Anda di halaman 1dari 49

Pembimbing: dr. R.Pamungkas Galih, SpB.

Disusun oleh: dr. Louis Isabell


Identitas Pasien
• Nama : An. M Y
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 1,5 tahun
• Alamat : Kapang Bayat RT 15/ RW 04
Kec. Sumber Baru
• Tanggal MR : 16 Desember 2015 pk 18.20
• No RM : 04.38.81
• Anamnesa
Allo-anamnesa (16 Desember 2015) pk 18.20
di Unit Gawat Darurat RS Djatiroto

• Keluhan Utama
Kulit perut melepuh tersiram air panas

• Keluhan Tambahan
Perut terasa panas dan perih
• Riwayat Penyakit Sekarang
1 jam SMRS, pasien tersiram air panas di
bagian perut. Setelah tersiram, baju pasien
segera dilepas dan dikipas-kipas. Luka tidak
disiram atau dioles dengan bahan apapun.
• Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien tidak memiliki riwayat alergi.
• Riwayat Keluarga
Tidak ditemukan riwayat alergi dan keloid
dalam keluarga
Tata Laksana

• Primary • Secondary
Survey Survey
Primary Survey
• A - tidak ada gangguan ataupun ancaman terhadap
jalan nafas, tidak terdengar suara gurgling ataupun
snorring
• B - nafas spontan, RR 26x/menit, tidak terdengar
suara nafas tambahan. Gerak dada simetris stastis
dinamis, tidak tampak retraksi suprasternal.
• C - nadi kuat, HR 120x/menit, akral hangat, CRT <2”
• D - GCS E4M6V5
• E - tampak vulnus combutio derajat II AB area thorak
seluas 3% dan di area abdomen seluas 10%. Terdapat
ancaman hipotermi dan infeksi
Working Diagnosis
• Luka bakar grade II AB ± 13% regio
thorakoabdominal
Tindakan
• Cairan terdiri dari RL 480cc + HES 90cc 8 jam
pertama dilanjutkan RL 480cc + HES 90cc 16
jam berikutnya
• Novalgin 3 x 100mg
• Memasang DC
• Cuci luka, tutup dengan mebo® salep dan
kassa
Secondary Survey
Pemeriksaan Fisik
(16/12/2015 pk 18.20 di Unit Gawat Darurat RS Djatiroto)

• Tanda Vital
– Suhu : 36,8o
– Berat badan : 9 kg
• Kepala
– Bentuk : Normosefal, massa (-) UUB (-)
– Rambut: Ikal, hitam.
– Wajah : Simetri, oval, lesi kulit (-), edema (-)
– Mata : edema (-),cekung (-), konj.anemis (-),
sklera ikterik (-), reflek cahaya (+), pupil
isokor (+), air mata (+)
– Telinga : Bentuk posisi normal, sekret (-).
– Hidung : Sekret (-) jernih, pernafasan cuping
hidung (-), perdarahan (-), hiperemi (-)
– Mulut : mukosa bibir basah, sianosis (-).
• Leher
Inspeksi : Massa (- | -)
Palpasi : Pembesaran kelenjar limfe regional (| -)
• Thoraks dan Abdomen
– Inspeksi :
Tampak lesi merah pucat dengan tepi kulit mengelupas
sebatas 1 cm di atas papilla mamae dekstra dan sinistra hingga
5cm di atas pubis, batas kanan dan kiri garis midclaviculla dekstra
dan sinistra. Tampak bula di beberapa bagian tepi luka.
– Auskultasi : tidak dilakukan
– Palpasi : tidak dilakukan
• Ekstremitas
– Akral hangat (+), sianosis(-), gerakan aktif baik.
Pemeriksaan Penunjang
16 Des 2015 pk 20.30 (RS Djatiroto)

• Hb : 11,8 GDS : 157


• Ht : 38,4 SGOT: 31,70
• Hit. Er : 5,43 SGPT : 21
• LED : 5 mm/jam
• Diff. Count: 2,4/0,2/43,5/43,4/10,5
• Leukosit : 15.910
• Trombosit: 427.000
Resume
• Pasien anak laki-laki usia 1,5 tahun. Keluhan badan
tersiram air panas.
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan:
Keadaan Umum sakit berat, kesadaran compos mentis,
berat 9 kg, dan TTV dalam batas normal.
Thorak dan abdomen : tampak lesi merah pucat
dengan tepi mengelupas sebatas 1 cm di atas papilla
mamae dekstra dan sinistra hingga 5cm di atas pubis,
batas kanan dan kiri garis midclaviculla dekstra dan
sinistra. Tampak bula di beberapa bagian tepi luka.
• Pemeriksaan penunjang laboratorium darah dalam
batas normal
Rencana Terapi
• Medikamentosa
– Cefotaxim 3 x 200mg
– Ranitidine 2 x 10mg

• Non-Medikamentosa
– Memberikan dukungan kepada pasien untuk tetap
menjalani pengobatan
– Menjelaskan prognosa penyakit kepada pasien
– Konsultasi spesialis bedah : pro debridement di ruang
operasi
Follow Up
• 17 Des 2015 pukul 16.30 WIB (Visite dr. internsip)
• S: Keadaan umum lemah, febris (+), luka combus (+),
nyeri (+), minum (+).
• O: t: 37,8o C
Urin output 200 cc /8jam
• A: Gangguan integritas kulit
Gangguan rasa nyaman dan nyeri
Resiko tinggi kekurangan volume cairan
• P: Terapi lanjut
Monitoring cairan
Keluarga menolak debridement di ruang bedah, rawat luka
di ruangan.
• Cairan D5 ¼ NS dimulai pukul 22.40.
• 18 Des 2015 pukul 08.00 WIB (Visite dr. internsip)
• S: Keadaan umum lemah, febris (-), luka combus (+),
nyeri (+), minum (+).
• O: t: 37,0o C
Urin output 420 cc /16jam
Luka baik
• A: Gangguan integritas kulit
Gangguan rasa nyaman dan nyeri
Post luka bakar grade II AB 13%
• P: Terapi lanjut
Monitoring cairan
Debridement di ruangan
• 18 Des 2015 pukul 10.00 WIB
• S: ku lemah, febris (-), keluarga meminta
pulang
• A: post luka bakar grade II AB 13%
• P: APS pulang
Paracetamol 125mg/5mL 4 x ¾ cth
Cefadroxil syr 125mg/5mL 2 x ¾ cth
Kontrol rawat luka 2 hari sekali
Prognosis
Dubia et bonam
TINJAUAN PUSTAKA
 Luka bakar adalah
 bentuk kerusakan dan atau kehilangan jaringan
 disebabkan kontak dengan sumber yang memiliki
suhu sangat tinggi.
 Perbedaan antara anak dan dewasa
 ukuran / besarnya
 luas permukaan tubuh
 ketebalan kulit
 metabolic rate
 faktor psikologis
Luka Bakar Ringan * luka bakar derajat II
* derajat III<10% pada kelompok usia<10th dan
>50 tahun
* luka bakar derajat II dan derajat III<15%
* Luka bakar derajat II dan derajat III<10%
Luka Bakar Sedang * luka bakar derajat II dan derajat III 10-20% pada
kelompok usia<10th dan >50 th
* luka bakar derajat II dan derajat III 15-25% pada
kelompok usia lain
* luka bakar derajat 3<10%
Luka Bakar Berat * kriteria luka bakar derajat II dan derajat III>20%
pada kelompok usia<10 th dan >50th
* luka bakar derajat II dan derajat III>25%
* terjadi trauma inhalasi serta luka bakar akibat
tegangan tinggi, luka bakar pada populasi resiko
tinggi, luka bakar pada tangan, kaki, dan
perineum
 Metode Palmar
 Rule of Nine
 Metode Lund and Browder
 Evaluasi A B C (Airway, Breathing, Circulation)
 Curigai: riwayat kebakaran di tempat tertutup
 Amankan jalan nafas jika terdapat kecurigaan
 Pasang jalur IV
 Melepas baju yang terbakar berikut perhiasan
 Menutupi area yang terbakar
 Pemeriksaan area mata, apakah terdapat
luka bakar pada area kornea
 Pada luka bakar akibat bara api, waspada
pada keracunan gas karbon monoksida
 Evans-Brooke
 Parkland / Baxter
 Slater
 Metro health
 Monafo hypertonic demling
 Moncrief
 Insisi pada luka bakar
 Eschorotomy
 Fasciotomy
 Escharectomy
 Skin grafting
 Parasetamol oral (10–15 mg/kgBB setiap 6
jam)
 Analgesik narkotik IV, seperti morfin sulfat
(0.05–0,1 mg/kg BB IV setiap 2–4 jam)
 Infeksi lokal
 kompres jaringan bernanah dengan kasa lembap
 nekrotomi
 amoksisilin oral (15 mg/kgBB/dosis 3 kali sehari),
dan kloksasilin (25 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari)
 Septisemia
 gentamisin (7.5 mg/kgBB IV/IM sekali sehari)
ditambah kloksasilin (25–50 mg/kgBB/dosis IV/IM
4 kali sehari)
 ATS/TT
 Diet TKTP
 ditentukan oleh tingkat luka bakar yang
dialami dan manajemen awal luka bakar.
PEMBAHASAN
• Pasien laki-laki usia 1,5 tahun. Keluhan perut dan dada
tersiram air panas hingga kulit melepuh.

• Keadaan Umum sakit berat, Kesadaran compos


mentis, dan TTV dalam batas normal.

• Pemeriksaan fisik ditemukan:


Thorak : terdapat luka bakar grade II AB di
sepertiga depan dada seluas 3%
Abdomen : terdapat luka bakar grade II AB disertai
bula seluas 10%

• Pemeriksaan Penunjang dalam batas normal.


• Medikamentosa
Cairan terdiri dari RL 480cc + HES 90cc 8 jam pertama dilanjutkan RL
480cc + HES 90cc 16 jam berikutnya
Cefotaxim 3 x 200mg
Novalgin 3 x 100mg
Ranitidine 2 x 10mg
Meibom salep

• Non-Medikamentosa
Memasang DC
Rawat luka
Memberikan dukungan kepada pasien untuk tetap menjalani pengobatan
Menjelaskan prognosa penyakit kepada pasien
Konsultasi spesialis bedah
• Pada kasus diatas, terjadi luka bakar grade II AB dengan luas luka
bakar ±13% sehingga merupakan indikasi rawat inap

• Di hari 2 timbul demam yaitu 37,8OC tetapi dengan perawatan luka


yang baik serta antibiotic profilaksis yang telah diberikan
sebelumnya maka resiko infeksi dapat diminimalisir.

• Rawat luka di kamar bedah tidak dapat dilaksanakan, namun pada


rawat luka di hari ke 3, tampak luka terawat baik. Tidak tampak pus
meskipun produksi cairan serosa masih terjadi

• Pasien keluar rumah sakit atas permintaan sendiri, namun


diharapkan jika pasien melakukan rawat luka yang baik dan teratur
maka resiko komplikasi berupa infeksi dapat dihindari dan prognosa
bonam
 Pada kasus pasien diatas, pasien anak berusia 1,5
tersebut mengalami luka bakar dengan perkiraan luas
luka bakar >10% sehingga merupakan indikasi rawat
inap. Kemudian pada pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran compos mentis, TTV dalam batas normal,
tampak luka bakar di arera thorak hingga abdomen
dengan dasar luka warna kemerahan, terdapat bula,
dan nyeri sehingga disimpulkan pasien mengalami
luka bakar grade II AB seluas ±13%.
 Prognosa pada pasien ini dubia ad bonam, sebab ia
datang segera setelah luka, dan telah mendapatkan
terapi yang dibutuhkan. Kemungkinan hasil luka
bergantung pada perawatan luka selama di rumah.

Anda mungkin juga menyukai