Pemakaian rumus-
rumus serta ketentuan-ketentuan tersebut disesuaikan dengan
kondisi lokal, berupa kondisi topografi, geologi, klimatologi,
dan tata guna lahan.
Hasil yang diharapkan dari alternatif terpilih adalah
tercapainya perencanaan sistem drainase yang
berasaskan sistem drainase modern, yaitu sistem
drainase yang berwawasan lingkungan, sehingga
selain masyarakat terhindar dari bahaya banjir,
ataupun genangan air yang merugikan masyarakat,
juga turut serta dalam konservasi sumber daya air.
2. Bentuk – Bentuk Saluran Drainase

• Penampang saluran trapesium

• Bentuk segi empat

• Bentuk lingkaran, parabola dan bulat telur

• Bentuk tersusun
3. Bangunan Pelengkap Sistem Drainase

• Bangunan silang, misal : gorong-gorong


• Bangunan pemecah energi, misal : bangunan terjunan dan saluran curam
• Bangunan pengaman, misal : ground sill/leveling structure
• Bangunan inlet, misal : grill samping/datar
• Bangunan outlet, misal : kolam loncat air
• Bangunan pintu air, misal : pintu geser, pintu otomatis
• Bangunan rumah pompa
• Bangunan kolam tandon/pengumpul
• Bangunan lubang kontrol/manhole
• Bangunan instalasi pengolah limbah
• Peralatan penunjang, berupa : AWLR, ORR, stasiun meteorology, detector
kualitas air,
4. Gorong-gorong

Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk


membawa aliran air (saluran irigasi atau pembuang)
melewati bawah jalan air lainnya (biasanya saluran), di
bawah jalan, atau jalan kereta api. Gorong-gorong juga
digunakan sebagai jembatan ukuran kecil, digunakan
untuk mengalirkan sungai kecil atau sebagai bagian
drainase ataupun selokan jalan.
Fungsi

mengalirkan air dari sisi jalan ke sisi lainnya. Untuk itu


desainnya harus juga mempertimbangkan faktor hidrolis
dan struktur supaya gorong-gorong dapat berfungsi
mengalirkan air dan mempunyai daya dukung terhadap
beban lalu lintas dan timbunan tanah.
Konstruksi gorong-gorong

1. Gorong-gorong baja
Gorong-gorong baja biasanya menggunakan Pipa Baja Bergelombang.
Gorong gorong baja ini terutama dari jenis Multi Plate Pipe telah menjadi
alternative penggantikan jembatan kayu dan box culvert beton

2. Gorong-gorong PVC
Gorong-gorong PVC biasanya digunakan untuk gorong-gorong dengan
ukuran kecil

3. Gorong-gorong beton
Gorong-gorong beton disebut juga culvert box adalah gorong-gorong cor di
pabrik (precast) ataupun dicor ditempat, dimensi tergantung kepada debit
air yang akan dialirkan melalui gorong-gorong.
Komposisi gorong-gorong

Bagian utama gorong-gorong terdiri atas :


• Pipa : kanal air utama
• Tembok kepala :
Tembok yang menopang ujung dan lereng jalan
Tembok penahan yang dipasang bersudut dengan tembok
kepala, untuk menahan bahu dan kemiringan jalan.
•Apron (dasar)
Lantai dasar dibuat pada tempat masuk untuk mencegah
terjadinya erosi dan dapat berfungsi sebagai dinding penyekat
lumpur.
Penempatan gorong-gorong

1. Lokasi jalan yang memotong aliran air


2. Daerah cekung, tempat air dapat menggenang
3. Tempat kemiringan jalan yang tajam tempat air
dapat merusak lereng dan badan jalan
4. Kedalaman gorong-gorong yang aman terhadap
permukaan jalan minimum 60 cm.
Penentuan Dimensi gorong-gorong

• Untuk menentukan dimensi gorong-gorong dapat


dipakai rumus :
A = Q/v
dimana :
a = Luas penampang (m2)
Q = Debit (m2/dt)
V = Kecepatan aliran (m/dt)
dengan :
Q = 1/3,6 C.I.A (Rumus Rational)
V = 1/n . R2/3 . 11/2 (Rumus Manning)
• Pendekatan lain untuk menentukan ukuran gorong-gorong
Pendekatan lain untuk menentukan ukuran gorong-gorong dan saluran kecil atau
ukuran jembatan yang mempunyai bentang 12 m (bukaan saluran tidak melebihi 30
m2), dapat menggunakan rumus Talbot :
a = 0,183 r . A3
dimana :
a = luas saluran gorong-gorong (m2)
r = koefisien pengaliran
= 1 untuk daerah pegunungan
= 0,75 untuk daerah perbukitan
= 0,50 untuk daerah bergelombang
= 0,25 untuk daerah datar
A = luas daerah pengaliran (Ha)

Dimensi minimum untuk luas saluran/gorong-gorong adalah 1,13 m2 atau 0,60 cm.
Gambar gorong-gorong
5. Siphon

Siphon adalah bangunan air yang dipakai untuk mengalirkan air


irigasi dengan menggunakan gravitasi melalui bagian bawah
sungai.
Siphon diperlukan jika saluran melintasi sungai atau rel kereta
api. Dalam menentukan demensi dari siphon, beberapa faktor
perlu diperhatikan, yaitu :
• kehilangan energi
• kemudahan dalam pemeliharaan
• kemanpuan dalm menyalurkan
Kehilangan energi dalam siphon, selain dipengaruhi oleh
parameter saluran, terutama dipengaruhi oleh kecepatan dalam
saluran, karena itu kecepatan dalam siphon direncanakan
berkisar antara 3-4 fps.
• Kemudahan pemeliharaan ditentukan oleh lengkungan siphon
karena itu radius lengkungan siphon harus besar sehingga
endapan lumpur tidak terakumulasi pada belokan.
Kemampuan dalam menyalurkan dimaksudkan sebagai
kemampuan siphon dalam menyalurkan air pada setiap
kondisi, baik pada waktu aliran minimum atau pada waktu
aliran puncak. Siphon biasanya dilengkapi dengan manhole
baik pada awal ataupun pada akhir siphon.
Kriteria Perencanaan Siphon

• diameter minimum 15 cm
• pipa harus terisi penuh
• kecepatan pengaliran konstan agar mampu
menghanyutkan kotoran, kecepatan perencanaan
biasanya > 1 m/s
• dibuat tidak terlalu tajam agar mudah dalam
pemeliharaannya
• perencanaan harus dipertimbangkan debit minimum,
rata-rata, dan maksimum
Dimensi siphon
Dimensi siphon harus dapat dihitung dengan
mempergunakan persamaan kontinuitas
Q = A.V = ¼ π.d2.V

Dimana :
Q = debit air buangan (m3/dt)
V = kecepatan aliran dalam siphon (m/dt)
D = diameter pipa siphon (m)
Fasilitas yang harus ada pada bangunan
persilangan antara lain :

• Saringan sampah di mulut saluran sebelah hulu siphon

• Pintu Air di inlet

• Saluran Penenang Hulu (outlet) yang berfungsi menenangkan


aliran agar sedimen mengendap di tempat tersebut

• Kolam Penenang Hilir sebagai peredam energi kecepatan


yang keluar dari dalam gorong-gorong.

• Papan Duga Air (staf gauge) berfungsi untuk mengetahui naik-


turunnya permukaan air.
Sekian..

Terima Kasih ^_^

Anda mungkin juga menyukai