Anda di halaman 1dari 21

MODEL KONSEPTUAL

KEPERAWATAN
TEORI SIGMUND FREUD DAN TEORI HILDEGARD
PEPLAU

Acsensia Mayana
Benidictus Visi
Januaryadi
Christina Boru Meliala

Diana Adriliadesiani
Elty Maria Jedia
Lena Lindawati Pasande
Teori Sigmund Freud
Teori ini menekankan
pentingnya perkembangan
psikososial pada anak.
Dijelaskan bahwa problem
yang dihadapi penderita
dewasa diakibatkan oleh
gangguan atau hambatan
yang dialami selama
perkembangan
psikososialnya. Dasar
psikoanalisis yang
dilakukannya adalah untuk
menelusuri akan gangguan
Tujuan psikoterapi yang dilakukan
adalah untuk membantu penderita
menyelesaikan hambatan fase
perkembangan lampau, sehingga dapat
melangkah dengan lebih mantap
menuju kedewasaan.
Freud membagi perkembangan menuju kedewasaan menjadi lima
tahap perkembangan yaitu :
1. Fase oral
Pada fase oral anak mendapat kenikmatan dan kepuasan dari
berbagai pengalaman di sekitar mulutnya. Fase oral ada pada
tahun pertama kehidupan. Menurut Freud, dasar
perkembangan mental sehat sangat tergantung dari hubungan
ibu dan anak. Bila ibu berhasil memuaskan kebutuhan dasar
anak maka anak tersebut merasa aman dan dapat melangkah
dengan mantap ke fase berikutnya. Bila fase ini tidak
terselesaikan dengan baik maka persoalan ini akan terbawa ke
fase kedua.
2. Fase anal
Fase anal berlangsung antara umur 1-3 tahun. Pada fase ini
anak mulai menunjukkan sifat keAKUannya. Sikapnya sangat
narsistik dan egoistik, ia pun mulai belajar kenal dengan
tubuhnya sendiri dan mendapatkan kepuasan dari
pengalaman auto-erotiknya. Fase anal salah satu tugas utama
anak pada fase ini adalah latian kebersihan atau disebut juga
“latihan toilet”. Menurut Sigmund Freud, sisa-sisa konflik pada
fase anal ini akan menimbulkan kepribadian anal-retentif atau
anal-ekchlusif. Kepribadian anal-retentif mempunyai sifat
obsesif, berpandangan sempit, introvert, dan juga pelit.
Sebaliknya kepribadian anal-ekchulsif ditandai dengan sifat
yang ekstrovert, impulsif, tidak rapih, dan kurang
pengendalian diri.
3. Fase falik
Fase ini antara umur 3-12 tahun. Pada fase ini dibagi 2
lagi, fase oedipal antara 3-6 tahun, dan fase laten antara
6-12 tahun.

4. Fase Laten
Fase laten terentang dari umur 7-12 tahun, untuk
kemudian anak masuk kepermulaan masa pubertas.
Periode ini merupakan integrasi yang bercirikan anak
harus berhadapan dengan berbagai macam tuntutan
sosial, seperti hubungan kelompok, pelajaran sekolah,
konsep moral dan etik, dan hubungan dunia dewasa.
5. Fase Genital
Fase ini anak harus menghadapi berbagai
permasalahn yang kompleks dan ia diharapkan
untuk bisa bereaksi sebagai orang dewasa.
Kesulitan yang sering tibul pada fase ini, si
anak belum dapat menyelesaikan fase
sebelumnya dengan tuntas. Bila anak telah
dapat menyelesaikan segala tugas dan
persoalan pada fase sebelumnya dengan baik
maka dapat dikatakan ia dapat menyelesaikan
proses perkembangan sosialnya dari anak
hingga dewasa dengan baik.
TEORI HILDEGARD PEPLAU

Teori Peplau menjelaskan


tentang kemampuan
dalam memanhami diri
sendiri dan orang lain
yang menggunakan dasar
hubungan antara
manusia yang
mencangkup proses
interpersonal, perawat-
klien, dan masalah
kecemasan yang terjadi
akibat sakit.
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat
dengan klien memiliki 4 tahap antara lain :

1. Tahap Orientasi
Perawat dan klien melakukan kontak awal untuk
membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan
data.
2. Tahap Identifikasi
Peran perawat apakah sudah melakukan atau bertindak
sebagai fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan
klien serta melaksanakan asuhan keperawatan.
3. Tahap Eksplorasi
Perawat telah membantu klien dalam
memberikan gambaran kondisi klien.
4. Tahap Resolusi
Perawat berusaha untuk secara bertahan kepada
klien untuk membebaskan diri dari
ketergantungan kepada tenaga kesehatan dan
menggunakan kemampuan yang dimilikinya
agar mampu menjalankan secara sendiri. Ini
dapat dilihat adanya tindakan keperawatan yang
diarahkan kepada hubungan interpersonal atau
psikoterapi.
Model hubungan interpersonal perawat-klien dapat digambarkan sebagai berikut :

Perawat Klien

Hubungan Interpersonal

Fase Orientasi

Fase Eksplorasi

Fase Resolusi

Fase Identifikasi Mandiri


Penerapan Teori Sigmund Frued
1. Fase oral
Penerapan yang dilakukan di unit kesehatan adalah memberikan pendidikan kesehatan
tetang ASI eksklusif yang diberikan pada bayi sejak usia 0-6 bulan. Hal ini sudah diawali
dengan dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) setelah ibu melahirkan. Program IDM ini
merupakan program dimana bayi yang harus aktif menemukan sendiri putting susu ibu.
Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi baru lahir di dada ibunya
dan membiarkan bayi ini menyerap untuk menemukan putting susu ibu untuk menyusu.
2. Fase Anal
Pada fase anal ada beberapa langkah dalam memberikan penyuluhan kesehatan pada
orang tua untuk melatih anak melakukan toilet training :
• Ajarkan orang tua untuk selalu berfikir positif
• Berikan pujian pada anak saat bisa menahan pipis atau pup-nya hingga di toilet
• Jangan terburu-buru untuk mengajarkan anak dalam menggunakan toilet
• Jangan berhenti memberikan motivasi kepada anak walaupun si anak gagal dalam
melakukan toilet training
• Pakaikan pakaian yang mudah dibuka agar waktu pipis atau pup si anak mudah
membuka pakaiannya sendiri
• Motivasi anak untuk membiasakan diri memakai toilet
• Tunggulah anak keluar toilet untuk menflusing toiletnya
3. Fase falik
Petugas kesehatan memiliki peran penting untuk memberikan
informasi kepada orang tua untuk lebih memantau perkembangan dan
perilaku anak pada usia 3-6 tahun supaya tidak terjadi Oedipus
Complex atau Elektra Complex yang berkelanjutan. Untuk mengatasi
masalah ini ayah harus berperan aktif dalam perkembangan anak
laki-laki pada fase ini dengan mencari suatu permainan yang disukai
oleh si anak untuk dilakukan bersama. Dengan dilakukan hal ini
diharapkan dapat mengurangi kecenderungan anak laki-laki untuk
dekat dengan ibunya, bgitu juga sebaliknya ibu harus melakukan
pendekatan terhadap anak perempuannya.
4. Fase laten dan genital
Pada masa laten dan genital, anak sudah memasuki masa pubertas.
Sebagai petugas kesehatan harus melakukan pendidikan kesehatan
secara langsung pada si anak. Hal ini dapat dilakukan dengan
melakukan penyuluhan-penyuluhan seperti penyuluhan tentang
pendidikan sex dan narkoba. Dalam hal ini harus ada peran serta
orang tua dan lingkungan misalnya sekolah. Peran orang tua sangat
penting karena orang tua dapat memantau kegiatan anak dirumah
dan lingkungannya.
SKEMA PENERAPAN TEORI SIGMUND FREUD

Petuga
Kesehatan
Bina
Trust
Pendidikan
Kesehatan

Lingkungan Orang Tua

Anak

Perilaku yang sesuai


dengan tahap
perkembangan anak
MASALAH-MASALAH PADA TEORI SIGMUND
FREUD
1. Fase oral, masalah yang diperoleh pada fase ini adalah masalah
menyapih dan makan
2. Fase anal, masalah yang di peroleh pada fase ini adalah
pandangan sempit, tidak rapi dan kurang pengendalian diri.
3. Fase phalik, masalah yang di peroleh pada fase ini adalah
masalah kepribadian imoral dan tidak tahu aturan.
4. Fase Laten dan fase genital, masalah yang diperoleh pada fase
ini adalah kepribadian yang kurang bersosialisasi dengan
lingkungan.
PENERAPAN TEORI PEPLAU
1. Fase Orientasi
Difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa
percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam
pemberian askep pada klien. Ditandai perawat melakukan kontrak awal untuk
membangun kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.
2. Fase identifikasi
Perawat memfasilitasi ekspresi prilaku pasien dan memberikan asuhan
keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman
menderita sakit sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan
dan menguatkan bagian yang positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada
fase ini.
• Partisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat
• Individu mandiri terpisah dari perawat
• Individu yang tak berdaya dan sangan tergantung pada perawat
3. Fase eksplorasi
Situasi dimana pasien dapat merasakan nilai
hubungan sesuai pandangan atau persepsinya
terhadap situasi. Inti pada fase ini merupakan
hubungan dalam proses interpersonal.
4. Fase Resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari
perawat. Resolusi ini memungkinkan kemampuan
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan
menyalurkan energi ke arah realisai potensi.
Sekema rencana penerapan teori Peplau ditatanan
klinik
Kontak Awal Membangun trust Pengumpulan data

Terbina Trust Asuhan Keperawatan

Implementasi Asuhan
Keperawatan dan Pendidikan
Kesehatan

Evaluasi Akhir Pasien


Mandiri
Masalah-masalah yang ditemukan pada
Teori Peplau
 Klien belum bisa membuka diri.
 Masih berfokus pada penyakitnya
 Cemas
 Pasien tidak kooperatif dengan program yang
diberikan selama dirawat
 Setelah pasien pulang tidak taat dalam
menjalankan pendidikan kesehatan yang telah
diberikan selama dirawat dirumah sakit.
D A F TA R PU S TA KA
Christense Paula J dan Kenny Janet W. 2009. Proses
Keperawatan Edisi 4. Jakarta : Buku Kedokteran.
Hidayat, A. Aziz Alimun. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan
Anak I. Jakarta : Salemba Medika
Hidayat, A. Aziz Alimun.2007. Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Selemba Medika
Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Volume 1.
Jakarta : Buku Kedokteran
Terimakasih…..

Anda mungkin juga menyukai