Anda di halaman 1dari 29

Diskusi Jumat

SURVEILANS PUSKESMAS PANJANG


BANDAR LAMPUNG

Oleh:
Nabila Luthfiana 1618012102
Raka Novadlu Cordita 1618012086
Rani Pratama Putri 1618012156
Uliana Nur Melin 1618012150

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
tidak berjalannya
sistem

Surveilans Pembenahan
Pelaksanaan
program belum
terintegrasi secara
menyeluruh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN SURVEILANS

Menurut World Health Organization (WHO) adalah


pengukuran sistematis kesehatan dan lingkungan
parameter, rekaman, dan transmisi data atau
perbandingan, dan interpretasi data untuk
mendeteksi kemungkinan perubahan dalam
status kesehatan dan lingkungan penduduk.

Surveilans merupakan proses


pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data secara sistematik dan
terus menerus serta penyebaran informasi
kepada unit yang membutuhkan untuk
dapat mengambil tindakan.
KONSEP SURVEILANS
TUJUAN SURVEILANS
• Memperoleh informasi yang digunakan sebagai

Tujuan prasyarat program kesehatan dan bertujuan


untuk menyediakan informasi tentang situasi,
kecenderungan penyakit, faktor risikonya serta

Umum masalah kesehatan masyarakat dan fakto yang


mempengaruhinya
pengambilan keputusan
sebagai bahan

•Mengumpulkan data untuk terselenggaranya


kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya

Tujuan
KLB/wabah dan dampaknya
•Memungkinkan terselenggaranya investigasi &
penanggulangan KLB/wabah
•Mendistribusikan data Surveilans Terpadu Penyakit kepada

Khusus unit surveilans Dinas kesehatan Kab/Kota, Propinsi, dan


Ditjen P2MPL
•Melaksanakan pengolahan & penyajian data penyakit
dalam bentuk tabel, grafik, peta, dan analisis epidemiologi
lebih lanjut
JENIS SURVEILANS

Individual Diseases Syndromic


Surveillans Surveillans Surveillance

Surveilans
Surveilans
Integrated Kesehatan
Berbasis
Surveillance Masyarakat
Laboratorium
Global
INDIVIDUAL SURVEILANS

Mendeteksi dan memonitor individu-individu yang mengalami kontak dengan penyakit


serius

Memungkinkan dilakukannya isolasi institusional segera terhadap kontak, sehingga


penyakit yang dicurigai dapat dikendalikan.

Tujuan karantina adalah mencegah transmisi penyakit selama masa inkubasi


seandainya terjadi infeksi
• Fokus perhatian surveilans penyakit adalah penyakit, bukan individu
• Melakukan pengawasan terus-menerus terhadap distribusi dan kecenderungan insidensi penyakit,
melalui pengumpulan sistematis, konsolidasi, evaluasi terhadap laporan-laporan penyakit dan
DISEASE kematian, serta data relevan lainnya.

SURVEILANS

• Melakukan pengawasan terus-menerus terhadap sindroma (kumpulan gejala) penyakit, bukan


masing-masing penyakit
• Contoh surveillans flu like illnes:
• memonitor penyakit yang menyerupai influenza, termasuk flu burung, dan antraks
SYNDROMIC • skrining pasien dengan demam dan batuk atau sakit tenggorok
• membuat laporan mingguan tentang jumlah kasus, jumlah kunjungan menurut kelompok umur
SURVEILANS dan jenis kelamin, dan jumlah total kasus yang teramati
• Digunakan untuk mendeteksi dan menonitor penyakit infeksi
• Contoh:
• Pada penyakit yang ditularkan melalui makanan seperti salmonella
SURVEILANS • Laboratorium sentral untuk mendeteksi strain bakteri tertentu memungkinkan deteksi outbreak
penyakit dengan lebih segera dan lengkap daripada sistem yang mengandalkan pelaporan sindroma
BERBASIS dari klinik-klinik
LABORATORIUM

• Menata dan memadukan semua kegiatan surveilans di suatu wilayah yuridiksi sebagai sebuah
pelayanan publik bersama dengan tujuan pengendalian penyakit.
• Karakteristik:
• Memandang surveilans sebagai pelayanan bersama (common services),
• Menggunakan pendekatan solusi majemuk, Menggunakan pendekatan fungsional, bukan struktural,
INTEGRATED • Melakukan sinergi antara fungsi inti surveilans dan fungsi pendukung surveilans,
SURVEILANS • Mendekatkan fungsi surveilans dengan pengendalian penyakit.
SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL

Timbulnya epidemi global (pandemi) khususnya menuntut dikembangkannya


jejaring yang terpadu di seluruh dunia, yang manyatukan para praktisi
kesehatan, peneliti, pemerintah, dan organisasi internasional untuk
memperhatikan kebutuhan surveilans yang melintasi batas-batas negara.
FUNGSI SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Mendeteksi perubahan akut dari suatu penyakit

Mengetahui distribusi geografis penyakit endemis yang dapat menimbulkan epidemic

Mengidentifikasi kelompok resiko tinggi

Mengidentifikasi faKtor resiko & penyebab lainnya

Menentukan apakah terjadi peningkatan insidensi yang disebabkan oleh


KLB/perioditas penyakit.

Mengetahui situasi suatu penyakit tertentu


Memberikan
informasi & data
dasar untuk
proyeksi
kebutuhan
pelayanan Membantu
Melakukan menetapkan
masalah kesehatan
pengendalian prioritas & prioritas
sasaran program
penyakit. pada tahap
perencanaan.

Tujuan
Surveilans
Epidemiologi
PENDEKATAN SURVEILANS
Ruang Lingkup Surveilans Epidemiologi

penyakit
menular

kesehatan penyakit tidak


matra menular

kesehatan
masalah
lingkungan dan
kesehatan
perilaku
Indikator Sistem Surveilans
Epidemiologi Kesehatan

Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator


input proses output hasil dampak
Penyelenggara Sistem Surveilans
Epidemiologi Kesehatan

Penyelenggaraan berdasarkan metode pelaksanaan

Penyelenggaraan berdasarkan aktifitas pengumpulan data

Penyelenggaraan berdasarkan pola pelaksanaan

Penyelenggaraan berdasarkan kualitas pemeriksaan


Kegiatan Pokok Surveilans

Pengumpulan data

Pengolahan data

Analisis data

Diseminasi Informasi
Profil Puskesmas Panjang
Profil Puskesmas Panjang

Puskesmas Rawat Inap Panjang terletak di Jalan Laksamana Yos Sudarso No.
384, Kelurahan Panjang, Kecamatan Panjang Selatan, Kota Bandar Lampung.

Puskesmas ini memiliki luas wilayah 992 Ha yang melingkupi seluruh


Kecamatan Panjang dengan 8 kelurahan wilayah kerja yaitu Kelurahan
Srengsem, Kelurahan Karang Maritim, Kelurahan Panjang Selatan,
Kelurahan Panjang Utara, Kelurahan Pidada, Kelurahan Way Lunik,
Kelurahan Ketapang, dan Kelurahan Ketapang Kuala.

Program surveilans di Puskesmas ini berjalan cukup baik dengan proses


pengmpulan data, pelaporan, analisis dan interpretasi, umpan balik
berupa aksi dan evaluasi.
Sistem Pelayanan Autoritas
Kesehatan Kesehatan
Masyarakat

Pelaporan
Data Informasi

Analisis &
Evaluasi SURVEILANS Interpretasi

Feedback
Aksi Keputusan
Surveillans di Puskemas Panjang Periode
Januari – Juli2018

Nama Penyakit Record


Tifus Perut Klinis 874 catatan
Malaria klinis 672 catatan
Tersangka TB paru 611 catatan
Diare 462 catatan
Pneumonia 86 catatan
Diare Berdarah 69 catatan
TBC Paru BTA (+) 67 catatan
KEPUSTAKAAN JURNAL
Critical Appraisal

Problem People Intervention Comparison


•2014 di 34 provinsi di •Responden terdiri dari 57 •Penelitian kuantitatif •Permenkes RI Nomor 45
Indonesia: 71.668 kasus petugas GASURKES DBD dengan desain survei tahun 2014 tentang
•2014 di kota Semarang : •Analisis data kuantitatif deskriptif Penyelenggaraan
5567 kasus menggunakan rumus Surveilans Kesehatan,
persentase efektifitas Keputusan Menteri
•Analisis data kualitatif Kesehatan Republik
dengan menggunakan Indonesia Nomor
Miles and Huberman. 1116/MENKES/SK/VIII/2003
Tahun 2003
OUTCOME
 Input
 Komponen yang berperan sudah cukup seperti tersedianya buku petunjuk, form pemantauan jentik, ATK dan
perangkat komputer, serta para petugas surveilans mendapatkan dana transportasi sebesar Rp. 150.00,00/bulan.
 Sumber daya yang digunakan juga merupakan sarjana dari bidang Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan
ada juga D3 dari bagian Keperawatan dan Kesehatan Lingkungan.

 Proses
 Data kesakitan, kematian, dan faktor risiko yang dapat diperoleh dari wawancara, pengamatan, pengukuran,
dan pemeriksaan terhadap sasaran dengan cara pemantauan jentik selama seminggu sekali
 Setelah itu petugas surveilans akan melakukan penyuluhan dengan metode ceramah di sekolah, tempat
ibadah.

 Output
 ABJ mengalami peningkatan dalam 3 bulan di 51 daerah wilayah kerja GASURKES DBD.
 Penurunan kasus DBD juga sudah mencapai 58% dari 57 total wilayah kerja GASURKES DBD bulan Juni-Maret
Validity

•Desain: kuantitatif dengan desain survei deskriptif, didukung dengan data


kualitatif lalu Analisis data kualitatif dilakukan dengan menggunakan Miles
and Huberman.
•Populasi dan Sampel: semua GASURKES DBD se-Kota Semarang. Besar sampel
adalah 57 GASURKES DBD dan sebanyak 3 petugas dari sampel telah
diwawancarai secara mendalam

Importance

•Pada keefektifan masukan (input) meskipun sudah efektif, namun jumlah


sumber daya manusia masih kurang dikarenakan luasnya faktor wilayah,
sehingga perlu untuk menambah sumber daya manusia (petugas) pada
wilayah yang banyak terdapat kasus DBD mengacu pada Pemenkes No
116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Penambahan jumlah dan peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia.

Applicability

•Pengevaluasian komponen surveilans dalam jurnal ini dilakukan secara


sederhana dan dapat diterapkan di daerah lain termasuk Kota Bandar
Lampung.
Kesimpulan
 Surveilans atau surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat
melakukan tindakan.

 Surveilans dapat digunakan untuk Memonitor kecenderungan penyakit, mendeteksi perubahan


mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi dini outbreak, memantau kesehatan populasi,
menaksir besarnya beban penyakit (disease burden) pada populasi, menentukan kebutuhan
kesehatan prioritas, membantu perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi program
kesehatan, mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan, mengidentifikasi kebutuhan
riset.

 Peran Puskesmas dalam penyelenggaraan surveilans terpadu penyakit antara lain berupa (a)
Pengumpulan dan Pengolahan Data (b) Analisis serta Rekomendasi Tindak Lanjut, (c) Umpan Balik,
dan (d) Laporan.

 Masalah kesehatan yang diangkat sebagai topik utama tim surveilans di Puskesmas Panjang adalah
diare, diare berdarah, tifus perut klinis, TBC Paru BTA (+), tersangka TB Paru, malaria klinis, dan
pneumonia.
THANK YOU ALL

Anda mungkin juga menyukai