Anda di halaman 1dari 14

PROSEDUR PELAYANAN KESEHATAN

1. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL)


1. Pelayanan RJTL merupakan kelanjutan dari pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama
(RJTL), berdasarkan surat rujukan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
2. Peserta datang ke FKRTL yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dan mengikuti
prosedur umum pelayanan kesehatan dengan membawa surat rujukan dari FKTP.
3. FKRTL memberikan pelayanan kesehatan sesuai indikasi medis
4. Dalam hal peserta RJTL membutuhkan rujukan ke FKRTL lain, maka peserta dirujuk
dengan prosedur :
a. Peserta dirujuk sesuai indikasi medis
b. Peserta dirujuk mengikuti ketentuan rujukan berjenjang berbasis kompetensi
pelayanan sesuai ketentuan yang berlaku atau peserta dirujuk ke FKRTL terdekat
dari FKRTL perujuk yang memenuhi indikasi rujukan
c. Peserta diberi surat rujukan/konsul ekstral yang dilampiri salinan SEP yang telah
diterbitkan
d. Peserta membawa surat rujukan tersebut untuk mendapat pelayanan di FKRTL
penerima rujukan
e. Apabila rujukan pasien merupakan rujukan parsial, biaya atas rujukan parsial sudah
termasuk dalam paket INA-CBG pada FKRTL perujuk dan tidak dapat ditagihkan
kepada peserta.
5. Setelah mendapatkan pelayanan, peserta menandatangani bukti pelayanan pada lembar
bukti pelayanan yang disediakan oleh masing-masing FKRTL
6. FKRTL wajib melakukan pencatatan pelayanan dan tindakan yang telah dilakukan ke
dalam Aplikasi Sistem Informasi Manajemen yang telah disediakan BPJS Kesehatan
7. Dalam keadaan Gawat Darurat (Emergency) peserta dapat memperoleh pelayanan di
unit Gawat Darurat (UGD) FKRTL yang bekerja sama maupun tidak bekerja sama
dengan BPJS Kesehatan dan tanpa surat rujukan dari FKTP
B. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL)
1. Peserta melakukan pendaftaran ke FKRTL dan mengikuti prosedur umum pelayanan
kesehatan serta membawa surat perintah rawat inap dari poli atau unit gawat darurat
sesuai ketentuan program Jaminan Kesehatan yang berlaku.
2. Peserta menyatakan akan menggunakan hak sebagai peserta JKN-KIS
3. Bila pasien berkeinginan menjadi peserta JKN-KIS dapat diberi kesempatan untuk
melakukan pendaftaran dan pembayaran iuran peserta JKN-KIS.
4. Peserta harus melengkapi syarat administrasi penerbitan SEP dalam waktu 3 x 24
jam hari kerja setelah masuk rawat inap atau sebelum pulang/meninggal/dirujuk
apabila dirawat kurang dari 3 x 24 jam, dan kartu dalam keadaan status aktif
5. Jika peserta tidak dapat melengkapi syarat sebagaimana maksud diatas maka peserta
dinyatakan sebagai pasien umum.
6. FKRTL memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan indikasi medis.
7. Fasilitas kesehatan / dokter yang merawat berkewajiban memberi surat rujukan balik
kepada dokter faskes yang merujuk disertai jawaban dan tindak lanjut yang harus
dilakukan jika secara medis peserta sudah dapat dilayani di Faskes yang merujuk.
8. Setelah mendapatkan pelayanan, peserta menandatangani bukti pelayanan pada
lembar bukti pelayanan yang disediakan oleh masing-masing FKRTL.
9. Setelah perawatan pasien selesai, pasien dapat kembali untuk melakukan kontrol
ulang sesuai indikasi medis, dan selanjutnya pasien dirujuk kembali ke FKTP
terdaftar.
10. FKRTL wajib melakukan pencatatan pelayanan dan tindakan yang terlah dilakukan
ke dalam Aplikasi Sistem Informasi Manajemen yang telah disediakan BPJS
Kesehatan.
11. Dalam hal Peserta RITL membutuhkan rujukan ke FKRTL lain, maka peserta dirujuk
dengan prosedur:
a. Peserta dirujuk sesuai indikasi medis
b. Peserta dirujuk mengikuti ketentuan rujukan berjenjang berbasis kompetensi
sesuai ketentuan yang berlaku atau peserta dirujuk ke FKRTL terdekat dari
FKRTL perujuk yang memenuhi indikasi rujukan.
c. Peserta diberi rujukan/ konsul eksternal yang dilampiri salinan SEP yang telah
diterbitkan
d. Peserta membawa surat rujukan tersebut untuk mendapat pelayanan di FKRTL
penerima rujukan.
e. Apabila rujukan pasien merupakan rujukan parsial, biaya atas rujukan parsial
sudah termasuk dalam paket INA-CBG pada FKRTL perujuk dan tidak dapat
ditagihkan kepada peserta.
C. Pelayanan Persalinan di FKRTL
1. Pemberian jaminan persalinan sebagaimana pemberian jaminan perawatan tingkat
lanjutan
2. Prosedur pelayanan sesuai dengan ketentuan pelayanan di FKRTL
3. Penjaminan bayi baru lahir dari persalinan spontan dengan kondisi sehat termasuk
dalam satu episode dengan pelayanan ibunya
4. Penjaminan Bayi Baru Lahir dari proses persalinan Sectio Caesaria atau bayi baru
lahir dengan kondisi yang memerlukan perawatan tersendiri mengikuti prosedur
sebagai berikut:
a. Membawa identitas kepesertaan Program JKN-KIS milik ibu dari si bayi;
b. Peserta melakukan pendaftaran ke Kantor Cabang dengan memperlihatkan
identitas peserta berupa surat keterangan lahir dan identitas ibu dari peserta dan
persyaratan lainnya sesuai ketentuan masing-masing jenis kepesertaan.
c. Setelah peserta mendapatkan nomor identitas JKN-KIS bayi, kemudian
melengkapi syarat administrasi penerbitan SEP di FKRTL dalam waktu 3 x 24
jam hari kerja setelah masuk rawat inap atau sebelum pulang/meninggal/dirujuk
apabila dirawat kurang dari 3 x 24 jam, dan kartu dalam status aktif
d. FKRTL memberikan pelayanan kesehatan sesuai indikasi medis
e. Setelah mendapatkan pelayanan, peserta menandatangani bukti pelayanan pada
lembar bukti pelayanan yang disediakan oleh masing-masing FKRTL
f. FKRTL wajib melakukan pencatatan pelayanan dan tindakan yang telah dilakukan
ke dalam Aplikasi Sistem Informasi Manajemen yang telah disediakan BPJS
Kesehatan.
D. Pelayanan Darah
a. Pelayanan darah dapat dilakukan sesuai indikasi medis.
b. Pelayanan darah dapat dilakukan di FKRTL yang memiliki bank darah atau jejaring
FKRTL yang melayani pelayanan darah berdasarkan MoU (kerja sama) antara
FKRTL dan jejaringnya tersebut
c. Biaya pelayanan darah sudah termasuk dalam komponen paket INA-CBG, peserta
tidak diperkenankan iur biaya
D. Pelayanan Alat Kesehatan
1. Prosedur Alat Kesehatan yang masuk dalam paket INA-CBG: Prosedur dilakukan
sesuai dengan prosedur pelayanan RJTL atau RITL
2. Prosedur Alat Kesehatan yang dapat ditagihkan di luar paket INA-CBG;
a. Peserta mendapatkan pelayanan medis dan/ atau tindakan medis di FKRTL yang
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan sesuai dengan prosedur pelayanan rujukan
tingkat lanjutan;
b. Peserta mengurus legalisasi alat Kesehatan ke Petugas BPJS Center atau Kantor
Cbang BPJS Kesehatan atau BPJS Kesehatan KLOL Kota/Kabupaten dengan
membawa lembar salinan SEP dan resep alat kesehatan.
c. Peserta mengambil alat kesehatan di FKRTL (Apotek atau Optikal) dengan
menyerahkan lembar salinan SEP dan resep alat kesehatan yang telah
dilegalisasi oleh petugas BPJS Kesehatan.
d. Petugas FKRTL melakukan verifikasi resep dan bukti pendukung lain, kemudian
menyerahkan alat kesehatan kepada Peserta
e. Peserta menandatangani bukti pelayanan.
F. Pelayanan Gawat Darurat
1.Peserta datang ke FKTP atau FKRTL yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
mengikuti prosedur pelayanan kesehatan tingkat pertama
dan prosedur pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan tanpa surat rujukan dari
FKTP.

2. Fasilitas Kesehatan melakukan pemeriksaan, perawatan, pemberian tindakan,


termasuk obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) sesuai dengan indikasi medis
3. Setelah mendapatkan pelayanan, peserta menandatangani bukti pelayanan pada
lembar bukti pelayanan yang disediakan oleh masing-masing fasilitas kesehatan.
4. Fasilitas kesehatan wajib melakukan pencatatan pelayanan dan tindakan yang telah
dilakukan ke dalam Aplikasi Sistem Informasi Manajemen yang telah disediakan
BPJS Kesehatan.
G. Pelayanan Rujuk Balik
1. Peserta mendapatkan pelayanan di FKRTL dengan mengikuti prosedur di FKRTL
2. Dokter Spesialis/Sub Spesialis melakukan pemeriksaan kepada peserta sesuai
kebutuhan indikasi medis
3. Apabila peserta didiagnosa penyakit kronis maka peserta mendapatkan pelayanan
kesehatan secara rutin di FKRTL hingga diperoleh kondisi terkontrol/stabil sesuai
dengan kriteria kondisi terkontrol/stabil oleh organisasi profesi terkait,
4. Setelah peserta ditetapkan dalam kondisi terkontrol/stabil, maka dokter Spesialis/Sub
Spesialis memberikan SRB (Surat Rujuk Balik) kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama dimana peserta yang bersangkutan terdaftar.
Catatan : Pemberian obat rujuk balik sesuai daftar obat rujuk balik yang ditetapkan.
H. Pelayanan Ambulan
1. Peserta datang ke FKRTL mengikuti prosedur pelayanan kesehatan rujukan tingkat
lanjutan.
2. Dalam kondisi gawat darurat, peserta datang ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat
lanjutan baik yang bekerja sama maupun yang tidak bekerja sama sesuai prosedur
umum pelayanan kesehatan.
3. Fasilitas Kesehatan memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan indikasi medis,
dan peserta berhak mendapatkan pelayanan ambulan untuk rujukan antar fasilitas
kesehatan berdasarkan penetapan indikasi medis dari dokter atau tenaga kesehatan
yang merawat.
4. Peserta dirujuk antar fasilitas kesehatan dengan ambulan yang berasal dari fasilitas
kesehatan perujuk atau penerima rujukan atau fasilitas kesehatan yang memiliki
fasilitas pelayanan ambulan.
5. Setelah mendapatkan pelayanan, peserta menandatangani bukti pelayanan pada
lembar bukti pelayanan yang disediakan oleh masing-masing fasilitas kesehatan.
6. Fasilitas kesehatan wajib melakukan pencatatan pelayanan dan tindakan yang telah
dilakukan ke dalam Aplikasi Sistem Informasi Manajemen yang telah disediakan
BPJS Kesehatan.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


BPJS KESEHATAN CABANG RUMAH SAKIT UMUM
LUBUK PAKAM KASIH INSANI

Rita Masyita Ridwan, S.Si, Apt, M.Kes, AAAK Johan Hartono


Kepala Direktur
Lampiran II Perjanjian
Nomor : 234/KTR/I-II/1218

Nomor :

TATA CARA PENGAJUAN DAN PEMBAYARAN KLAIM


PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN TINGKAT LANJUTAN

1. Pengajuan klaim pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan kepada BPJS


kesehatanyaitu Kantor Cabang/ Kantor Layanan Operasional Kabupaten/ Kota
dilakukan oleh setiap bulan, atas pelayanan yang sudah diberikan kepada peserta
Program Jaminan Kesehatan.
2. Tarif yang digunakan oleh FKRTL sesuai dengan kelas rumah sakit yang berlaku dan
Regionalisasi Tarif sesuai kesepakatan dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan.
3. FKRTL mengirimkan secara resmi berkas tagihan klaim dalam bentuk softcopydan
hardcopy dilengkapi dengan dokumen pendukung yang dipersyaratkan dan ditanda
tangani oleh Direktur/ Kepala.
4. Terhadap berkas tagihan yang telah diterima, petugas verifikator melakukan
melakukan :
a. Melakukan perhitungan terhadap jumlah berkas klaim yang diajukan dengan
disaksikan oleh pihak FKTRL.
b. Membuat Berita Acara Penerimaan Klaim/ Surat serah terima klaim dan ditanda
tangani oleh BPJS Kesehatan dan FKTRL.
c. Melakukan pencatatan penerimaan klaim pada buku penerimaan klaim/ register
klaim.
d. Melakukan purifikasi dan verifikasi sesuai ketentuan yang berlaku.
5. BPJS kesehatan menerima berkas klaim dari FKTRL secara lengkap. Apabila
terdapat kekurangan kelengkapan berkas klaim maka BPJS Kesehatan
mengembalikan Klaim ke FKTRL untuk melengkapi dengan melampirkan Berita
Acara Pengembalian Berkas Klaim.
6. Persyaratan pengajuan klaim manfaat pelayanan kesehatan di FKTRL adalah sebagai
berikut :
a. kelengkapan administrasi umum yang terdiri atas :
1) Formulir pengajuan klaim (FPK) rangkap 3 (tiga) yang ditanda tangani oleh
Pimpinan FKTRL atau pejabat lain yang berwenang, paling rendah adalah
yang menjabat sebagai Kepala Instansi ;
2) Softcopy luaran aplikasi BPJS Kesehatan;
3) Kuitansi asli bermaterai cukup ; dan
4) SuratTanggung Jawab Mutlak bermaterai cukup yang ditanda tangani oleh
Pimpinan atau Direktur FKTRL.
a. Kelengkapan khusus yang terdiri atas :
1) Bukti pendukung pelayanan ; dan
2) Kelengkapan lain yang dipersyaratkan oleh masing–masing tagihan klaim.
6. Untuk pengajuan klaim pelayanan RJTL, kelengkapan khusus sebagaimana dimaksud
pada poin 6 huruf b adalah sebagai berikut :
a. Lembar Register Klaim masing-masing Peserta yang berisi informasi tentang
keabsahan Peserta, resume medis, dan pelayanan Spesial CBG apabila
diberikan ; dan
b. Rekapitulasi pelayanan.
6. Untuk pengajuan klaim pelayanan RJTL, kelengkapan khusus sebagaimana dimaksud
pada poin 6 huruf b adalah sebagai berikut :
a. Lembar Register Klaim masing-masing Peserta yang berisi informasi tentang
keabsahan Peserta, resume medis, dan pelayanan Spesial CBG apabila diberikan ;
dan
b. Rekapitulasi pelayanan ; dan
c. Kelengkapan administrasi khusus berupa bukti pendukung.
6. Untuk pengajuan klaim pelayanan obat untuk penyakit kronis dan obat kemoterapi,
kelengkapan khusus sebagaimana dimaksud pada poin 6 huruf b adalah sebagai
berikut :
a. Bukti pendukung yang memuat infromasi tentang keabsahan Peserta, resume
medis dan hasil pemriksaan penunjang diagnostik sesuai dengan restriksi obat;
b. Resep obat dan protokol untuk obat Kemoterapi; dan
c. Data tagihan pelayanan dalam bentuk softcopysesuai aplikasi apotek dan BPJS
Kesehatan.
10. Untuk pengajuan klaim pelayanan Alat bantu Kesehatan, kelengkapan khusus
sebagaimana dimaksud pada poin 6 huruf b adalah sebagai berikut :
a. Bukti pendukung yang meliputi informasi tentang keabsahan peserta, dan resume
medis;
b. Dalam hal pengajuan klaim pelayanan kacamata harus dilengkapi dengan:
1) Resep kaca mata; dan
2) Tanda bukti penerimaan kacamata.
c. Dalam hal pengajuan klaim pelayanan alat bantu dengar harus dilengkapi dengan
:
1) Resep alat bantu dengar;
2) Hasil pemeriksaan audiometri; dan
3) Tanda bukti penerimaan alat bantu dengar.
d. Dalam hal pengajuan klaim pelayanan protesa alat gerak harus dilengkapi dengan
:
1) Resep protesa alat gerak; dan
2) Tanda bukti penerimaan protesa alat gerak.
e. Dalam hal pengajuan klaim pelayanan protesa gigi alat harus dilengkapi dengan :
1) Resep protesa gigi; dan
2) Tanda bukti penerimaan protesa gigi.
f. Dalam hal pengajuan klaim pelayanan korset tulang belakang harus dilengkapi
dengan :
1) Resep korset tulang belakang; dan
2) Tanda bukti penerimaan korset tulang belakang.
g. Dalam hal pengajuan klaim pelayanan Collar Neck harus dilengkapi dengan :
1) Resep collar neck; dan
2) Tanda bukti penerimaan collar neck.
3) Dalam hal pengajuan klaim pelayanan Kruk harus dilengkapi dengan
4) Resep kruk; dan
5) Tanda bukti penrimaan kruk.
h. Penagihan Alat Bantu Kesehatan diluar paket INA-CBG yang penyediaannya
dilakukan oleh FKTRL dilakukan secara kolektif oleh FKTRL.
11. Untuk pengajuan klaim pelayanan Ambulan, kelengkapan khusus sebagaimana
dimaksud pada poin 6 huruf b adalah sebagai berikut ;
a. Bukti pendukung yang meliputi informasi tentang keabsahan Peserta dan resume
medis;
b. Surat keterangan medis dari dokter yang merawat yang menerangkan kondisi
medis pasien pada saat akan dirujuk;
c. Bukti pelayanan ambulan yang memuat informasi tentang :
1) Identitas pasien;
2) Waktu pelayanan (hari, tanggal, jam berangkat dari Fasilitas Kesehatan
perujuk dan jam tiba di Fasilitas Kesehatan tujuan );
3) Fasilitas Kesehatan perujuk; dan
4) Fasilitas Kesehatan tujuan rujukan;
d. Tanda terima fasilitas kesehatan penerima rujukan; dan
e. Bukti lain berupa bukti pembayaran jika ambulan menggunakan kapal
penyebarangan.
f. Klaim pelayanan ambulan ditagihkan secara kolektif setiap bulan oleh FKTRL.
12. Untuk pengajuan klaim pelayanan Continiuous Ambulatory Peritonial Dialysis
(CAPD), kelengkapan khusus sebagaimana dimaksud pada poin 6 huruf b adalah
sebagai berikut :
a. Bukti pendukung yang memuat informasi tentang keabsahan Peserta dan resume
medis ; dan
b. Resep permintaan CAPD dari dokter yang merawat untuk masing-masing pasien.
13. Pembayaran tagihan:
a. Batas waktu maksimal pengajuan klaim dari FKTRL adalah 2 (dua) tahun setelah
pelayanan diberikan. Tagihan yang diajukan lebih dari 2 (dua)
sejak berkahirnya pelayanan dan/ atau berakhirnya Perjanjian ini berhak untuk
ditolak proses pembayarannya oleh BPJS Kesehatan.
b. BPJS Kesehatan tidak bertanggung jawab untuk membayar tagihan yang timbul
karena FKTRL memberikan fasilitas dan/ atau pelayanan kesehatan diluar yang
menjadi hak Peserta.
c. Biaya transfer antar bank menjadi tanggungan FKTRL.
d. Nomor rekening yang akan digunakan untuk pembayaran tagihan klaim biaya
pelayanan kesehatan kepada FKTRL adalah sebagai berikut
NAMA PADA REKENING : PT Cinta Kasih Insani
NOMOR REKENING : 140.01.06.111727.1
BANK : Bank Aceh
CABANG :-
14. Ketentuan Denda Keterlambatan Pembayaran Tagihan Klaim
a. BPJS Kesehatan membayar tagihan biaya pelayanan kesehatan, paling lambat 15
(lima belas) hari kerja sejak dokumen klaim diterima lengkap.
b. BPJS Kesehatan membayarkan ganti rugi keterlambatan pembayaran tagihan
klaim pelayanan kesehatan sebesar 1% (satu persen) dari jumlah yang harus
dibayarkan untuk setiap 1 (satu) bulan keterlambatan secara proposional.
c. Dalam hal terjadi keterlambatan pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan, maka
akan dihitung mulai pada hari ke- 16 sejak dokumen klaim pelayanan kesehatan
dari Faskes diterima lengkap.
d. Ganti rugi sebagaimana dimaksud dihitung secara proporsional untuk setiap hari
kalender keterlambatan sesuai ketentuan yang berlaku.
e. FKTRL dapat memanfaatkan program Supply Chain Financing (SCF)dengan
pihak Bank untuk memastikan terselenggaranya pelyanan kepada Peserta Jaminan
Kesehatan.
15. Pelaksanaan INA-CBG
a. Klaim pelayanan tingkat lanjutan dilakukan dengan sisiem INA-CBG. Untuk
dapat mengoperasikan softwareINA-CBG maka FKTRL harus mempunyai nomor
registrasi yang diperoleh dari Kementrian Kesehatan RI sesuai ketentuan yang
berlaku.
Kewajiban untuk memiliki nomor registrasi dilakukan sebelum penandatangan
perjanjian kerja sama dan menjadi bagian dari persyaratan kerja sama;
b. FKTRL harus memliki petugas administrasi klaim atau Koder untuk melakukan
input tagihan pelayanan kedalam software INA-CBG sesuai tatalaksana INA-
CBG yang barlaku.
c. Tugas dan tanggung jawab dokter adalah menegakkan dan menuliskan diagnosis
utama, diagnosis sekunder dan tindakana/ prosedur yang telah dilaksanakan serta
membuat resume medis pasien secara lengkap, jelas dan spesifikasi selama pasien
dirawat dirumah sakit.
d. Kelengkapan rekam medis yang ditulis oleh dokter akan sangat membantu koder
dalam memberikan kode diagnosis dan tindakan/ prosedur yang tepat.
e. Tugas dan tanggung jawab seorang Koder adalah melakukan kodifikasi diagnosis
dan tindakan/ prosedur yang ditulis oleh dokter yang merawat pasien sesuai
dengan ICD-10 untuk diagnosis dan ICD-9-CM untuk tindakan/ prosedur yang
bersumber dari rekam medis pasien. Apabila dalam melakukan pengkodean
diagnosis atau tindakan/ prosedur koder menemukan kesulitan ataupun
ketidaksesuaian dengan aturan umum pengkodean, maka koder harus melakukan
klarifikasi dengan dokter.
f. Proses koding dikalukan sesuai dengan diagnosis yang ditegakkan oleh dokter.jika
ditemukan kesalahan atau irkonsistensi pencatatan diagnosis, maka koder harus
melakukan klarifikasi kepada dokter penanggungjawab pelayanan (DPJP).
g. Dalam hal tertentu koder dapat membantu penulisan diagnosis sesuai ICD-10 dan
ICD -9 CM. Dokter penannggung jhawab harus menulisakan nama dengan jelas
serta menandatangani resume medik.
h. Pasien yang masuk ke instalasi rawat inap sebagai kelanjutan proses perawatan di
instalasi gawat darurat hanya dikalim sebagai 1(satu) episode INA-CBG dengan
pelayana rawat inap.
i. Pasien yang datang pada dua atau lebih instalasi rawat jalan dengan dua atau lebih
diagnosis akan tetapi diagnosis tersebut merupakan diagnosis sekunder dari
diagnosis utamanya maka diklaimkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
Menteri yang mengatur tntang Episode Perawatan.
j. FKRTL melakukan pelayanan dengan efisien dan efektif agar biaya pelayanan
seimbang dengan tarif INA-CBG.
16. Apabila dalam pengajuan klaim/tagihan oleh FKRTL terdapat klaim/tagihan yang
bermasalah tersebut. penyelesaian dispute clain mengacu pada regulasi yang berlaku.
17. Dalam hal ketidaksesuaian pada saat verfikasi administrasi atau verfikasi pelayanan
maka BPJS kesehatan berhak melakukan konfrmasi kepada FKRTL dan peserta
secara tertulis denga menggunakan lembar konfirmasi.
18. Bagi Rumah Sakit yang telah melaksanakan Cerifikasi Digital Kalim, Ketentuan tata
cara pengajuan dan pembayaran klaim selain ketentuan sebagaimana tersebut diatas
pada point 1 sampai dengan 17, ditambahkan ketentuan khusus sebagai berikut:
a. Persyaratan dan penetapan FKRTL yang melaksanakan Verifikasi Digital
dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku. FKRTL wajib memahami teknis
operasional pelaksanaan Verifikasi Digital, kaidah-kaidah yang digunakan,
prosedur serta mekanisme pelaksanaan VErifikasi Digital.
b. minimal pengajuan klaim adalah 75% dari rata-rata pengajuan klaim penuh bulan
sebelumnya.
c. dokument kelengkapan pegajuan klaim disertai surat pernyataan pemeriksaan
Klaim oleh tim Pencegahan terhaap Kecurangan Rumah Sakit.

d. Apabila dari hasil peritungan terhadap jumlah berkas klaim yang diajukan tidak
cocok/tidak sesuai dengan jumlah berkas klaim copy luaran aplikasi pengajuan
klaim, maka seluruh berkas pengajuan klaim dikembangkan kepada FKRTL
disertai dengan Berita Acara Pengembalian Berkas Klaim.
e. Proses purifikasi dan verifikasi menggunakan Aplikasi Verifikasi Digital yag
berlaku, tata cara sesuai ketentuan proses administrasi digital yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai