Anda di halaman 1dari 61

DIAGNOSA DAN TATALAKSANA

SKIZOAFEKTIF

Hassezia Putri (13-091)


Yuni Asri Widyastuti (13-101)
Meldasari (13-203)
Hernika Irawan (13-207)

dr. Silvia Erfan, Sp. KJ


LATAR BELAKANG
Skizoafektif Rancu, adanya gabungan gejala
antara Skizofrenia dan gangguan
afektif

National Comorbidity Study 66 orang Skizofrenia


didapati 81% ggn. afektif (59% depresi, 22% gangguan
bipolar)
Definisi :
SKIZOAFEKTIF

Kelainan mental yang ditandai dengan adanya gejala
kombinasi yaitu antara gejala skizofrenia dan gejala
gangguan afektif
SKIZOAFEKTIF
 Epidemiologi :
1. Prevalensi perempuan lebih banyak dibanding pria
2. Pada usia tua skizoafektif tipe depresif
3. Pada usia muda skizoafektif tipe bipolar
SKIZOAFEKTIF
 Pedoman diagnostik :
Diagnosis dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya
skizofrenia dan gangguan afektif bersama-sama
menonjol pada saat yang bersamaan, dalam episode
yang sama.
SKIZOAFEKTIF
 Etiologi
 Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe
skizofrenia atau suatu tipe gangguan mood.
 Gangguan skizoafektif mungkin merupakan ekspresi
bersama-sama dari skizofrenia dan gangguan mood.
 Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe
psikosis ketiga yang berbeda, tipe yang tidak
berhubungan dengan skizofrenia maupun suatu gangguan
mood.
 Kemungkinan terbesar adalah bahwa gangguan
skizoafektif adalah kelompok gangguan yang heterogen
yang meliputi semua tiga kemungkinan pertama.
SKIZOAFEKTIF
 Klasifikasi :
1. Skizoafektif tipe manik
a. gejala skizofrenia + manik (menonjol &
episode sama)
b. gejala-gejala afektif
c. aktivitas yang berlebihan
d. waham kebesaran, waham kejar juga mungkin
ada
e. gejala skizofrenia
f. onset biasanya akut dan penyembuhannya
dapat sempurna
2.SKIZOAFEKTIF
Skizoafektif tipe depresif
a. gejala skizofrenia + depresif (menonjol & episode sama)
b. gejala depresif : perilaku yang retardasi, putus asa
insomnia, perubahan nafsu makan, dll
c. gejala skizofrenia : waham, halusinasi
d. episode berlangsung lebih lama daripada tipe manik
sebagian bisa sembuh sempurna, sebagian lagi bisa
menjadi defek skizofrenia
 Penanganan :
SKIZOAFEKTIF
1. Perawatan rumah sakit
2. Medikasi
3. Terapi psikososial
Farmakoterapi
SKIZOAFEKTIF
a. gejala manik anti manik
b. gejala depresif anti depresif
c. gejala psikosis anti psikosis

Bila gejala negatif > gejala positif = antipsikosis atipikal


Bila gejala positif > gejala negatif = antipsikosis tipikal
Obat antipsikotik : APG 1 dan APG 2
SKIZOAFEKTIF
 APG 1 : trifluoperazine, fluphenazine, haloperidol
dan pimozide
 APG 2 : clozapine, olanzapine, quetiapine dan
rispendon
Terapi psikososial :
SKIZOAFEKTIF
1. Psikoterapi individual
2. Terapi suportif
3. Social skill training
4. Terapi okupasi
5. Terapi kognitif dan perilaku (CBT)
6. Psikoterapi kelompok
7. Psikoterapi keluarga
8. Manajemen kasus
9. Assertive Community Treatment (ACT)
SKIZOAFEKTIF
 Prognosis :
1. Prognosis bisa diperkirakan dengan melihat seberapa
jauh menonjolnya gejala skizofrenianya, atau gejala
gangguan afektifnya
2. Semakin menonjol dan persisten gejala skizofrenianya
maka prognosis buruk
3. Semakin persisten gejala-gejala gangguan afektifnya,
prognosis semakin baik
I.LAPORAN
IDENTITAS KASUS
PASIEN
 Nama / Panggilan : Tn. Ridwan Amir
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Tanggal Lahir / Usia : Padang, 06 Agustus 1984 /
33 tahun
 Agama : Islam
 Suku : Melayu
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Status Pernikahan : Belum menikah
 Alamat Pasien : Koto Tingga, No. 41 RT 05
RW 08 Pasar Ambacang.
 Nama Orang Tua : Kasmina / Amir
 Alamat Orang Tua : Koto Tingga, No. 41 RT 05
RW 08 Pasar Ambacang.
 Tanggal Masuk RSJ : 22 Mei 2017
 Datang diantar oleh : Kakak kandung
II.
DataRIWAYAT
diperolehPSIKIATRI
dari :
 Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 5 Juni 2017
di bangsal Nuri RSJ. Prof. HB Saanin Padang.
 Alloanamnesis dengan kakak perempuan pasien (Ny.
Kasmawati, 9 Juni 2017) via telepon.
A. Keluhan Utama :
Pasien datang ke IGD Prof. HB Saanin Padang pada
tanggal 22 Mei 2017 diantar oleh keluarga pasien dengan
keluhan utama gelisah sejak 1 minggu yang lalu sebelum
masuk rumah sakit.
B. Riwayat Gangguan Sekarang :
Gelisah sejak 1 minggu yang lalu sebelum masuk rumah
sakit, marah-marah kepada kakak kandungnya apabila
kehendaknya tidak dipenuhi. Mengamuk dan menganggu
kakaknya yang sedang berjualan, kemudian membuang
dagangan kakaknya. Pasien suka menendang kakaknya dan
orang lain apabila kehendaknya tidak terpenuhi. Pasien suka
menghidupkan musik keras-keras, menghidupkan TV keras-
keras secara bersamaan kemudian pasien meninggalkan
rumah. Pasien juga sering pergi tanpa tujuan, tidak tau arah
dan tidak tau tujuan. Pasien pergi membawa motor dan
kemudian meninggalkan motornya.
Pasien sering curiga terhadap keluarganya, curiga
bahwa keluarga menipu dirinya dan mengambil apa yang
dia miliki. Pasien juga sering marah-marah tanpa sebab,
pasien suka berbicara sendiri, banyak bicara, bicara
ngaur, suka berbicara kotor, sering tertawa dan
berteriak. Pasien susah tidur meskipun matanya sudah
merah. Pasien merasa kepercayaan diri meningkat.
Pasien mengaku bahwa pasien berpacaran dengan anak
komandan sehingga pasien dipulangkan ke kampung
untuk menjalani hukuman sipil. Pasien mengaku melihat
bayang-bayangan putih di mesjid.
Pasien sakit sejak 9 tahun yang lalu yaitu pada
tahun 2002, awalnya pasien menjalani pendidikan tentara
di Aceh selama 1 minggu. Menurut pengakuan
keluarganya pasien sakit akibat keteguran / kesurupan
makhlus halus. Pada waktu itu pasien disuruh
membersihkan WC oleh komandannya. Menurut
pengakuan keluarga WC tersebut angker. Sesudah
pasien membersihkan WC semenjak itulah pasien
mengalami perubahan perilaku dan akhirnya pasien
dipulangkan oleh pihak pendidikan tentara ke kampung
pasien di Padang, lalu pasien dirawat di RSJ Prof. HB
Saanin Padang.
C.Riwayat Gangguan Sebelumnya
 Riwayat Gangguan Psikiatri :
 Pada bulan Agustus 2008, pertama kali pasien
dirawat di RSJ Prof HB Saanin Padang, dengan
gejala suka marah-marah tanpa sebab, bicara
sendiri, pembicaraan ngaur, suka berbicara sendiri,
tidak memakai pakaian keluar rumah. Pasien
dirawat selama ± 1 bulan dan kemudian pasien
pulang atas izin dokter.
 Pada tahun 2009-2010, pasien rutin mengkonsumsi
obat jiwanya yang diawasi langsung oleh keluarga
pasien dan terkontrol. Pasien dapatbekerja sebagai
petani dan juga berternak sapi. Pasien bebas gejala.
 Pada tahun 2011, pasien kembali lagi dirawat di RSJ
Prof. HB Saanin Padang dikarenakan pasien putus
dengan pacarnya yang berkuliah di kebidanan Ranah
Minang Padang, pasien dirawat selama ± 3 minggu dan
pulang atas izin dokter.
 Pada tahun 2017, pada tanggal 5 Mei 2017, Pasien
dirawat di RSJ Prof. HB Saanin Padang dengan gejala
pasien suka keluar rumah tanpa tujuan, suka berbicara
sendiri, teriak-teriak tidak jelas, suka telanjang keluar
rumah, pasien dirawat selama ± 2minggu, kemudian
pulang atas izin dokter.
 Riwayat obat-obat yang dikonsumsi sebelumnya tidak
diketahui.
 Kondisi Medik Umum :
 Riwayat kejang tidak ada.
 Riwayat alergi makanan dan obat-obatan tidak ada.
 Riwayat gangguan medis tidak ada.

 Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol :


Menurut pengakuan pasien dan keluarga pasien,
pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan zat adiktif.
III. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
a. Riwayat Prenatal dan Perinatal :
Selama dalam kandungan pasien tidak mempunyai
riwayat fisik dan ibu pasien tidak ada mengkonsumsi
obat-obatan selama kehamilan. Pasien lahir cukup bulan
dengan berat badan lahir cukup, lahir normal dengan
pertolongan bidan.
b. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun) :
Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan anak
seusianya, pasien pandai berjalan pada usia 1 tahun dan
dapat berbicara pada usia 1,5 tahun.

c. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (4-11 tahun) :


Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan anak
seusianya, pasien pernah tinggal kelas pada kelas 1 SD.

d. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja :


Pada masa kanak-kanak akhir dan remaja, pasien
cukup bisa bersosialisasi dengan teman-temannya.
e. Masa Dewasa :
 Riwayat Pendidikan :
Pendidikan terakhir pasien SMA, pasien sempat dilantik / masa
pendidikan TNI.

 Riwayat Pekerjaan :
Pasien dipulangkan oleh komandan TNI dan sekarang memiliki
usaha cucian motor.

 Riwayat Perkawinan :
Pasien belum pernah menikah.

 Agama :
Pasien beragama islam, pasien rajin melaksanakan sholat 5
waktu.
 Aktivitas Sosial :
Jika sedang tidak sakit, pasien masih bekerja sehari-harinya
membuka usaha cucian motor dan masih bisa berinteraksi dengan
temannya.

 Situasi Kehidupan Sekarang :


Sebelumnya pasien tinggal di Padang bersama kakaknya,
kemudian pasien tinggal bersama orangtuanya (Ibu). Penghasilan
pasien ± Rp. 1.000.000 / bulan.

 Riwayat Hukum :
Pasien tidak pernah berusan dengan hukum dan pihak berwajib.

 Riwayat Psikoseksual :
Tidak didapatkan riwayat psikoseksual pasien.

 Riwayat Keluarga :
Tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
 Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya :
Pasien tidak merasa bahwa dirinya sakit dan pasien
mengatakan bahwa dirinya tidak pantas dirawat di RSJ karena
sholatnya terjaga dan pasien ingin segera pulang untuk
melanjutkan usaha dan menikmati jerih payahnya sendiri.

 Persepsi Keluarga Tentang Diri dan Kehidupan Pasien :


Kakak pasien sangat sedih dengan keadaan pasien pada
saat itu, namun kakak pasien mengatakan ikhlas atas segala
yang ada dalam kehidupan yang dialami pasien pada saat ini.

 Impian, Fantasi dan Nilai-nilai :


Pasien ingin menikah dan melanjutkan usaha untuk
menafkahi istri dan anaknya nanti.
A.IV. STATUS
Deskripsi MENTAL
Umum
 Penampilan : Cukup rapi, sesuai umur
 Perilaku dan Aktivitas Motorik: Hiperaktif
 Sikap Terhadap Pemeriksa : Kooperatif

B. Mood dan Afek


 Mood : Labil
 Afek : Luas
 Keserasian : Serasi
C. Pembicaraan : Jelas, spontan

D. Gangguan Persepsi : Halusinasi (+).


E. Pikiran
 Proses dan Bentuk Pikir : Koheren
 Isi Pikir : Waham curiga (+)

F. Sensorium dan Kognisi


 Kesadaran : Compos Mentis Cooperatif, GCS 15
 Orientasi
 Waktu : Baik, pasien dapat membedakan waktu
pagi, siang dan malam.
 Tempat : Baik, pasien dapat mengetahui bahwa
pasien berada di RSJ.
 Orang : Baik, pasien mengetahui pemeriksa dan
beberapa perwat.
 Daya Ingat
 Daya ingat jangka panjang :
Baik, pasien bisa mengingat tanggal lahir dan usia pasien
dan bisa menceritak masa kecilnya.

 Daya ingat jangka sedang :


Baik, pasien bisa mengingat seluruh perjalanan
penyakitnya.

 Daya ingat jangka pendek :


Baik, pasien bisa mengingat apa yang pasien makan tadi
pagi.

 Daya ingat segera :


Baik, pasien dapat menyebutkan tiga nama benda yang
diperlihatkan pemeriksa tiga menit sebelumnya.
 Konsentrasi dan Perhatian :
Selama wawancara, perhatiaan pasien fokus ke pemeriksa.

 Kemampuan membaca dan menulis :


Baik, pasien dapat membaca dan menulis apa yang diperintah
oleh pemeriksa.

 Kemampuan visuospasial :
Baik, pasien dapat menyebutkan alamat rumahnya secara rinci.

 Pikiran Abstrak :
Baik, pasien dapat menyebutkan persamaan diantara dua buah
benda, seperti persamaan apel merah dan tomat merah.
 Intelegensia dan Kemampuan Informasi :
Baik, sesuai dengan tingkat penyesuaiannya.

G. Kemampuan Pengendalian Impuls :


Saat wawancara kemampuan pengendalian impuls
pasien baik.

H. Daya Nilai dan Tilikan


 Daya nilai sosial dan uji daya nilai : Baik
 Penilaian realita : Terganggu.
 Tilikan : Derajat 1

I. Taraf Dapat Dipercaya : Pasien dapat dipercaya.


A. Status Interna
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
 Keadaan: Baik
 Kesadaran: Composmentis Cooperatif
 Status Gizi: Normo weight
 Tanda-tanda Vital
 Tekanan Darah : 110/80 mmHg
 Frekuensi Nadi : 88 x/menit
 Frekuensi Nafas : 21 x/menit
 Kulit : Berwarna sawo matang, turgor kulit menurun.

 Mata : Konjungtiva anemis -/-, skelera ikterik -/-

 THT : Sekret hidung dan telinga (-)

 Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-)

 Thoraks : Dalam batas normal.

 Abdomen : Dalam batas normal.

 Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)


B. Status Neurologi
 Tanda Rangsangan Meningeal : Negatif
 Tanda Efek Ekstrapiramidal
 Tremor : Negatif
 Akatisia : Negatif
 Bradikinesia : Negatif
 Cara Berjalan : Normal
 Keseimbangan : Baik
 Rigiditas : Negatif
Pemeriksaan Penunjang :

 Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah rutin (22-05-2017)
 Hemoglobin : 12,90 gr%
 Hematokrit : 41,2 vol%
 Leukosit : 9.000/mm
 Trombosit : 398.000/mm

 Pemeriksaan Psikiatri Tambahan : Tidak dilakukan


Berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit
VI.
danFORMULASI DIAGNOSTIK
pemeriksaan. Pada pasien ini ditemukan adanya
perubahan perilaku dan perasaan secara klinis dan
disabilitas dalam fungsi sosial. Dengan demikian
berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien
mengalami gangguan jiwa
Aksis I :
Berdasarkan anamnesis riwayat penyakit medis,
pasien tidak mengalami trauma kepala dan penyakit lain yang
secara fisiologis dapat menimbulkan disfungsi otak sebelum
menunjukkan gangguan jiwa, oleh karena itu gangguan
mental organik dapat disingkirkan (F00-F09).
Pada pasien tidak ditemukan riwayat pemakaian
NAPZA sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku
akibat penggunaan zat psikoaktif dapat disingkirkan (F10-
F19).
Pada pasien ditemukan gejala psikotik, afek luas
dengan mood hipertim, waham curiga dan halusinasi
visual. Kedua gejala skizofrenia dan gejala gangguan
afektif sama-sama menonjol. Berdasarkan gejala
tersebut maka pasien dapat didiagnosa skizoafektif
tipe manik (F25.0).
Aksis II :
Dari riwayat kepribadian pasien tidak didapatkan
riwayat gangguan kepribadian dan riwayat retardasi
mental, oleh karena itu pada aksis II tidak ada diagnosis.

Aksis III :
Pada pasien tidak ditemukan suatu kondisi medis
umum yang cukup bermakna sehingga aksis III pada
pasien ini tidak ada diagnosis.
Aksis IV :
Pada pasien ditemukan gejala yang terakhir kali muncul
karena masalah dengan keluarganya, yaitu pasien memiliki
ternak sapi, lalu kakak pasien menjualnya tanpa membagi
hasil kepada pasien. Hal itu yang membuat pasien marah-
marah dan menimbulkan gejala pasien tersebut.

.
Aksis V :
Pada aksis V, hubungan sosial dapat dilakukan
sebelum masuk RSJ sehingga penilaian Global
Assasment of Functioning (GAF) Scala pada pasien
didapatkan pada nilai 60-51 gejala sedang dan disabillity
sedang
 Aksis I : F25.0 Skizoafektif tipe manik
VII. FORMULASI MULTIAKSIAL
 Aksis II : Tidak ada diagnosis
 Aksis III : Tidak ada diagnosis
 Aksis IV : Masalah dengan “primary support group”
 Aksis V : GAF 60-51
 Organobiologik :
VIII. DAFTAR MASALAH
Tidak ditemukan gangguan kondisi medik umum.

 Psikologik :
Psikomotor hiperaktif dan perilaku halusinatorik
Gangguan proses pikir berupa flight of idea
Mood hipertimia dengan afek luas, serasi
Waham curiga
Halusinasi visual
RTA terganggu
Tilikan derajat 1 : penyangkalan total terhadap penyakit

 Sosiokultural :
Tidak ada konflik dengan lingkungan sosial.
 Quo ad vitam : Dubia ad malam
IX. PROGNOSIS
 Quo ad functionam : Dubia ad malam
 Quo ad sanationam : Dubia ad malam
X. PENATALAKSANAAN
A. Psikoterapi
 Kepada pasien
 Psikoterapi suportif
Memberikan empati dan optimistik kepada pasien,
membantu mengidentifikasi faktor penyebab dan dapat
membantu memecahkan problem secara terarah.
 Psikoedukasi
Membantu pasien untuk mengetahui lebih banyak
tentang gangguan yang dideritanya, diharapkan pasien
mempunyai kemampuan yang semakin efektif untuk
mengenali gejala, mencegah munculnya gejala dan segera
medapatkan pertolongan.
 Kepada keluarga
- Penyakit yang diderita pasien
Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif,
informatif dan edukatif tentang penyakit pasien
(penyebab, gejala dan hubungan antar gejala dan
perilaku, perjalanan penyakit serta prognosisnya). Pada
akhirnya diharapkan keluarga bisa mendukung proses
penyembuhan dan mencegah kekambuhan.
- Terapi
Memberikan penjelasan mengenai terapi yang
diberikan kepada pasien (kegunaan obat terhadap gejala
pasien dan efek samping yang mungkin timbul pada
pengobatan) dan mencegah kekambuhan. Selain itu juga
diingatkan pentingnya pasien kontrol dan minum obat
secara teratur.
 Risperidone di berikan 2 kali sehari 2 mg per oral. Dosis
Farmakoterapi
risperidone dapat ditingkatkan, diturunkan ataupun di
kombinasi dengan obat-obat antipsikotik lainnya sesuai
pantauan gejala klinis pasien.
 Asam valproat diberikan 2 kali sehari 250 mg per oral.
Dosis dapat ditingkatkan sesuai pantauan gejala klinis
pasien.
Seorang pasien bernama Tn. Ridwan Amir, berumur
ANALISA
33 tahun. KASUS
Pada pasien ditemukan adanya gangguan
presepsi dan isi pikir yang bermakna serta menimbulkan
suatu penderitaan dan hendaya dalam pekerjaan dan
kehidupan social pasien, sehingga dapat disimpulkan
bahwa pasien ini mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan
keluhan yang dialami pasien terdapat gangguan psikotik
dan gangguan afektif. Gangguan psikotik ditandai dengan
pasien sering curiga terhadap keluarganya, curiga bahwa
keluarga menipu dirinya dan mengambil apa yang dia
miliki ( waham curiga),
dan mengaku melihat bayang-bayangan putih di mesjid
(halusinasi visual). Gangguan afek ditandai dengan
perasaan gembira, pasien lebih aktif, tidak mau diam,
banyak bicara dan bernyanyi dan selalu ingin bergerak
kesana dan kemari.
Pada pasien ini telah memenuhi gejala untuk
skizofrenia yaitu adanya halusinasi visual, waham curiga
dan gangguan afek manik yang timbul bersamaan dalam
satu episode dan keduanya saling menonjol sehingga
memperkuat diagnosis skizoafektif tipe manik pada
kasus ini. Terapi yang utama untuk gangguan skizoafektif
tipe manik adalah perawatan di rumah sakit, medikasi
dan intervensi psikososial.
Prinsip dasar yang mendasari farmakoterapi untuk
gangguan skizoafektif adalah pemberian antipsikotik
untuk gejala skizofrenia baik menggunakan antipsikotik
atipikal serta pemberian obat mood stabilizer seperti
litium karbonat, asam valproat, karbamazepin dan
natrium divalproat.
Obat antipsikotik pilihan pertama adalah klozapin
namun karena efek agranulositosisnya yang besar
sehingga sering digunakan risperidon dengan dosis
berkisar antara 2-6 mg/hari. Oleh karena itu pada
pasien ini diberikan obat antipsikotik atipikal berupa
risperidon 2x2 mg/hari.
Gangguan afek manik dapat ditangani dengan
pemberian moodstabilizer seperti litium karbonat, asam
valproat, karbamazepin dan natrium devalproat. Asam
valproat merupakan obat yang paling efektif dan aman
digunakan untuk gangguan afek manik dibandingkan
mood stabilizer lainnya. Oleh karena itu pasien diberikan
terapi asam valproat dengan dosis 2x250 mg/hari.
 Pasien didiagnosa dengan gangguan skizoafektif tipe
KESIMPULAN
manik, diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan psikiatri. Gangguan skizoafektik harus
ditandai dengan adanya gambaran skizoafektif dan
gangguan afektif baik depresif ataupun manik. Pada
pasien gejala skizofrenia ditandai adanya waham curiga
dan halusinasi visual.
 Gejala afektif berupa manik ditandai dengan perasaan
gembira dalam 1 bulan terakhir, pasien lebih aktif, tidak
mau diam, banyak bicara dan bernyanyi dan selalu ingin
bergerak kesana kemari. Pasien diterapi dengan
intervensi psikososial dan psikofarmakologi.
Psikofarmakologi yang diberikan ialah obat antipsikotik
atipikal dan mood stabilizer.

Anda mungkin juga menyukai