Anda di halaman 1dari 12

1.

Dini Yulianty
2. Fajriya Ismayanti
3. Fatiyah Alganis
4. Iin Indriyani.K
5. Johar Maknun
6. Melisah
7. Muh.Alfin Khoirul.R
8. Nuryani
9. Siti Rodiana
10. Sumiah
Bencana peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam atau faktor nonalam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis.

Komunikasi proses penyampaian suatu maksud,


tujuan ataupun berita-berita kepada pihak-pihak lain
dan mendapatkan respons/tanggapan sehingga pada
masing-masing pihak mencapai pengertian yang
maksimal
Komunikasi yang dapat berfungsi sebagai radar
sosial yang memberi kepastian kepada pihak
lain mengenai adanya bencana di suatu tempat.
Komunikasi yang diperuntukkan pada kegiatan
pra bencana yang meliputi kesiagaan,
peringatan dini dan mitigasi. Komunikasi
bencana memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai kesiagaan yang
diperlukan dan persiapan apa yang harus
dilakukan ketika bencana itu terjadi.
 Komunikasi sebagai radar sosial
 Komunikasi sebagai manajemen
 Komunikasi sebagai sarana sosialisasi
 Kegiatan komunikasi yang berfungsi untuk
menghibur masyarakat, atau kegiatan yang
dapat melepaskan ketegangan hidup
bermasyarakat
Openness Equality

Positivenn
Emphaty es
Supportivenn
es
Untuk mengkoordinasikan kegiatan
penanggulangan dan penanganan terhadap
kejadian musibah/bencana/marabahaya
(disaster), agar dapat tepat waktu dan tepat pola
tindaknya pada saat keadaan emergency.
Komunikasi yang dimaksudkan untuk berbagi
informasi dan mengurangi kekakuan dalam
organisasi. Jadi, komunikasi dapat menciptakan
suatu fleksibilitas dalam melaksanakan kegiatan
organisasi tanpa harus melakukan penyimpangan
terhadap peraturan yang ada. Dalam pemikiran
konvensional, komunikasi merupakan
pengungkapan diri yang berjalan sesuai dengan
aturan atau norma yang berlaku sebagai hak dan
kewajiban setiap orang yang terlibat didalamnya
(Littlejohn&Foss, 2009 :189).
 Informasi Pra‐Bencana
 Penyusunan tabel bencana.
 Penyusunan peta daerah rawan krisis kesehatan
akibat bencana.
 Penyusunan buku profil penanggulangan krisis
kesehatan akibatbencana yang berisi informasi
tentang sumber daya baik tenaga, dana,sarana dan
prasarana dalam rangka penanggulangan krisis
danmasalah kesehatan lain.
 Penyusunan buku informasi penanggulangan krisis
kesehatan akibatbencana yang pernah terjadi.
 Pembuatan website.
 Pembuatan peta jalur evakuasi sarana kesehatan
pada daerah rawan bencana
 Saat Bencana
 Penyusunan laporan awal penanggulangan
krisis kesehatan akibat bencana.
 Penyusunan laporan perkembangan
penanggulangan krisis kesehatan akibat
bencana
 Informasi pasca bencana
 Penyusunan informasi dengan program terkait dalam
rangka upaya pemulihan/rehabilitasi dan pembangunan
kembali/rekonstruksi sarana/prasarana kesehatan yang
mengalami kerusakan.
 Penyusunan informasi dengan program terkait dalam
upaya pelayanan kesehatan
 Penyusunan informasi dengan program terkait tentang
upaya relawan, kader dan petugas pemerintah yang
memberikan KIE kepada masyarakat luas, bimbingan
pada kelompok yang berpotensi mengalami gangguan
stress pasca trauma dan memberikan konseling pada
individu yang berpotensi mengalami gangguan stress
pascatrauma.
 Penyusunan informasi dengan program terkait dalam
rangka upaya pelayanan kesehatan rujukan dan
penunjang.
 Penyusunan informasi dengan program terkait dalam
rangka upayarujukan korban yang tidak dapat ditangani
dengan konseling awal danmembutuhkan konseling
lanjut, psikoterapi atau penanggulangan lebih spesifik.

Anda mungkin juga menyukai