Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI TRANSAKSI

MUSYARAKAH
PENGERTIAN MUSYARAKAH

 Musyarakah adalah kerjasama antara dua


pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu
dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan keuntungan dan risiko
akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan.
 Ada 2 jenis Musyarakah:

1. Musyarakah Kepemilikan
2. Musyarakah Akad (Kontrak))
SKEMA TRANSAKSI MUSYARAKAH

Nasabah Bank

Proyek
Usaha

Keuntungan

Bagi Hasil keuntungan


sesuai porsi kontribusi
modal (nisbah)
MEKANISME YANG DILAKUKAN DALAM TRANSAKSI
MUSYARAKAH YANG DILAKUKAN DI SEKTOR PERBANKAN
SYARIAH ADALAH:

1. Bentuk umum dari usaha bagi hasil musyarakah (syirkah


atau syarikah atau serikat atau kongsi).
2. Termasuk dalm golongan musyarakah adalah bentuk
usaha yang melibatkan dua belah pihak atau lebih.
3 Secara spesifikasi bentuk kontribusi dari pihak yang
bekerja sama dapat berupa dana, barang perdagangan
(trading aset), kewiraswastaan (enterpreneurship),
kepandaian (skill), kepemilikan (property), peralatan
(equipment) atau intanggible assets.
4. Dengan merangkum seluruh kombinasi dan bentuk
masing-masing pihak dengan atau tanpa batasan waktu
menjadikan produk ini sangat fleksibel.
PEMILIK MODAL DIPERCAYA UNTUK MENJALANKAN PROYEK
MUSYARAKAH TIDAK BOLEH MELAKUKAN TINDAKAN SEPERTI:

1. Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi


2. Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa
izin pemilik modal lainnya
3. Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaannya
atau digantikan oleh pihak lain
4. Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerja sama
apabila menarik diri dari perserikatan, meninggal dunia dan
menjadi tidak cakap hukum
5. Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka
waktu proyek harus diketahui bersama, keuntungan dibagi
sesuai dengan porsi kontribusi modal
6. Proyek yang akan dijalankan harus disebutkan dalam akad
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN TRANSAKSI
MUSYARAKAH

PSAK 106: Akuntansi Musyarakah merupakan penyempurnaan dari


PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah (2002) yang mengatur mengenai
musyarakah.
a. PSAK 106 berlaku untuk entitas yang melakukan transaksi
musyarakah baik sebagai mitra aktif dan mitra pasif
b. Sistematika penulisan secara garis besar disusun dengan memisahkan
akuntansi untuk mitra aktif dan akuntansi untuk mitra pasif dalam transaksi
musyarakah
c. Kewajiban bagi mitra aktif untuk membuat catatan akuntansi terpisah atas
usaha musyarakah yang dilakukan
d. Pada bagian pengakuan dan pengukuran untuk entitas sebagai mitra aktif.
e. Pada bagian pengakuan dan pengukuran untuk entitas sebagai mitra pasif.
KARAKTERISTIK
1. Para mitra (syarik) bersama-sama menyediakan dana untuk
mendanai suatu usaha tertentu dalam musyarakah, baik usaha
yang sudah berjalan maupun yang baru.
2. Investasi musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas,
setara kas, atau aset non kas.
3. Karena setiap mitra tidak dapat menjamin dana mitra lainnya,
maka setiap mitra dapat meminta mitra lainnya untuk
menyediakan atas kelalaian atau kesalahan yang disengaja.
4. Jika tidak terdapat kesepakatan antara pihak yang
bersangkutan maka kesalahan yang disengaja harus
dibuktikan berdasarkan keputusan institusi yang berwenang.
LANJUTAN
5. Keuntungan usaha musyarakah dibagi diantara para mitra secara
proporsional sesuai dengan dana yang disetorkan atau sesuai nisbah yang
disepakati oleh para mitra. Sedangkan kerugian dibebankan secara
proporsional sesuai dengan dana yang disetorkan.
6. Jika salah satu mitra memberikan kontribusi atau nilai lebih dari mitra
lainnya dalam akad musyarakah maka mitra tersebut dapat memperoleh
keuntungan lebih besar untuk dirinya.
7. Porsi jumlah bagi hasil untuk para mitra ditentukan berdasarkan nisbah yang
disepakati dari pendapatan usaha yang diperoleh selama periode akad bukan
dari jumlah investasi yang disalurkan.
8. Pengelola musyarakah mengadministrasikan transaksi usaha yang terkait
dengan investasi musyarakah yang dikelola dalam catatan akuntansi
tersendiri.
AKUNTANSI MITRA AKTIF (NASABAH)

Pada saat akad


1. Investasi musyarakah diakui pada saat menyisihkan kas atau aset non
kas untuk usaha musyarakah
2. Pengukuran investasi musyarakah
3. Selisih kenaikan aset musyarakah diamortisasi selama masa akad
musyarakah
4. Apabila proses penilaian pada nilai wajar menghasilkan penurunan nilai
aset, maka penurunan nilai ini langsung diakui sebagai kerugaian
5. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah tidak dapat diakui sebagai
investasi musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra
musyarakah
6. Penerimaan dana musyarakah dari mitra pasif diakui sebagai investasi
musyarakah dan disisi lain sebagai dana syirkah temporer sebesar dana
dalam bentuk kas dan dana dalam bentuk aset non kas
LANJUTAN
 Selama Akad
1. Bagian entitas atas investasi musyarakah dengan
pengembalian dana mitra diakhir akad dinilai sebesar jumlah
kas yang disisihkan dan nilai tercatat aset musyarakah non
kas
2. Bagian entitas atas investasi musyarakah menurun dinilai
sebesar jumlah kas yang disisihkan.

 Akhir akad
Pada asat akad diakhiri, investasi musyarakah yang belum
dibayarkan kepada mitra pasif diakui sebagai kewajiban.
AKUNTANSI MITRA PASIF
 Pada saat akad
1. Investasi musyarakah diakui pada saat pembayaran
kas
2. Pengukuran investasi musyarakah
3. Investasi musyarikah yang diukur dengan nilai wajar
aset
4. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah tidak
dapat diakui sebagai bagian investasi musyarakah
 Selama akad
1. Bagian entitas atas investasi musyarakah dengan
pengembalian dana mitra diakhir akad dinilai sebesar
jumlah kas yang dibayarkan dan nilai tercatat aset
musyarakah non kas.
2. Bagian entitas atas investasi musyarakah menurun

 Akhir akad
pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah yang
belum dikembalikan oleh mitra aktif diakui sebagai
piutang.
Penyajian
1. Mitra aktif menyajikan hal-hal yang terkait dengan usaha
musyarakah dalam laporan keuangan
2. Mitra pasif menyajikan hal-hal yang terkait dengan usaha
musyarakah dalam laporan keuangan.

Pengungkapan
Mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi
musyarakah.
PEDOMAN PENCATATAN DAN PELAPORAN
AKUNTANSI TRANSAKSI MUSYARAKAH

Tim pengembangan Perbankan syariah menjelaskan


bahwa ada dua rukun dan syarat musyarokah yaitu ijab
dan qobul sedangkan para ulama menjabarkan rukun
musyarakah menjadi:
1. Ucapan, penawaran dan penerimaan
2. Pihak yang berkontrak
3. Objek kesepakatan
JURNAL

Anda mungkin juga menyukai