•FAKTOR PREDISPOSISI
•RIWAYAT PENYAKIT LALU
•Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? ya √ tidak
Bila ya, Jelaskan...............
Keluarga mengatakan pasien tidak pernah mengalami masalah jiwa sebelumnya. Anaknya tampak normal-normal saja, bekerja dan
pembicaraannya sesuai saat berinteraksi dengan orang lain. Pasien mengatakan bahwa ia menyukai membaca buku-buku puisi sejak SMA.
Keluarga mengatakan ketika sedang sendiri atau libur bekerja pasien biasanya membaca buku-buku puisi yang dikoleksinya di app hp.
Diagnosa keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Jelaskan: Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan teman maupun keluarganya. Selain itu pasien mengaku tidak pernah mendapat
kekerasan atau penganiayaan.
Pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural, spiritual): pasien mengatakan kesiram air panas oleh dirinya
sendri pada waktu usia SMP
Diagnosa keperawatan: Ketidakefektifan koping
•Kesan Kepribadian klien: extrovert √ introvert lain-lain :
Keluarga mengatakan sebelum sakit pasien termasuk pribadi yang suka berkumpul dan bermain dengan teman-temannya seperti nongkrong dan
menonton sepak bola, tetapi pasien bukan termasuk tipe orang yang mudah menceritakan masalahnya kepada orang lain.
•RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
•Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? ya (RM) √ tidak
STATUS MENTAL
• Penampilan
Cara berpakaian
√ Rapi tidak rapi penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Penampilan Fisik
Pasien tampak bersih dan rapi. Pada lengan kirinya tampak luka goresan, kekuatan otot 5/5, kuku sedikit kotor ,CRT <2 detik.
Cara Berpakaian:
Pasien tampak memakai baju sesuai mengenakan kaos dan celana pendek tidak mau mengenakan baju RS, tampak rapi, tidak berlebihan dan
tidak berbau. Pasien sesekali tidak mengenakan sandalnya.
Status Nutrisi:
Indeks masa tubuh pasien dalam batas normal
Diagnosa keperawatan :Defisit perawatan diri : mandi
Kesadaran
Kesadaran Kwantitatif: Compos mentis, GCS 456
Kesadaran Kwalitatif : Kesadaran pasien berubah ditandai dengan;
Relasi: pasien tidak mampu mempertahankan kontak verbal, pasien terkadang memberikan respon
verbal tapi tidak sesuai dengan pertanyaan dan topik pembicaraan yang diberikan. Pasien juga tidak
mampu mempertahankan kontak nonverbal, pasien seringkali menunduk dan berbicara sesuai
dengan lamunanya. Kemudian tiba-tiba mengatakan keinginannya untuk tidur “Mbak aku oleh turu
gak?”
Limitasi : Pasien mampu berinteraksi dengan sopan terhadap perawat, duduk dengan posisi
berhadap-hadapan dengan perawat. Pasien membatasi interaksi ketika diajak wawancara, pasien
menghindari untuk ditanyai lebih dalam dengan cara alasan perawat ingin mengenal lebih dekat
dengan dirinya.
Kemampuan menilai realitas: pasien tidak menunjukkan penilaian realitas yang baik, hal ini dibuktikan
dengan pernyataan pasien kalau ia tidak gila. Pasien mengatakan keberadaannya di rumah sakit
karena dijebak dan diajak oleh ibunya.
Diagnosa keperawatan: Gangguan proses pikir
•Disorientasi
waktu √ tempat √ orang
Jelaskan:
Tidak ada disorientasi, pasien masih mampu mengidentifikasi waktu, tempat dan orang
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
waktu:
Pw: “Mas, coba lihat jam tangan saya sekarang jam berapa?”
Ps: “setengah sebelas”
Pw: “oh iyaa setengah 11 (jam menunjukkan 11.30). Berarti siang apa malam?”
Ps: “ya siang mbak”
tempat:
Pw: “Mas, sekarang ada dimana?”
Ps: “RS Saiful Anwar”
Pw: “Kenapa bisa ada disini?”
Ps: “Kenapa ya mbak. Saya dijebak dituntun kesini. Saya dibilang gila. Saya berkabung bukan bergabung lho ya? Kalau saya bergabung saya
bersama teman keluar jalan-jalan, kalau saya berkabung saya disini dipaksa””
orang:
Pw: “mas, yang menunggu mas tadi siapa?”
Ps: “Ini disamping saya Ibu saya, Ibunya Aditya Sanjaya”
Pw: “selain Ibu, siapa lagi yang menunggu Mas?”
Ps: “Bapak saya, ada disana”
Pw: “Mas tau tidak disini sebagai apa?”
Ps: “ Pasien”
Pw: “Memangnya mas sakit?”
Ps: “Aku gak sakit mbak. Aku gak gila”
Diagnosa keperawatan : Gangguan Proses Pikir
Aktivitas Motorik/ Psikomotor
√ gaduh gelisah katatonik √ verbigerasi
Saat dilakukan pengkajian pasien sedang tidak terfiksasi karena kondisi
sedang hipoaktivitas. Sebelumnya klien terfikasasi dibagian tangan dan kaki
karena gaduh gelisah katatonik respon marah akibat keinginannya meminta
rokok tidak terpenuhi. Namun kondisi saat ini berpeluang besar munculnya
kembali peningkatan terjadinya gaduh gelisah katatonik. Pasien berkali-kali
mengatakan kata-kata yang diyakinininya seperti dibuku sajak puisi “Kalau
Aku dan kamu”, “Bergabung dan berkabung”, “Aku ini Aditya Putra Sanjaya
putranya Sanjaya”
Diagnosa keperawatan : Gangguan Proses Pikir dan Risiko Perilaku Kekerasan
Berulang
Afek/ Emosi
Inadekuat
Marah
labil
Jelaskan:
Saat dilakukan wawancara, pasien selalu menunjukkan sikap senang walaupun stimulus yang diberikan bukan hal
yang menyenangkan. Saat perawat mencoba menegur pembicaraan diluar topik pasien mengatakan “Lho
gimana to mbaknya katanya suruh ngomong sekarang diam” sambil tertawa. Pasien menceritakan keinginan
menikah dengan kekasihnya yang gagal dan kebohongan yang diperbuat terhadap ibunya menunjukkan wajah
yang bahagia dan tertawa walalupun hal tersebut menyedihkan kemudian klien menutup mata dan tidur di meja.
Saat keinginan pasien tidak dikabulkan seperti tidak diberikannya rokok klien marah.
Diagnosa keperawatan :Resiko perilaku kekerasan berulang
Persepsi
Jelaskan:
Pasien mengatakan tidak mendengar suara-suara apapun atau melihat sesuatu. Pikirannya sendiri.”
Diagnosa keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Proses Pikir
asosiasi longgar
pengulangan pembicaraan/ persevarasi
irelevansi
Pasien bisa diajak berkomunikasi secara verbal, dan kata-kata terkadang dapat
dimengerti, namun terkadang merespon pertanyaan dengan jawaban yang tidak sesuai
dengan topik pembicaraan serta kalimat satu dengan yang lain tidak terdapat
hubungannya. Saat ditanya apa perasaanya saat ini, pasien menjawab “Namaku Aditya
Putra, aku itu dari dulu pingin menikah, nah kalau aku dan kamu jalan-jalan. Saya itu
berintuisi mbak..Mas Aditya Putra Sanjaya... kalau berbicara itu harus yang baik dan
benar. Beda lho ya bicara dan berbicara”. Pasien menceritakan kata-kata yang sama
secara berulang-ulang “Ingin menikah, Aku dan kamu, berijab dan berkabul” secara
berulang-ulang
Diagnosa keperawatan : Gangguan proses pikir
Isi Pikir
Obsesif
Preokupasi
sisip piker
Pada saat dilakukan wawancara, berpaku pada satu ide ditantai dengan
ungkapan “Kalau Aku dan Kamu” dan selalu muncul meski klien berusaha
menghilangkanya. Klien meyakini ada yang ide pikiran orang lain dalam
bahasa buku puisi didalam pikiran yang disampaikan berulang tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan ditandai dengan pikiran berintuisi yang tidak nyata
Diagnosa keperawatan : Gangguan proses pikir
Persepsi
Jelaskan:
Pasien mengatakan tidak mendengar suara-suara apapun atau melihat
sesuatu. Pikirannya sendiri.”
Diagnosa keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Bentuk Pikir
Autistik
Jelaskan:
Saat dilakukan wawancara pasien berbicara sesuai dengan lamunan/wahamnya
Diagnosa keperawatan : Gangguan proses pikir
AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL) dilakukan mandiri
MEKANISME KOPING
Maladaptif
Merokok
Reaksi lambat / berlebih
Lainnya: diam dan dipendam sendiri
Diagnosa keperawatan : ketidakefektifan koping
Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Pw: “Mas kapan mulai suka bahasa Indonesia dan suka membaca buku-buku puisi?”
Ps: “SMA mbak Pinter mbak nilaine 100 sendiri”. (validasi ke ibunya membenarkan)
Pw: “Mas kerja mulai kapan?”
Ps: “Saya dulu pernah kerja di Panti Nirmala mbak pertengahan tahun 2017. Terus pindah di bengkel
yang ada aluminiumnya di Sulfat
Gangguan daya ingat jangka pendek
Pw: “Mas masih ingat kapan dibawa kesini?”
Ps: “Hari minggu” (Berdasarkan data RM pasien MRS Minggu, 9 Desember 2018)
Pw: “Masih ingat kesininya sama siapa?”
Ps: “Sama ibu saya dan bapak Saya”
Gangguan daya ingat saat ini
Pw: “Mas masih ingat saya siapa?”
Ps: “Mbak Nimatul khoiroh” (terwata)
Pw: “Bagus! Benar. Masih ingat tadi kita berkumpul bersama-sama tadi di ruangan bersama teman-teman membahas
apa?”
Ps: “Halusinasi. Saya tidak halusinai”
Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Pasien mampu berhitung
Pw: “mas itu uang banyaknya kok banyak”
Ps: ”Iya. Hayo iki duite gedhe opo gak mbak? Kate tak gawe tuku susu maneh. Aku mek ndue 2 mbak, kamu mau
yang ini atau yang itu?”
Pw: “Yo gedhe. Iki berapa toh jumlah susunya? Lek duwite Rp. 100.000 buat beli susu lagi 2 kembaline akeh opo gak?”
Ps: “Lho iya ta mbak. Susuke sek akeh”
Diagnosa keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Kemampuan Penilaian
Jelaskan:
Klien dapat memberi keputusan sederhana bahwa klien ingin tidur istirahat dulu karena ngantuk saat diberikan pilihan untuk main ngobrol-ngobrol
lagi atau tidur. Kemudian klien pilihan mau minum obat dulu atau makan dan jawabanya ya minum dulu terus minum obat baru makan.
defensif curiga
Jelaskan:
Kontak mata pasien kurang ketika berinteraksi dengan perawat dan lebih sering menatap ke bawah atau kadang ke atas dan membicarakan
lamunannya. Pasien juga selalu mengulang dan mempertahankan pendapatnya bahwa ia pujangga, “Aditya Putra Sanjaya..Lho ini saya berituisi
mbak”