Anda di halaman 1dari 28

IMPLEMENTASI GAWAT

DARAURAT
Ns. Oscar Ari Wiryansyah, S.Kep., M.Kep
Pemeriksaan Tingkat Kesadaran

 Pemeriksaan Tingkat Kesadaran Kualitatif


 Pemeriksaan Tingkat Kesadaran Kuantitatif
Tingkat Kesadaran Kualitatif :

a. COMPOS MENTIS

Yaitu sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya. klien dapat
menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik.

b. APATIS

Keadaan di mana klien tampak segan dan acuh tak acuh terhadap lingkungannya.

c. DELIRIUM

Yaitu penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik dan siklus tidur bangun yang
terganggu. Klien tampak gaduh gelisah, kacau, disorientasi dan meronta-ronta.

d. SOMNOLEN (Letergia, Obtundasi, Hipersomnia)

Yaitu keadaan mengantuk yang masih dapat pulih bila dirangsang, tetapi bila rangsang
berhenti, klien akan tertidur kembali.
Lanjutan…

e. SOPOR (Stupor)
Keadaan mengantuk yang dalam, Klien masih dapat dibangunkan dengan rangsang
yang kuat, misalnya rangsang nyeri, tetapi klien tidak terbangun sempurna dan tidak
dapat memberikan jawaban verbal yang baik.
f. SEMI-KOMA (koma ringan)
Yaitu penurunan kesadaran yang tidak memberikan respons terhadap rangsang verbal,
dan tidak dapat dibangunkan sama sekali, tetapi refleks (kornea, pupil) masih baik.
Respons terhadap rangsang nyeri tidak adekuat.
g. KOMA
Yaitu penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan spontan dan tidak
ada respons terhadap rangsang nyeri.
Tingkat Kesadaran Kuantitatif:
Glasgow Coma Scale (GCS)
 GCS (Glasgow Coma Scale) adalah skala yang
digunakan untuk menilai tingkat kesadaran secara
kuantitatif pada klien dengan menilai respon
pasien terhadap rangsangan yang diberikan.
 Respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup
3 hal yaitu reaksi membuka mata , bicara dan
motorik. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam
derajat (skor)
Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam
simbol E…V…M…
Selanjutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi adalah 15
yaitu E4V5M6 dan terendah adalah 3 yaitu E1V1M1.
Jika dihubungkan dengan kasus trauma kapitis maka didapatkan hasil :
GCS : 14 – 15 = CKR (cedera kepala ringan)
GCS : 9 – 13 = CKS (cedera kepala sedang)
GCS : 3 – 8 = CKB (cedera kepala berat)
Pemeriksaa Nadi

Denyut nadi dapat di ukur pada beberapa titik dalam tubuh, seperti:
- Ateri radalis : Pada pergelangan tangan
- Arteri temporalis : Pada tulang pelipis
- Arteri carotis : Pada leher
- Arteri femoralis : Pada lipatan paha
- Arteri dorsalis pedis : Pada punggung kaki
- Arteri popliteal : pada lipatan lutut
- Arteri bracialis : Pada lipatan siku
- Ictus cordis : Pada dinding iga, 5 – 7
Bayi sampai usia 1 tahun: 100-160 kali per menit
Anak usia 1-10 tahun: 70-120 kali per menit
Anak usia 11-17 tahun: 60-100 kali per menit
Dewasa: 60-100 kali per menit
Atlet dengan kondisi yang baik: 40-60 kali per menit

1. Bayi baru lahir :140 kali per meni


2. Umur di bawah umur 1 bulan :110 kali per menit
3. Umur 1 - 6 bulan :130 kali per menit
4. Umur 6 - 12 bulan :115 kali per menit
5. Umur 1 - 2 tahun :110 kali per menit
6. Umur 2 - 6 tahun :105 kali per menit
7. Umur 6 - 10 tahun : 95 kali per menit
8. Umur 10 - 14 tahun : 85 kali per menit
9. Umur 14 - 18 tahun : 82 kali per menit
10. Umur di atas 18 tahun : 60 - 100 kali per menit
11. Usia Lanjut : 60 -70 kali per menit
Beberapa hal yang dapat memengaruhi
jumlah denyut nadi:
 Aktivitas fisik, setelah Anda melakukan aktivitas fisik berat biasanya denyut nadi
lebih cepat
 Tingkat kebugaran, semakin bugar Anda biasanya denyut nadi lebih lambat
(berada pada kisaran normal yang paling bawah)
 Suhu udara, denyut nadi lebih cepat saat suhu udara lebih tinggi (tapi biasanya
kenaikannya tidak lebih dari 5-10 kali per menit)
 Posisi tubuh (berdiri atau tiduran), terkadang saat Anda berdiri, selama 15-20
detik pertama denyut nadi akan naik sedikit, kemudian akan kembali lagi ke
normal
 Emosi, seperti stres, cemas, sangat sedih, atau sangat senang dapat meningkatkan
denyut nadi Anda
 Ukuran tubuh, orang yang sangat gemuk, biasanya mempunyai denyut nadi yang
lebih tinggi (tapi biasanya tidak lebih dari 100 kali per menit)
 Obat-obatan
Pemeriksaan Kepatenan Jalan Napas

Pemeriksaan Jalan Napas :


L = Look/Lihat gerakan nafas atau pengembangan dada, adanya retraksi sela
iga, warna mukosa/kulit dan kesadaran
L = Listen/Dengar aliran udara pernafasan
F = Feel/Rasakan adanya aliran udara pernafasan dengan menggunakan pipi
penolong

3M
Melihat,
Mendengarkan,
Merasakan
Membuka Jalan Napas dengan Alat dan
tanpa Alat
Membuka jalan nafas dengan proteksi cervikal
 Chin Lift maneuver (tindakan mengangkat dagu)
 Head Tilt maneuver (tindakan menekan dahi)
 Jaw thrust maneuver (tindakan mengangkat sudut rahang bawah)
Lanjutan…

ORO PHARINGEAL AIRWAY (OPA)


NASO PHARINGEAL AIRWAY (NPA)
ENDOTRACHEAL TUBE (ETT)
Tindakan mengeluarkan benda asing
Finger sweep
Neck Collar
Control Cervical
Tindakan menghentikan perdarahan
RJP (Resusitasi Jantung Paru)

Tindakan ini dilakukan apabila tidak ditemukan denyut nadi


atau detak jantung pada orang yang tidak sadarkan diri.
Melakukan pertolongan pertama dengan teknik RJP dimulai
dengan melakukan kompresi dada. Cukup dengan
meletakkan salah satu telapak tangan di bagian tengah dada
korban kemudian tangan yang lainnya ditaruh di atas tangan
yang pertama. Kemudian eratkan jari-jari kedua tangan dan
lakukan penekanan dada sedalam 5-6 cm, kemudian
lepaskan. Ulangi pemberian tekanan di dada sebanyak 100-
120 kali tekanan tiap menit hingga pertolongan medis datang
atau hingga korban menunjukkan respons.
Kecepatan : 100x/Menit
Full Recoil : pengembangan dinding dada
Minimal Intrupsi : jangang terhenti
Kedalaman : 5-6 cm

1 siklus = 30 x kompresi + 2 ventilasi

Dihentikan jika:
1. Bantuan datang
2. Terdapat tanda-tanda kehidupan
3. Penolong kelelahan
4. Tidak ada respon dari pasien
RJP
RJP
Latihan Soal

1. Seorang laki-laki usia 21 tahun ditemukan pingsan di jalan. Saat


tidak sadarkan diri, klien menunjukkan gerakan tangan dan kaki
yang tak terkontrol selama kurang lebih 2 menit. Klien tampak
menggigit lidahnya.
Apakah tindakan utama yang harus dilakukan?
a) Amankan dari potensial cidera
b) Pemeriksaan gula darah
c) Pemeriksaan tanda vital
d) Amankan jalan napas
e) Resusitasi cairan
2. Seorang perempuan, 35 tahun, G2P1, datang ke IGD diantar suami
dengan keluhan keluar gumpalan darah saat di kamar mandi. Dari hasil
pengkajian didapatkan data : perut terasa nyeri, usia kehamilan 10
minggu, ibu tampak lemas. Tekanan darah 90/60mmHg, frekuensi nadi
90x/m, frekuensi napas 18x/m.
Apa penanganan utama yang diberikan kepada pasien?
a) Menghentikan perdarahan
b) Pertahankan kehamilan
c) Lakukan kuretase
d) Resusitasi cairan
e) Oksigenasi
3. Seorang laki-laki berusia 50 tahun ditemukan tidak sadarkan diri di ruang tunggu bandara,
kemudian anda datang dan memastikan lingkungan aman bagi pasien dan aman bagi
penolong. Selanjutnya anda melakukan cek respon dengan memanggil korban dan hasilnya
korban tidak berespon. Selanjutnya anda memanggil bantuan dengan meminta orang lain
menghubungi petugas medis untuk segera memberikan bantuan dan membawakan AED.
Setelah memanggil bantuan dengan orang lain.
Langkah apa yang selanjutnya harus dilakukan pada kasus tersebut?
a) Melakukan pijat jantung atau kompresi
b) Memberikan bantuan nafas atau rescue breathing
c) Melakukan pemeriksaan 3M (melihat pengembangan dada, merasakan hembusan nafas,
mendengarkan suara nafas sekaligus cek nadi)
d) Melakukan RJP 5 Siklus
e) Melakukan headtilt Chin lift untuk memberikan nafas
4. Seorang perempuan, 25 tahun, G1P0, datang ke IGD dengan keluhan keluar
bercak darah. Dari hasil pengkajian didapatkan data : usia kehamilan 4
minggu, perdarahan keluar sedikit, tekanan darah 100/80 mmHg, frekuensi
nadi 80x/menit. Pasien dan suaminya tampak cemas, mengingat ini adalah
kehamilan pertama.
Apakah masalah keperawatan yang muncul pada kasus diatas?
a) Ketidakefektifan perfusi jaringan
b) Kurang pengetahuan
c) PK Perdarahan
d) Hipovolemik
e) Ansietas
5. Seorang pasien perempuan usia 42 tahun di bawa ke IGD setelah mengalami kecelakaan
lalu lintas 1 jam yang lalu, pasien datang dengan keadaan tidak sadarkan diri. Setelah
dilakukan primary survey terdapat suara snowring pada pasien, nadi teraba cepat
120x/menit, akral dingin, CRT <2 detik, nadi teraba lemah. Pemeriksaan dilanjutkan
dengan secondary survey, pada abdomen terdapat jejas yang cukup luas di sisi kuadran
kanan atas dan bawah, teraba lunak dan perut tampak membesar.
Berdasarkan kasus di atas, tindakan apa yang tepat di lakukan pada airway?
a) Pemasangan ETT
b) Pemasangan NGT
c) Pemasangan OroPharingeal Airway (OPA)
d) Posisi kepala head up
e) Posisi pembebasan jalan nafas head tilt chin lift

Anda mungkin juga menyukai