Proses Industri Minyak Sawit (Kelompok 5)
Proses Industri Minyak Sawit (Kelompok 5)
1. Degumming
• Proses degumming adalah proses pembentukan dan
pengikatan flok-flok dari zat-zat terlarut dan zat-zat yang
bersifat koloidal dalam minyak mentah, sehingga flok-
flok yang terbentuk cukup besar untuk bisa dipisahkan
dari minyak.
• Bertujuan untuk menghilangkan zat-zat yang terlarut
atau zat-zat yang bersifat koloidal, seperti resin, gum,
protein, dan fosfatida dalam minyak mentah.
Cara-cara proses degumming:
1. Dengan pemanasan.
2. Dengan asam seperti asam fosfat, asam sulfat, asam
kloroda, asam asetat
3. Dengan kostik alkali.
4. Dengan hidrasi
Netralisasi merupakan suatu proses untuk
memisahkan asam lemak bebas dari minyak atau
lemak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas
dengan basa atau pereaksi lainnya, sehingga
membentuk sabun (soap stock).
Beberapa proses netralisasi yang digunakan pada
industri kimia antara lain :
1. Netralisasi dengan soda kostik.
2. Netralisasi dengan alkali karbonat.
3. Netralisasi dengan kapur.
Proses netralisasi yang paling sering digunakan dalam
industri kimia adalah proses netralisasi dengan soda
kostik, dengan prinsip reaksi penyabunan antara asam
lemak bebas dengan larutan soda kostik, yang reaksi
penyabunannya sebagai berikut :
pendinginan minyak dengan kondisi yang
terkendali tanpa penambahan bahan kimia apapun.
Ada tiga operasi yang terlibat yaitu seeding,
kristalisasi, dan filtrasi. Mula-mula minyak dipanasi
sampai 70 oC untuk memperoleh cairan homogen
dan kemudian didinginkan dengan air pendingin,
selanjutnya didinginkan sampai temperatur 18 oC
dan dipertahankan sampai proses kristalisasi
dianggap selesai.
• kristalisasi suatu fraksi yang menjadi padat
pada temperatur tertentu
• Fraksi yang menjadi kristal adalah stearin
Kristalisasi
dan yang tetap cair adalah olein.
Asam Lemak Rumus Molekul
Range Rata-rata
Asam Lemak Jenuh
1. Pada reaksi hidrolisa, minyak akan diubah menjadi
asam lemak dan gliserol. Hidrolisa ini terjadi karena
adanya air atau kelembaban tinggi.
2. Penambahan sejumlah basa akan terjadi reaksi
penyabunan. Jumlah asam lemak
bebas dalam minyak tidak diinginkan karena akan
mempengaruhi kualitas minyak.
3. Bila terjadi kontak dengan sejumlah oksigen, akan
terjadi reaksi oksidasi yang akan menyebabkan minyak
berbau tengik
Senyawa NaOH
(Natrium Hidroksida)
1)
Sifat Kimia
Berwarna putih atau praktis 2) Sifat Fisik
putih
Massa molar 39,9971
Berbentuk pellet, serpihan atau
batang atau bentuk lain g/mol
Sangat basa dan mudah Densitas 2,1 g/cm³
terionisasi membentuk ion
natrium dan hidroksida
Titik lebur 318 °C (591
Keras, rapuh dan
K)
menunjukkan pecahan hablur Titik didih 1390 °C
Bila dibiarkan di udara akan (1663 K)
cepat menyerap
karbondioksida dan lembab
Kelarutan dalam air 11
Mudah larut dalam air dan 1 g/100 ml (20 °C)
dalam etanol tetapi tidak larut Kebasaan (pKb) -2,43
dalam eter
NaOH membentuk basa kuat
bila dilarutkan dalam air
Gliserin
Gliserin digunakan sebagai zat tambahan pada sabun dan
berfungsi sebagai pelembab (moisturizer) pada sabun. Sifat-
sifat kimia dan fisika gliserin adalah sebagai berikut:
Sifat kimia:
Zat cair bening, lebih kental dari air dan rasanya manis.
Larut dalam air dan alcohol dengan semua perbandingan
Tidak larut dalam eter, benzene dan kloroform
Senyawa turunan alcohol dengan tiga gugus OH
Membentuk gliserol trinitrat dengan asam nitrat
Bersifat higroskopis sehingga digunakan sebagai pelembab
Bereaksi dengan kalsium bisulfat membentuk akrolein
Proses Pengelolaan
Sabun
Standart Nasional Indonesia Untuk
Sabun Mandi Padat (SNI 3532:2016)
No
No Kriteria
Kriteria Uji
Uji
Satuan
Satuan Mutu
Mutu
1
1 Kadar
Kadar air
air % fraksi massa
% fraksi massa Maks.
Maks. 15,0
15,0
2
2 Total
Total lemak
lemak %
% fraksi
fraksi massa
massa Maks.
Maks. 65,0
65,0
3
3 Bahan
Bahan tak
tak larut
larut dalam
dalam etanol
etanol %
% fraksi
fraksi massa
massa Maks. 5,0
Maks. 5,0
4
4 Alkali
Alkali bebas
bebas (dihitung
(dihitung sebagai
sebagai %
% fraksi
fraksi massa
massa Maks.
Maks. 0,1
0,1
NaOH)
NaOH)
5
5 Asam
Asam lemak
lemak bebas
bebas (dihitung
(dihitung %
% fraksi
fraksi massa
massa Maks.
Maks. 2,5
2,5
sebagai
sebagai asam
asam oleat)
oleat)
6
6 Kadar
Kadar klorida
klorida %
% fraksi
fraksi massa
massa Maks.
Maks. 1,0
1,0
7
7 Lemak tidak tersabunkan
Lemak tidak tersabunkan %
% fraksi
fraksi massa
massa Maks. 0,5
Maks. 0,5
Pertanyaan
Enzim apa saja yang terdapat dalam kelapa sawit
dan bagaimana cara mengetahui enzimnya mati
pada saat proses perebusan? (Feronnia Carissa
161424009)
Jawaban : enzim yang terdapat dalam kelapa sawit
adalah enzim oksidase yang membuat pembusukan
kelapa sawit (jika berlebih). Enzim mati pada suhu
diatas 50oC, sedangkan suhu dalam proses adalah
100oC. Sehingga enzim sudah pasti mati, dan dapat
dilihat ketika kelapa sawit tidak mengalami
pembusukan maka sudah mati (tidak aktif).
Pertanyaan
Dalam proses pemurnian minyak, terdapat proses
purifier dan vacum drier yang tujuannya untuk
mengurangi kadar air. Apa bedanya proses tersebut?
(Iffa Nur Alifah R 161424013)
Jawaban: Pada proses di purifier, minyak dan air
hanya baru dipisahkan berdasarkan densitas,
sedangkan di vacuum drier baru dikurangi kadar
airnya.
Pertanyaan
Limbah pada industri sabun, dan apakah limbah itu dimanfaatkan
atau dibuang? (Riri Haerunisa 161424026)
Jawaban : Limbah pada industri sabun yaitu dapat berupa
limbah padat (solid wastes), limbah cair (liquidwastes), maupun
limbah gas (gaseouswastes) Dalam operasi industri
sabunmenghasilkan limbah berupa soapgliserin, minyak lemak,
NaC1, H2O. Soap gliserin ini hendaknya dipisahkandari campuran
limbah tersebut dan diproses lebih lanjut. Soap gliserin bisa dibuat
triasetin. Manfaat yang dapat diharapkandari pembuatan triasetin
ini, antara lain :
a. Pencemaran terhadap lingkunganyang disebabkan oleh limbah
pabriksabun dapat dikurangi. b.
b. Dapat menambah Ilmu Pengetahuandan Teknologi.c.
c. Banyak digunakan dalam industriobat-obatan, kosmetik, fiksasi
dalam parfum dan masih banyak lagi.
Pertanyaan
Produksi CPO di Indonesia? (Bagus Bayu N
161424007)
Jawaban
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Sumber :
Indonesian
Produksi
(juta ton)
19.2 19.4 21.8 23.5 26.5 30.0 31.5 32.5 32.0 Palm Oil
Producers
Export
15.1 17.1 17.1 17.6 18.2 22.4 21.7 26.4 27.0 Association
(juta ton)
(Gapki) &
Indonesian
Export
(dollar AS)
15.6 10.0 16.4 20.2 21.6 20.6 21.1 18.6 18.6 Ministry of
Agriculture
Luas Areal
n.a. n.a. n.a. n.a. 9.6 10.5 10.7 11.4 11.8
(juta ha)