Nora yuliani azizah 1511011007 Rini kusuma .w 1511011013 Octarexy dwi .DK 1511011023 Dewi sri rahayu 1511011025 Asmatul hotimah 1511011027 Khairul mutmainnah 1511011033 Pengertian sirkumsisi Sirkumsisi perempuan dikenal dengan istilah sunnat atau khitan perempuan. Secara bahasa, kata sirkumsisi berasal dari Bahasa Latin circum berarti memutar dan caedere berarti memotong. Istilah secara internasional adalah Female Genital Mutilation (FGM) atau Female Genital Cutting (FGC). Istilah ini digunakan untuk menggambarkan satu macam operasi alat kelamin yang dilakukan pada anak-anak perempuan, gadis-gadis atau kaum perempuan. Sirkumsisi Menurut Islam Sirkumsisi dikaitkan dengan millah (syriat) Nabi Ibrahim yang dikenal sebagai bapak para nabi (Abu al-Anbiya’) seperti pada surat al-Nahl ayat 123 Artinya : “Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad) : “Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif” dan bukanlah dia yang termasuk orang- orang yang mempersekutukan Tuhan” (Q.S al Nahl:123) Dalam pandangan islam khitan wanita memang tidak wajib akan tetapi juga tidak untuk dilakukan pelanggaran untuk melaksanakannya, karena dirasa bahwa khitan merupakan tuntutan dari agama yang memiliki dasar hukum yang dapat dikuatkan dari khitan merupakan salah satu dari lima fitrah. Faktor Timbulnya Sirkumsisi Mitos Faktor Sosial Faktor Mitos Kebersihan Faktor Doktrin Agama Gambaran Sirkumsisi Perempuan Di beberapa daerah, dukun biasanya melakukan denga cara meletakkan kunyit dibawah klitoris atau diantara labia dan klitoris yang berfungsi sebagai landasan sekaligs Antibiotika. Kemudian pemotongan atau penggoresan dilakukan menggunakan dengan peralatan seperti silet, pisau atau pecahan gelas, welat (bahasa jawa : bambu tajam) atau gunting (biasanya tidak steril sebab alatnya tidak pernah diganti dengan yang baru setiap kali selesai menyunnat), biasanya praktek tersebut sering tanpa menggunakan obat bius. Praktek penyunnatan dengan dukun , biasanya kaki dan tangan sigadis dipegangi oleh beberapa perempuan atau laki-laki agar tetap dalam posisi berbaring , kemudian dukun mulai menyirkumsisi . Pro dan kontra Sirkumsisi pada perempuan Konkretnya hukum asal sirkumsisi adalah haram. Karena termasuk melukai anggota tubuh. Tetapi, pelaksanaan terhadap laki-laki diperbolehkan bahkan menjadi wajib, karena mengandung kemaslahatan secara medis bahkan ahli medis merekomendasikan hal tersebut. Sirkumsisi terhadap perempuan didasarkan atas aspek maslahahnya. Jika ditemukan bukti medis yang kuat untuk pencapaian kemaslahatan yang lebih baik, maka hukum sirkumsisi perempuan menjadi boleh. Namun sebaliknya, jika tidak alasan medis yang kuat, maka hukum sirkumsisi perempuan kembali kepada asalnya yaitu haram. Aspek Kesehatan Perempuan Diantara hak-hak atas kesehatan reproduksi dan seksual perempuan yang merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia, ada 3 hak, yaitu: 1. Hak mendapat pelayanan dan pelindungan kesehatan reproduksi 2. Hak untuk hidup dan terbebas dari resiko kematian dan proses kehamilan 3. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termaksut perlindungan dari perkosaan , kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual