Anda di halaman 1dari 14

KEMITRAAN BIDAN DENGAN

DUKUN

)
A. Pengertian
Kemitraan bidan dengan dukun adalah suatu
bentuk kerjasama bidan dengan dukun yang saling
menguntungkan dengan prinsip keterbukaan,
kesetaraan, dan kepercayaan dalam upaya untuk
menyelamatkan ibu dan dayi, dengan menempatkan bidan
sebagai penolong persalinan dan mengalihfungsikan
dukun dari penolong persalinan menjadi mitra dalam
merawat ibu dan bayi pada masa nifas, berdasarkan
kesepakatan yang telah dibuat antara keduanya serta
melibatkan seluruh elemen masyarakat yang ada.
 Pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis seringkali
dilakukan oleh seorang dukun beranak, dukun bersalin, atau
peraji. Pekerjaan ini biasa dilakukan oleh seorang wanita
berumur 40 tahun ke atas (Prawirohardjo, 2005).

 Profesi ini menolong proses persalinan seseorang, merawat


bayi mulai dari memandikan, menggendong, belajar
berkomunikasi, dsb. Dukun bayi biasanya juga melakukan
proses pendampingan yang berjalan sampai bayi berumur 2
tahunan. Tetapi pendampingan yang sifatnya rutin sekitar 7-
10 hari pasca melahirkan.
B. Cara-cara yang digunakan oleh para dukun bayi

Tak berbeda dengan seorang bidan, dukun


beranak melakukan pemeriksan kehamilan dengan
palpasi. Di bidan, perempuan yang mengandung datang
ke tempat praktik bidan untuk berkonsultasi.
Sedangkan dukun berkeliling dari pintu ke pintu
untuk memeriksa ibu hamil. Sejak usia 7 bulan
kontrol dilakukan lebih sering. Dukun menjaga jika
ada gangguan, baik fisik maupun non fisik terhadap
ibu dan janinnya. Agar janin lahir normal, dukun
biasa melakukan perubahan posisi janin dalam
kandungan dengan cara pemutaran perut (diurut-urut)
disertai doa.
 Ketika usia kandungan 4 bulan, dukun melakukan
upacara tasyakuran menurut mereka janin mulai
memiliki roh. Hal itu terasa pada perut ibu bagian
kanan ada gerakan halus. Pada usia kandungan 7
bula, dukun melakukan upacara tingkeban.
Katanya janin mulai bergerak meninggalkan alam
rahim menuju alam dunia, melalui kelahiran. Calon
ibu mendapatkan perawatan khusus, selain
perutnya dielus-elus, badannya juga dipijat-pijat,
dari ujung kepala sampai ujung kaki. Malah disisir
dan dibedaki agar ibu hamil tetap cantik meskipun
perutnya makin lama makin besar.
C. Faktor-faktor penyebab mengapa masyarakat lebih
memilih dukun bayi daripada bidan

1. kemiskinan, Biaya pelayanan persalinan di bidan lebih


besar daripada penghasilan RT miskin dalam satu bulan, dan
harus dibayar tunai.

2. Masih langkanya tenaga bidan di daerah-daerah


pedalaman, sekarang dukun di kota semakin berkurang meskipun
sebetulnya belum punah sama sekali, bahkan di sebagian besar
kabupaten dukun bayi masih eksis dan dominan.

3. kultur budaya masyarakat, Rasa takut masuk rumah sakit


masih melekat pada sebagian kaum perempuan.

4. bidan desa kurang pro aktif,


4. Bidan desa kurang pro aktif,
Hal yang melatarbelakangi :
a. Calon bidan desa usianya terlalu muda,
kebanyakan belum menikah
b. Pendidikan bidan desa (1 tahun) tidak cukup
untuk melatih bidan muda menolong
persalinan sendiri
c. Pendidikan di kota memberikan dampak
bahwa bidan desa lebih menyukai
kehidupan di perkotaan daripada tempt
terpencil di desa.
D. Masalah yang dapat ditimbulkan apabila persalinan
ditolong oleh ibu bayi

Masalah yang ditimbulkan bila persalinan ditolong


oleh selain tenaga medis cenderung tinggi akibat
pertolongan persalinan tanpa tenaga dan fasilitas
memadai. Karena persalinan masih ditangani oleh dukun
beranak, kasus kematian ibu saat melahirkan masih tetap
tinggi. Pertolongan gawat darurat bila terjadi
pendarahan/infeksi yang diderita ibu melahirkan, tidak
dapat dilakukan.
E. Usaha untuk membangun kemitraan bidan dengan dukun
bayi

Kemitraan adalah suatu bentuk kerja sama antara


bidan dengan dukun dimana setiap kali ada pasien yang
hendak bersalin dukun akan memanggil bidan. Berikut
adalah 3 faktor penghalang dalam pelaksanaan program
kemitraan bidan dukun yang disebut dengan The Three
Delays :
1. Rintangan budaya
2. Rintangan sosial
3. Rintangan psikologis
F. Program kemitraan bidan dukun
Ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
Keberhasilan dari kemitraan bidan dukun adalah ditandai
dengan adanya kesepakatan antara bidan dan dukun dimana
dukun akan selalu merujuk setiap ibu hamil dan bersalin
yang datang, serta akanmembantu bidan dalam merawat ibu
setelah bersalin dan bayinya. Sementara bidan sepakat
untuk memberikan sebagian penghasilan dari menolong
persalinan yang dirujuk oleh dukun kepada dukun yang
merujuk dengan besar yang bervariasi. Kesepakatan
tersebut dituangkan dalam peraturan tertulis dan
disaksikan oleh pemimpin daerah setempat.
G. Contoh Kemitraan Bidan Dukun
Bidan Dukun
1. Melakukan pemeriksaan ibu hamil 1. Memotivasi ibu hamil untuk periksa
dalam hal : ke bidan
a. Keadaan umum
b. Menentukan taksiran partus 2. Mengantar ibu hamil yang tidak mau
c. Menentukan keadaan janin dalam periksa ke bidan
kandungan
3. Membantu bidan saat pemeriksaan
2. Melakukan tindakan pada ibu hamil ibu hamil
dalam hal :
a. Pemberian imunisasi TT 4. Melakukan penyuluhan tentang :
b. Pemberian tablet Fe a. Tanda tanda persalinan
c. Pemberian tindakan atau b. Tanda bahaya kehamilan
pengobatan apabila ada komplikasi c. Gizi

3. Melakukan penyuluhan dan konseling


mengenai :
a. Tanda tanda persalinan
b. Tanda bahaya kehamilan
c. Gizi
Bidan Dukun
1. Mempersiapkan sarana prasarana 1. Mengantar calon ibu bersalin ke
persalinan aman dan resusitasi bayi bidan
baru lahir; termasuk pencegahan 2. Mendampingi ibu pada saat
infeksi persalinan
2. Melakukan asuhan persalinan 3. Membantu idan pada saat proses
3. Melakukan perawatan bayi baru lahir persalinan
4. Melakukan rujukan bila diperlukan 4. Membantu bidan dalam perawatan
5. Melakukan pencatatan persalinan bayi baru lahir
pada :
a. Kartu partograf
b. Kohort ibu dan bayi
c. Register persalinan
Bidan Dukun
1. Melakukan kunjungan neonatal 1. Melakukan kunjungan rumah dan
sekaligus pelayanan nifas memberikan penyuluhan tentang :
a. Perawatan ibu nifas a. Tanda tanda bahaya dan penyakit
b. Perawatan neonatal ibu nifas
c. Pemberian Vit A ibu nifas 2 kali b. Tanda tanda bayi sakit
d. Perawatan payudara c. Perawatan tali pusat
d. Perawatan payudara
2. Melakukan penyuluhan dan 2. Memotivasi ibu dan keluarga untuk
konseling mengenai : ber-KB setelah melahirkan
a. Tanda bahaya dan penyakit ibu 3. Melaporkan ke bidan apabila ada
nifas calon akseptor KB baru
b. Tanda bayi sakit
c. Perawatan tali pusat
d. KB setelah melahirkan
SEKIAN dan TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai