Anda di halaman 1dari 17

Referat

SEPSIS
Oleh :
Pembimbing :
Richard T.L. Tobing 04114705030
Petricia Yunita 04114708096 Dr. Yusni Puspita, Sp.An.,
Tria Ayu Pratiwi 04124708061 KAKV, KIC, M.Kes.

BAGIAN/DEPARTEMEN
ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA/
RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
1 2013
DEFINISI

Sepsis merupakan respons sistemik terhadap infeksi


dimana patogen atau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi
darah sehingga terjadi aktivitas proses inflamasi (infeksi dan
inflamasi).

2
INFEKSI SEPSIS SEPSIS BERAT SYOK SEPSIS

Proses patologis
yang disebabkan oleh
mikroorganisme
patogenik ke dalam
jaringan atau cairan
yang steril.
INFEKSI SEPSIS SEPSIS BERAT SYOK SEPSIS

Suatu proses infeksi


yang disertasi respon
inflamasi sistemik

INFEKSI +
RESPON INFLAMASI SISTEMIK
INFEKSI SEPSIS SEPSIS BERAT SYOK SEPSIS

Sepsis disertai komplikasi


disfungsi organ
INFEKSI SEPSIS SEPSIS BERAT SYOK SEPSIS

Sepsis yang disertai kegagalan


sirkulasi yang ditandai dengan
hipotensi, meskipun telah
dilakukan resusitasi cairan.
Manifestasi Klinis Umum
 Demam
 Rigor
 Takikardia
 Takipneu
 Hipoksia
 Proteinuria
 Leukositosis
 Hiperglikemia (terutama pada penderita diabetes melitus)

7
PATOGENESIS
SEPSIS  peradangan berat intravaskular

Sitokin proinflamasi  TNF,


IL-1,interferon γ
bekerja membantu sel untuk
menghancurkan mikroorganisme
yang menyebabkan infeksi

Sitokin antiinflamasi 
IL-1-reseptor antagonis (IL-1ra),
IL-4, IL-10
Bekerja memodulasi, koordinasi
atau represi terhadap respon
Kerusakan endothelial, disfungsi mikrovaskuler, dan yang berlebihan
kerusakan jaringan akibat gangguan oksigenasi dan
kerusakan organ akibat gangguan sirkulasi.
Kriteria Diagnosis Sepsis
1. KEADAAN UMUM 3. GANGGUAN HEMODINAMIK
Demam > 380 C Hipotensi ( TDS < 90 mmHg, MAP < 70
Hipotermia < 360 C mmHg atau
Heart rate > 90 x/m TDS menurun > 40% pada dewasa)
Takipneu 4. DISFUNGSI ORGAN
Penurunan status mental PaO2/FIO2 < 300
Edema atau gangguan keseimbangan Oliguria (< 0,5 cc/kgBB)
cairan (> 20 ml/kgBB lebih dari 24 jam) Peningkatan kreatinin > 0,5 mg/dl
2. TANDA-TANDA INFLAMASI INR (International Normalized Ratio) 1,5
Leukositosis ( > 12.000 µ/L) atau aPTT > 60 detik
Leukopnia (< 4.000 µ/L) Bising usus menurun (ileus)
White Blood Cell normal, >10% immature Trombositopenia
form Hiperbilirubinemia (> 4 mg/dl)
Peningkatan C-reactive protein Capillary reffil menurun
Peningkatan plasma procalcitonin Kadar laktat meningkat (>1 mmol/L)
Tatalaksana
Penatalaksanaan Awal meliputi :
 Penilaian dan manajemen jalan nafas dan pernafasan
 Saturasi oksigen lebih dari 93% harus dipertahankan untuk
hantaran oksigen yang adekuat pada jaringan
 Riwayat penyakit
 Pemeriksaan dan evaluasi harus dilakukan secara bersamaan
dengan usaha resusitasi
 Pemeriksaan darah rutin dan kultur harus dikirim dengan
cepat dan tepat
 Antibiotik dosis awal harus diberikan secepatnya

10
Con’t
 Setelah pemeriksaan awal,
Central Venous Catheter (CVC) pada vena jugularis atau
subklavikula harus di pasang pada hampir semua pasien
dengan syok sepsis untuk pemberian cairan yang cepat,
pemberian medikasi, pengawasan hemodinamik, dan
mungkin untuk mendapatkan saturasi oksigen vena (SCvO2)

11
Panduan Ringkas Penatalaksanaan Sepsis
Berdsarkan Surviving Sepsis Campaign
Dalam 3 jam pertama
 Mengukur kadar laktat
 Kultur darah untuk menentukan antibiotik yang sensitif
 Pemberian antibiotik spektrum luas
 Pemberian 30 cc/kgBB cairan kristaloid pada keadaan hipotensi atau laktat
≥ 4 mmol/L

Dalam 6 jam pertama


 Pemberian vasopresor apabila resusitasi gagal mencapai MAP ≥ 65 mmHg
 Dalam keadaan hipotensi persisten atau kadar laktat yang tinggi, lakukan
pengukuran CVP dan SCVO2
 Pemantauan kembali
12
GOAL :
CVP 8-12 mmHg
MAP ≥ 65 mmHg
UO ≥ 0,5 cm/kgBB/jam
SCVO2 70 atau SVO2 65%
Con’t
Perbaikan hemodinamik harus segera dilakukan seperti airway, breathing
circulation. Tiga kategori untuk memperbaiki hemodinamik pada sepsis, yaitu:

 Terapi cairan
Karena sepsis dapat menyebabkan syok disertai demam, venadilatasi
dan diffuse capillary leackage  inadequate preload sehingga terapi cairan
merupakan tindakan utama
 Terapi vasopresor
Bila cairan tidak dapat mengatasi cardiac output (arterial pressure
dan perfusi organ tidak adekuat) dapat diberikan vasopresor potensial
seperti norepinefrin, dopamine, epinefrin dan phenylephrine.
 Terapi inotropik
Bila resusitasi cairan adekuat tetapi kontraktilitas miokard masih
mengalami gangguan dimana kebanyakan pasien akan mengalami
cardiac output yang turun sehingga diperlukan inotropik, seperti
dobutamine.
14
Con’t
Terapi penunjang lainnya :
 Pemberian elektrolit dan nutrisi
 Terapi suportif untuk koreksi fungsi ginjal
 Koreksi albumin apabila terjadi hipoalbumin
 Regulasi ketat gula darah
 Heparin sesuai indikasi
 Proteksi mukosa lambung dengan AH-2 atau PPI
 Transfusi komponen darah bila diperlukan
 Kortikosteroid dosis rendah (masih kontroversial)

15
PROTOKOL
EGDT
TERIMA KASIH 

17

Anda mungkin juga menyukai