Anda di halaman 1dari 20

Aji Permana (09114017) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Arfan Haeri (09114019) TEKNIK SIPIL ANGKATAN VII 2009

BILANGAN
KOMPLEKS
Disusun Oleh :
Aji Permana (0911 4017)
Arfan Haeri (0911 4019)

Dosen Pembimbing :
Ir. Marsiano, M.Sc

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL


Aji Permana (09114017) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Arfan Haeri (09114019) TEKNIK SIPIL ANGKATAN VII 2009

Latar Belakang
Himpunan bilangan terbesar di dalam matematika
adalah HIMPUNAN KOMPLEKS. Himpunan bilangan
real yang kita pakai sehari-hari merupakan himpunan
bagian dari bilangan kompleks ini.
Kalau bilangan bulat dikembangkan lebih luas maka
bilangan bulat itu masuk di himpunan bilangan
rasional. Bilangan rasional dan irasional termasuk
dalam rumpun bilangan REAL. Lalu, gabungan antara
himpunan REAL dan IMAJINER adalah himpunan
BILANGAN KOMPLEKS.

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL


Aji Permana (09114017) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Arfan Haeri (09114019) TEKNIK SIPIL ANGKATAN VII 2009

Pembatasan Masalah
Dalam pembahasan kali ini, ada beberapa penjelasan
dari bagian bilangan kompleks adalah sebagai
berikut:
✔ Bilangan Kompleks Sekawan (Congujate)
✔ Penjumlahan dan pengurangan bilangan kompleks
✔ Perkalian bilangan kompleks
✔ Pembagian bilangan kompleks
✔ Perpangkatan bilangan kompleks
✔ Akar dari bilangan kompleks .

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL


Aji Permana (09114017) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Arfan Haeri (09114019) TEKNIK SIPIL ANGKATAN VII 2009

Definisi Bilangan Kompleks


Bilangan kompleks adalah suatu bilangan berbentuk
a + bi, dimana : a dan b adalah bilangan riil.
i = -1 adalah satuan imajiner / khayal
a disebut bagian riil dan bi disebut bagian imajiner dari
bilangan kompleks tersebut.
Sebuah bilangan kompleks dapat
digambarkan pada bidang
kompleks dengan sumbu X
sebagai sumbu riil dan sumbu Y
sebagai sumbu imajiner. Bilangan
kompleks a + bi, dapat dinyatakan
oleh titik (a,b).
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL
Aji Permana (09114017) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Arfan Haeri (09114019) TEKNIK SIPIL ANGKATAN VII 2009
Bilangan nol + 0i dapat dinyatakan
dengan titik (0,0). Bilangan a
adalah bilangan kompleks a + 0i
dinyatakan oleh titik (a,0).
Bilangan imajiner i adalah
bilangan kompleks 0 + 1i
dinyatakan oleh titik (0,1).
Bilangan kompleks (z) terdiri dari gabungan
bilangan Real dan Imajiner. Oleh karena itu, dapat
kita notasikan dengan hubungan penjumlahan.
z = a + bi.

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL


Aji Permana (09114017) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Arfan Haeri (09114019) TEKNIK SIPIL ANGKATAN VII 2009

Himpunan bilangan kompleks digambarkan pada


bidang kompleks, dan suatu bialngan kompleks
digambarkan dengan sebuah titikpada bidang
kompleks.
(Lebih mudahnya, ini seperti menggambar titik pada
koordinat a dan b, dimana a merupakan bagian REAL,
sedangkan b adalah bagian IMAJINER.)
Catatan :
Bilangan kompleks z = x + yi yang
dinyatakan oleh titik A (x,y), dapat
pula dinyatakan oleh fektor OA,
x disebut komponen riil dan y disebut
komponen imajiner dari z

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL


Aji Permana (09114017) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Arfan Haeri (09114019) TEKNIK SIPIL ANGKATAN VII 2009

Dapat ditulis pula ;


x = Re(z), y = Im (z).
Yang dimaksud dengan modulus (besar
harga mutlak) dari z adalah
z= r = panjang OA = x2 + y2,
sedangkan argument dari z =  adalah
besar sudut antara OA dengan sumbu X
positif
( harga utama dari  adalah -     ).

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL


Aji Permana (09114017) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Arfan Haeri (09114019) TEKNIK SIPIL ANGKATAN VII 2009

Disini berlaku tg  = y/k


Untuk : = 0 , menyatakan bilangan riil positif.
 =  , menyatakan bilangan riil negative.
 = -/2 , menyatakan bilangan imajiner negative.
 = /2 , menyatakan bilangan imajiner positive.
Dari gambar jelas terlihat : cos  = x/r, jadi :
z = x + yi = r(cos  + i sin )
Hubungan ini disebut rumus tranformasi bil. kompleks.
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL
Aji Permana (09114017) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Arfan Haeri (09114019) TEKNIK SIPIL ANGKATAN VII 2009

Bilangan Kompleks Sekawan (Conjugate )

Bilangan-bilangan kompleks
z = x + yi dan
z = x – yi disebut sekawan.
Disini :
z= x2 + (-y)2
= x2 + y2 = z

Catatan :
2 bilangan kompleks z1 = a + bi dan z2 = c + di ,
dikatakan sama jika dan hanya jika a = c dan b = d

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL


Aji Permana (09114017) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Arfan Haeri (09114019) TEKNIK SIPIL ANGKATAN VII 2009

Penjumlahan dan Pengurangan


Bilangan Kompleks
Operasi penjumlahan dilakukan pada masing-masing
bagian.
Bagian riil dijumlah dengan bagian riil, bagian imajiner
dengan bagian imajiner.
Pengurangan adalah penjumlahan dengan nilai
negatifnya.
z1 = a + bi dan z2 = c + di

z1 ± z2 = (a ± c) + (b ± d)i

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL


Aji Permana (09114017) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Arfan Haeri (09114019) TEKNIK SIPIL ANGKATAN VII 2009

Contoh :
z1 = 6 + 3i
z2 = 4 – 1/2i
z1 + z2 = (6 + 4) + (3 - 1/2i)
= 10 + 2 1/2i
Serta,
z1 - z2 = (6 - 4) + (3 – (-1/2) )i
= 2 + 3 1/2i

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL


Aji Permana (09114017) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Arfan Haeri (09114019) TEKNIK SIPIL ANGKATAN VII 2009

Perkalian Bilangan Kompleks


Perkalian antara 2 bilangan kompleks lebih sederhana
apabila dilakukan dalam bentuk polar eksponensial.
Modulus hasilnya adalah perkalian antara modulus
kedua bilangan itu, sedangkan argumen hasil tersebut
merupakan jumlahan dari argumen-argumennya.

z1 = a + bi dan z2 = c + di
z1z2 = (a + bi) (c + di)
= ac + bc + adi + bdiu

z1z2 = (ac - bd) + (bc - ad)i


INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL
Aji Permana (09114017) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Arfan Haeri (09114019) TEKNIK SIPIL ANGKATAN VII 2009

Contoh :
z1 = 5 – 4i
z2 = 2 + 3i
Maka :
z1z2 = (5 – 4i) (2 + 3i)
= 10 - 8i + 15i – 12i2
= 22 + 7i

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL


Aji Permana (09114017) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Arfan Haeri (09114019) TEKNIK SIPIL ANGKATAN VII 2009

Pembagian Bilangan Kompleks


Pembagian adalah proses perkalian dengan kebalikan
bilangan. Dalam bentuk eksponensial, kebalikan
bilangan kompleks memiliki argumen yang negatif.

z1 = a + bi dan z2 = c + di ≠ 0 , maka :

z1 = a + bi x c – di = (ac + bd ) + (bc – ad)i


z2 c + di c – di c2 + d 2

z1 = ac + bd + bc – ad i
z2 c 2 + d2 c2 + d2

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL


Aji Permana (09114017) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Arfan Haeri (09114019) TEKNIK SIPIL ANGKATAN VII 2009

Contoh :

z1 = 8 – i

z2 = 7 + 5i

8 – i = 8 – i x 7 – 5i = 56 – 47i + 5i2 = 51 _ 47 i
7 + 5i 7 + 5i 7 – 5i 49 + 25 74 74

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL


Aji Permana (09114017) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Arfan Haeri (09114019) TEKNIK SIPIL ANGKATAN VII 2009

Perpangkatan Bilangan Kompleks


Operasi pemangkatan juga memanfaatkan kemudahan
yang dimiliki oleh bentuk eksponensial. Persamaan yang
biasa digunaka dikenal dengan rumus de Moivre.
Bila :
z1 = r1(cos 1 + i sin 1) dan
z2 = r2 (cos 2 + i sin 2)
Maka :
z1z2 = r1r2 (cos1cos2 + i sin1cos2 + i cos1sin2 + i2sin1sin2)
= r1r2 {(cos1cos2 + sin1sin2) + i (sin1cos2 + cos1sin2)}

z1z2 = r1r2 {cos(1+2) + i sin(1+2)}

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL


Aji Permana (09114017) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Arfan Haeri (09114019) TEKNIK SIPIL ANGKATAN VII 2009
Bila z1 = z2 = z = r(cos +  i sin) maka :
z2 = r2 (cos2 + i sin2)
Secara umum :

zn = rn (cos n + i sin n)


Disebut rumus de Moivre dan berlaku untuk setiap
bilangan bulat n = 0, ±1, ±2,….
Contoh :
(-3+3i)4 . kita ubah dulu :
r = 9+9 = 3 2,
tg  = -3/3 = -1
 = 3/4. Jadi
(-3+3i)4 = r4 (cos 4 + i sin 4) = 324 (cos 3 + i sin3) = -324

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL


Aji Permana (09114017) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Arfan Haeri (09114019) TEKNIK SIPIL ANGKATAN VII 2009

Pengakaran Bilangan Kompleks


z = r (cos  + i sin )
maka nz = nr (cos  + i sin ),
misalkan = β (cos  + i sin ),
maka βn (cos n + i sin n) = r (cos  + i sin ),
yang mana berarti βn = r dan  =  + 2k (argumennya
boleh berbeda 2k dimana k bilangan bulat).
Jadi  =  + 2k , sehingga :
n
nz = nr (cos  + 2k + i sin  + 2k )

n n
ternyata terdapat n akar yang berbeda, diperoleh dengan
mengambil berturut-turut k= 0, 1, 2, 3 …, n-1.

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL


Aji Permana (09114017) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Arfan Haeri (09114019) TEKNIK SIPIL ANGKATAN VII 2009

Contoh :
Tentukan semua bilangan yang pangkat tiganya = 1.
Jawab :
Misalkan Z = 1+0i, berarti :
r = 12+02 = 1 dan tg  = 0/1 = 0 atau argumen = 0.
3Z = 3r (cos 0 + 2k + i sin γ + 2k dimana :

3 3
31 = 1 (yang riil), dan berlaku untuk k=0, 1, 2.

Maka :
Untuk k=0 diperoleh =1
Untuk k=1 diperoleh = (cos 2/3 + i sin 2/3)
= -1/2 + 1/2 i 33
Untuk k=2 diperoleh = (cos 4/3 + i sin 4/3)
= -1/2 - 1/2 i 33
Jadi diperoleh 3 bilangan : 1, -1/2, 1/2 i3, -1/2 - 1/2 i3 yang pangkat
tiganya = 1.

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL


Aji Permana (09114017) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Arfan Haeri (09114019) TEKNIK SIPIL ANGKATAN VII 2009

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL

Anda mungkin juga menyukai