Anda di halaman 1dari 20

Infeksi HIV dan

Tatalaksana
Febiyola 102017043
Anamnesis Anamnesis
Identittas Turun 5 kg dalam 1 bulan

Keluhan Utama Tidak ada batuk atau sesak nafas


Riwayat penyakit Sekarang
Tidak nafsu makan
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga Berkeringat di malam hari

Riwayat Sosial Lemas sampai tidak bisa bekerja

Pekerjaannya seorang anak buah kapal


BB turun 5 kg, napsu makan normal, tidak batuk,
tidak sesak, sering berkeringan dan demam di Terdapat sariawan dengan bercak putih merata di
daerah mulut
malam hari.

S TA RT U P 2 . 0
Pemeriksaan Fisik
KU: Sakit sedang
Kesadaran: Kompos Mentis
TTV dalam batas normal kecuali suhu 37,8C
Head to toe
Mulut ditemukan bercak putih hampir merata
Konjungtiva ikterik
Pembesaran kelenjar getah bening
Pada anus terdapat ulcus, polip multiple
bergerombol

S TA RT U P 2 . 0
HIV AIDS
Human Immunodefficiency Virus
Menyerang Limfosit manusia

Acquired Immunodeficiency Syndrome


Kumpulan gejala oleh turunnya kekebalan
tubuh disebabkan infeksi HIV

AIDS = Stadium akhir HIV

S TA RT U P 2 . 0
Epidemiologi
2017 – World (UNAIDS)
36,9 juta terinfeksi HIV
21,7 juta menjalani terapi
1,8 juta baru terinfeksi
940,000 meninggal AIDS-related diseases

2016 – Indonesia (UNAIDS)


48000 baru terinfeksi
620000 terinfeksi HIV
13% menjalani terapi
3200 bayi terinfeksi HIV14% wanita hamil dengan
terapi
S TA RT U P 2 . 0
Epidemiologi
Indonesia
28,76% pengguna suntik narkoba
25,8% homoseksual
24,8% transgender
5,3% PSK
2,6% narapidana

Sejak 2010
kasus baru menurun 22%
Kasus kematian meningkat 68% (AIDS-related
diseases)

S TA RT U P 2 . 0
ETIOLOGI
Retrovirus – Lentivirus
Nucleoid batang
RNA tunggal
Gp120 docking glycoprotein
Lipid membrane
Protease
Reverse Transcriptase
HIV – 1
HIV – 2

S TA RT U P 2 . 0
Patogenesis
Infeksi CD4+ (TARGET utama)
Virus dibawa ke KGB regional
Dapat dideteksi 7 – 14 hari
Pembentukan renspon imun spesifik
Peningkatan limfosit CD8
Steady state
Kondisi stabil bertahun (bervariasi)

Antibodi muncul beberapa minggu setelah infeksi


Menetralisasi namun tidak mematikan virus
Amplop Virus beradaptasi
Bentuk 3 dimensi virus berubah
Netralisasi mulai berkurang
S TA RT U P 2 . 0
Patogenesis
Virus menyerang CD4 limfosit, epidermal Langerhans,
dendrit perifer, mukosa rektal, mukosa saluran cerna,
sel serviks, mikroglia, astrosit, sel retina, epitel ginjal,
dan akhirnya menyerang CD8

Gp120 berikatan dgn CD4


Masuk ke sitoplasma sel inang
ssRNA transkripsi dengan enzim reverse transcriptase
Terbentuk DNA,
Replikasi lambat
Replikasi cepat stimulasi dari IL-1,3, dll

S TA RT U P 2 . 0
Patofiologi
Dalam tubuh ODHA
Partikel virus bergabung dengan DNA sel pasien
1x terinfeksi HIV, selamanya terinfeksi
Sebagian menjadi AIDS pada 3 tahun pertama
50% menjadi pasien AIDS sesudah 10 tahun
13 tahun ODHA menunjukan gejala AIDS
kemudian meninggal.

S TA RT U P 2 . 0
Manifestasi Klinis
Stadium klinis HIV/AIDS untuk remaja dan dewasa dengan infeksi
HIV terkonfirmasi menurut WHO:

Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4


1. Penurunan berat badan <10% 1. Penurunan berat badan >10%
1. Asimtomatis 2. Manifenstasi mukokutaneus minor 2. Diare tanpa sebab jelas > 1 bulan
1.
2.
HIV wasting syndrome
Penumonia akibat pneumocystis carinii
3. Infeksi herpes zoster dalam 5 tahun 3. Demam berkepanjangan
3. Pneumonia bacterial berat rekuren
2. Limfadenopati terakhir 4. Kandidiasis oral persisten
4. Toksoplasmosis serebral
4. Infeksi saluran pernapasan atas berulan 5. Oral hairy leukoplakia
5. Kriptosporadiosis dengan diare >1 bulan
6. Tuberkulosis paru
6. Sitomegalovirus (CMV) pada organ selain hati, limpa, atau
7. Infeksi bakteri berat
kelenjar getah bening
8. Anemia tanpa sebab (<8 g/dL Hb)
7. Infeksi herpes simplek mukokutan >1 bulan
9. Neutropenia tanpa sebab
8. Leukoensefalopati multifocal progresif
(<0,5x109/L)
9. Mikosis endemic diseminata
10. Trombositopenia kronis tanpa
10. Kandidiasis esophagus, trakea, atau bronkus
sebab jelas (<50x109/L) 11. Mikobakteriosis atipik, diseminata, atau paru
12. Septikemia salmonella non-tifoid yang bersifat rekuren
13. Tuberkulosis ekstrapulmonal
14. Limfoma atau tumor pada terkait HIV, Sarkoma Kaposi,
Ensefalopati HIV, Karsinoma serviks invasive.

S TA RT U P 2 . 0
Pemeriksaan
Penunjang

ELISA (Enzyme Linked


Immunosorbent Assay)

Western Bolt

S TA RT U P 2 . 0
Tatalaksana
Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors
(NRTI)

Zidovudin (AZT) Diadonosis Stavudin Lamivudin (3TC)

• menghentikan pembentukan rantai


• Aktivitas pada HIV tipe 1 dan tipe • bekerja pada HIV tipe 1 dan 2. • menghentikan pembentukan rantai
DNA virus.
2. • per oral dosis 400 mg per hari DNA virus
• Obat ini dapat dipakai pada HIV tipe
• Dengan sediaan kapsul, dosis • efek samping diare, pakreatitis, • 80mg per hari (setiap kapsul
1, 2 dan HBV.
obat ini sebesar 100mg, 300mg, neuropati perifer. mengandung 40 mg setaip 12
• Per oral 300mg per hari (satu tablet
dan pada sirup 5mg/5mL. jam).
150mg dua kali sehari, atau satu
• Dosis perorang 600 mg per hari. • Obat ini memiliki efek samping
tablet 300mg sekali sehari)
• efeksamping anemia, neutropenia, neuropati perifer, asidosis laktat,
sakit kepala, mual. sakit kepala, mual, dan ruam.

S TA RT U P 2 . 0
Tatalaksana
Nucleoside Reverse Transcriptase
Inhibitors (NRTI)

Emtrisitabin Abakavir Tenofovir Disoproksil(TDF)

• Dosis peroral sekali sehari 200mg • Obat ini bekerja pada HIV tipe 1 • menghentikan pembentukan rantai DNA
per kapsul. dan tipe 2. virus
• efek samping paling sering adalah • Dosis per oral 600 mg per hari (2 • Dapat bekerja pada retrovirus lainnya
nyeri abdomendengan rasa tablet 300mg). dan pada HBV.
keram, diare, kelemahan otot, • efek samping mual, muntah, diare, • Dosis peroral sekali sehari 300 mg tablet.
sakit kepala, lipodistrofi. Namun reaksi hipersensitif (demam, • efek samping mual, muntah flatulens,
jarang terjadi reaksi alergi, malaise, ruam), gangguan dan diare.
asidosis laktak, mimpi buruk, gastrointestinal
paraestesia, pneumonia,
steastosis hati.

S TA RT U P 2 . 0
Tatalaksana
Non-Nucleoside Reverse
Transcriptase Inhibitors (NNRTI)

Nevirapin (NVP) Efavirenz (EFV)

Obat ini hanya bekerja pada HIV tipe Obat ini hanya bekerja pada HIV tipe
1. Dosis per oral 200 mg per hari 1. Dosis per oral 600 mg per hari
selama 14 hari pertama (satu tablet (sekali sehari tablet 600mg ,
200mg per hari), kemudian 400 mg sebaiknya sebelum tidur untuk
per hari (dua kali 200mg tablet). Obat mengurangi efek samping SSPnya).
ini memiliki efek samping ruam, Obat ini memiliki efek samping sakit
demam, fatigue, sakit kepala, kepala, pusing, mimpi buruk, sulit
somnolens, mual, dan peningkatan berkonsentrasi dan ruam.

enzim hati

S TA RT U P 2 . 0
Tatalaksana
Protease Inhibitor (PI)

Ritonavir Lopinavir Tenofovir Disoproksil(TDF)

• Obat ini bekerja pada HIV tipe 1 • Obat ini bekerja pada HIV tipe 1 • menghentikan pembentukan rantai DNA
dan 2. Dosis peroral 1200mg per dan 2. Dosis peroral 1000mg per virus
hari (6 kapsul 100mg, dua kali hari (3 kapsul 166,6mg 2kali • Dapat bekerja pada retrovirus lainnya
sehari bersama dengan sehari, setiap kapsul mengandung dan pada HBV.
makanan). Obat ini memiliki efek 133,3mg lopinavir+ 33,3mg • Dosis peroral sekali sehari 300 mg tablet.
samping mual, muntah, diare. ritonavir), diberikan bersamaan • efek samping mual, muntah flatulens,
dengan makanan. Obat ini dan diare.
memiliki efek samping mual,
muntah , peningkatan kadar
kolesterol dan trigliserida.

S TA RT U P 2 . 0
Tatalaksana
Viral Entry Inhibitor

Enfuvirtid Kombinasi 2 NRTIs + 1NNRTI:

• menghambat fusi virus ke sel TDF + 3TC + EFV


• 90mg dua kali sehari AZT + 3TC + EFV
diineksikan subkutan
AZT + 3TC + NVP
• Efeksampaing dari obati ini
adalah reaksi local seperti TDF + 3TC + NVP
nyeri, eritema, pruritus,
iritasim dan nodul/kista.

S TA RT U P 2 . 0
Diferential Diagnosis
Tuberkulosis (TB) limfadenitis
• Batuk yang berlangsung lebih dari 3
tuberkulosis
• adanya massa yang tidak nyeri
minggu
• membesar secara gradual dalam
• Demam
beberapa minggu atau bulan, dan
• berat badan turun tanpa sebab
persisten.
• keringat malam
• demam/menggigil
• senantiasa lelah
• kehilangan berat badan, atau malaise
• nafsu makan berkurang
• dahak dengan bercak darah

S TA RT U P 2 . 0
Kesimpulan
Diferential diagnosis didapatkan gejala yang serupa seperti TB demam berkeringat di malam hari,
limfangitis TB dengan penurunan berat badan merupakan gejala yang serupa dengan HIV AIDS. Namun
pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan pada bagian toraks, dan geja klinis tidak ada
batuk maupun sesak dapat menyingkirkan differential diagnosis. Ditemukan adanya kandidiasis oral dan
polip bergelombol pada daerah anus, merupakan gejala stadium 3 dari HIV AIDS. Sehingga didapatkan
hipotesis bahwa lai-laki berumur 27 tahun tersebut terinfeksi HIV AIDS dengan kandidiasis oral, perlu
dilakukan pemeriksaan penunjang berupa tes HIV untuk menguatkan hipotesis. Dan perlu dilakukan
kombinasi pengobatan segera untuk menekan pertumbuhan virus tersebut.

S TA RT U P 2 . 0
Daftar pustaka
Santoso M, et all. Buku panduan keterampilan klinik. Ed 3. Jakarta: Biro Publikasi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana. 2008. Hal 2-4
http://www.unaids.org/en/resources/fact-sheet
http://www.unaids.org/en/regionscountries/countries/indonesia
Ari S W. Ilmu penyakit dalam. Jilid II, Jakarta: Interna Medicine. 2014. h. 889-95
Jawetz, Melnick, Adelberg. Mikrobiologi kedokteran. Ed 25. Jakarta: EGC. 2012. h. 633-5
Tanto C. Kapita selekta kedokteran essentials of medicine II. Ed 4. Jakarta: Media
Aesculapius. 2014. h. 573-8
Kurnia Y. farmakoterapi aplikasi buku ajar farmakologi. Ed 1. Jakarta: departemen
farmakologi fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana. 2016. h, 49-53
Syarif A, et all. Farmakologi dan terapi. E6. Jakarta: Departemen Farmakologi dan
Terapeutik Fakultas Kedoktearn – Universitas Indonesia. 2016. h, 657-63
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin_tb.pdf
S TA RT U P 2 . 0

Anda mungkin juga menyukai