Anda di halaman 1dari 13

ILMU KEALAMAN DASAR

“Perkembangan Dan Pengembangan Ilmu


Pengetahuan Alam”

NAMA KELOMPOK : DOSEN MATAKULIAH :


HENDI D1011131071 Dr. Ir. KARTINI, MT
TANAZ ARINDORA D1011151017 NIP : 195812151988102101
BAB III
BAB II
BAB I

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018/2019
I.1 Latar Belakang
• lmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kumpulan pengetahuan tersusun secara
sistematis yang didasarkan pada penyelidikan dan interpretasi terhadap peristiwa-
peristiwa atau gejala alam melalui metode dan sikap ilmiah.
• Ilmu ini terus berkembang, bertambah luas, dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil
penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu.
• Perkembangan ilmu dimulai dari rasa ingin tahu terhadap sesuatu maka dilakukan suatu
pengamatan. Berdasarkan pengamatan berulangkali diperoleh pengalaman. Berdasarkan
pengamatan dan pengalaman yang terus-menerus diperoleh pengetahuan. Kumpulan
pengetahuan tentang sesuatu yang didapatkan secara sistematis dinyatakan ilmu
BAB III
BAB II

BAB I
pengetahuan.

I.2 Rumusan Masalah


• Bagaimana Perkembangan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam ?
• Bagaimana Pengaruh Ilmu Pengetahuan Alam?
• Bagaimana Peranan Ilmu Pengetahuan Alam?

I.3 Tujuan Penulisan Makalah


• Dapat mengetahui dan mengikuti perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan
alam yang berkaitan dengan materi yang dikaji dalam Ilmu Alamiah Dasar.
• Dapat mengetahui pengaruh dan peran ilmu pengetahuan alam terhadap makhluk hidup.
I.4 Metode Ilmiah
• Metode ilmiah adalah langkah langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan atas masalah masalah dan keingintahuannya terhadap fenomena-
fenomena yang terjadi sehingga dihasilkan jawaban yang akurat dan objektif sehingga
mampu diterima secara universal dan dianggap valid.

• Adapun syarat-syarat suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu adalah sebagai
berikut:
1. Logis : Pengetahuan tersebut masuk akal dan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu
pengetahuan.
2. Objektif : Pengetahuan yang didapat harus sesuai dengan objeknya dan didukung
BAB III
BAB II

BAB I
oleh fakta empiris.
3. Metodik : Pengetahuan diperoleh dengan cara-cara tertentu yang teratur,
dirancang, diamati, dan dikontrol.
4. Sistematik : Pengetahuan disusun dalam satu sistem yang saling berkaitan dan
menjelaskan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
5. Universal : Pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan di mana saja yaitu dengan
cara eksperimentasi yang sama akan diperoleh hasil yang sama.
6. Komulatif : Berkembang dan tentatif, sesuai dengan khasanah ilmu pengetahuan
yang selalu bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan yang baru. Ilmu
pengetahuan yang terbukti salah harus diganti dengan ilmu pengetahuan yang benar.
Adapun langkah-langkah metode ilmiah sebagai berikut:
1. Perumusan masalah
Yang dimaksud masalah adalah menyangkut topic atau objek yang diteliti batasan yang
jelas serta dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait. Oleh sebab itu, masalah
merupakan pertanyaan apa, mengapa atau bagaimana tentang objek yang diteliti itu.
2. Penyusunan Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan tentang kemungkinan jawaban sementara tentang masalah
yang ditetapkan.
3. Pengujian Hipotesis
Merupakan upaya pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan dan
diuji apakah fakta tersebut mendukung hipotesis atau tidak.
BAB III
BAB II

BAB I
4. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan diambil berdasarkan hasil analisis data untuk melihat apakah hipotesis yang
diajukan diterima atau ditolak. Hipotesis yang diterima merupakan pengetahuan yang
kebenarannya teruji secara ilmiah dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.

Berdasarkan logika, penarikan kesimpulan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:


1. Logika deduktif, cara berpikir dimana ditarik kesimpulan yg bersifat khusus dari pernyataan
bersifat umum.
2. Logika Induktif, terkait dengan empirisme (butuh dukungan fakta).
II.1 Perkembangan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam
• Pada mulanya manusia percaya mitos yang sekarang dinilai sebagai pengetahuan semu
(pseduo knowledge). Mengapa? Karena mitos tidak pernah memuaskan maka dicarilah
pengetahuan sesungguhnya (pure science). Objek utama yang dipikirkan manusia
adalah alam sehingga lahirlah pengetahuan alam (natural science).
• Jadi, suatu ilmu pengetahuan dapat digolongkan sebagai ilmu pengetahuan bilamana
cara memperolehnya menggunakan metode keilmuan, yaitu gabungan rasionalisme dan
emperisme. Secara lengkap dapat dikatakan bahwa suatu himpunan pengetahuan dapat
BAB III

BAB II
BAB I
disebut IPA bilamana persyaratan berikut: objeknya pengalaman manusia yang berupa
gejala-gejala alam, yang dikumpulkan melalui metode keilmuan serta mempunyai
manfaat untuk kesejahteraan manusia.
• Kata sains diambil dari kata bahasa Latin sciencia yang berarti pengetahuan. Menurut
filsafat ilmu, pengetahuan yang terkoordinasi, terstuktur dan sistematik disebut ilmu.
Pengertian sains dibatasi hanya pada pengetahuan yang positif, artinya yang hanya
dijangkau melalui indera kita.
IPA dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. IPA Klasik
Pada IPA klasik, teori dan eksperimen memiliki peran saling melengkapi dan memperkuat.
IPA klasik memiliki kajian yang bersifat makroskopik, yaitu mengacu pada hal-hal yang
berskala besar dan kaidah pengkajiannya menggunakan cara tradisional. Selain itu, ciri
lainnya dari IPA klasik adalah lebih mendahulukan eksperimen dari pada teori.
2. IPA Modern
IPA modern memiliki kajian yang bersifat mikroskopik, yaitu sesuatu yang bersifat detail
dan berskala kecil. Selain itu, IPA modern menerapkan teori eksperimen. IPA modern
menggunakan teori yang telah ada untuk eksperimen selanjutnya.
BAB III

BAB II
BAB I
Penggolongan IPA menjadi “klasik” dan “modern” sama sekali bukan berkaitan dengan waktu
maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada konsepsi, yaitu cara
berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam.
IPA klasik yang telaahannya mengikuti kaidah ilmu tradisional berdasarkan pengalaman,
kebiasaan, dan bersifat makroskopik. Sedangkan IPA modern yang bersifat mikroskopik,
muncul berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah diadakan pembaharuan yang
dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada.
A. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam
1. Zaman Kuno
Pengetahuan yang dikumpulkan pada zaman kuno berasal dari kemampuan mengamati dan
membeda-bedakan, serta dari hasil percobaan yang sifatnya spekulatif atau trial and error.
Semua pengetahuan yang diperoleh diterima sebagaimana adanya, belum ada usaha untuk
mencari asal-usul dan sebab akibat dari segala sesuatu.
2. Zaman Yunani Kuno
Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat sekali pada zaman Yunani, disebabkan
oleh kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani. Pada tahap ini manusia tidak hanya
menerima pengetahuan sebagaimana adanya tetapi secara spekulatif mencoba mencari jawab
BAB III

tentang asal-usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu.

BAB II
BAB I
3. Zaman Pertengahan
4. Zaman Modern, Timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam
Pengetahuan yang terkumpul sejak zaman Yunani sampai abad pertengahan sudah banyak
tetapi belum sistimatis dan belum dianalisis menurut jalan pikiran tertentu. Biasanya
pemikiran diwarnai cara berpikir filsafat, agama atau bahkan mistik. Setelah alat sempurna
dikembangkan metode eksperimen.

Perkembangan IPA sangat pesat terjadi setelah diperkenalkannya konsep fisika kuantum dan
relativtas pada awal abad ke-20. Konsep modern ini mempengaruhi konsep IPA keseluruhan
sehingga dalam beberapa hal perlu dilakukan revisi dan penyesuaian konsepsi ilmu pengetahuan
ke arah pemikiran modern. Dengan demikian terdapat dua konsep IPA, yaitu IPA klasik yang
telaahannya bersifat makroskopik, dan IPA modern yang bersifat mikroskopik.
II.2Peranan dan Pengaruh Ilmu Pengetahuan Alam
A. Dalam Memenuhi Kebetuhan Manusia
Nana Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada
atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan
kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah
menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.
B. Dalam Perikebutuhan Manusia
1. Sandang
Baik pada abad yang lalu maupun masa kini ilmu pengetahuan alam dan teknologi telah
menolong manusia dalam pengadaan sandang berupa mesin-mesin tekstil. Dengan teknologi
itu orang tidak perlu menunggu terlalu lama hasil serta tanaman kapas. Dengan serat-serat
BAB III

BAB II
BAB I
sintetis itu orang dapat membuat serat secara besar-besaran dalam waku yang singkat.
2. Papan
Dengan akal inilah manusia dapat menyempurnakan rumah tinggalnya dari gua-gua alami ke
pohon-pohon, kemudian berkembang lagi menjadi rumah diatas tiang-tiang penyangga, dan
lebih maju lagi pada masa kini kita telah mampu membuat rumah tembok dengan penuh
kenyamanan.
3. Pangan
Dampak positif : misalnya dengan cara pemupukan yang tepat dan penggunaan bakteri yang
sanggup menunjang akar-akar tanaman mengambil zat hara dengan lebih baik sehingga
produksi bertambah banyak.
Dampak negatif : misalnya pemakaian racun pemberantas hama tanaman (pestisida) ternyata
tidak saja dapat memberantas hama, tetapi juga membunuh hewan ternak, meracuni hasil
panen, meracuni manusia itu sendiri.
4. Terhadap Sumber Daya Alam
• Minyak Bumi
Kita juga mengetahui bahwa minyak bumi merupakan bahan galian yang tidak dapat
diperbaharui (unrenewable), artinya sekali pakai habis. Dan pada suatu saat minyak akan habis.
Maka demi kelestarian kehidupan di muka bumi , orang segera mencari gantinya.
• Batubara
batubara juga termasuk sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui (unrenewable). Dampak
negatif dari penambangan batubara akan menimbulkan marabahaya yang mungkin menimpa
manusia-manusia penambang, karena gas oksida dalam tambang itu sangat terbatas yang banyak
adalah gas-gas bumi yang menyesakkan napas yang mungkin mengandung CO, sulfur oksidan.
BAB III

• Air

BAB II
BAB I
Air walaupun merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui artinya dipakai dapat
dibersihkan kembali, tapi pembersihan itu tidak selalu dapat sempurna, sehingga lama kelamaan
air bersih yang kita perlukan makin hari makin menurun kuantitas dan kualitasnya.
• Hutan dan hewan atau ternak
Walaupun sumber daya alam itu dapat diperbaharui tetapi ada batas toleransinya. Bila batas ini
dilampau maka tidak lagi dapat diperbaharui. Misalnya, penebangan hutan liar
• Tanah
Tanah pertanian sebagai sumber daya sebenarnya dapat diperbaharui artinya tanah itu dapat
dipergunakan berulang-ulang bila dipelihara dengan baik. Apabila tanah itu dibiarkan dalam
keadaan kosong lalu terkena erosi terus menerus, maka bagian tanah yang sumber (berhumas)
hilang dan tinggalah batu yang tidak lagi dapat menjadi lahan yang dapat ditanami.
Pada dasarnya sumber daya alam dapat dibagi menjadi:
• Sumber daya manusia, dimana tercakup kuantitas, kualitas pengetahuan dan
keterampilan dan kebudayaan juga sarana dan lembaga swadaya masyarakat.
• Sumber daya fisik ( sumber daya alam dan buatan) dapat dibedakan menjadi:
 Sumber alam hayati, yang terdiri dari flora dan fauna.
 Sumber alam non hayati, meliputi tanah, air , udara, mineral (minyak bumi, batu
bara, gas alam dan sebagainya ).
 Sumber daya strategis (semua mineral essensial) untuk usaha Hankam, iklim, energi
matahari.
BAB III

BAB II
BAB I
Kedua sumber daya alam tersebut seringkali merupakan tulang punggung pembangunan
suatu negara, sehingga pengelolaannya harus tepat agar dapat meningkatkan pembangunan
suatu negara, taraf hidup dan kemakmuran bangsa di negara tersebut. Artinya pemanfaat
sumber daya alam untuk suatu produksi tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus
memperhatikan kepentingan pemungkiman, lingkungan perlindungan dan industri. Dengan
demikian ada keseimbangan penggunaan antara lingkungan yang satu dengan yang lain
sehingga dapat dimanfaatkan secara terus-menerus
III.1 Kesimpulan
IPA berkembang dengan sangat pesatnya sejalan dengan sifat manusia yang mempunyai rasa
ingin tahu atau curiousity yang juga selalu berkembang (dinamis). Dengan sifat ini, dalam benak
manusia selalu bertanya karena keingintahuannya: apa sesungguhnya (what), bagaimana sesuatu
terjadi (how), dan mengapa demikian (why). Adanya kemampuan berpikir pada manusia tersebut
yang menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta.
Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar perkembangan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA).
Ilmu pengetahuan diperoleh melalui prosedur yang telah ditentukan, yaitu melalui cara yang
disebut metode ilmiah. Adapun langkah-langkah operasional metode ilmiah – secara singkat– adalah
sebagai berikut:

BAB III
BAB II
BAB I
1. Perumusan Masalah
2. Penyusunan Hipotesis
3. Pengujian Hipotesis/Penelitian
4. Penarikan Kesimpulan
Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, sebab suatu pengetahuan dapat disebut ilmu atau
ilmiah jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
• Logis atau masuk akal
• Objektif
• Metodik
• Sistematis
• Berlaku umum atau universal
• Kumulatif
Penggolongan IPA menjadi “klasik” dan “modern” sama sekali bukan berkaitan dengan
waktu maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada konsepsi,
yaitu cara berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam.
IPA klasik yang telaahannya mengikuti kaidah ilmu tradisional berdasarkan pengalaman,
kebiasaan, dan bersifat makroskopik. Sedangkan IPA modern yang bersifat mikroskopik,
muncul berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah diadakan pembaharuan yang
dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada.

III.2 Saran

BAB III
BAB II
BAB I
1. Sebagai generasi muda penerus bangsa seharusnya lebih meningkatkan ilmu
pengetahuan yang kita miliki dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah
ada demi kemajuan bangsa Indonesia
2. Meneladani sikap – sikap ilmiah dalam Ilmu Pengetahuan Alam, agar sejak dini,
sikap – sikap tersebut sudah tertanam dalam benak kita dan dapat berguna bagi
masyarakat luas.
3. Menerapkan metode ilmiah, yaitu menguji kebenaran dari segala aspek baik yang
kita lihat maupun yang kita dengar dan harus selalu sesuai dengan realita yang
ada

Anda mungkin juga menyukai