• Keluhan Utama
Kulit perut melepuh tersiram air panas
• Keluhan Tambahan
Perut terasa panas dan perih
• Riwayat Penyakit Sekarang
1 jam SMRS, pasien tersiram air panas di
bagian perut. Setelah tersiram, baju pasien
segera dilepas dan dikipas-kipas. Luka tidak
disiram atau dioles dengan bahan apapun.
• Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien tidak memiliki riwayat alergi.
• Riwayat Keluarga
Tidak ditemukan riwayat alergi dan keloid
dalam keluarga
Tata Laksana
• Primary • Secondary
Survey Survey
Primary Survey
• A - tidak ada gangguan ataupun ancaman terhadap
jalan nafas, tidak terdengar suara gurgling ataupun
snorring
• B - nafas spontan, RR 26x/menit, tidak terdengar
suara nafas tambahan. Gerak dada simetris stastis
dinamis, tidak tampak retraksi suprasternal.
• C - nadi kuat, HR 120x/menit, akral hangat, CRT <2”
• D - GCS E4M6V5
• E - tampak vulnus combutio derajat II AB area thorak
seluas 3% dan di area abdomen seluas 10%. Terdapat
ancaman hipotermi dan infeksi
Working Diagnosis
• Luka bakar grade II AB ± 13% regio
thorakoabdominal
Tindakan
• Cairan terdiri dari RL 480cc + HES 90cc 8 jam
pertama dilanjutkan RL 480cc + HES 90cc 16
jam berikutnya
• Novalgin 3 x 100mg
• Memasang DC
• Cuci luka, tutup dengan mebo® salep dan
kassa
Secondary Survey
Pemeriksaan Fisik
(16/12/2015 pk 18.20 di Unit Gawat Darurat RS Djatiroto)
• Tanda Vital
– Suhu : 36,8o
– Berat badan : 9 kg
• Kepala
– Bentuk : Normosefal, massa (-) UUB (-)
– Rambut: Ikal, hitam.
– Wajah : Simetri, oval, lesi kulit (-), edema (-)
– Mata : edema (-),cekung (-), konj.anemis (-),
sklera ikterik (-), reflek cahaya (+), pupil
isokor (+), air mata (+)
– Telinga : Bentuk posisi normal, sekret (-).
– Hidung : Sekret (-) jernih, pernafasan cuping
hidung (-), perdarahan (-), hiperemi (-)
– Mulut : mukosa bibir basah, sianosis (-).
• Leher
Inspeksi : Massa (- | -)
Palpasi : Pembesaran kelenjar limfe regional (| -)
• Thoraks dan Abdomen
– Inspeksi :
Tampak lesi merah pucat dengan tepi kulit mengelupas
sebatas 1 cm di atas papilla mamae dekstra dan sinistra hingga
5cm di atas pubis, batas kanan dan kiri garis midclaviculla dekstra
dan sinistra. Tampak bula di beberapa bagian tepi luka.
– Auskultasi : tidak dilakukan
– Palpasi : tidak dilakukan
• Ekstremitas
– Akral hangat (+), sianosis(-), gerakan aktif baik.
Pemeriksaan Penunjang
16 Des 2015 pk 20.30 (RS Djatiroto)
• Non-Medikamentosa
– Memberikan dukungan kepada pasien untuk tetap
menjalani pengobatan
– Menjelaskan prognosa penyakit kepada pasien
– Konsultasi spesialis bedah : pro debridement di ruang
operasi
Follow Up
• 17 Des 2015 pukul 16.30 WIB (Visite dr. internsip)
• S: Keadaan umum lemah, febris (+), luka combus (+),
nyeri (+), minum (+).
• O: t: 37,8o C
Urin output 200 cc /8jam
• A: Gangguan integritas kulit
Gangguan rasa nyaman dan nyeri
Resiko tinggi kekurangan volume cairan
• P: Terapi lanjut
Monitoring cairan
Keluarga menolak debridement di ruang bedah, rawat luka
di ruangan.
• Cairan D5 ¼ NS dimulai pukul 22.40.
• 18 Des 2015 pukul 08.00 WIB (Visite dr. internsip)
• S: Keadaan umum lemah, febris (-), luka combus (+),
nyeri (+), minum (+).
• O: t: 37,0o C
Urin output 420 cc /16jam
Luka baik
• A: Gangguan integritas kulit
Gangguan rasa nyaman dan nyeri
Post luka bakar grade II AB 13%
• P: Terapi lanjut
Monitoring cairan
Debridement di ruangan
• 18 Des 2015 pukul 10.00 WIB
• S: ku lemah, febris (-), keluarga meminta
pulang
• A: post luka bakar grade II AB 13%
• P: APS pulang
Paracetamol 125mg/5mL 4 x ¾ cth
Cefadroxil syr 125mg/5mL 2 x ¾ cth
Kontrol rawat luka 2 hari sekali
Prognosis
Dubia et bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Luka bakar adalah
bentuk kerusakan dan atau kehilangan jaringan
disebabkan kontak dengan sumber yang memiliki
suhu sangat tinggi.
Perbedaan antara anak dan dewasa
ukuran / besarnya
luas permukaan tubuh
ketebalan kulit
metabolic rate
faktor psikologis
Luka Bakar Ringan * luka bakar derajat II
* derajat III<10% pada kelompok usia<10th dan
>50 tahun
* luka bakar derajat II dan derajat III<15%
* Luka bakar derajat II dan derajat III<10%
Luka Bakar Sedang * luka bakar derajat II dan derajat III 10-20% pada
kelompok usia<10th dan >50 th
* luka bakar derajat II dan derajat III 15-25% pada
kelompok usia lain
* luka bakar derajat 3<10%
Luka Bakar Berat * kriteria luka bakar derajat II dan derajat III>20%
pada kelompok usia<10 th dan >50th
* luka bakar derajat II dan derajat III>25%
* terjadi trauma inhalasi serta luka bakar akibat
tegangan tinggi, luka bakar pada populasi resiko
tinggi, luka bakar pada tangan, kaki, dan
perineum
Metode Palmar
Rule of Nine
Metode Lund and Browder
Evaluasi A B C (Airway, Breathing, Circulation)
Curigai: riwayat kebakaran di tempat tertutup
Amankan jalan nafas jika terdapat kecurigaan
Pasang jalur IV
Melepas baju yang terbakar berikut perhiasan
Menutupi area yang terbakar
Pemeriksaan area mata, apakah terdapat
luka bakar pada area kornea
Pada luka bakar akibat bara api, waspada
pada keracunan gas karbon monoksida
Evans-Brooke
Parkland / Baxter
Slater
Metro health
Monafo hypertonic demling
Moncrief
Insisi pada luka bakar
Eschorotomy
Fasciotomy
Escharectomy
Skin grafting
Parasetamol oral (10–15 mg/kgBB setiap 6
jam)
Analgesik narkotik IV, seperti morfin sulfat
(0.05–0,1 mg/kg BB IV setiap 2–4 jam)
Infeksi lokal
kompres jaringan bernanah dengan kasa lembap
nekrotomi
amoksisilin oral (15 mg/kgBB/dosis 3 kali sehari),
dan kloksasilin (25 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari)
Septisemia
gentamisin (7.5 mg/kgBB IV/IM sekali sehari)
ditambah kloksasilin (25–50 mg/kgBB/dosis IV/IM
4 kali sehari)
ATS/TT
Diet TKTP
ditentukan oleh tingkat luka bakar yang
dialami dan manajemen awal luka bakar.
PEMBAHASAN
• Pasien laki-laki usia 1,5 tahun. Keluhan perut dan dada
tersiram air panas hingga kulit melepuh.
• Non-Medikamentosa
Memasang DC
Rawat luka
Memberikan dukungan kepada pasien untuk tetap menjalani pengobatan
Menjelaskan prognosa penyakit kepada pasien
Konsultasi spesialis bedah
• Pada kasus diatas, terjadi luka bakar grade II AB dengan luas luka
bakar ±13% sehingga merupakan indikasi rawat inap