Anda di halaman 1dari 36

Congestive Heart Failure

(CHF)
Ulfia Putri
Agnes Rosalia
Ayu Lailatul
Ganes Lutfi
Nisrina Mawaddah
Pipit Sekarningrum
Ria Amalia
Wening Kumala
Yustin Indra
CHF..?

Gagal jantung kongestif adalah sindrom klinis progresif


yang disebabkan oleh ketidakmampuan jantung dalam
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh (Dipiro et al., 2015).
Klasifikasi (New York Heart
Association )
•Kelas 1
•mampu beraktivitas fisik dengan normal tanpa menyebabkan sesak nafas,
fatigue, atau palpitasi.

•Kelas 2
•Sedikit mengalami keterbatasan dalam beraktivitas fisik dan mulai merasakan
sedikit sesak nafas, fatigue, atau palpitasi.

•Kelas 3
•keterbatasan dalam dalam beraktivitas fisik dan mulai merasakan sedikit sesak
nafas, fatigue, atau palpitasi.

•Kelas 4
•tidak mampu beraktivitas fisik. Saat beristirahat gejala bisa muncul dan saat
melakukan aktivitas fisik maka gejala akan meningkat
Klasifikasi (American Heart
Association)
• pasien dengan hipertensi, penyakit jantung koroner,
Stage A DM atau pasien yang mengalami keracunan pada
jantungnya (cardiotoxins).

• pasien dengan infark miokard, disfungsi sistolik


Stage B pada ventrikel kiri ataupun penyakit valvular
asimptomatik.

• Gejala yang timbul dapat berupa nafas pendek,


Stage C lemah, tidak dapat melakukan aktivitas berat.

• pasien yang membutuhkan penanganan ataupun


intervensi khusus dan gejala dapat timbul bahkan
Stage D pada saat keadaan istirahat, serta pasien yang
perlu dimonitoring secara ketat.
Patofisiologi
Gejala

sesak Sering batuk


Udem terutama di kaki

pusing BB naik karena


letih udem
Sasaran terapi

• Menurunkan mortalitas
• Meringankan gejala dan tanda
• Menghilangkan edema dan retensi cairan
• Meningkatkan kapasitas aktifitas fisik
• Mengurangi kelelahan dan sesak nafas
• Mengurangi kebutuhan rawat inap
Diagnosa
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Electrocardiography (ECG)
• Foto toraks
• Petanda biokimia jantung (troponin, CKMB)
Creatine Kinase
• Creatine Kinase (CK) merupakan suatu enzim yang biasa
ditemui di jaringan tubuh yang mengonsumsi banyak
energy (Otot rangka, otak dan miokardium). Enzim ini
biasanya diukur untuk mengetahui kerusakan sel pada
otot. CK memiliki sub unit M dan B, dan dibagi menjadi 3
isoenzim :

• CK-MM (otot rangka)


• CK-BB (otak)
• CK-MB (miokardium/jantung)
Kadar CK-MB akan meningkat saat ada kerusakaan dalam
waktu 3-6 jam setelah terjadinya serangan jantung, dan akan
mencapai puncak dalam waktu 12-24 jam.

Nilai normal dari serum CK adalah <150 mcg/L, dan nilai


normal CKMB adalah <3% dari total nilai serum CK
seseorang
TROPONIN

Troponin C

TROPONIN Troponin T

Troponin I
TnI hanya ditemukan pada sel-sel miokardium, protein
ini dikeluarkan ke dalam sirklasi setelah terjadi cedera
miokardium. Dibandingkan dengan CK-MB, protein ini
lebih spesifik dan sensitive dalam menggambarkan
kerusakan pada jantung. Kadar TnI akan meningkat
pada 2-4 jam setelah terjadi kerusakan, dan memiliki
waktu puncak 5-7 hari
Terapi Farmakologi
• Obat Gagal Jantung
1. Inotropik : dobutamin, digoksin, dopamin, epinefrin, norepinefrin.

2. Diuretik : spironolakton, furosemid, hidroklortiazid.

3. Vasodilator : nitrogliserin, hidralazin.

• Antiaritmia : kuinidin, prokainamid, lidokain.


• Antiangina : nitrogliserin, ISDN, dipiridamol.
• Antihipertensi : Gol diuretik, gol ARB, gol ACEI, gol Beta bloker.
Terapi CHF Klasifikasi AHA (Yancy
et al., 2013)
Stage Terapi

Stage A ACE Inhibitor atau ARB

Stage B ACE Inhibitor, Beta Blocker

Stage C ACE Inhibitor, Beta Blocker, Diuretik, Digoksin


Alternatif lain : ARB, Spironolakton, Nitrat+Hidralazin

Stage D Terapi stage A, B, C dengan tambahan infus iv inotropik


(digoksin) untuk terapi paliatif
Terapi CHF Klasifikasi NYHA
(Yancy et al., 2013)
TATALAKSANA NON-
FARMAKOLOGI

• Diet rendah garam dan mengkonsumsi makanan


yang seimbang
• Menjaga kebersihan, kelembapan dan pencahayaan
didalam rumah.
• Latihan fisik ringan dan stabil.
• Menghentikan kebiasaan merokok dan minum
alkohol.
KASUS dan Analisa
SOAP
Subjek
• Nama : Pasien Ny. A
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 33 tahun
• Berat Badan : 85 kg
• Tanggal RI : 7 – 26 Januari 2016 di ICU
• Diagnosa : Dispnea obstruksi, CHF, Aritmia cordis
Objek
Assesment
Nama Obat Analisis
Furosemid merupakan obat diuretik kuat diberikan dengan tujuan untuk mengontrol
cairan ekstraseluler. Selain itu furosemid diberikan untuk terapi CHF pada
pasien yang dapat diterapi dengan golongan diuretik kuat (Dipiro, 2008).
Terapi sudah tepat.
Digoksin merupakan obat golongan glikosida jantung, digunakan untuk mengobati
gagal jantung. Dosis 0,125-0,25 mg/ hari. Dosis tinggi 0,375 – 0,5 mg/hari
jika perlu.
Terapi belum tepat, perlu peningkatan dosis.
Nitrokaf merupakan antiangina golongan nitrat. Indikasinya untuk profilaksis dan
pengobatan angina, gagal jantung kiri. Dosis: sublingual 0,3-1 mg, bila perlu
diulang. Oral profilaksis angina, 2,6-2,8 mg 3 kali sehari atau 10 mg 2-3 kali
sehari.
Terapi sudah tepat
Spironolacton merupakan diuretik hemat kalium yang digunakan untuk menghilangkan
retensi natrium. Spironolakton bermanfaat untuk gangguan jantung stage 3-
4. (Rx Files, 2009). Dosis spironolakton yang umum digunakan pada gagal
jantung adalah 25 mg satu kali sehari (Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia, 2015).
Ada interaksi dengan obat lain
Nama Obat Analisis
Omeprazole merupakan obat golongan Proton Pump Inhibitor (PPI) dengan
mekanisme menekan sekresi asam lambung dengan menghambat
spesifik H+ /K+ ATPase dalam sel parietal lambung (Lodato, dkk.,
2008).
Terapi sudah tepat
Dobutamin digunakan untuk meningkatkan daya pompa jantung sebelum dilakukan
operasi, terlebih pada pasien VSD. Dosis dobutamin : 2-10
mcg/kgBB/menit = 2,52 mg-12,6 mg/jam.
Terapi belum tepat, dosis terlalu rendah
Ceftriaxone digunakan untuk infeksi berat seperti septikemia, meningitis dan
pneumonia. Sebagai antibiotik profilaksis infeksi operasi (Sukandar dll.,
2008 : 820).
Ada interaksi dengan obat lain
Citicolin digunakan untuk pengobatan infark serebral yang berfungsi neuro
protektan yang dapat melindungi neuron dari kematian sel,
meningkatkan aliran darah, dan konsumsi oksigen di otak, serta
mengurangi infark.
Terapi sudah tepat
Nama Obat Analisis

Calcii Gluconas digunakan untuk perbaikan kontraksi jantung.


Terapi sudah tepat
Ubi Q merupakan suplemen berfungsi untuk menjaga kesehatan
jantung dan memiliki efek antioksidan.
Terapi sudah tepat
Manitol berfungsi untuk menurunkan tekanan intrakranial yang tinggi
karena udema serebral (Medscape).
Terapi tidak dibutuhkan karena KI dengan pasien CHF
Paracetamol digunakan sebagai terapi nyeri ringan sampai sedang dan
antipiretik.
Terapi sudah tepat
Levosol digunakan untuk hipotensi dan syok, sebagai obat tambahan
(Norepinefrin) pada henti jantung.
Terapi sudah tepat
Vomizole adalah obat golongan penghambat pompa proton umtuk
(Pantoprazole) meredakan gejala nyeri ulu hati akibat refluks asam dari
lambung dan mencegah tukak lambung.
Terapi sudah tepat
Nama Obat Analisis

Coralan (Ivabradine) adalah obat konotropik negative yang mempunyai efek


mengurangi laju denyut jantung (European Medicines Agency,
2014).
Terapi sudah tepat
Vectrin (Erdostein) adalah obat termasuk agen mukolitik digunakan untuk
mengencerkan mucus/dahak yang kental sehingga mudah
dikeluarkan (MIMS).
Terapi sudah tepat
Sedacum Merupakan obat golongan benzodiazepine yang digunakan
(Midazolam) untuk mengurangi gangguan kecemasan (Lacy, 2010).
Terapi sudah tepat
KSR digunakan untuk mengatasi penurunan kadar kalium darah.
Terapi sudah tepat
Ringer Laktat mengandung cairan elektrolit untuk mengembalikan
keseimbangan elektrolit di dalam tubuh.
Ada interaksi obat dengan gol. Ca
Nama Obat Analisis

Ramipril merupakan obat golongan ACE inhibitor untuk penderita


gagal jantung dan hipertensi, bekerja dengan cara mengurangi
produksi hormon angiotensin II.
Terapi sudah tepat
Simarc (Warfarin) adalah golongan obat antikoagulan berfungsi untuk
menghalangi pembentukan faktor pembekuan di dalam hati,
antara lain dari protrombin. Karenanya, proses pembekuan
darah terhambat secara tidak langsung (Dipiro et a., 2009).
Terapi belum tepat, dosis terlalu tinggi
Cordaron (Amiodaron sebagai obat anti aritmia, berfungsi mengembalikan irama
HCl) jantung normal dan mempertahankan detak jantung yang
stabil yang bekerja dengan menghalangi sinyal-sinyal listrik
tertentu pada jantung yang dapat menyebabkan detak jantung
tidak teratur.
Dosis terlalu rendah, tidak butuh obat
DRP
DRP ada indikasi tidak ada obat : -
DRP tidak ada indikasi ada obat : -
DRP dosis terlalu tinggi :
- Simarc (warfarin) digunakan selama 3 hari, seharusnya digunakan selama 2 hari
DRP dosis terlalu rendah :
- Dobutamin injeksi dengan dosis 0,5-1 mcg/kgBB/menit dibawah dosis standard sehingga efek
terapeutik tidak tercapai.
DRP tidak butuh obat :
- Cordaron (amiodaron) disarankan untuk tidak digunakan karena memiliki efek samping
meningkatkan SGOT atau SGPT >2x normal (15% - 50%) (Lacy,2010). Pasien memiliki nilai
SGPT dan SGOT yang tinggi sehingga dengan adanya amiodaron akan memperparah keadaan
pasien.
- Manitol disarankan untuk dihentikan. Karena manitol dikontraindikasikan dengan penyakit
CHF (Medscape.com)
DRP interaksi obat :
- RL memiliki interaksi dengan obat ceftriaxon, cefophar (cefoperazon), calcii
gluconas, KSR, dan warfarin (simarc) yang memiliki rasiko D sehingga disarankan
pemakaian infus RL dihentikan dan diganti dengan penggunaan NaCl infus dengan
tetesan lambat dan perlu dilakukan pemantauan elektrolit.

- Spironolakton memiliki interaksi dengan obat yang mengandung garam kalium


dengan resiko meningkatkan kadar kalium dalam darah sehingga penggunaan
spironolakton disarankan untuk dihentikan (Lacy, 2010).

- Ceftriaxone berinteraksi dengan obat yang mengandung garam kalium (KSR,


calcii gluconas), disarankan untuk diganti dengan antibiotik cefotaxime dengan
dosis 1 gram tiap 12 jam.
Plan
• Simarc sebaiknya digunakan selama 2 hari

• Dosis dobutamin ditingkatkan menjadi 2,5-20


mcg/kgbb/menit

• Cordaron disarankan untuk tidak digunakan karena akan


memperparah keadaan hati pasien

• Manitol tidak digunakan karena kontra indikasi dengan


pasien CHF
• Infus RL disarankan untuk diganti dengan infus NaCl
karena terjadi banyak interaksi dengan obat-obat pada resep.
NaCl digunakan dengan tetesan lambat dan dilakukan
pemantauan kadar elektrolit

• Spironolacton disarankan untuk dihentikan penggunaannya


karena memiliki efek meningkatkan kadar kalium jika
dikombinasikan dengan obat-obat yang mengandung garam
kalium, sehingga dapat digunakan furosemid saja.
KIE
• Digoxin digunakan untuk mengobati jantung, diminum sehari satu
kali satu jam sebelum sarapan.
• Ramipril digunakan untuk menurunkan tensi, diminum sehari satu
kali setelah sarapan.
• Nitrocaf digunakan untuk mengobati jantung, diminum sehari dua
kali setelah makan, tiap pagi dan malam.
• Simarc digunakan untuk pengencer darah, diminum satu kali sehari
satu tablet setelah makan
• Coralan digunakan untuk mengatasi gangguan detak jantung,
diminum sehari dua kali setengah tablet sesudah makan
• Vectrin digunakan untuk mengatasi untuk mengencerkan dahak,
digunakan sehari tiga kali setelah makan
• Omeprazol digunakan untuk mengatasi gangguan lambung,
diminum sehari dua kali sehari sebelum makan

• Asamnex digunakan untuk menghentikan perdarahan, diminum


sehari tiga kali setelah makan

• KSR digunakan sebagai pencegahan hipokalemia, diminum tiga kali


sehari satu tablet setelah makan

• Ubi Q digunakan sebagai suplemen jantung, diminum sehari dua


kali satu kapsul setelah makan
• Mengkonsumsi obat secara teratur dan melakukan pemeriksaan
rutin untuk mencegah terjadinya kekambuhan dan keparahan.

• Membatasi asupan garam dan diet rendah lemak.

• Mengurangi aktivitas berat dan istirahat yang cukup.

• Menjalani pola hidup sehat dengan memperbanyak konsumsi


buah dan sayur.

• Jika pasien merokok dan megkonsumsi alkohol, diharuskan


berhenti merokok dan berhenti konsumsi alkohol.
THANK YOU
ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai