OLEH
dr. Putu Amelia Agustini Siadja, Sp. T.H.T.K.L.
ANATOMI
Aurikulum
TELINGA TELINGA LUAR Meatus akustikus eksternus
Membran timpani
Kavum timpani
TELINGA TENGAH Tuba Eustachius
Antrum & sel-sel mastoid
Terdiri dari
Duktus koklea
Liang telinga Membran basiler
Skala vestibulii dalam
Organ corti
Skala timpani N koklear
Modiolus Membran
N Vestibulo vestibuler
N Vestibular koklear
Membran sektorial
Organ Corti
Membran Reissner
Duktus Koklea
ORGAN CORTI
Ligamen
spiral
Dari tingkap
lonjong
Ganglion
Ke tingkap
Membran
bulat
basal
OLEH :
dr. Putu Amelia Agustini Siadja, Sp. T.H.T.K.L.
SELF ASSESSMENT
Klasifikasi
• Berdasarkan bentuk lesi:
• Otitis eksterna sirkumskripta
• Otitis eksterna difusa
• Berdasarkan penyebab:
• Bakteri, virus, jamur
Otitis Eksterna Sirkumskripta
(Furunkulosis)
• Kuman tersering:
Staphylococcus aureus
• Obstruksi unit
apopilosebasea
Lap subkutan
folikel rambut, gld
sebasea, gld
seruminosa
Gejala dan Tanda
• Gejala:
– Nyeri telinga yang terlokalisir
– Pruritus
– Penurunan pendengaran (bila lesi
menutup kanal)
• Tanda
– Furunkel di liang telinga
– Hiperemis, edema
– Nyeri tarik bagian telinga luar
– Nyeri tekan pada tragus
Terapi
Etiologi
• Tanda:
Nyeri tekan pinna dan kanal
Eritema kanal
Edema kanal
Debris purulen
Pembesaran limfonodi periaurikular dan servikal anterior
Pemeriksaan Tambahan
• Laboratorium darah
Preparasi KOH
• kultur fungi
OLEH :
dr. Putu Amelia Agustini Siadja, Sp. T.H.T.K.L.
SELF ASSESSMENT
• Memahami epidemiologi, faktor risiko, etiologi dan patogenesis otitis
media akut
mastoid.
Klasifikasi
Virus
3. Stadium Supurasi
Terbentuknya sekret eksudat purulen di
telinga tengah dan di sel-sel mastoid. Selain
itu edema pada mukosa telinga tengah
menjadi makin hebat dan sel epitel superfisial
hancur, menyebabkan membran timpani
menonjol atau bulging. Pasien gelisah,
tampak sakit, suhu meningkat dan rasa
nyeri yang semakin hebat. Tekanan yang
semakin meningkat akan menyebabkan
nekrosis yang berwarna kuning dan lebih
lembek.
STADIUM OMA
4. Stadium perforasi
Ditandai oleh ruptur membran timpani
sehingga sekret berupa nanah yang
jumlahnya banyak akan mengalir dari
telinga tengah ke liang telinga luar.
Kadang-kadang pengeluaran sekret
bersifat pulsasi (berdenyut).
STADIUM OMA
5. Stadium Resolusi
Ditandai oleh perforasi membran timpani menutup kembali dan sekret purulen akan berkurang
dan akhirnya kering. Pendengaran kembali normal. Stadium ini berlangsung walaupun tanpa
pengobatan, jika membran timpani masih utuh, daya tahan tubuh baik, dan virulensi kuman
rendah.
Apabila stadium resolusi gagal maka akan berlanjut menjadi otitis media supuratif kronik.
Kegagalan stadium ini berupa perforasi membran timpani menetap, dengan sekret yang keluar
secara terus-menerus atau hilang timbul.
DIAGNOSIS
Menurut Kerschner (2007), kriteria diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut,
yaitu:
1. Penyakitnya muncul secara mendadak dan bersifat akut.
2. Ditemukan adanya tanda efusi. Efusi merupakan pengumpulan cairan di telinga
tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut, seperti
menggembungnya membran timpani atau bulging, terbatas atau tidak ada gerakan
pada membran timpani, terdapat bayangan cairan di belakang membran timpani, dan
terdapat cairan yang keluar dari telinga.
3. Terdapat tanda atau gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan
adanya salah satu di antara tanda berikut, seperti kemerahan atau erythema pada
membran timpani, nyeri telinga atau otalgia yang mengganggu tidur dan aktivitas
normal.
DIAGNOSIS BANDING
• Otitis eksterna
• Otitis media efusi
• Eksaserbasi akut otitis media kronik
• Infeksi saluran napas atas
PENATALAKSANAAN
OLEH :
dr. Putu Amelia Agustini Siadja, Sp. T.H.T.K.L.
SELF ASSESSMENT
• Memahami epidemiologi, faktor risiko, etiologi dan
patogenesis miringitis bulosa
Primer Sekunder
Miringitis subakut (3
Berdasarkan waktu
minggu – 3 bulan)
Primer
Berdasarkan
penyakit utama
Sekunder
GEJALA KLINIK
Nyeri telinga yang berat
Otoskopi :
Demam
• Bulla inflamasi yang kecil
berwarna merah pada
Pendengaran yang menurun membran timpani
• Ruptur spontan
Riwayat keluhan gatal mengakibatkan perdarahan
dan keluarnya
Sekret purulen
DIAGNOSA
• Anamnesa (nyeri telinga hebat, pendengaran menurun, riwayat trauma)
• Pemeriksaan
– Membran timpani tampak merah, terdapat bulla, refleks cahaya yang
menurun ataupun menghilang
– Miringitis kronis, membran timpani robek, dengan ujung-ujungnya
inflamasi dan jaringan yang bergranulasi.
– Sekret (jarang).
– Keluhan sakit pada saat daun telinga (pinna) disentuh.
PENATALAKSANAAN
Membersihkan liang
telinga
Tymphanosentesis
PENATALAKSANAAN Antibiotik
Analgetik
Antiinflamasi
PENCEGAHAN
• Hindari telinga dari kontak dengan air pada kolam renang ataupun
kolam air hangat.
• Berikan vaksin pneumonia dan flu kepada anak-anak agar terhindar
dari penyakit ini.
• Jauhi orang dengan infeksi saluran pernafasan atas.
• Jagalah kebersihan dan rajin mencuci tangan.
Otitis Media Supuratif Kronik
dr. Putu Amelia Agustini Siadja, Sp. T.H.T.K.L.
SELF ASSESSMENT
• Memahami epidemiologi, faktor risiko, etiologi dan
patogenesis otitis media supuratif kronik
• Mampu menegakkan diagnosis penyakit otitis media supuratif
kronik
• Mampu memberikan pengobatan penyakit otitis media
supuratif kronik serta komplikasinya
Anatomi dan Fisiologi
Otitis Media Supuratif Kronik
• Otitis media supuratif kronis (OMSK) dahulu disebut otitis media perforate (OMP)
atau dalam sebutan sehari hari congek. Yang disebut otitis media supuratif kronis
ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membrane timpani dan
secret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul, bila proses
> 2 bulan Secret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah.
• Otitis media supuratif sub akut : infeksi < 2 bulan
Epidemiologi
• Lingkungan
– hubungan erat antara penderita dengan OMSK dan sosioekonomi rendah
memiliki insiden yang lebih tinggi
• Genetik
• Otitis media sebelumnya
• Infeksi (Gram- negatif)
• ISPA
• Autoimun
Faktor Predisposisi
– Infeksi saluran nafas yang berulang, alergi hidung, rhinosinusitis kronis.
– tonsilitis kronis.
– Mandi dan berenang dikolam renang, mengkorek telinga dengan alat yang
terkontaminasi.
– Malnutrisi dan hipogammaglobulinemia.
– Otitis media supuratif akut yang berulang.
Patofisiologi
Terapi yang
terlambat
diberikan
Daya tahan
tubuh pasien
Jenis OMSK Berdasarkan Aktivitas Secret
• OMSK Aktif
– Secret yang keluar dari kavum timpani secara aktif
– Infeksi saluran nafas atas melalui tuba eutachius
– Setelah berenang
– Sekret bervariasi dari mukoid sampai mukopurulen
• OMSK tenang
– Keadaan kavum timpaninya terlihat basah atau kering
Jenis OMSK
• OMSK tipe aman (tipe mukosa = tipe benign)
– Proses peradangan hanya pd mukosa,
– Perforasi MT di sentral
– Tidak terdapat kolesteatoma
• Otorea
– Sekret bersifat purulen ( kental, putih) atau mukoid ( seperti air dan
encer)
– aktivitas kelenjar sekretorik telinga tengah dan mastoid
– sekret biasanya hilang timbul
• Gangguan pendengaran
– tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran
– tuli konduktif kurang dari 20 db masih baik
Manifestasi Klinis
Kolesteatoma
Kolesteatoma Kolesteatoma
Kolesteatoma
akuisital akuisital
kongenital
primer sekunder
Kolesteatoma Kongenital
• Terbentuk pada masa embrionik
• Dengan membrane timpani utuh tanpa tanda tanda infeksi.
Kolesteatoma Akuisital Primer
• Tanpa didahului oleh perforasi membrane timpani.
• Terjadi proses invaginasi dari membrane timpani pars flaksida karena adanya
tekanan negative di telinga tengah akibat gangguan tuba (teori invaginasi)
Kolesteatoma Akuisital Sekunder
• Terbentuk setelah adanya perforasi membrane timpani.
• Masuknya epitel kulit dari liang telinga atau dari pinggir perforasi membrane
timpani ke telinga tengah (Teori migrasi) atau
• Akibat metaplasia mukosa kavum timpani karena iritasi infeksi yang berlangsung
lama (Teori metaplasia)
Komplikasi
Komplikasi di telinga Komplikasi di telinga dalam Komplikasi ekstradural Komplikasi ke susunan saraf
tengah pusat
• OMSK Maligna
– Mastoidektomi sederhana (simple mastoidectomy)
– Mastoidektomi radikal
– Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (Operasi Bondy)
– Miringoplasti
– Timpanoplasti
– Pendekatan ganda timpanoplasti (Combined Approach Tympanoplasty)