Anda di halaman 1dari 9

KESULITAN BELAJAR

OLEH :
• BAB 2 LANDASAN TEORI

• A. Teori Perkembangan Siswa

• Erikson mengatakan bahwa Batasan usia anak menurut erikson sendiri mulai dari usia 1 hingga 12 tahun yang dalam praktikum kali ini, klien berusia 11 tahun yaitu masa sekolah. Masa sekolah
sendiri menurut erikson ialah masa dimana anak mulai belajar mengembangkan kemampuan. Mulai belajar metode, sistem dan aturan yang dirasa efisien dan efektif untuk mengembangkan
potensinya.



• B. Teori Kesulitan Belajar

• Ahmadi dan Supriyono (Irham & Wiyani, 2013:264-265), menjelaskan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar yaitu berikut ini:

• Faktor intern ( faktor dari dalam diri manusia itu sendiri ) yang meliputi :

• a. Faktor fisiologi

• Faktor fisiologis yang dapat menyebabkan munculnya kesulitan belajar

• pada siswa seperti kondisi siswa yang sedang sakit, kurang sehat, adanya kelemahan atau cacat tubuh dan sebagainya.

• b. Faktor psikologi
• Jenis-jenis kesulitan belajar :

• 1. DISLEKSIA.

• Snowling mendefinisikan disleksia adalah gangguan kemampuan dan kesulitan yang memberikan efek terhadap proses belajar, diantaranya adalah
gangguan dalam proses membaca, mengucapkan, menulis dan terkadang sulit untuk memberikan kode (pengkodean) angka ataupun huruf.



• 2. DISGRAFIA

• Santrock mendefinisikan disgrafia sebagai kesulitan belajar yang ditandai dengan adanya kesulitan dalam mengungkapkan pemikiran dalam komposisi
tulisan. Pada umumnya, istilah disgrafia digunakan untuk mendiskripsikan tulisan tangan yang sangat buruk. Anak-anak yang memiliki disgrafia
mungkin menulis dengan sangat pelan , hasil tulisan mereka bisa jadi sangat tak teerbaca, dan mereka mungkin melakukan banyak kesalahan ejaan
karena ketidakmampuan mereka untuk memadukan bunyi dan huruf.



• 3. DISKALKULIA

• Menurut diagnostic and stastitical manual of mental disorders, bahwa gangguan matematika adalah salah satu gangguan belajar. Gangguan
matematika dikelompokkan menjadi empat ketrampilan, yaitu: (a) ketrampilan linguistik (yang berhubungan dengan mengerti istilah matematika dan
mengubah masalah tertulis menjadi simbol matematika), (b) ketrampilan perseptual (kemampuan mengenali dan mengerti simbol dan mengurutkan
kelompok angka), (c) ketrampilan matematika (penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dasar dan urutan operasi dasar), (d) keterampila
atensional (menyalin angka dengan benar dan mengamati simbol operasi) (Kaplan, 1997).


C. Teori Intervensi Kesulitan Belajar

Psikolog dan ahli-ahli pendidikan yang menganggap bahwa penyebab kesukaran belajar adalah karena adanya defisit dalam keterampilan perseptual motorik, akan mencari bentuk-bentuk bantuan
yang dapat meningkatkan fungsi perseptual motorik. Bila penyebabnya diduga karena kekurangan di bidang akademik akan meningkatkan kemampuan dalam bidang yang dianggap kurang. Dengan
kata lain setelah menentukan diagnosa dari hambatan yang terjadi pada seorang anak, maka bentuk penanggulangan /bantuan/ intervensi yang dapat diberikan adalah:

a. Remedial

Merupakan usaha perbaikan yang dilakukan pada fungsi belajar yang terhambat. Perbaikan pengajaran sebaiknya dilakukan secara individual dan mengandung makna timbal balik, untuk siswa dan
guru. Dalam program remedial (perbaikan belajar mengajar) sebaiknya mengikuti prosedur sebagai berikut:

a) Analisis diagnosis.

b) Menentukan bidang yang perlu mendapatkan perbaikan.

c) Menyusun program perbaikan.

d) Melaksanakan program perbaikan.

e) Menilai perbaikan belajar-mengajar.

Biasanya program remedial dapat diberi sedini mungkin pada anak usia prasekolah, yang dalam hal ini sedang mengalami proses perkembangan motorik dan perseptual.

b. Kompensasi
• LAPORAN ASSESMEN KESULITAN BELAJAR

• A. Identifikasi Subyek

• No Identitas Diri Anak

• Nama : Rendi Bagus Pratama

• Tempat / Tanggal Lahir : Gresik, 15-12-2010

• Jenis Kelamin : laki -laki

• Pendidikan : Pelajar

• Alamat : Morowudi Cerme Gresik

• Agama : Islam

• Suku Bangsa : Jawa

• Urutan Kelahiran : 1

• Bahasa Sehari-Hari : Jawa

• Tinggal Bersama : orangtua

• No Susunan Keluarga Inti

• Nama Ayah : Zakariyah


• B. Laporan Hasil Tes BINNET

• Mental Age : 7 Tahun, 3 Bulan.

• Celling Age : 10 bulan.

• Intelegnsi Question : 98 (kebutuhan khusus )



• C. Laporan Hasil Tes Non-Formal

• Aspek Perkembangan Panduan Assesmen Kesulitan Belajar Perkembangan

• Bicara dan Bahasa Baik

• Motorik Kasar Baik

• Sosialisasi dan Kemandirian Baik

• Motorik Halus Baik



• Panduan Assesmen Kesulitan Belajar Akademik Jenis Kesulitan Belajar Keterangan

• BAB 4 RANCANGAN INTERVENSI

• A. Pembahasan Hasil Assesmen ( Formal dan Non-Formal)

• Dari hasil assesmen dengan alat tes BINNET dan alat tes Non Formal dengan mata kuliah kesulitan belajar maka dapat disimpulkan bahwa klien memiliki kecenderungan untuk kurang baik dalam
hal matematika. Namun disisilain memiliki kelebihan dalam hal ingatan peristiwa sosial disekitar. dikeseharian klien sendiri, klien memiliki minat lebih dalam hal keagamaan dan setelah itu
menghabiskan waktu untuk bermain dengan temanya.

• B. Rancangan Intervensi

• 1. Remedial.

• Dalam program remedial (perbaikan belajar mengajar) sebaiknya mengikuti prosedur sebagai berikut:

• a) Analisis diagnosis.

• b) Menentukan bidang yang perlu mendapatkan perbaikan.

• c) Menyusun program perbaikan.

• d) Melaksanakan program perbaikan.

• e) Menilai perbaikan belajar-mengajar.

• Biasanya program remedial dapat diberi sedini mungkin pada anak usia prasekolah, yang dalam hal ini sedang mengalami proses perkembangan motorik dan perseptual.



CARA MENGATASI KEJENUHAN BELAJAR PADA
PESERTA DIDIK
1. Melakukan istirahat dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi
dengan takaran yang cukup banyak.
2. pengubahan dan penjadwalan kembali jam jam di hari hari belajar yang dianggap
lebih memungkinkan siswa belajar lebih giat.
3. Pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar siswa yang meliputi
pengubahan posisi meja tulis, lemari, rak buku, alat alat perlengkapan belajar dan
sebagainya sampai memungkinkan siswa merasa ada disebuah kamar baru yang
lebih menyenangkan untuk belajar.
4. Memberikan motivasi dan stimulasi baru agar siswa merasa terdorong untuk
belajar lebih giat dari pada sebelumnya.
5. Siswa harus berbuat nyata (tidak menyerah atau tinggal diam) dengan cara
mencoba belajar dan belajar lagi.
kiat-kiat berikut jika peserta didiknya mulai
terjangkit kejenuhan:
1. Jika siswa mulai kelihatan jenuh, ajaklah peserta didik kita untuk bermain sebentar, contohnya siswa diberi
kebebasan membuat yel-yel, tepuk-tepuk yang menurut mereka bisa menumbuhkan semangat belajar(3menit
yel-yel diucapkan bersama)
2. Sebelum pelajaran inti guru mengajak siswa dalam sebuah permainan yang berguna untuk memusatkan
konsentrasi anak, contohnya guru menyebut gajah siswa mempraktekkan dengan gerakan dan ucapan kecil,
ketika guru menyebut semut siswa merespon dengan gerakan dan ucapan besar. Hal itu bisa dicontohkan ke
benda-benda lain.
3. Mengajak siswa dalam suasana berbeda contoh guru tidak hanya monoton mengajar didalam kelas tetapi diluar
kelaspun jadi asal siswa diajak untuk tetap bertanggungjawab & tetap komitmen belajar.
4. Siswa diberi tanggung jawab untuk melakukan menjelaskan materi yang sebelumnya dibuat tugas kelompok dan
teman lainnya diajak untuk menilainya. Guru harus bisa mengarahkan dan mendorong sisiwa itu untuk lebih
kreatif
5. Siswa diberi tanggung jawab untuk membuat soal sendiri dan diserahkan kepada gurunya, kemudian guru
menyortir dan menggunakannya sebagai ulangan harian. Dari hasil evaluasi tersebut guru memberi nilai 80
kepada siswa yang pintar untuk mencapai nilai 100, siswa tersebut diberitanggung jawab untuk mengajari
temannya yang nilainya kurang. Guru membimbing dan mengawasinya.

Anda mungkin juga menyukai