Anda di halaman 1dari 104

FISIOLOGI

SISTEM MUSCULOSKELETAL
OSTEOLOGI
Penyusun tulang :
Organik : K, Na, C, kolagen, elastis, sel tulang, …
Anorganik : Ca, P (PO4)
Fungsi tulang:
1. Proteksi : organ vital
2. Movement : alat gerak pasif, melekatnya otot
3. Support : Penegak/penyokong
4. Produksi sel darah
5. Deposit Ca dan PO4
2
Struktur tulang
Epifise :
Diafise :
Cartilago articular :
Cavum medullare :
Periosteum :
Endosteum :

3
Proses penulangan
Dimulai dr umur janin 8 minggu
1. Intramembran/endesmal
 membran, ‘ditumbuhi’ oleh sel tulang, tjd pd
os.planum dan os.irregularis.
 Hy tumbuh sd ukuran ttt
2. Intracartilaginosa/enchondral
 Semula berupa tulang rawan (cartilago), yg
pd ujung2nya mengalami penulangan mjd
tulang keras . Tjd pd os.longum dan os.breve

5
Jenis jaringan tulang
1. Compact bone
 Tulang keras
2. Spongious /cancellous bone
 Tulang yang berongga
3. Cartilago
 Tulang rawan, lunak

6
Macam tulang menurut bentuk
1. Os Longum (tulang panjang)
 co/: femur, humerus, tibia, radius, fibula, ulna, dll
2. os. Breve (tulang pendek)
 co/: ossa carpalia, ossa tarsalia, dll
3. os. Planum (tulang pipih)
 co/: frontal, parietal, occipital, dll
4. os. Irregularis (tidak beraturan)
 co/: coxae, sphenoidale, vertebra, dll
5. Os sesamoid (tulang tambahan)
 os. patella

7
Nama dan jumlah tulang
Total ada 206 buah (dewasa)
A. Skeleton axiale : 80 buah
I. Tulang kepala : 8 buah
• Frontal : 1 bh
• Parietal : 2 bh
• Occipital : 1 bh
• Temporal : 2 bh
• Sphenoidale : 1 bh
• Ethmoidale : 1bh
II. Tulang wajah : 14 buah
• Nasal : 2 bh
• Lacrimal : 2 bh
• Zygomaticum : 2 bh
• Maxilla : 2bh
• Mandibula : 1bh
• Vomer : 1 bh
• Palatum : 2 bh
• Concha Nasalis Inferior : 2 bh
III. Os. Hyoid : tulang lidah : 1 bh 8
IV. Tulang rongga dada (Cavum Thorax) : 25 bh
• Sternum : 1 bh
• Costa : 2 x 12 bh = 24 bh

V. Vertebra : 26 bh
• Cervicalis : 7 ruas
• Thoracalis : 12 ruas
• Lumbalis : 5 ruas
• Sacrum/sacralis : 1 bh (td 5 ruas yg menyatu)
• Coccygeus : 1bh (td 3-5 ruas yg menyatu)

VI. Ossicula Auditiva (tulang pendengaran) : 6 bh


• Maleus : 2 bh
• Incus : 2 bh
• Stapes : 2 bh
9
B. Skeleton Appendiculare :126 bh
I. Extremitas superior : 64 buah
a. Cingulum membri superior (gelang bahu) : 4bh
• Clavicula : 2 bh
• Scapula : 2 bh
b. Pars liberi membri superior : 60 bh
• Humerus : 2 bh
• Radius : 2 bh
• Ulna : 2 bh
• Carpal : 2 x 8 = 16 bh
(naviculare, lunatum,triquetrum, pisiforme,
trapezium, trapezoid, capitatum, hamatum)
• Metacarpal : 2 x 5 = 10 bh
• Phalanges : 2 x 14 = 28 buah
10
II. Extremitas Inferior : 62 bh
a. Coxae (gelang panggul) : 2 bh
td : os. illii/ilium; os.ischii/ischium, os pubis

b.Pars liberi membri superior : 60 bh


• Femur : 2bh
• Patella : 2 bh
• Tibia : 2 bh
• Fibula : 2 bh
• Tarsal : 2 x 7 bh = 14 bh
(talus, calcaneus, naviculare, cuneiforme I, cuneiforme II,
cuneiforme III, cuboid)
• Metatarsal : 2 x 5bh = 10bh
• Phalanges : 2 x 14bh = 28 bh

Created by Hasty Widyastari 11


Created by Hasty Widyastari 12
Created by Hasty Widyastari 13
ARTICULATIO
(PERSENDIAN)
DEFINISI
• Sendi Adalah hubungan antar tulang.

• Terjadi saat permukaan dari dua/lebih tulang


bertemu, adanya pergerakan atau tidak
tergantung pada sambungannya

15
AXIS (Sumbu Gerak Sendi)
 Axis selalu tegak lurus dengan Bidang
1. Axis Vertikal / Longitudinal
(tegak lurus bidang horizontal)

2. Axis Transversal
(tegak lurus bidang sagital)

3. Axis Sagital
(tegak lurus bidang frontal) 16
PENAMAAN SENDI :
I. Secara Umum : Berdasar nama tulang pembentuk
sendinya
contoh : Articulatio Radio-ulnaris
Articulatio Atlanto-axialis
Articulatio Temporo-Mandibularis

II. Nama Khusus (pada sendi tertentu)


contoh : Articulatio Genu (sendi Lutut)
Articulatio Cubiti (sendi Siku)
Articulatio Coxae (sendi Panggul)
Articulatio Humeri (humero-scapular) 17
KLASIFIKASI
A. Berdasar jumlah tulang pembentuk

B. Berdasar jumlah axis

C. Berdasar struktur

D. Berdasar fungsional

18
A. Jumlah tulang pembentuk
1. Articulatio Simplex
(hanya 2 tulang yang membentuk sendi)

2. Articulatio Composita
(lebih dari 2 tulang pembentuk sendi)

19
B. Jumlah Axis
1. Non axial
(tidak punya axis/tidak bisa bergerak)
2. Uniaxial
(1 sumbu gerak/axis)
3. Biaxial
(2 sumbu gerak/axis)
4. Multi/Polyaxial
(3 sumbu gerak/axis)
20
C. Klasifikasi Struktural
1. Fibrosa
tidak punya rongga sendi, diperkokoh
dengan jar. Ikat fibrosa
2. Cartilago
tidak punya rongga sendi, diperkokoh
dengan jar. Ikat cartilago
3. Synovial
Memiliki rongga sendi, diperkokoh dengan
kapsul dan ligamen artikular pembungkusnya

21
D. Klasifikasi Fungsional
I. Sinarthrosis
(sendi mati)
II. Amphiarthrosis
(sendi dengan pergerakan terbatas)
III. Diarthrosis
(sendi dengan gerak luas, sendi synovial)

22
I. Sinarthrosis
Dibungkus dengan jar.ikat fibrosa atau cartilago
a. Sutura,
dihubungkan dengan jar. ikat fibrosa, hanya
terdapat pada tengkorak.
Contoh : sutura coronal, sutura sagitalis
b. Sinchondrosis,
dihubungkan dengan cartilago hialin,
bukan merupakan sendi yg sebenarnya krn
hanya dalam 1 tulang
contoh : antara epifise-diafise os.longum 23
Contoh Sinarthrosis :
Sinchondrosis
Sutura
II. Amphiarthrosis
a. Simphisis,
dihubungkan dengan discus cartilago, dengan sedikit
gerakan
contoh : simphisis pubis,
discus intervertebralis
b. Sindesmosis,
dihubungkan dg jar. ikat kolagen
contoh : membran interosseus radius-ulna; tibia-fibula
c. Gomphosis,
tulang yg berbentuk kerucut masuk dengan pas dlm
kantong tulang seperti pada gigi yang tertanam pada
tulang rahang 25
Contoh Amphiarthrosis :
Membran Interosseus
Discus Intervertebralis

Simphisis Pubis
III. Diarthrosis
Ciri khas :
1. Lapisan terluar berupa kapsul sendi dari jar. ikat
fibrosa
2. Punya ligamen, yang merupakan penebalan kapsul
sendi
3. Lapisan dalam tdp membran synovial yang
mensekresi cairan synovial
4. Cairan synovial berfungsi sbg pelumas dan nutrisi pd
jaringan sendi
5. Pada beberapa sendi tdp discus articular (meniscus)
fibrocartilago, contoh pd sendi lutut yang berfungsi
untuk mempermudah gerakan
6. Memiliki Bursa yang merupakan kantong tertutup
27
yang dilapisi membran synovial terletak diluar rongga
sendi
Struktur Sendi

28
Klasifikasi Sendi Diarthrosis
1. Articulatio Spheroidea (bola-mangkok)
2. Articulatio Ginglymus (engsel)
3. Articulatio Trochoidea (pivot joint)
4. Articulatio Ellipsoidea (Condylaris)
5. Articulatio Sellaris/Solaris (pelana)
6. Articulatio Plana/Arthrodea (datar/meluncur)

29
1. Spheroidea (ball and socket)
• Punya 3 axis (multiaxial)
• Tulang dengan kepala bulat masuk kedalam
rongga tulang berbentuk mangkok
• Contoh : articulatio coxae, articulatio humeri

30
Contoh :
Articulatio Coxae
Articulatio Humeroscapular
2. Ginglymus (Hinge)
• Uniaxial, pada axis transversal
• Permukaan konvex pd tulang masuk pd
permukaan konkaf tulang kedua
• Contoh : articulatio cubiti, articulatio genu,
articulatio interphalanges

32
Contoh :
Articulatio Genu
Articulatio Cubiti
3. Trochoidea (pivot joint)
• Uniaxial, pada axis transversal
• Tulang bentuk kerucut masuk pada cekungan tulang
kedua, dapat berputar/ rotasi (seperti mata bor)
• Contoh : articulatio atlanto-axialis,
articulatio radio-ulnaris proximal

34
Contoh :
Articulatio Atlanto Axialis Articulatio Radio ulnaris
4. Ellipsoidea (Condylaris)
• Biaxial, pada axis sagital dan transversal
• Td sebuah condylus oval yg masuk dengan pas
pada rongga tulang berbentuk ellips,
memungkinkan gerak kedua arah di sudut
kanan setiap tulang
• Contoh : articulatio atlanto-occipitalis,
articulatio radio-carpal

36
Contoh :

Articulatio Atlanto Occipitalis Articulatio Radiocarpal


5. Sellaris/Solaris (saddle joint)
• Biaxial pada axis sagital dan transversal
• Permukaan tulang yang bersendi punya sisi
konkaf dan sisi lainnya konvex, sehingga tulang
tsb akan masuk pd permukaan tulang kedua yang
bentuk konkaf-konvexnya pd sisi berlawanan,
seperti 2 pelana yang saling menyatu
• Contoh : Articulatio carpo-metacarpal I (hanya 1
buah pd tubuh kita yg merupakan articulatio
sellaris sejati)
38
Articulatio carpo Metacarpal I
6. Arthrodea/Plana
• Nonaxial
• Kedua permukaan tulang yang bersendi datar,
sehingga hanya sedikit gerakan berupa gerak
meluncur/menggeser
• Contoh : Articulatio intercarpalis, Articulatio
intertarsalis, Articulatio intervertebralis.

40
Contoh :
Intercarpal
Intervertebralis

Intertarsal
Gambar persendian lainnya :

Metacarpo phalanges Interphalanges


Sternoclavicular
Acromioclavicular
Sendi di tulang belakang Temporomandibular
PERGERAKAN SENDI SYNOVIAL
1. Flexi – Extensi, gerak pd Axis Transversal

Flexi : memperkecil sudut,


Extensi : memperbesar sudut
Lateroflexi (flexi ke lateral)
Medioflexi (flexi ke medial)
Hiperextensi (extensi berlebih, >180o)
Hiperflexi (flexi berlebih)
Dorsoflexi-Plantarflexi
45
2. Abduksi – Adduksi;
Gerak pada Axis Sagital
Abduksi : menjauhi garis medial,
Adduksi : mendekati garis medial
(kembali dari posisi abduksi)
Oposisi : gerakan jempol tangan menyentuh ujung
jari lainnya

3. Rotasi, gerak pada Axis Vertikal


Pronasi :rotasi medial lengan bawah
Supinasi :rotasi lateral lengan bawah
Circumduksi (rotasi 360o)
Endorotasi: Rotasi ke arah dalam
Exorotasi : Rotasi ke arah luar 46
4. Inversi – Eversi
Inversi : pergelangan kaki/tangan kedalam
Eversi : pergelangan kaki/tangan keluar

5. Protraksi – Retraksi
Protraksi : memajukan bag tubuh
Retraksi : menarik bag tubuh ke belakang

6. Elevasi – Depresi
Elevasi : gerakan struktur ke arah superior
Depresi : gerakan struktur ke inferior
47
Gerakan anggota gerak atas

48
Gerakan pada anggota gerak bawah
DAFTAR PERSENDIAN
SENDI DI DAERAH KEPALA-WAJAH, VERTEBRA, RONGGA DADA

NAMA TULANG PEMBENTUK JENIS


NO GERAKAN
ARTICULATIO SENDI ARTICULATIO
1 Sutura coronal Frontal-Parietal Sinarthrosis Sutura tidak ada
2 Sutura sagitalis Parietal Dextra+sinistra Sinarthrosis Sutura tidak ada
3 Sutura squamosa Parietal-Temporal Sinarthrosis Sutura tidak ada
4 Sutura lambdoidea Parietal-Occipital Sinarthrosis Sutura tidak ada
5 Temporo mandibularis Temporal-Mandibula Ellipsoidea Elevasi-Depresi mandibula
Protraksi-retraksi
6 Atlanto-occipitalis Occipital-Atlas (C1) Ellipsoidea Flexi-extensi-lateroflexi
7 Atlanto-axialis Atlas (C1)-Axis (C2) Trochoidea Rotasi
8 Intervertebralis vertebra Arthrodea geser/luncur
(scr fungsional bersama) vertebra (scr bersama) Flexi-extensi-lateroflexi
9 Discus intervertebralis vertebra Simphisis tidak ada
10 Lumbosakralis Lumbal-Sacrum Ellipsoidea Flexi-extensi-lateroflexi
sedikit rotasi
11 Processus alveolaris dentis Processus aveolaris gigi Gomphosis tidak ada
dengan maxilla/mandibula
12 Costo-vertebralis Costa-vertebra thorax Arthrodea Meluncur/geser
13 Sterno-Costalis Sternum-costa 1-7 Arthrodea Meluncur/geser
SENDI ANGGOTA GERAK ATAS

NAMA TULANG PEMBENTUK JENIS


NO GERAKAN
ARTICULATIO SENDI ARTICULATIO
1 Sterno-clavicularis Sternum-clavicula Arthrodea elevasi-depresi bahu
Acromio-clavicularis Scapula-clavicula Arthrodea (secara bersama-sama)
2 Humeri (humero-scapularis) Scapula-humerus Spheroidea flexi-extensi, circumduksi,
abduksi-adduksi,
endorotasi-exorotasi
3 Cubiti Humerus-Radius-Ulna Ginglymus flexi-extensi lengan bwh
4 Radio-ulnaris proximal Radius-Ulna Trochoidea Pronasi-supinasi
Radio-ulnaris distal (secara bersama-sama)
5 Membran interossea Membran jaringan ikat Sindesmosis tidak ada
radio-ulnaris
6 Radio-carpal Radius-Ulna-Carpal Ellipsoidea flexi-extensi,
abduksi-adduksi
7 Intercarpalia Carpal Arthrodea meluncur/geser
8 Carpo-Metacarpal I Carpal-Metacarpal I Solaris Flexi-extensi, oposisi,
abduksi-adduksi ibu jari
9 Carpo-Metacarpal II-V Carpal-Metacarpal II-V Arthrodea meluncur/geser
10 Intermetacarpal Basis Metacarpal Arthrodea meluncur/geser
11 Metacarpo-Phalangeal Metacarpal-Phalanges Ellipsoidea flexi-extensi,
abduksi-adduksi
12 Interphalangeal Phalanges Ginglymus flexi-extensi
SENDI ANGGOTA GERAK BAWAH

NAMA TULANG PEMBENTUK JENIS


NO GERAKAN
ARTICULATIO SENDI ARTICULATIO
1 Simphisis pubis Pubis dextra-sinistra Simphisis tidak ada
2 Sacro-illiaca Sacrum-illium Arthrodea tidak ada
3 Coxae Acetabulum Coxae- Spheroidea Flexi-extensi, Circumduksi,
Caput femur Abduksi-adduksi,
Endorotasi-exorotasi
4 Genu Femur-Patella-Tibia Ginglymus Flexi-extensi
5 Tibio-Fibularis proximal Tibia-fibula Arthrodea tidak ada
Tibio-fibularis distal
6 Membran interossea membran jaringan ikat Sindesmosis tidak ada
Tibio-fibularis
7 Talo-cruralis Talus-Tibia-Fibula Ginglymus Plantarflexi-dorsoflexi
8 Intertarsalia Tarsal Arthrodea meluncur/geser
9 Talo-calcaneus Talus-Calcaneus Arthrodea mengayun
10 Mediotarsal/subtaloid Talus-Naviculare Arthrodea Inversi-Eversi
Calcaneus-Cuboid Arthrodea Inversi-Eversi
11 Tarso-Metatarsal Tarsal-Metatarsal Arthrodea meluncur/geser
12 Intermetatarsal Basis Metatarsal Arthrodea meluncur/geser
13 Metatarso-Phalangeal Metacarpal-Phalanges Ellipsoidea flexi-extensi,
abduksi-adduksi
14 Interphalangeal Phalanges Ginglymus flexi-extensi
FISIOLOGI OTOT
Fungsi dan Karakteristik Otot
KARAKTERISTIK
FUNGSI OTOT
1. Exitability :
1. Movement (gerak) menerima/merespon
2. Pembentuk Postur rangsang dr syaraf
3. Menstabilkan sendi 2. Contractility : dapat
memendek waktu
4. Produksi Panas berkontraksi
3. Extensibility : dapat
memanjang
4. Elasticity : dapat kembali
ke panjang semula setelah
memanjang/memendek

created by Hasty Widyastari 56


Klasifikasi Otot
1. Otot polos / involunter
2. Otot lurik/rangka/volunter/seran lintang
3. Otot jantung

57
Perbedaan Otot Rangka, Polos, Jantung
OTOT RANGKA OTOT POLOS OTOT JANTUNG
Lokasi Melekat pd tulang Pada organ dalam Di Jantung
dan pembuluh
darah
Fungsi Alat Gerak Kontraksi organ Memompa darah
dalam
dan pembuluh
darah
Bentuk sel Silindris Spindel Silindris,
bercabang-cabang
Garis gelap terang Ada Tidak ada (polos) Ada
Jumlah nukleus Banyak, ditepi 1 (satu), ditengah 1 (satu), ditepi
Kontrol Volunter Involunter Involunter
Kontraksi Cepat, kuat, Lamban, tahan Kuat, berirama,
mudah lelah lama tahan lama

created by Hasty Widyastari 58


Perlekatan otot rangka (tendon/tendo)
1. Origo/punctum fixum
 Titik perlekatan otot pd rangka, dimana letaknya
relatif tetap saat terjadinya kontraksi, biasanya
(tdk selalu) diujung proximal

2. Insertio/puctum mobile
 Titik perlekatan otot pd rangka, dimana letaknya
berubah saat terjadinya kontraksi/gerakan,
biasanya (tdk selalu) diujung distal
59
Penyusunan tendon otot
1. Otot paralel; fasiculus otot tersusun paralel thd axis
longitudinal, seperti pita
Contoh : m. sartorius

2. Otot penniform; fasiculus tersusun spt bulu burung di


sepanjang sisi tendon otot
a. Unipenniform; fasiculus di salah satu sisi tendon
(setengah bulu burung)
Contoh :m. semimembranosus
b. Bipenniform; fasiculus di dua sisi tendon
Contoh : m. rectus femoris
c. Multipenniform; fasiculus menyatu pd banyak tendon
(spt kipas)
60
Contoh : m.deltoideus
Otot sebagai pengungkit
Tulang sbg pengungkit;
sendi sbg fulcrum (titik tumpu),
otot sbg kekuatan (power) utk memindah beban
Ada 3 tipe pengungkit :
1. Pengungkit tipe I;
fulcrum diantara kekuatan dan beban
2. Pengungkit tipe II;
beban diantara fulcrum dan tenaga
3. Pengungkit tipe III;
tenaga diantara fulcrum dan beban
61
Otot sebagai penggerak
1. Agonis (penggerak utama)
2. Sinergis/Fixator; membantu penggerak utama,
dengan berkontraksi pd waktu bersamaan dg
agonis atau menstabilkan (fixasi) suatu bagian
3. Antagonis; aksinya berlawanan dg agonis shg
otot antagonis akan berelaxasi saat agonis
kontraksi
OTOT AKAN BERGANTIAN MENJADI AGONIS,
SINERGIS ATAU ANTAGONIS TERGANTUNG
GERAK YANG DILAKUKAN 62
CONTOH
Gerak : Gerak :
Flexi Antebrachium Extensi Antebrachium
• Agonis : • Agonis :
m.Biceps brachii m.Triceps Brachii
• Sinergis : m.Brachialis; • Sinergis : m.Anconeus
m.Brachioradialis • Antagonis :
• Antagonis : m.Biceps brachii;
m.Triceps Brachii m.Brachialis;
m.Brachioradialis

63
Penamaan Otot
1. Berdasar bentuk;
Co/ : m. trapezius  btk trapezium
m. rhomboideus mayor  jajaran genjang
m. orbicularis oris  lingkaran
2. Berdasar Lokasi;
Co/ : m. tibialis anterior  di tibia depan
m. latissimus dorsi  di punggung
m. gluteus medius  di bokong
64
3. Berdasar arah serabut;
Co/: m. rectus femoris  serabut tegak
m. obliquus abdominis  serabut miring
m. transversus abdominis  datar

4. Berdasar aksi/gerakan;
Co/: m.Flexor hallucis longus  flexi jempol kaki
m. adductor longus  adduksi
m. levator scapula  elevasi scapula
m. pronator teres  pronasi
65
5. Ukuran otot;
Co/: longus (=panjang) m. palmaris longus
brevis (=pendek)m. adductor brevis
mayor (=besar) m. teres mayor
magnus (=besar) m. adductor magnus
maximus (=besar)  m. gluteus maximus
minor (=kecil)  m. rhomboideus minor
minimus (kecil)  m. gluteus minimus
66
6. Jumlah divisi pada origo;
Co/: biceps (=2 origo)  m. biceps femoris
triceps (=3 origo)  m. triceps brachii

7. Titik perlekatan otot


co/: m.sternocleidomastoideus
(pd sternum, clavicula, dan mastoid)
m. coracobrachialis
(pd processus coracoid scapula dan
brachium)
67
PATOKAN KERJA OTOT
1. Otot selalu menggerakkan segmen
dibawahnya, misalnya :
• otot paha akan menggerakkan tungkai bwh;
• otot bahu akan menggerakkan lengan atas
2. Otot-otot yang lokasi saling berlawanan
kerjanya antagonis
co/: otot lengan sisi depan : loge flexor;
otot lengan sisi belakang : loge extensor
Struktur Otot

created by Hasty Widyastari 69


Struktur Otot
• Fascia : pembungkus otot paling luar
• Epimisium : lap pembungkus otot bag luar
• Perimisium : lap pembungkus otot bag tengah
• Endomisium : lap pembungkus otot bag dalam
• Tendo : tempat perlekatan otot pd tulang, td
Origo dan Insertio
• Fasciculus : sekumpulan serabut otot
• Myofibril (muscle fiber): serabut otot terkecil
• Myofilamen : protein otot penyusun myofibril, td
aktin dan myosin

created by Hasty Widyastari 70


Struktur Myofibril Otot

created by Hasty Widyastari 71


Struktur Sarkomer
• Pita A (anisotropic band) :
garis gelap, berisi aktin dan myosin
• Pita I (isotropic band) : garis terang, berisi aktin
• Garis Z : utk menahan aktin tetap menyatu sepanjang
miofibril, terbentuk dr protein penunjang
• Sarkomer : jarak antara garis Z ke garis Z berikutnya,
mrpk kesatuan fungsional terkecil otot
• Zona H : Area yg sedikit lebih terang pada pita A, berisi
miosin
• Garis M : membagi pertengahan zona H

created by Hasty Widyastari 72


Struktur Aktin dan Myosin
Struktur Aktin Struktur Myosin

created by Hasty Widyastari 73


Struktur Myofibril
Myofibril tersusun dr :
1. Myofilamen tebal (protein Myosin) :
td : Myosin rantai panjang (Heavy Meromyosin)
Myosin rantai pendek (Light Meromyosin)
2. Myofilamen tipis (protein Aktin) :
td : G-Aktin fibrosa
Tropomiosin
Troponin : Troponin C : mengikat Ca++
Troponin I : Inhibitory
Troponin T : mengikat tropomiosin
created by Hasty Widyastari 74
Mekanisme Kontraksi Otot
(Teori Sliding Filamen)
 Keadaan Rest (awal) :
• Ca++ disimpan dalam Tubulus T di Retikulum Sarkoplasma
• Troponin I menutupi ‘active site’ aktin (= tempat akan
terjadinya perikatan antara aktin-myosin)
• ATP masih tersimpan di kepala myosin

 Syarat kontraksi otot :


1. Ada impuls dr syaraf yg sampai ke otot
2. Ada ion Ca++
(yg disimpan di Reticulum Sarkoplasma)
3. Ada energi berupa ATP

created by Hasty Widyastari 75


Tahap Kontraksi :
• Impuls dr ujung syaraf akan diteruskan oleh
Acetilcholine utk menuju otot
• Impuls menyebar ke seluruh bag otot, sampai ke
Tubulus T dlm Reticulum Sarkoplasma
• Ca++ dilepas oleh Reticulum Sarkoplasma
• Ca++ akan berikatan dgn Tp.C shg menggeser Tp.I
yg menutupi active site  active site terbuka
• Kepala Myosin akan menempel pd active site di
aktin (membentuk crossbridge)
• ATP dilepas oleh myosin, dan terhidrolisis oleh
enzim Myosin ATP-ase shg : ATP  ADP+Pi
• Kepala myosin menarik aktin, sarkomer
memendek, zona H hilang (otot berkontraksi)
created by Hasty Widyastari 76
Skema Sarkomer yg relax (gamb atas)
dibandingkan yg berkontraksi (gamb bawah)

created by Hasty Widyastari 77


Tahap Pengisian Muatan (Reload)
• ATP habis
• Ikatan Aktin-Myosin (crossbridge) yg lama
terlepas
• Myosin mencari tempat perikatan (pd aktin)yg
baru, yg masih ada ATP nya
• Terbentuk crossbridge baru
• ATP dilepas dan terhidrolisis
• Terjadi kontraksi lagi, dst

created by Hasty Widyastari 78


Tahap Relaxasi Otot
• Impuls dari syaraf berhenti, Acetil choline
ditarik masuk ke ujung syaraf  tidak ada
impuls yg sampai ke otot
• Ca++ akan ditarik kembali masuk Reticulum
Sarcoplasma
• Ikatan Ca++ dgn Tp.C lepas shg Tp.I menutupi
active site lagi
• Ikatan Aktin-Myosin (crossbridge) lepas
• ATP kembali masuk ke myosin, reaksinya :
ADP+Pi  ATP
created by Hasty Widyastari 79
Gambaran Skematik tahap kontraksi Otot

80
created by Hasty Widyastari
created by Hasty Widyastari 81
Skema penggunaan nutrisi utk energi

82
created by Hasty Widyastari
Sumber Energi Untuk Kontraksi
1. Creatin Phosphate
• Langsung tersedia scr
cepat krn disimpan dlm
otot
• Reaksinya : CP + ADP
(dibantu enzim Creatine
Fosfokinase) ↔ Creatine
+ ATP
• Habis dlm waktu 10 detik,
utk kegiatan yg bersifat
daya ledak/kecepatan

created by Hasty Widyastari 83


2. Glycolysis Anaerob
• Berlangsung cepat, tp tdk efisien
• Mengubah molk Glukosa/glikogen  2 molk
Piruvat
• Menghasilkan 2 ATP per mol Glukosa
• Jika O2 tdk cukup maka piruvat akan diubah mjd
Asam Laktat (reaksi bolak-balik)
• Asam Laktat akan dibawa keluar otot utk
menuju ke hati utk disintesis lagi mjd Glukosa jk
O2 memenuhi
• Jk O2 mencukupi maka Piruvat akan masuk ke
Siklus Krebs utk proses Glycolysis Aerob

created by Hasty Widyastari 84


Skema Mekanisme Glycolysis

created by Hasty Widyastari 85


86
created by Hasty Widyastari
Skema Reaksi Glicolysis Anaerob
3. Glycolysis Aerobic
• Asam Piruvat yg terbentuk saat glycolysis aerob
jika O2 mencukupi akan masuk ke Mitokondria
shg terjadi oksidasi menjadi Acetil coenzim-A 
masuk ke Siklus Krebs
• Energi yg dihasilkan 36 mol ATP per mol Glukosa
• Reaksi berlangsung lambat dan efisien, cocok utk
aktivitas aerobik jangka panjang

Total ATP dr glycolysis (bahan Glucosa) :


= 2 ATP (anaerob)+36 ATP (aerob)
= 38 ATP

created by Hasty Widyastari 87


Skema Glycolysis Aerob

created by Hasty Widyastari 88


Siklus Krebs

created by Hasty Widyastari 89


Produksi ATP dari Glikolisis :
1. Reaksi NAD  NADH + H+ menghasilkan 3 ATP
per mol NADH, kemudian masuk dlm sistem
transpor elektron di mitokondria;
(½ O2 + 2 e + 3 ADP + 3 P  H2O + 3 ATP)
Tjd pada reaksi :
a. ANAEROB : Fosfogliseraldehid  Difosfogliserat
b. Piruvat  Asetil Co-A
c. Isositrat  Oksalosuksinat
d. ᾳ Ketoglutarat  Suksinil Co-A
e. Malat  Oksaloacetat
Krn ada 2 mol NADH per reaksi dan ada 5 reaksi,
maka total ATP yg dihasilkan 2x5x3 = 30 ATP
created by Hasty Widyastari 90
2. Reaksi FAD  FADH2 menghasilkan 2 ATP per
mol FADH2, masuk dlm sistem transpor elektron
di mitokondria.
tjd pada reaksi : Suksinat  Fumarat
Krn ada 2 mol FADH2 maka total ATP 2x2 = 4 ATP
3. Reaksi GTP  GDP, menghasilkan 1 ATP per mol
GDP
tjd pd reaksi : Suksinil Co-A  Suksinat
Krn ada 2 mol GTP maka total ATP 1x2=2 ATP

Jadi Total ATP nya : 30 + 4 + 2 = 36 ATP


Ditambah 2 ATP dari Glikolisis Anaerob, jd total
produksi ATP dari proses Glikolisis = 38 ATP
created by Hasty Widyastari 91
Pembentukan ATP per proses reaksi :
• Glikolisis Anaerob : 2 ATP
• Glikolisis Aerob : 38 ATP
Terdiri dari proses :
1. Glikolisis : 2 ATP
2. Siklus Krebs : 2 ATP
3. Transpor Elektron : 34 ATP

created by Hasty Widyastari 92


Produksi ATP dari Lemak
Reaksi :
Trigliserid + 3 H2O  Gliserol + 3 asam lemak
Gliserol akan mengalami glikolisis + siklus Krebs
shg menghasilkan 22 ATP
3 molekul dari 18 atom C asam Lemak akan
mengalami Reaksi Beta Oksidasi + Siklus Krebs
sehingga menghasilkan 3 x 147 = 441 ATP
Total ATP yg dihasilkan 22 + 441 = 463 ATP

created by Hasty Widyastari 93


Skema reaksi :

created by Hasty Widyastari 94


Produksi ATP dari Protein
• Secara umum, Protein tidak digunakan sebagai
sumber energi kecuali dalam keadaan Puasa
dan Kelaparan. (INGAT : Fungsi Protein)
• Protein hanya memberikan sedikit sumbangan
dalam produksi ATP selama latihan, kecuali
orang tsb selama latihan juga berpuasa, atau
intake KH dr makanan sangat sedikit.

created by Hasty Widyastari 95


Jenis Kontraksi Otot
A. Konsentrik : otot memendek saat berkontraksi
1.Isometrik (iso=sama; metrik=panjang)
• Kontraksi dimana panjang otot tetap, tonus otot berubah
• contoh : menahan beban, menyangga, bergantung

2. Isotonik (iso=sama; tonik=tonus)


• Kontraksi dimana tonus otot tetap, tapi panjang otot berubah
• contoh : mengangkat/memindahkan beban

B. Eksentrik : otot memanjang saat berkontraksi


contoh : kontraksi pada otot antagonis
(jika biceps kontraksi memendek, triseps akan kontraksi memanjang)

CATATAN : TIDAK SATUPUN GERAKAN DITUBUH YANG MURNI


ISOMETRIK/ISOTONIK/EKSENTRIK

created by Hasty Widyastari 96


Karakteristik Kontraksi Otot Rangka
• Motor Unit : 1 bh neuron dgn bbrp myofibril
yg disyarafinya
• Kontraksi 1 motor unit akan ‘mematuhi’
Hukum All or None, krn menerima stimulus yg
besarnya sama disaat bersamaan.
• Tapi kontraksi pd seluruh serabut otot akan
menunjukkan variasi kekuatan kontraksi
• Kekuatan kontraksi akan menurun dgn adanya
kelelahan, kekurangan nutrisi dan O2
created by Hasty Widyastari 97
Kelelahan Otot
1. Syaraf Pusat dan Neuromuscular junction :
co/: Bosan, Motivasi/semangat, Kualitas tidur
jelek, Aliran darah ke otak terganggu,
Depresi, Keracunan, pengaruh Alkohol dll
2. Otot Lokal
co/ : persediaan Glikogen di otot dan hepar
habis, O2 otot kurang, timbunan laktat yg tdk
bs dimobilisasi, ATP otot habis
3. Faktor lain : dehidrasi. Suhu tinggi/rendah,
suhu tubuh yg meningkat, kadar O2
98
Muscle Twitch (kedutan otot)
Respon otot thd ambang (threshold) stimulus
tunggal
Fase-fasenya : Lag ; contraction; relaxation
Jika stimulus kedua diberikan saat fase relaxasi,
maka twitch yg terjadi akan lebih besar, jk
stimulus diberikan terus menerus maka fase
relaxasi akan mjd makin pendek. Akibatnya
fase relaxasi bs menghilang dan tjd kontraksi
yg berkelanjutan.
Hal ini disebut dengan Tetany

99
Skema
Muscle Twitch Tetany

100
Summation (gabungan kedutan)
1. Multiple Motor Unit summation 2. Multiple wave Summation
 Stimulus yg lebih besar akan Gabungan kedutan akibat stimulasi
mempengaruhi lebih banyak berulang.
motor unit untuk ikut
berkontraksi. Krn stimulasi berulang yg rapat akan
 Shg meningkatkan kekuatan menghasilkan kontraksi yg berkelanjutan dgn
kontraksi kekuatan yg lebih besar drpd kontraksi yg
diperoleh dr stimulus tunggal dgn intensitas yg
sama

101
Treppe (efek anak tangga)
 Peningkatan kekuatan
kontraksi otot pada otot yg
beristirahat lama karena
diberikannya stimulus
tingkat menengah secara
terus-menerus.
 Sehingga kekuatan awal
kontraksi akan lebih lemah
dibanding kontraksi yg
terus-menerus berikutnya.
Peningkatan kekuatan
kontraksinya spt anak
tangga.

102
Jenis Serabut Otot
1. White Fibers (otot putih) 2. Red Fibers (otot merah)
• Fast twitch • Slow twitch
• Diameter besar, untuk ‘speed and • Diameter kecil, cocok utk
strength’. endurance (daya tahan).
• Sistem energi :phosphagen • Sistem energi : aerobic
system dan glycolysis-lactic acid metabolism.
(anaerob).
• Menggunakan lemak sebaik
• Menyimpan glycogen untuk penggunaan glucose.
dikonversi ke glucose.
• Sedikit menyimpan glycogen
• Pembuluh darah lebih sedikit.
• Banyak tdp pembuluh darah dan
• Myoglobin sedikit, bahkan tdk myoglobin, yg menimbulkan
ada warna kemerahan pada otot

3. Intermediate Fibers (serabut pertengahan)


Kadang disebut "fast twitch red",
 Serabut otot jenis ini bekerja cepat, namun sistem energinya secara
aerobik, dan lebih memiliki daya tahan drpd serabut otot putih.
103
Jenis serabut otot (lanjutan)
Sebagian besar serabut otot merupakan kombinasi dari
ketiga tipe diatas.
Tipe serabut otot seseorang tidak dapat dibentuk dengan
latihan, karena mungkin terkait secara genetik (jumlah
atau % nya)
Latihan tidak dapat mengubah jumlah (%) serabut otot.
Latihan hanya dapat merubah ukuran serabut, dan
kapasitas otot
Namun pada beberapa kejadian membuktikan, yang lebih
penting adalah tingkat kematangan sistem otot yang
menekankan pada suatu aktivitas khusus dapat
mempengaruhi perkembangan otot (besar ukuran
serabut) tersebut.
104

Anda mungkin juga menyukai