Anda di halaman 1dari 25

EPIDEMIOLOGI

PMS / AIDS
“ODHA DAN
OHIDHA”
KELOMPOK 3
○Afandi
“ 1611212031
○Anggun Lathifah Asmi 1611212048
○Elsi Vira 1711216034
○Jenita Sari 1611211051
○Relita Maizara 1611212009
Pengertian HIV / AIDS
HIV ( Human Immunodefiency Virus ), yaitu virus yang
menghancurkan jaringan tubuh manusia. Virus ini dapat menyebabkan
AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4
sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia.
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau kumpulan
berupa gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh individu akibat
HIV. AIDS adalah suatu kumpulan gejala berkurangnya kemampuan
pertahanan diri yang disebabkan oleh masuknya virus HIV dalam
tubuh seseorang.
Pengertian ODHA

Orang dengan HIV / AIDS yang selanjutnya disingkat ODHA adalah orang yang
terifeksi virus HIV. Berdasarkan data dari kementrian Kesehatan Indonesia
jumlah kasus HIV dan AIDS sejak pertama kali ditemukan hingga bulan Juni
2018 telah dilaporkan keberadaannya oleh 433 (84,2%) dari 514 Kabupaten /
Kota di 34 Provinsi di Indonesia.
Menurut jaringan epidemiologi nasional, ada beberapa kondisi yang membuat penyebaran
AIDS di Indonesia menjadi cepat, antara lain:

• Meluasnya pelacuran.
• Peningkatan hubungan seks pra nikah (sebelum menikah) dan ekstra marital (di luar
nikah).
• Pravalensi penyakit menular seksual yang tinggi.
• Kesadaran pemakaian kondom masih rendah.
• Urbanisasi dan migrasi penduduk yang tinggi.
• Penggunaan jarum suntik yang tidak steril.
• Lalu lintas dari dan keluar negeri yang bebas.
○ Stadium pertama (HIV)
Pada tahap ini, infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti
terjadinya perubahan serologis ketika antibodi terhadap virus
Stadium tersebut berubah menjadi negative. Rentang waktu saat HIV masuk
Perjalanan AIDS kedalam tubuh sampai tes antibodi terhadap HIV menjadi positif
disebut dengan window period. Lama window period biasanya dapat
berlangsung selama 1 – 3 bulan bahkan ada yang sampai 6 bulan.
○ Stadium dua ( asimptomatik / tanpa gejala )
Asimptomatik yang dimaksud yaitu ketika didalam organ tubuh
seseorang terdapat virus HIV tetapi tidak menunjukka gejala-gejala.
Keadaan ini dapat berlagsung selama 5-10 tahun. Cairan tubuh pasien
HIV / AIDS yang tampak sehat dapat menularkan HIV ke orang lain.
Stadium tiga
Pada tahap ini sudah menunjukkan gejala-gejala awal penyakit. Salah satu
gejala yang muncul adalah pembesaran kelenjer limfe secara menetap dan
Stadium merata (Persistent Generalized Lymphadenophaty), yang tidak hanya
Perjalanan AIDS muncul pada satu tempat saja dan berlangsung lebih dari satu bulan.

Stadium empat (AIDS)


Sudah memasuki tahap AIDS. AIDS dapat di diagnose setelah kekebalan
tubuh sangat berkurang dengan dilihat dari jumlah sel T-nya. Pada tahap
ini sudah disertai dengan bermacam-macam penyakit, antara lain penyakit
konstitusional, penyakit syaraf dan penyakit infeksi sekunder.
Untuk mengatasi masalah yang kompleks dari ODHA maka
diperlukan layanan komprehensif. Salah satu layanan
OHIDHA komprehensif dilakukan dengan melibatkan OHIDHA.

Orang yang hidup dengan HIV / AIDS (OHIDHA) adalah orang


atau anggota keluarga yang hidup bersama dengan orang
dengan HIV / AIDS (ODHA) dan memberikan perhatian kepada
mereka. Peran OHIDHA sangat berpengaruh terhadap
kehidupan ODHA.
10

Konseling dan Tes HIV Perawatan, Dukungan dan


Pelayanan Pengobatan (PDP)
kesehatan HIV / Layanan ini sebenarnya telah
dilaksanakan sebelum program LKB. Sebagai tindak lanjut terhadap hasil
AIDS di tes HIV yang dilakukan Puskesmas,
Puskesmas Puskesmas melalui klinik HIV IMS-nya maka Puskesmas merujuk pasien
memberikan layanan Konseling dan Tes tersebut ke rumah sakit rujukan
HIV secara sukarela (KTS) pada untuk mendapatkan pengobatan
masyarakat yang datang secara ARV.
sukarela dan meminta untuk diberikan
konseling tentang HIV/AIDS dan Pasien dapat memilih apakah ia
melakukan pemeriksaan tes HIV akan melanjutkan pengobatannya di
Rumah Sakit atau kembali ke
Puskesmas yang merujukny
11
Pencegahan Penularan HIV dari Pencegahan HIV Melalui Transmisi
Ibu ke Anak (PPIA) Seksual (PMTS)
Pelayanan kesehatan Layanan ini mencakup pelayanan ANC Puskesmas bekerjasama dengan
HIV / AIDS di dan melakukan tes HIV bagi ibu hamil LSM/KDS dengan strategi
Puskesmas .Puskesmas melaksanakan layanan pencegahan yang komprehensif,
PPIA dengan menitikberatkan pada meliputi pencegahan dengan
upaya promotif dan preventif. pendekatan biomedik seperti
penyediaan kondom, sirkumsisi,
Sedangkan bila diperlukan rujukan,
testing, dan konseling HIV, yang
lamgsung dibawa ke rumah sakit
dilanjutkan dengan pengobatan
yang memilki pengalaman dalam
antiretroviral (ARV) jika positif,
melakukan program PPIA, misalnya
penanganan infeksi menular seksual
dalam melakukan tindakan sectio
(IMS), dan pencegahan berbasis ARV
caesar pada ibu hamil dengan HIV.
lainnya
Bentuk kegiatan promosi kesehatan
12
○Promosi kesehatan yaitu
Penanggulangan HIV / AIDS Promosi kesehatan ditujukan untuk ○Iklan layanan masyarakat. Kampanye
Berdasarkan Peraturan meningkatkan pengetahuan yang benar penggunaan kondom pada setiap
Menteri Kesehatan Republik dan komprehensif mengenai pencegahan hubungan seks bersiko penularan
Indonesia Nomor 21 Tahun penularan HIV dan menghilangkan stigma penyakit.
2013 Tentang serta diskriminasi.
Penanggulangan HIV / AIDS. ○Promosi kesehatan bagi remaja dan
Promosi kesehatan ini dilakukan dalam dewasa muda.
bentuk advokasi, bina suasana,
pembedayaan, kemitraan dan peran serta ○Peningkatan kapasitas dalam
masyarakat seseuai dengan kondisi sosial promosi pencegahan penyalahgunaan
budaya serta didukung kebijakan publik. napza dan penularan HIV kepada
tenaga kesehatan, tenaga non
kesehatan yang terlatih. DLL
13

Pencegahan penularan HIV 2. Pencegahan penularan HIV


Penanggulangan HIV / AIDS melalui hubungan non seksual ,
Berdasarkan Peraturan 1. Pencegahan penularan HIV melalui
dilakukan melalui :
Menteri Kesehatan Republik hubungan seksual, dilakukan dengan 4
Indonesia Nomor 21 Tahun kegiatan yang terintegrasi yaitu : ○Uji saring darah pendonor;
2013 Tentang
Penanggulangan HIV / AIDS.
○ Peningkatan peran pemangku ○ Pencegahan infeksi HIV pada
kepentingan. tindakan medis dan non medis
yang
○Intervensi perubahan perilaku
○Melukai tubuh; dan
○ Manajemen pasokan perbekalan
kesehatan pencegahan ○ Pengurangan dampak buruk
pada pengguna napza suntik.
○Penatalaksanaan IMS.
3. Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Pemeriksaan diagnosis HIV
14
ke Anaknya, dilakukan melalui :
Pemeriksaan diagnosis HIV dilakukan
○ Pencegahan penularan HIV pada untuk mencegah sedini mungkin
Pelayanan kesehatan perempuan usia reproduktif; terjadinya penularan atau peningkatan
HIV / AIDS di ○ Pencegahan kehamilan yang tidak kejadian infeksi HIV. Pemeriksaan
Puskesmas direncanakan pada perempuan diagnosis HIV dilakukan berdasarkan
dengan HIV; prinsip konfidensialitas, persetujuan,
konseling, pencatatan, pelaporan dan
○ Pencegahan penularan HIV dari ibu rujukan.
hamil dengan HIV ke bayi yang
dikandungnya; dan ○Pemeriksaan diagnosis dilakukan
melalui konseling tes HIV sukarela (KTS)
○ Pemberian dukungan psikologis, dan konseling dan tes HIV yang di
sosial dan perawatan kepada ibu perkasai oleh petugas kesehatan (TIPK).
dengan HIV beserta anak dan
keluarganya.
Perawatan dan dukungan HIV / AIDS15
harus
Pengobatan dan Perawatan dilaksanakan dengan pilihan pendekatan
Penanggulangan HIV / AIDS ○Pengobatan Terapeutik, meliputi sesuai dengan kebutuhan :
Berdasarkan Peraturan pengobatan ARV, pengobatan IMS, dan ○Perawatan berbasis fasilitas pelayanan
Menteri Kesehatan Republik pengobatan infeksi oportunistik.
Indonesia Nomor 21 Tahun
kesehatan
2013 Tentang ○Pengobatan profilaksis, meliputi Merupakan perawatan yang ditujukan
Penanggulangan HIV / AIDS. pemberian ARV pasca pajanan dan kepada orang terinfeksi HIV dengan infeksi
kotrimoksasol untuk terapi dan profilaksis. oportunistik sehingga memelukan
○Pengobatan penunjang, terdiri atas perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan
pengobatan suportif, adjuvant dan sesuai dengan sistem rujukan.
perbaikan gizi. ○Peratan di rumah berbasis masyarakat
Bertujuan untuk mencegah infeksi,
mengurangi komplikasi, mengurangi rasa
sakit, meningkatkan penerimaan diri
16
Terdapat beberapa layanan HIV ○Layanan program terapi rumatan
dan AIDS yang terdapat di metadon (PTRM) sebanyak 74
Indonesia yaitu: layanan.
○Layanan konseling tes HIV sukarela ○Layanan jarum suntik steril (LJSS)
(KTS) sebanyak 500 layanan sebanyak 194 layanan di puskesmas.
termasuk konseling dan tes HIV yang
○Layanan indeksi menular seksual
di perkasai oleh petugas kesehatan.
sebanyak 643 layanan.
○Layanan perawatan dukungan dan
○Layanan pencegahan penularan
pengobatan (PDP) sebanyak 303
ibu ke anak (PPIA) sebanyak 90
layanan aktif melakukan pengobatan
layanan.
ARV terdiri dari 235 RS rujukan PDB
(induk). ○Layanan kolaborasi TB-HIV
sebanyak 223 layanan.
Stigma dan diskirminasi terhadap ODHA

Diskriminasi terhadap ODHA dan OHIDHA


1. Oleh masyarakat
Masyarakat banyak meminta ODHA untuk dikarantina ke sel terkhusus pengidap HIV / AIDS,
padahal tanpa media dan cara tertentu HIV/AIDS tidak akan tertular. Diskriminasi oleh
masyarakat ini terjadi karena :
• Kurangnya informasi yang benar bagaimana cara penularan HIV/AIDS, dan hal-hal apa
saja yang dapat menularkan HIV/AIDS.
• Tidak percaya pada informasi yang ada sehingga ketakutan masyarakat yang berlebihan
terhadap HIV/AIDS.
18

2. Oleh penyedia layanan kesehatan


Masih ada penyedia layanan kesehatan yang tidak mau memberikan pelayanan kepada penderita
HIV/AIDS. Hal ini dapat disebabkan karena ketidaktahuan mereka terhadap penyakit ini dan juga
kepercayaan yang mereka miliki.Beberapa cara untuk mengatasi stigma dan diskiriminasi terhadap
ODHA yaitu :
• Kualitas pra dan pasca test pada saat konseling berlangsung.
• Mempunyai informasi tentang HIV/AIDS yang baik dan benar.Akses terhadap pengobatan ARV bagi
yang membutuhkan pengobtaan.
• Pengunkapan status kepada orang-orang terdekat.
• Dorongan untuk tetap menjadi anggota masyarakat yang bereproduktif.
• Adanya sebuah kelompok dukungan.
• Menghormati hak sebagai manusia, termasuk ODHA.
Hak ODHA 2. Hak Atas Informasi 19
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Pasal 7 UU Kesehatan secara
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013 tegas mengatakan bahwa setiap
Hak dan Kewajiban 1. Hak atas pelayanan kesehatan orang berhak mendapatkan
ODHA informasi dan edukasi tentang
Undang-Undang Kesehatan mewajibkan kesehatan serta informasi tentang
perawatan diberlakukan kepada seluruh data kesehatan dirinya termasuk
masyarakat tanpa kecuali termasuk tindakan dan pengobatan atas
pengidap HIV & AIDS. dirinya pada pasal 8
Dalam pasal 5 UU Kesehatan dinyatakan 3. Hak Atas Kerahasiaan
bahwa terdapat kesamaan hak tiap orang
dalam mendapatkan akses atas sumber Hak atas kerahasiaan diatur
daya kesehatan, memperoleh pelayanan dalam UU Kesehatan dalam pasal
kesehatan yang aman, bermutu dan 57 dimana setiap orang berhak
terjangkau atas rahasia kondisi kesehatannya
20
○Hak Atas Persetujuan
Tindakan Medis semua tes HIV harus
Dalam pasal 56 UU kesehatan
mengedepankan informed
Hak dan Kewajiban diatur tentang persetujuan consent dari pasien setelah
ODHA tindakan medis. Merupakan tugas pasien diberikan informasi yang
dan kewajiban dokter untuk cukup tentang HIV, tujuannya
memberikan informasi tentang terimplikasi hasil tes positif
sejelas-jelasnya tentang penyakit ataupun negatif.
yang diderita pasien dan tindakan
yang akan dilakukan, disamping
kewajibannya untuk
merahasiakanya pada pihak lain,
21
Beberapa hak asasi manusia yang berkaitan 2. Hak ODHA saat sudah terinfeksi dan Hidup dengan
dengan HIV / AIDS yaitu : HIV / AIDS
1. Hak ODHA Sebelum mengetahui terinfeksi •Hak untuk tidak dibedakan, serta persamaan di
atau tidak hadapan hukum.
•Hak untuk hidup
• Informasi dan keterampilan untuk
•Hak untuk mendapatkan standar kesehatan fisik
melindungi diri dari penularan. dan mental tertinggi yang bisa dicapai.
• Konselig sebelum melakukan tes HIV •Hak atas privasi,
• Memberikan persetujuan atau tidak •Hak untuk bekerja
sebelum menjalani tes HIV •Hak untuk bergerak dan berpindah tempat.
•Tes dan hasilnya dirahasiakan. •Hak untuk menikah dan membangun keluarga.
•Hak untuk mengakses pendidikan
•Hak untuk berkumpul
•Hak untuk mengikuti program asuransi.
22
3. Hak ODHA saat setelah meninggal
•Hak untuk jenazahnya diperlakukan dengan bermartabat.
•Hak untuk mendapatkan pelayanan dan penguburan yang layak.
•Hak untuk tidak dibocorkan identitasnya.
•Hak untuk mendapatkan santunan dan pensiun yang menjadi
haknya.
23

○Mendekatkan diri kepada tuhan ○ Menhindari seks bebasdan tidak


aman.
○Menghargai hak orang lain.
Kewajiban ODHA ○Mencari informasi
○Menjaga kesehatan diri sendiri.
○ Tidak menularkan HIV pada orang
○Tetap bersikap dan berpikir lain.
positif.
○ Memberikan informasi yang benar
○Masuk dalam kelompok mengenai kesehatannya kepada
dukungan (Support group). dokter.

○Menghindari penyalahgunaan ○ Mengikuti petunjuk dan nasihat


dokter.
NAPZA.
24
Peran ODHA dalam penanggulangan HIV / AIDS dengan cara
•menjaga kesehatan pribadi;
•melakukan upaya pencegahan penularan HIV kepada orang lain;
•memberitahu status HIV kepada pasangan seksual dan petugas kesehatan untuk kepentingan
medis;
•mematuhi anjuran pengobatan; dan
•berperan serta dalam upaya Penanggulangan HIV dan AIDS bersama Pemerintah dan
anggota masyarakat lainnya.
25

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai