Anda di halaman 1dari 16

 Agama lahir dari pergumulan manusia dalam

kehidupannya dengan yang Ilahi.


 Agama merupakan kekuatan yang amat
mempengaruhi sikap hidup manusia secara
individual maupun sosial, seharusnya agama
menjadi perekat sosial yang kuat dalam
kehidupan manusia (Emile Durkheim).
 Agama merupakan sumber etika dan moral
dalam kehidupan masyarakat (Banawiratma).
Agama membangun peradaban manusia ke
arah yang lebih baik.
TITIK TEMU AGAMA-AGAMA adalah ETIKA
dan MORAL
Spiritual Sosial
AGAMA

Etika dan Moral


 Agama, yang secara harfiah berarti tidak kacau,
mengandung pengertian bahwa dalam agama terdapat
seperangkat aturan (nilai dan norma) yang akan
menjadikan para penganutnya hidup dalam suasana
keteraturan, ketenteraman, kedamaian, dan keselamatan.
 Pada hampir semua masyarakat, nilai-nilai keagamaan ini,
menempati posisi sentral karena memberikan aturan yang
paling luhur berkenaan dengan kehidupan penganutnya
(Nottingham, 1985: 45).
 Bagi seorang Muslim, agama beserta nilai yang terdapat di
dalamnya, bahkan menjadi pedoman bagi semua aspek
kehidupannya.
 Sidharta Gautama : Manusia dan Dunia
sebagai sesuatu yang beragama dan saling
mempengaruhi. Perbedaan harus dihargai
 Nabi Muhammad : Mengubah kehidupan
masyarakat Arab yang primordialis menjadi
masyarakat yang berlandaskan persaudaraan
universal
 Yesus : Memperjuangkan kesetaraan,
keadilan, dan kebenaran
 Tujuan hidup yang paling mulia bagi umat manusia adalah
selalu berbuat kebajikan (Sayyid Sabiq).
 Q.S. al-Baqarah (2):148 menyatakan: “dan bagi tiap-tiap
umat ada kiblatnya sendiri, maka berlomba-lombalah dalam
kebaikan…”).
 Manusia memerlukan nilai-nilai mutlak (ultimate) untuk
menjawab persoalan kehidupannya baik di dunia ini maupun
setelah kematiannya (Milton Yinger).
 Nilai-nilai mutlak tersebut meliputi hal-hal yang bersifat
relasional (baik-buruk dan benar-salah) antara manusia
dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia
dengan alam. Dalam hal relasi manusia dengan manusia
disebut dengan ‘etika sosial’ (Toshihiko Izutsu).
 Peran Konstruktif:
Memiliki sikap toleran kepada para pemeluk agama,
menghargai umat lain, juga tetap taat menjalani
agamanya
 Peran Destruktif
a. kecenderungan kurang toleran, bersikap dominan,
dan merasa diri paling benar.
b. Tidak rela kehilangan dirinya, sehingga menutup
dirinya dengan sangat rapat
c. Melindungi diri sekuat-kuatnya dan membangun
benteng-benteng tebal
Agama-agama di dunia umumnya lahir,
bertumbuh, dan berkembang sebagai “anak
tunggal”.
Hinduisme : India
Islam : Timur Tengah
Kristen : Eropa dan Amerika
Budhisme : Sri Lanka dan Thailand (Indo
China)
Fundamentalisme

Anak
Tunggal”

Fanatisme
FUNDAMENTALISME :
 Menerapkan tafsir yang sangat sempit dan Menolak studi
Kritis atas kitab suci
 Bukan hanya menimbulkan konflik dalam hubungannya
dengan agama lain, tetapi juga dengan orang yang seagama
FANATISME
 Menganggap diri sebagai pembela agamanya dan tindak
pembelaannya yang mereka lakukan justru dengan cara yang
dilarang oleh agamanya sendiri
 Orang Fanatik bukan membela agama dan hukum dalam
agamanya, melainkan membela PEMAHAMAN MEREKA atas
hukum agama dan cara mereka melakukannya
 Lebanon : Warga Kristen dan Islam
 Irlandia : Umat Protestan dan Katolik
 India : Hindu dengan Sikh dan Islam, Kristen
India dan Kaum Dalit
 Myanmar : mayoritas Budha menyingkirkan suku-
suku minoritas (rohingnya-Islam, Karen-Kristen,
Naga-Hindu)
 Indonesia : Islam Sunni dan Islam Syiah,
Islam vs Ahmadiyah, Kerusuhan Poso dan
Ambon
 SIMBOLISME
 EKSKLUSIF
 INKLUSIF
 PLURALIS
 BERASAL DARI KATA SYMBOLON (YUNANI)
 Segala sesuatu yang dipakai untuk
menyampaikan sesusuatu yang lebih luhur
 Sebagai sarana umat semakin menghayati
imannya, tetapi juga tetap menomor
satukan Tuhan. BUKAN mengaggungkan
simbol melebihi Allah.
 EKSKLUSIF membuat seseorang untuk menutup diri
dan tidak mau berkawan. Menolak keberadaan agama
lain. (mis: menolak memberikan sumbangan, menolak
ikut kerja bakti membangun rumah ibadah umat lain)

 INKLUSIF; membuka diri dan mau menerima


keberadaan umat beragama yang lainnya. Tetapi
sekadar menghargai tapi tidak mau terlalu terlibat
jauh dalam bekerja sama. Bersikap toleran namun
acuh tak acuh. (memberi sumbangan tapi tidak mau
kerja bakti membangun rumah ibadah agama lain)
 PLURALIS; Orang yang berbeda agama turut
diselamatkan oleh Tuhan yang saya percayai.
Karena keselamatan Allah hadir di dalam dan
melalui tradisi-tradisi yang ada. Oleh karena itu
mengakui dan menghargai AJARAN AGAMA umat
lain, juga menghargai mereka menjalani ritual
agamanya. Mau aktif bekerja sama untuk
melakukan banyak hal bersama. (mis: kerja bakti
membangun rumah ibadah umat lain)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai