Autis Pada Anak. Nama : Andi Muh. Ariansyah Nazaruddin Stambuk : 111 2017 2064 Pembimbing : dr. Nur Isra, M.Kes., Sp.KJ Rumah Sakit : RSUD Salewangang Kab. Maros
SMF Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Pendahuluan Berasal dari bahasa Yunani, auto yang berarti “sendiri”, anak Autisme seolah-olah hidup di dunianya sendiri, mereka menghindari / tidak merespon terhadap kontak sosial dan lebih senang menyendiri Manifestasi yang dapat berubah selama masa kanak-kanak, tergantung pada gangguan perkembangan lain, kepribadian, dan adanya masalah kesehatan medis atau mental lainnya Pada tahun pertama kehidupan biasanya ditandai dengan tidak adanya fitur diskriminatif jelas. Antara dua dan tiga tahun, anak-anak menunjukkan gangguan dalam perkembangan bahasa, khususnya pemahaman, penggunaan bahasa yang tidak biasa, respon yang buruk terhadap panggilan, komunikasi non-verbal yang kurang baik, kurang tanggap terhadap kebahagiaan orang lain atau tekanan, dan berbagai keterbatasan imajinatif bermain atau kepura-puraan, terutama imajinasi sosial Definisi Autisme adalah salah satu gangguan perilaku pada awal kehidupan anak yang disebabkan oleh gangguan perkembangan otak yang ditandai dengan ciri pokok yaitu terganggunya perkembangan komunikasi sosial, interaksi sosial, dan imajinasi sosial. Mereka dengan gejala autisme menampilkan perilaku yang bersifat repetitif. Pada skizofrenia, autisme disebabkan dampak area gangguan jiwa yang didalamnya terkandung halusinasi dan delusi yang berlansung minimal selama 1 bulan, sedangkan pada anak-anak dengan autisme infantile terdapat kegagalan dalam perkembangan yang tergolong dalam kriteria Gangguan Pervasif dengan kehidupan autistic yang tidak disertai dengan halusinasi dan delusi. Epidemiologi Etiologi dan Patofisiologi Faktor Genetik Disfungsi serotonin telah terlibat sebagai faktor dalam asal-usul gangguan autis sejak ditemukan kenaikan signifikan kadar 5-HT pada pemeriksaan darah Pada anak autis, sintesis serotonin telah terbukti meningkatkan secara bertahap antara usia 2 hingga 15, dan mencapai 1,5 kali pada tingkat dewasa yang normal. Lebih dari 99% dari seluruh darah serotonin yang terkandung dalam trombosit. Hal ini menunjukkan bahwa pasien dengan autisme menunjukkan peningkatan penyerapan serotonergik atau penurunan pelepasan serotonergik. Gambaran Klinis 1) Terganggu Interaksi Sosial 2) Terbatas dan berulang kepentingan perilaku 3) Abnormal terhadap Respon rangsangan sensorik 4) Intelejen Diagnosis Gangguan perkembangan pervasif yang ditandai oleh adanya kelainan dan/atau hendaya perkembangan yang muncul sebelum usia 3 tahun, dan dengan ciri kelainan fungsi dalam tiga bidang: interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku yang terbatas dan berulang. Biasanya tidak jelas ada periode perkembangan yang normal sebelumnya, tapi bila ada, kelainan perkembangan sudah menjadi jelas sebelum usia 3 tahun, sehingga diagnosis sudah dapat ditegakkan. Tetapi gejala- gejalanya (sindrom) dapat didiagnosis pada semua kelompok umur. Diagnosis Selalu ada hendaya kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik(reciprocal social interaction). Ini berbentuk apresiasi yang tidak adekuat terhadap isyarat sosio- emosional, yang tampak sebagai kurangnya respons terhadap emosi orang lain dan/atau kurangnya modlasi terhadap perilaku dalam konteks sosial; buruk dalam menggunakan isyarat sosial dan integrasi yang lemah dalam perilaku sosial, emosional, komunikatif dan khususnya, kurangnya respons timbal balik sosio- emosional. Diagnosis Demikian juga terdapat hendaya kualitatif dalam komunikasi. Ini berbentuk kurangnya penggunaan keterampialn bahasa yang dimiliki di dalam hubungan sosial; hendaya dalam permainan imaginatif dan imitasi sosial; keserasian yang buruk dan kurangnya interaksi timbal balik dalam percakapan; buruknya keluwesan dalam bahasa ekspresif dan kreativitas dan fantasi dalam proses pikir yang relatif kurang; kurnagnya respons emosional terhadap ungkapan verbal dan non-verbal orang lain; hendaya dalam meenggunakan variasi irama atau penekanan sebagai modulasi komunikatif, dan kurangnya isyarat tubuh untuk menekankan atau memberi arti tambahan dalam komunikasi lisan. Diagnosis Kondisi ini juga ditandai oleh pola perilaku, minat dan kegiatan yang terbatas, berulang dan stereotipik. Ini berbentuk kecenderungan untuk bersikap kaku dan rutin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari; ini biasanya berlaku untuk kegiatan baru dan juga kegiatan sehari-hari serta pola bermain Penangangan Gangguan autisme tidak bisa disembuhkan secara total tetapi gejala-gejala yang timbul dapat dikurangi semaksimal mungkin agar anak tersebut dapat berbaur dalam lingkungan yang normal. Terapi terpadu ini melibatkan keluarga , psikiater, psikolog, neurolog, dokter anak, terapis bicara dan pendidik. Terapi Medikamentosa, Psikolog dan Wicara Prognosis Prognosis untuk penyandang autis tidak selalu buruk. Bagi banyak anak, gejala autisme membaik dengan pengobatan dan tergantung pada umur. Beberapa anak autis tumbuh dengan menjalani kehidupan normal atau mendekati normal Terima Kasih! SMF Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia