Anda di halaman 1dari 16

OLEH

KELOMPOK 1

Dian Pratiwi (L2J009001)


Rizha Amelia (L2J009002)
Ita Tetriana (L2J009006)
Niken Wijayanti (L2J009012)
Fajri Harish (L2J009008)
OktoDiazander (L2J009011)
Evi (L2J009017)
Salman Al-Farisy (L2J009095)
Renita Muninggar (L2J008061)
Zainul Aulia (L2J008077)
Merupakan Prasarana kota yang intinya
selain untuk mengendalikan dan menghasilkan
limpasan air hujan yang berlebihan dengan
aman, juga untuk menyalurkan kelebihan air
lainnya yang sifatnya menganggu dan mencemari
lingkungan perkotaan (air limbah dan air
buangan) (masduki, 1998)
 Kondisi tata guna lahan (landuse)

 Topografi

 Sosial Ekonomi

 Geohidrologi
Perubahan tata guna lahan memberi dampak
yang signifikan terhadap koefisien limpasan
(Tuan, 1991).

Usaha pemanfaatan lahan mendorong adanya


perubahan fungsi lahan dengan
kecenderungan lebih kedap air sehingga
menimbulkan genangan dan limpasan
permukaan yang cukup tebal. (Sulistiono,
1995).
 JIKA pengembangan tata guna lahan > JIKA pengembangan tata guna lahan <
MAKA Koefisien Limpasan > MAKA Koefisien Limpasan <
DAN Debit Runoff > DAN Debit Runoff <

HAL ini akan berpengaruh pada perancangan dimensi drainase


OLEH KARENA ITU perencanaan drainase

perkotaan hendaknya juga seiring dengan

perubahan tata guna lahan sehingga terjadi

keseimbangan dengan kepentingan

lingkungan.
Umumnya dari jumlah 100% air hujan
70% akan masuk dalam tanah
30% akan menjadi run off

Maka 30 % ini lah yang akan di masukkan ke sistem drainase


dan akan akan semakin besar jika infiltasi kecil yang di
sebabkan oleh kepadatan lahan oleh perkembangan dan
pembangunan

Jika drainase dirancang untuk pembuangan campuran, maka


air yang masuk = 30 % air hujan + Grey Water, hal ini juga
akan berpengaruh pada desain drainasenya
Topografi adalah beda tinggi suatu daerah
yang biasanya di ukur oleh ahli dalam bidang
geodesi, data yang di dapat berguna untuk
membuat Catchment area

Penentuan catchment area ini akan sangat


terbantu jika tim surveyor lapangannya
mengidentifikasi arah aliran air di lokasi
pekerjaan.
misalnya seperti daerah Jogja yang hampir seluruh
topografinya miring ke selatan, ini berarti kemungkinan
besar aliran airnya tidak ke utara
Perbedaan topografi mepengaruhi jenis

drainase mana yang akan di gunakan pada

satu daerah

 Drainase Terbuka

 Drainase Tertutup

 Drainase Campuran
Jika 2 Daerah yang dengan topografi 1 datar dan

yang satu lagi memiliki kemiringan yang relatif

besar, jika di desain dengan saluraan tertutup

maka akan berbeda pendisainan, contohnya akan

ada bak pelepas tekan


Sosial ekonomi meliputi pertumbuhan
penduduk urbanisasi, kebutuhan nyata dan
prioritas daerah, keseimbangan
pembangunan antar kota dan dalam kota,
ketersediaan tata guna tanah dan
pertumbuhan fisik kota, dan ekonomi
pedesaan.
Pada tahap perancangan drainase, seharusnya
diadakan pengkajian apakah masyarakat
sekitar daerah aliran drainase dapat
menerima pembangunan ini karena tinggi
rendahnya kinerja sistem jaringan drainase
sangat di tentukan oleh partisipasi
masyarakat dalam pengelolaannya sehingga
tidak timbul masalah sosial.
Geohidrologi adalah ilmu yang memperlajari
tentang distribusi dan pergerakan air yang
berada di bawah permukaan tanah.

Jika aquifer yang ada pada suatu wilayah


adalah aquifer yang kedap air maka akan
mengurangi infiltrasi sehingga air hujan lebih
banyak menjadi run off sehingga drainase
yang di rancang harus memiliki daya tamping
yang banyak dan dapat mengalirkan air
secara cepat sehingga tidak terjadi banjir.
Ada Pertanyaan ……….?

Anda mungkin juga menyukai