Anda di halaman 1dari 34

DARMAYANTI.Y.SKM.M.

Kes
Tujuan pembelajaran
Mahassiwi diharapkan mampu:
1. Mengelola asuhan ANC, INC, PNC dan KB di
komunitas
2. Membangun jejaring kerja untuk kelancaran asuhan
yang diberikan
3. Melakukan pertolongan pertama dan rujukan pada
kasus kegawatdaruratan kehamilan, persalinan
maupn asuhan kebidanan lainnya.
4. Menghubungkan masalah kesehatan antar satu
anggota keluarga dan lainnya.
Asuhan kebidanan di komunitas
Pada prinsipnya asuhan kebidanan yang
diberikan dikomunitas sama dengan asuhan
kebidanan yang diberikan di klinik, baik
yang diberikan di Puskesmas ataupun yang
di Rumah sakit. Asuhan kebidanan di
komunitas lebih memanfaatkan sumber
daya yang dimiliki oleh masyarakat.
Asuhan Antenatal
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Bidan menggunakan ketrampilannya bukan hanya
untuk memberi asuhan pada keadaan fisik normal,
tetapi juga membantu ibu beradaptasi dengan
perubahan karena kehamilan dan kesiapan menjadi
ibu.
2. Mendorong ibu untuk membicarakan tentang
perasaan, kecemasannya dengan suasana yang
mendukung dan terjamin kerahasiaannya.
3. Jika memungkinkan selama kehamilannya, ibu dapat
bertemu dengan semua bidan yang akan menolongnya
dikamar bersalin dan postpartum
4. Yakinkan bahwa ibu berada dalam kondisi aman
untuk bersalin di rumah bersalin, pondok bersalin
atau dirumah.
5. Bidan melakukan penanganan awal
6. Bidan merujuk ke fasilitas kesehatan yang lengkap
bila ada komplikasi
7. Melakukan pendokumentasian terhadap semua
asuhan yang diberikan.
Penyebab ibu tidak ANC:
1. Kurang pengetahuan
2. Kurang motivasi
3. Tidak bisa diakses
Upaya mengatasi :
1. Penyuluhan tentang pentingnya ANC
2. Kunjungan rumah
3. Identifikasi masalah tidak ANC dan mencari
pemecahannya.
4. Membantu ibu untuk merencanakan upaya-upaya
pemecahan selanjutnya.
5. Kerjasama dengan kader, tokoh masyarakat untuk
memotivasi ibu hamil dan keluarga agar peduli terhadap
kehamilannya.
Pelaksanaan ANC di Rumah
1. Bidan harus mempunyai data keberadaan ibu hamil
diwilayahkerjanya.
2. Bidan mengidentifikasi budaya, tradisi yang ada
dilingkungan ibu hamil, baik yang mendukung atau
menghambat kesehatan
3. Bidan mengidentifikasi apakah ibu hamil memeriksakan
kehamilannya dengan teratur atau tidak.
4. Sebelum kerumah klien, bidan menentukan dulu kapan
bisa berkunjung(kontrak waktu: tanggal, hari dan jam),
diusahan tidak mengganggu aktivitas ibu hamil dan
keluarga.
5. Saat kunjungan rumah lakukan pemeriksaan sesuai
standar, identifikasi lingkungan rumah, bila ibu
mempunyai rencana untuk melahirkan dirumah.
6. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan
sesuai dengan kebutuhan termasuk dalam persiapan
menghadapi komplikasi dan kegawatdaruratan.
7. Mempersiapkan ibu dan suami untuk menjadi
orangtua.
8. Penyuluhan dan konseling untuk persiapan
persalinan dan penanganan komplikasi, perencanaan
kontrasepsi, pelaksanaan inisiasi menyusui dini dan
pemberian ASI eksklusif.
Perlengkapan Kerja Bidan

Mengacu pada standar yang berlaku dengan


mempertimbangkan kebutuhan klien dan tempat
pelayanan.

Pemilihan tempat dan penolong persalinan


Yang perlu diperhatikan:
1. Penentuan tempat dan penolong persalinan
ditentukan oleh ibu dan keluarga sesuai dengan
kondisi:
a. Riwayat kesehatan dan kebidanan yang lalu
b. Keadaan kehamilan saat ini
c. Pengalaman melahirkan sebelumnya
d. Ketersediaan tempat tidur, kondisi rumah, air bersih
e. Akses terhadap fasilitas rujukan

2. Memastikan ibu merasa aman dan nyaman selama


proses persalinan

3. Mengorientasikan ibu ketempat persalinan sesuai


pilihannya.
PERSIAPAN PERSALINAN
Hal-hal yang perlu didiskusikan dengan ibu dan
keluarga adalah:
1. Membuat perencanaan persalinan yang perlu
ditetapkan:
 Tempat persalinan
 Penolong persalinan
 Bagaimana menjangkau persalinan
 Pendamping persalinan
 Biaya persalinan
 Yang mengurus keluarga saat ibu tidak dirumah
 Rencana metode kontrasepsi

2. Membuat recana pengambilan keputusan


penanganan kasus kegawatdaruratan, jika pengambil
keputusan utama dalam keluarga tidak ada ditempat.
 Siapa yang membuat keputusan tentang rujukan ibu
kalau diperlukan
 Siapa pengambil keputusan utama dalam keluarga
 Siapa yang boleh mengambil keputusan jika
pengambil keputusan utama dalam keluarga tidak ada
ditempat saat terjadi kegawat daruratan.
3. Mengatur sistem transportasi jika terjadi kasus gawat
darurat

 Tempat melahirkan
 Cara menjangkau tingkat layanan yang lebih lengkap
jika terjadi gawat darurat.
 Fasilitas kesehatan rujukan
 Biaya bila terjadi gawat darurat
 Donor darah
4. Membuat rencana tabungan
 Motivasi keluarga untuk menabung
 Bidan mengupayakan membentuk tabulin.

5. Menyiapkan peralatan untuk melahirkan


 Baju, popok , kain/bedung bayi
 Pakaian ibu , dll

6. Memfasilitasi ibu dan keluaarga untuk mendapatkan


jaminan pelayanan kesehatan.
PERTOLONGAN PERSALINAN
1. BPM/RB
Keunggulan :
 Suasana rileks, bersahabat
 Pelayanan berkesinambungan
 Lebih diterima ibu dan keluarga
 Mudah memperoleh fasilitas emergency
Outcome:
 Keterbatasan alat untuk mengatasi komplikasi
 Lebih mahal
2. Persalinan di rumah

Pertimbangan:
 Setiap ibu mempunyai hak atas dirinya
 Mengharapkan kualitas yang lebih tinggi
 Ibu merasa nyaman karena mendapatkan perhatian
dan motivasi dari keluarga besar
 Anak lebih mendapatkan kasih sayang. Ayah lebih
bebas mengekspresikan perasaannya.
 Bidan harus mengembangkan hubungan antar
keluarga, saling percaya.
Keunggulan persalinan di Rumah:

 Kepuasan yang unik bagi ibu, keluarga dan bidan


 Setiap ibu mempunyai hak untuk mempertimbangkan
pendapatnya
 Meningkatkan kontrol
 Meminimalkan penggunaan obat dan intervensi pada
ibu maupun bayi
 Anak tetap mendapat perhatian dan kasih sayang
 Suami dapat mengekspresikan perasaan sayangnya.
Persiapan
A. Keluarga
 Bersedia pertolongan persalinan di rumah,
memberikan ide untuk persalinan dirumah, bersedia
serta mampu memberikan dukungan yg diperlukan
 Keluarga menginginkan pertolongan persalinan di
rumah
 Pembahasan kegiatan rumah tangga:
- membentuk jaringan kerja
- siapa yg mengurus anak yg lain
- mempersiapkan anak sesuai umur dan tingkat
pemahaman
B. Rumah dan tempat Pertolongan Persalinan
1. Situasi dan kondisi yang perlu diketahui:
 Aman, haangat, cukup penerangan
 Tersedia ruangan untuk pertolongan persalinan.
 Tersedia air mengalir
 Kebersihan cukup terjamin
 Tersedia alat komunikasi
2. Rumah
 Sejak awal kehamilan, rencana persalinan dirumah
sudah dibicarakan lebih rinci pada akhir persalinan
 Bidan mengecek rumah klien sebelum kehamilan 37
minggu.
C. Perlengkapan Peralatan (disiapkan oleh keluarga)

1. Untuk pertolongan persalinan:


waskom , sabun cuci, handuk, gayung, selimut,
pakaian ganti, pembalut, kain pel, lampu dll.

2. Untuk bayi:
Tempat tidur untuk bayi, alas yang hangat, handuk,
pakaian, topi dan selimut.
Tindakan dalam menghadapi kasus emergency

1. Stabilisasi kondisi klien


2. Lakukan rujukan dengan tepat dan cepat
3. Menggunakan prinsip BAKSOKUDA (bidan, alat,
kendaraan, surat, keluarga, uang, calon donor dan
doa)
4. Melibatkan keluarga dan masyarakat dalam proses
rujukan .
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pertolongan
persalinan dirumah (dalam bentuk catatan/tulisan)

1. Keluarga harus tahu dengan tepat kapan dan


bagaimana menghubungi bidan

2. Bidan sebaiknya pernah bertemu dengan


keluarganya dan mengetahui rumah pasien dan cara
mencapainya

3. Bidan sebaiknya melakukan kunjungan untuk


mengkaji situasi, untuk mengantisipasi bila
dipanggil secara mendadak
4. Bidan memberi informasi tentang tanda pasti
persalinan

5. Memberikan dukungan emosional dan fisik termasuk


mengatasi nyeri persalinan.suami pasien dapat
dilibatkan untuk melakukan massage punggung ibu
aatau membantu mengubah posisi, memberikan
kompres hangat/dingin
6. Observasi kondisi ibu dan bayinuntuk melihat
kemajuan persalinan dan kondisi abnormal agar
persalinan berlangsung nomal.
7. Perencanaan persalinan dan kelahiran dibicarakan
secara rinci sebelum persalinan antara bidan, ibu
hamil & keluarga.

8. Bila ada hal yg mungkin dapat menimbulkan


komplikasi selama persalinan normal, sebaiknya
dibicarakan bersama keluarga, terutama dalam
menghadapi emergency

9. Bidan sebaiknya selalu siap untuk dipanggil secara


mendadak untuk menolong persalinan dan situasi
emergency
10. Alat-alat dan obat harus selalu dicek tanggal
kadaluarsa dan fungsinya.

11. Bidan melakukan asuhan persalinan sesuai standar.

12. Bidan selalu memperhatikan aspek tradisi dan


budaya yang berlaku dan mendorong tradisi atau
budaya yang bermanfaat, serta memberikan
pengertian terhadap budaya atau tradisi yang tidak
bermanfaat.
ASUHAN POSTPARTUM
Kunjungan Postpartum

1. Memiliki data jumlah ibu nifas

2. Pemantauan dilakukan minimal pada 6 jam


pertama, hari ke 2, hari ke 6, 2 mg dan 6 mg.

3. Memberikan asuhan postpartum sesuai standar

4. Kaji permasalahan yang dihadapi oleh ibu.


5. Asuhan yang diberikan harus sesuai kebutuhan ibu.

6. Berbicara dengan bayi dan bereaksi dg sabar ketika


bayi menangis

7. Perlu melibatkan keluarga untuk memberikan


perhatian penuh baik verbal maupun non verbal, siap
siaga dan memberikan dukungan dalam beradaptasi
dengan situasi baru.

8. Bidan memantau status mental ibu dan sikap


terhadap bayinya, suami dan anak-anaknya.
9. Bidan juga perlu mengobservasi anggota keluarga
lainnya.

10. Siapkan waktu agar ibu dapat mengekspresikan


perasaanya, kecemasan terhadap bayinya, suami dan anak-
anaknya.

11. Bidan mendengarkan, memberikan dukungan dan


dorongan terus menerus, memberikan dukungan ekstra
kepada ibu yang kurang mendapat dukungan dari
keluarga.

12. Pada akhir setiap kunjungan, bidan melengkapi catatan


termasuk saran-saran yang diberikan.
13. Sebelum hari ke 40, bidan menindaklanjuti kesiapan
pasangan untuk menggunakan kontrasepsi.
a. Mendorong pasangan untuk berpikir positif tentang
rencana kehamilan berikutnya.
b. Membantu pasangan untuk memilih jenis
kontrasepsi sesuai dengan kondisi
c. Mendorong pasangan untuk membicarakan awal
seksual intercouse.

14. Jika ada kelainan/penyimpangan bagi bayi maupun


ibunya, anjurkan untuk segera ke RS.
ASUHAN BAYI DAN BALITA
Prinsip
1. Bidan memiliki data bayi dan balita diwilayah
kerjanya.
2. Memastikan bahwa semua bayi mendapatkan ASI
eksklusif
3. Bidan memiliki data bayi yang sudah dan belum
diimmunisasi
4. Bersama masyarakat memberikan motivasi pada
keluarga untuk melakukan immunisasi bayinya.
5. Mendorong keluarga yang memiliki bayi dan balita
untuk memanfaatkan posyandu dan fasilitas
kesehatan yg ada diwilayahnya.

6. Memberikan asuhan yang esensial pada bayi dan


balita sesuai standar.

7. Melibatkan keluarga dalam stimulasi dan pemantauan


tumbuh kembang bayi dan balita.
8. Memberi penyuluhan ke masyarakat tentang pola
asuh anak yang tidak membedakan antara laki-laki
dan perempuan serta tidak melakukan kekerasan baik
fisik maupun psikis.

9. Memberikan penyuluhan pada keluarga tentang


deteksi dini penyakit yang sering menjangkit pada
bayi dan balita, gizi seimbang.

10. Menfasilitasi keluarga untuk pemenuhan hak-hak


anak seperti akte kelahiran.
KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN
REPRODUKSI
Prinsip
1. Memiliki data PUS dan WUS diwilayah kerjanya.

2. Memiliki data PUS yang belum menjadi akseptor KB

3. Bekerjasama dengan toma dan toga dalam


mengsosialisasikan program KB.

4. Melibatkan masyarakat dalam program kespro


remaja.
5. Advokasi masyarakat untuk mendukung program usia
nikah yg sehat dan perencanaan kehamilan yg sehat.

6. Menjalin kerjasama dg institusi pendidikan dalam


penyebarluasan program kespro

7. Mempersiapkan pasangan dalam memasuki masa


menopouse.

Anda mungkin juga menyukai