Anda di halaman 1dari 35

Kelompok 5 :

Aisyiyah Rasyidah (161424002)


Reshi Maharani (161424022)
Riana Tri Septiani (161424024)
Sandy Novisa (161424031)

Pengolahan Industri Minyak
Kelapa Sawit
Karakteristik Bahan Baku
(Kelapa Sawit)

 Divisi : Embryophyta Siphonagama
 Kelas : Angiospermae
 Ordo : Monocotyledonae
 Famli : Arecaceae
 Subfamili : Cocoideae
 Genus : Elaeis
 Spesies :
1. Elaeis guineensis Jacq
2. Elaeis oleifera
3. Elaeis odora
KONDISI PROSES DAN
PROSES PEMISAHAN
No
1
Karakteristik
Tekanan rebusan (kg/cm2)
 Batasan
2,8
2 Waktu perebusan sistem triple peak (menit) 80-90
3 Waktu perebusan sistem double peak (menit) 90-100
4 Temperatur steam pemipilan (°C) 100-105
5 Tekanan kerja pengempaan (bar) 50-75
6 Temperatur pada seluruh unit di stasiun pemurnian (°C) 85-95
7 Tekanan vacuum dryer (torr) 50
8 Temperatur hot water tank (°C) 50-90
9 Pemakaian air pengencer di pengempaan (%TBS) 14
10 Pemakaian air di vibrating screen (%TBS) 14
11 Pemakaian air di sludge separator (%TBS) 28
12 Temperatur di bagian atas nut silo (°C) 70
13 Temperatur di bagian tengah nut silo (°C) 60
14 Temperatur di bagian bawah nut silo (°C) 50
15 Temperatur di bagian atas pengering kernel (°C) 80
16 Temperatur di bagian tengah pengering kernel (°C) 70
17 Temperatur di bagian bawah pengering kernel (°C) 60



Proses Pengelolaan Kelapa
Sawit Menjadi CPO
Proses Penyortiran


 Proses Perebusan
 Proses Pengolahan Biji (
 Proses Penebah (Thereser Process) Kernel Station )
 Proses Pengempaan (Pressing Process)
 Digester  Cake Breaker Conveyor
 Screw Press (CBC)
 Proses Pemurnian Minyak ( Clarification
Station )  Depericarper
 Sand Trap Tank
 Vibrating Screen  Nut Polishing Drum
 Crude Oil Tank (COT)
 Continous Settling Tank (CST)  Nut Silo
 Oil Tank
 Purifier  Ripple Mill
 Vacuum Drier
 Sludge Tank
 Claybath


Brush Strainer ( Saringan Berputar )
Sludge Seperator
 Kernel Dryer
 Fat Pit  Kernel Storage
 Storage Tank
Proses Pengelolaan CPO menjadi
Minyak Goreng

1. Proses Pemurnian
 Degumming
 Netralisasi
 Bleaching
 Deodorisasi
2. Proses Fraksionasi
 Kristalisasi
 Pemisahan
Bagan Proses


Proses Pemurnian

1. Degumming 
• Proses degumming adalah proses pembentukan dan
pengikatan flok-flok dari zat-zat terlarut dan zat-zat yang
bersifat koloidal dalam minyak mentah, sehingga flok-
flok yang terbentuk cukup besar untuk bisa dipisahkan
dari minyak.
• Bertujuan untuk menghilangkan zat-zat yang terlarut
atau zat-zat yang bersifat koloidal, seperti resin, gum,
protein, dan fosfatida dalam minyak mentah.
Cara-cara proses degumming:
1. Dengan pemanasan.
2. Dengan asam seperti asam fosfat, asam sulfat, asam
kloroda, asam asetat 
3. Dengan kostik alkali.
4. Dengan hidrasi

Proses degumming yang paling banyak digunakan


adalah dengan menggunakan asam. Pengaruh yang
ditimbulkan oleh asam tersebut adalah menggumpalkan
dan mengendapkan zat-zat seperti protein, fosfatida,
gum dan resin yang terdapat dalam minyak mentah.
2. Netralisasi


 Netralisasi merupakan suatu proses untuk
memisahkan asam lemak bebas dari minyak atau
lemak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas
dengan basa atau pereaksi lainnya, sehingga
membentuk sabun (soap stock).
 Beberapa proses netralisasi yang digunakan pada
industri kimia antara lain :
1. Netralisasi dengan soda kostik.
2. Netralisasi dengan alkali karbonat.
3. Netralisasi dengan kapur.
Proses netralisasi yang paling sering digunakan dalam

industri kimia adalah proses netralisasi dengan soda
kostik, dengan prinsip reaksi penyabunan antara asam
lemak bebas dengan larutan soda kostik, yang reaksi
penyabunannya sebagai berikut :

RCOOH + NaOH R-COONa + H2O


3. Bleaching

 Bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan



zat-zat warna (pigmen) dalam minyak mentah, baik
yang terlarut ataupun yang terdispersi.
 Pigmen yang biasa terdapat di dalam suatu minyak
sawit kasar ialah karotenoid yang berwarna merah
atau kuning, chlorophillida dan phaephytin yang
berwarna hijau.
 Beberapa cara yang digunakan dalam proses
bleaching yaitu:
1. Bleaching dengan absorbsi.
2. Bleaching secara kimia.
3. Bleaching dengan hidrogenisasi.
4. Bleaching dengan pemanasan.

 Proses bleaching yang paling banyak digunakan
adalah proses bleaching dengan absorbsi.
 Absorben yang paling banyak digunakan dalam
proses bleaching minyak dan lemak adalah tanah
pemucat (bleaching earth) dan arang (karbon).
 Penambahan adsorben dilakukan pada saat minyak
mencapai 70 – 80 oC dan jumlah adsorben kurang
lebih sebanyak 1,0 – 2,5 % dari berat minyak sawit
kasar.
4. Deodorisasi

 Bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan


rasa dan bau yang tidak dikehendaki dalam minyak

sawit kasar untuk makanan.
 Senyawa yang menimbulkan rasa dan bau yang
tidak enak tersebut biasanya berupa karbohidrat tak
jenuh, asam lemak bebas dengan berat molekul
rendah, senyawa-senyawa aldehid dan keton serta
senyawa-senyawa yang mempunyai volatilitas
tinggi lainnya.
 Proses deodorisasi yang banyak dilakukan adalah
cara distilasi uap yang didasarkan pada perbedaan
harga volatilitas gliserida dengan senyawa-senyawa
yang menimbulkan rasa dan bau tersebut.
 Uap yang digunakan adalah superheated steam (uap
kering), yang mudah dipisahkan secara kondensasi.
Proses Fraksinasi
 Proses fraksinasi terdiri atas kristalisasi suatu fraksi
yang menjadi padat pada temperatur tertentu dan

disusul dengan pemisahan dengan cara filtrasi
kedua fraksi itu.
 Fraksi yang menjadi kristal adalah stearin dan yang
tetap cair adalah olein.
 Beberapa proses fraksinasi yang sering digunakan
yaitu :
1. Fraksinasi kering (fraksinasi tanpa pelarut).
2. Fraksinasi basah (fraksinasi dengan pelarut).
3. Fraksinasi menggunakan larutan detergen sodium
lauryl sulphat.
Fraksinasi Kering

 Proses fraksinasi kering didasarkan pada


pendinginan minyak dengan kondisi yang
terkendali tanpa penambahan bahan kimia apapun.
 Ada tiga operasi yang terlibat yaitu seeding,
kristalisasi, dan filtrasi. Mula-mula minyak dipanasi
sampai 70 oC untuk memperoleh cairan homogen
dan kemudian didinginkan dengan air pendingin,
selanjutnya didinginkan sampai temperatur 18 oC
dan dipertahankan sampai proses kristalisasi
dianggap selesai.
• kristalisasi suatu fraksi yang menjadi padat
pada temperatur tertentu
• Fraksi yang menjadi kristal adalah stearin
Kristalisasi 
dan yang tetap cair adalah olein.

• Dipisahkan antara olein dan stearin


• Olein adalah minyak sawit yang berbentuk
cair digunakan untuk minyak goreng
• Stearin adalah minyak sawit yang berbentuk
Pemisahan padat digunakan untuk margarin
Mutu CPO

 Karakteristik mutu CPO adalah:
1. Asam lemak bebas (ALB), yaitu asam yang dibebaskan pada hidrolisis
lemak. ALB tinggi menunjukkan suatu ukuran tentang ketidakberesan
dalam panen dan pengolahan.
2. Kadar air (KA), yaitu bahan yang menguap yang terdapat dalam minyak
sawit pada pemanasan 105 °C. Kadar air tinggi di atas 0,1% membantu
hidrolisis.
 Kualitas minyak kelapa sawit ditentukan oleh kadar asam lemak bebas (ALB),
kandungan air, dan mudah tidaknya minyak tersebut dijernikan. Minyak
kelapa sawit yang baik adalah minyak yang memiliki kadar ALB, air dan
bahan-bahan kotoran lainnya rendah. Minyak sawit mentah harus memenuhi
standard mutu pabrik dengan persyaratan: ALB maksimal 3,5%, kandungan air
maksimal 0,15%, kadar kotoran maksimal 0,0156. Standard mutu pabrik harus
lebih baik dari pada standard mutu internasional karena semakin baik mutu
yang dihasilkan pabrik akan memberikan kemungkinan lebih baik pula
sesampainya di tempat tujuan negara pengimpor. Adapun persyaratan
perdagangan internasional adalah: ALB maksimal 5%, kadar air 0,5%.

Pengolahan Industri
Sabun
Karakteristik Bahan
Baku

Minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) mengandung
hampir sejumlah asam lemak jenuh (palmitat 44% dan
stearat 4%) dan asam lemak tak jenuh (asam oleat 39%
dan asam linoleat 11%). Minyak sawit juga terdiri dari
> 90% trigliserida, 2-7% digliserida, <1% monogliserida
dan 3-4% asam lemak bebas dan sekitar 1% dari
komponen kecil yang meliputi karotenoid, vitamin E
(tokoferol dan tokotrienol), sterol, fosfolipid, glikolipid
, dan terpena serta alifatik hidrokarbon yang
berkontribusi terhadap stabilitas dan sifat gizi minyak
kelapa sawit).
Komposisi asam lemak dari CPO
Jumlah (%)


Asam Lemak Rumus Molekul
Range Rata-rata
Asam Lemak Jenuh

Laurat C12: 0 0,1 - 1,0 0,2

Miristat C14: 0 0,9 – 1,5 1,1

Palmitat C16: 0 41,8 – 46,8 44,0

Stearat C18: 0 4,2 – 4,1 4,5

Arakhidonat C20: 0 0,2 – 0,7 0,4

Asam Lemak Tak Jenuh

Palmitoleat C16: 1 0,1 – 0,3 0,1

Oleat C18: 1 37,3 – 40,8 39,2

Linoleat C18: 2 9,1 – 11,0 10,1

Linolenat C18 : 3 0 – 0,6 0,4


Sifat kimia dari minyak kelapa sawit lainnya yang
dapat dijabarkan adalah sebagai berikut :


1. Pada reaksi hidrolisa, minyak akan diubah menjadi
asam lemak dan gliserol. Hidrolisa ini terjadi karena
adanya air atau kelembaban tinggi.
2. Penambahan sejumlah basa akan terjadi reaksi
penyabunan. Jumlah asam lemak
bebas dalam minyak tidak diinginkan karena akan
mempengaruhi kualitas minyak.
3. Bila terjadi kontak dengan sejumlah oksigen, akan
terjadi reaksi oksidasi yang akan menyebabkan minyak
berbau tengik
Senyawa NaOH
(Natrium Hidroksida)
1)

Sifat Kimia
 Berwarna putih atau praktis 2) Sifat Fisik
putih
 Massa molar 39,9971
 Berbentuk pellet, serpihan atau
batang atau bentuk lain g/mol
 Sangat basa dan mudah  Densitas 2,1 g/cm³
terionisasi membentuk ion
natrium dan hidroksida
 Titik lebur 318 °C (591
 Keras, rapuh dan
K)
menunjukkan pecahan hablur  Titik didih 1390 °C
 Bila dibiarkan di udara akan (1663 K)
cepat menyerap
karbondioksida dan lembab
 Kelarutan dalam air 11
 Mudah larut dalam air dan 1 g/100 ml (20 °C)
dalam etanol tetapi tidak larut  Kebasaan (pKb) -2,43
dalam eter
 NaOH membentuk basa kuat
bila dilarutkan dalam air
Gliserin

Gliserin digunakan sebagai zat tambahan pada sabun dan
berfungsi sebagai pelembab (moisturizer) pada sabun. Sifat-
sifat kimia dan fisika gliserin adalah sebagai berikut:
Sifat kimia:
 Zat cair bening, lebih kental dari air dan rasanya manis.
 Larut dalam air dan alcohol dengan semua perbandingan
 Tidak larut dalam eter, benzene dan kloroform
 Senyawa turunan alcohol dengan tiga gugus OH
 Membentuk gliserol trinitrat dengan asam nitrat
 Bersifat higroskopis sehingga digunakan sebagai pelembab
 Bereaksi dengan kalsium bisulfat membentuk akrolein
Proses Pengelolaan
Sabun

Standart Nasional Indonesia Untuk
Sabun Mandi Padat (SNI 3532:2016)

No
No Kriteria
Kriteria Uji
Uji
 Satuan
Satuan Mutu
Mutu
1
1 Kadar
Kadar air
air % fraksi massa
% fraksi massa Maks.
Maks. 15,0
15,0
2
2 Total
Total lemak
lemak %
% fraksi
fraksi massa
massa Maks.
Maks. 65,0
65,0
3
3 Bahan
Bahan tak
tak larut
larut dalam
dalam etanol
etanol %
% fraksi
fraksi massa
massa Maks. 5,0
Maks. 5,0
4
4 Alkali
Alkali bebas
bebas (dihitung
(dihitung sebagai
sebagai %
% fraksi
fraksi massa
massa Maks.
Maks. 0,1
0,1
NaOH)
NaOH)
5
5 Asam
Asam lemak
lemak bebas
bebas (dihitung
(dihitung %
% fraksi
fraksi massa
massa Maks.
Maks. 2,5
2,5
sebagai
sebagai asam
asam oleat)
oleat)
6
6 Kadar
Kadar klorida
klorida %
% fraksi
fraksi massa
massa Maks.
Maks. 1,0
1,0
7
7 Lemak tidak tersabunkan
Lemak tidak tersabunkan %
% fraksi
fraksi massa
massa Maks. 0,5
Maks. 0,5
Pertanyaan

 Enzim apa saja yang terdapat dalam kelapa sawit
dan bagaimana cara mengetahui enzimnya mati
pada saat proses perebusan? (Feronnia Carissa
161424009)
 Jawaban : enzim yang terdapat dalam kelapa sawit
adalah enzim oksidase yang membuat pembusukan
kelapa sawit (jika berlebih). Enzim mati pada suhu
diatas 50oC, sedangkan suhu dalam proses adalah
100oC. Sehingga enzim sudah pasti mati, dan dapat
dilihat ketika kelapa sawit tidak mengalami
pembusukan maka sudah mati (tidak aktif).
Pertanyaan

 Dalam proses pemurnian minyak, terdapat proses
purifier dan vacum drier yang tujuannya untuk
mengurangi kadar air. Apa bedanya proses tersebut?
(Iffa Nur Alifah R 161424013)
 Jawaban: Pada proses di purifier, minyak dan air
hanya baru dipisahkan berdasarkan densitas,
sedangkan di vacuum drier baru dikurangi kadar
airnya.
Pertanyaan

 Limbah pada industri sabun, dan apakah limbah itu dimanfaatkan
atau dibuang? (Riri Haerunisa 161424026)
 Jawaban : Limbah pada industri sabun yaitu dapat berupa
limbah padat (solid wastes), limbah cair (liquidwastes), maupun
limbah gas (gaseouswastes) Dalam operasi industri
sabunmenghasilkan limbah berupa soapgliserin, minyak lemak,
NaC1, H2O. Soap gliserin ini hendaknya dipisahkandari campuran
limbah tersebut dan diproses lebih lanjut. Soap gliserin bisa dibuat
triasetin. Manfaat yang dapat diharapkandari pembuatan triasetin
ini, antara lain :
a. Pencemaran terhadap lingkunganyang disebabkan oleh limbah
pabriksabun dapat dikurangi. b.
b. Dapat menambah Ilmu Pengetahuandan Teknologi.c.
c. Banyak digunakan dalam industriobat-obatan, kosmetik, fiksasi
dalam parfum dan masih banyak lagi.
Pertanyaan

 Produksi CPO di Indonesia? (Bagus Bayu N
161424007)
 Jawaban
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber :
Indonesian
Produksi
(juta ton)
19.2 19.4 21.8 23.5 26.5 30.0 31.5 32.5 32.0 Palm Oil
Producers
Export
15.1 17.1 17.1 17.6 18.2 22.4 21.7 26.4 27.0 Association
(juta ton)
(Gapki) &
Indonesian
Export
(dollar AS)
15.6 10.0 16.4 20.2 21.6 20.6 21.1 18.6 18.6 Ministry of
Agriculture
Luas Areal
n.a. n.a. n.a. n.a. 9.6 10.5 10.7 11.4 11.8
(juta ha)

Anda mungkin juga menyukai