Anda di halaman 1dari 32

KELOMPOK 5 :

 AKBAR RIDHO FAHRUDDIN


 DESY RAMADHANI
 DINDA RIFKA SALSABILA

1
PRAKTIK KEFARMASIAN
dan RUANG LINGKUP
PEKERJAANNYA
3
Praktik Kefarmasian di Indonesia
○ Perundang-undangan Kefarmasian di Indonesia
○ Sumpah/Janji Apoteker
Pokok ○ Kode Etik Apoteker Indonesia

Pembahasan
Ruang Lingkup Pekerjan Ahli Farmasi/Apoteker
… ○ Farmasi komunitas
○ Farmasi rumah sakit
○ Pedagang besar farmasi
○ Farmasi Industri
○ Instansi Pemerintah
○ Wartawan Kefarmasian
○ Manajemen Perusahaan

3

Menurut UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan


pasal 108 ayat (1) bahwa, praktek kefarmasian meliputi
pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan
farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat serta pengembangan obat,
bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Perundang-Undangan Kefarmasian
di Indonesia
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992
Khusus untuk masalah kefarmasian termaktub dalam bab I ; ketentuan umum
pasal 1 ayat 9,10,11,12,13, dan 14.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996
Pada Bab II pasal 2 tentang jenis tenaga kesehatan.
- Tenaga Kefarmasian termasuk dalam tenaga kesehatan
- Tenaga Kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi, dan asisten
apoteker.
 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 6

Secara Khusus disebutkan tentang pembuatan mutu dan sediaan farmasi yang
merupakan kewenangan dari seorang ahli farmasi (apoteker).
 Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan
Kefarmasian
Tujuan utama pengaturan pekerjaan kefarmasian, sebagaimana yang tercantum dalam
pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 51
• Memberikanperlindungan kepada pasien dan masyarakat dalam memperoleh
dan/atau menetapkan sediaan farmasi dan jasa pelayanannya.
• Mempertahankan dan meningkatkan mutu penyelengaraan pekerjaan kefarmasian
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetauan.
• Memberikan kepastian hukum bagi pasien dan masyarakat serta tenaga kefarmasian
sebagai tenaga pelaksana teknisnya.
7
Menurut PP Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
meliputi sebagai berikut :
• Pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi
• Pengamanan.
• Pengadaan, penyimpanan dan distribusi
• Pengelolaan Obat
• Pelayanan Obat atas resep dokter
• Pelayanan Informasi obat
• Pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional
 Konsekuensi dari Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009
adalah dijalankannya prinsip asuhan kefarmasian (pharmaceutical
care).
“Asuhan Kefarmasian adalah satu praktik atau pelayanan
kefarmasian yang berfokus pada pasien, mengadakan interaksi
langsung dengan pasien yang berkaitan dengan masalah obat
dan pengobatan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu
kehidupan serta mendatangkan luaran terapi yang optimal”
Implementasi dari asuhan kefarmasian memiliki ciri-ciri :
 Respon cepat dan akurat terhadap tanda dan gejala penyakit (riwayat
penyakit atau efek samping obat/efek yang tidak diinginkan)
 Pelayanan fokus kepada pasien (keamanan obat,peresapan rasional dan biaya
hemat)
 Monitoring dan manajemen

 Pemberdayaan pasien dengan hubungan interpersonal

 Pengembangan sistem pelayanan


Sumpah/Janji Kode Etik
Apoteker Apoteker

Seorang farmasis/apoteker harus Mukadimah


memiliki dedikasi yang tinggi dan
selalu lurus dalam melaksanakan • Bahwasanya seorang apoteker dalam menjalankan
tugasnya. Karena itu setiap lulusan tugas harus senantiasa mengharapkan bimbingan
apoteker harus diangkat dan keridhoan dari Tuhan Yang Maha Esa.
sumpahnya sesuai dengan
• Semoga Apoteker dalam pengabdiannya kepada
Peratutan Pemerintah Nomor 20
Tahun 1962 nusa dan bangsa serta dalam mengamalkan
keahliannya selalu berpegang teguh kepada
sumpah/janji apoteker.

• Menyadari akan hal tersebut, apoteker dalam


pengabdian profesinya berpedoman pada satu ikatan
moral, yaitu KODE ETIK APOTEKER INDONESIA
10
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
SEORANG FARMASIS/APOTEKER
 Farmasi Komunitas (Community Pharmacist)
Dalam farmasi komunitas seorang farmasis bertugas di apotek dan langsung
berhadapan dengan masyarakat sehingga fungsi tersebut dikelompokkan dalam
farmasi komunitas. Fungsi tersebut merupakan kombinasi seorang profesional dan
kewirausahaan.

 Farmasi Rumah sakit (Hospital Pharmacy)


Farmasi rumah sakit ialah pekerjaan kefarmasian yang dilakukan dirumah sakit
pemerintah maupun swasta. Fungsi kefarmasian semakin berkembang di
negara maju dan sudah mulai dirintis di Indonesia dengan pembukaan
spesialisasi Farmasi Rumah Sakit.
 Pedagang Besar Farmasi (PBF)
Mata rantai sebagai perantara antara industri farmasi dengan masyarakat dalam hal
penyaluran obat ialah Pedagang Besar Farmasi (PBF). PBF berperan sebagai
sumber penyaluran obat dari berbagai industri farmasi yang secara cepat melayani
kebutuhan farmasisi komunitas (apoteker) dan penderita akan obat.

 Industri Farmasi
Farmasi di industri terlibat pula dalam fungsi pemasaran produk, riset dan
pengembangan produk, pengendalia kualitas, produksi, serta administrasi atau
manajemen. Pada
unit Produksi dan Pengendalian Kualitas (production,quality control, and quality
asurance) industri farmasi dipersyaratkan dipegang oleh seorang apoteker demikian
juga dibidang riset dan pengembangan (R&D= Research and Development)
 Instansi Pemerintah
Departemen Kesehatan, terutama di Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Minuman (Ditjen POM) dan Jajaran Pusat Pemeriksaan Obat (PPOM) dan Balai
Pemeriksaan Obat dan Makanan (Balai POM).
Departemen Hankam, pada bagian logistik dan penyaluran obat serta alat
kesehatan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayan merekrut farmasis untuk jabatan dosen di
perguruan tinggi.
 Wartawan Kefarmasian (Pharmauceutical
Journalism)
Diperuntukkan bagi farmasisi yang memperoleh latihan khusus dalam
kewartawanan dan mempunyai bakat menulis dan mengedit. Pekerjaan ini
diperlukan oleh instansi pemerintah atau industri farmasi untuk publikasi, megedit,
atau menulis tulisan yang berlatar belakang kefarmasian.

 Manajemen Perusahaan
Khususnya instansi swasta bnayak memerlukan tenaga ahli berlatar belakang
kefarmasian engan berkembangnya organisasai pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Untuk itu,diperlukan pendidikan tambahan, mislanya Magister
Manajemen (MBA).
Pegawai Pemerintah
Sipil : Depkes,BPOM,Departemen
Perindustrian,Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Lembaga Penelitian (LIPI,BATAN,BALITRO dsb)

Militer, Pengusaha
Farmasi Ringkasan Bidang Kerja
(pharmapreneur) dan yang dapat dimasuki oleh
Konsultan Farmasi. seorang
Farmasis/Apoteker

Pegawai Swasta : Industri Farmasi, PBF,Apotek,Pabrik Obat


Tradisional,Industri Makanan dan Minuman, Industri Kosmetika,
Wartawan Kefarmasian dll
Daftar Pustaka
Sumarsono,T.2012.Pengantar Studi Farmasi .Jakarta: EGC,2014
PDF.”Pekerjaan Kefarmasian” . https://datenpdf.com. (diakses tanggal 3
Oktober 2018)
QUESTIONS AND ANSWER:
Penanya ( FEBRI AULIA 15020180152 )

1. Apa standar bagi farmasis bisa dikatakan sebagai farmasis yang baik bagi masyarakat ?

Penjawab ( DINDA RIFKA SALSABILA 15020180164 )

Pharmaceutical Care yang menjadi tanggung jawab seorang farmasis dalam menjamin
kualitas hidup pasiennya. hal inilah yang menjadi landasan bagi seorang apoteker dimana
peran apoteker yang mengimplementasikan cara praktik di apotek yang benar (CPAB),
seorang farmasis juga memiliki berbagai aspek yang perlu diperhatikan yaitu dalam aspek
struktural dimana seorang farmasis perlu menjalankan tugas, kewajiban dan wewenang sesuai
kode etik dari profesinya dengan memberikan informasi mengenai obat yang akan diberikan
kepada masyarakat, dalam aspek instrumental dimana seorang farmasis perlu menaati segala
peraturan kefarmasian yang berlaku di Indonesia dengan menjamin mutu obat, tidak
memberikan obat keras kepada masyarakat tanpa disertakan resep dokter dan tidak
memanipulasi harga obat demi kesejahteraan dan keselamatan masyarakat serta dalam aspek
kultural yang perlu diperlihatkan adalah mental dari seorang farmasis yang memperlihatkan
18
etika dari seorang farmasis ketika berinteraksi langsung dengan masyarakat.
QUESTIONS AND ANSWER:

Dalam pelayanan seorang farmasis diperlukan kedisiplinan, mengikuti sesuai kode etik
dan mengikuti peraturan perundang-undangan yang dibuat sehingga disinilah kita perlu
memberikan derajat kesehatan setinggi-tingginya kepada masyarakat secara
menyeluruh, bahkan hingga ke daerah pelosok. Peran farmasis juga dalam
keselamatan masyarakat lainnya, seperti menyediakan sediaan farmasi secara tepat
melalui dosis yang tertera dan mutu dari obat tersebut, mengawasi bagaimana
peracikan obat tersebut dilakukan, tidak melanggar peraturan kefarmasian yang
berlaku, tidak memberikan obat keras kepada pasien jika tanpa memiliki resep
dokter..Seorang farmasis juga yang bekerja di bidang industri perlu perlu menaati
peraturan kefarmasian dengan tidak membuat kebijakan yang dapat merugikan
masyarakat dengan membebankan harga terlalu maha kepada masyarakat. Seorang
farmasis yang bekerja di bagian Departemen Kesehatan Republik Indonesia juga perlu
melakukan tanggung jawabnya dalam membentuk peraturan bagi seorang apoteker
agar selalu berada di apotek untuk melayani masyarakat. 19
QUESTIONS AND ANSWER:

Jika kita menjalankan peran kita sebagai seorang farmasis dalam masyarakat
dengan sukarela maka dampak positif pasti dapat dirasakan oleh semua
masyarakat. Seringkali ketika kita membeli obat di apotek, kia bahkan tidak
mengetahui apotekernya. Oleh sebab itu, disinilah juga kita sebagai seorang farmasis
juga mulai dapat menampakkan eksistensinya di tengah masyarakat melalui acara-
acara penyuluhan mengenai pentingnya kesehatan bagi masyarakat dan kehadiran
kita dapat menjadi berdampak bagi generasi selanjutnyas.

20
QUESTIONS AND ANSWER:

Penanya ( ANDI LILIS ISLAWATI 15020170032 )

2. Apa sanksi yang diberikan kepada apotek jika melakukan pelanggaran?

Penjawab ( DESY RAMADHANI 1502080144 )

Setiap pelanggaran apotek terhadap ketentuan yang berlaku dapat


dikenakan sanksi, baik sanksi administratif maupun sanksi pidana.
Sanksi administratif yang diberikan menurut keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 1332/ MENKES/ SK/ X/ 2002 dan Permenkes No. 922/
MENKES/ PER/ X/ 1993 adalah :
a. Peringatan secara tertulis kepada APA secara tiga kali berturut-turut dengan
tenggang waktu masing – masing dua bulan.
21
QUESTIONS AND ANSWER:

b. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama – lamanya


enam bulan sejak dikeluarkannya penetapan pembekuan izin apotek.
Keputusan pencabutan SIA disampaikan langsung oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten atau Kota dengan tembusan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Propinsi dan Menteri Kesehatan RI di Jakarta.

22
QUESTIONS AND ANSWER:

c. Pembekuan izin apotek tersebut dapat dicairkan kembali apabila apotek


tersebut dapat membuktikan bahwa seluruh persyaratan yang ditentukan
dalam keputusan Menteri Kesehatan RI dan Permenkes tersebut telah
dipenuhi.
Sanksi pidana berupa denda maupun hukuman penjara diberikan bila terdapat
pelanggaran terhadap :
a. Undang- Undang Obat Keras (St. 1937 No. 541).
b. Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
c. Undang-Undang No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.
d. Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika
23
QUESTIONS AND ANSWER:

Penanya ( SULASTRI 15020140029 )

3. Bagaimana cara penyimpanan obat dan resep yang baik dan benar?

Penjawab ( AKBAR RIDHO FAHRUDDIN 15020180154)

1. sediakan wadah penyimpanan obat dan pilah-pilah obat menurut jenisnya, untuk memudahkan
ketika kita mencarinya.

2. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.

3. Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung atau seperti yang tertera
pada kemasan.

4. Simpan obat ditempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat menimbulkan kerusakan.

24
QUESTIONS AND ANSWER:

5. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku, kecuali jika tertulis
pada etiket obat.

6. Periksa kondisi obat secara rutin, jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.

7. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

8. Bersihkanlah wadah/kotak tempat penyimpanan obat secara rutin

25
QUESTIONS AND ANSWER:

Penanya ( KHOFIFAH WULANDARI LUKMAN 15020180160 )

4. Apa tugas dari wartawan kefarmasian ?

Penjawab (DESY RAMADHANI 1502080144 )

Wartawan Farmasi (Pharmaceutical Journalism)

Profesi ini mulai berkembang di luar negeri bagi Farmasis yang memperoleh latihan
khususdalam kewartawanan dan mempunyai bakat menulis dan mengedit. Pekerjaan
ini diperlukan olehinstansi pemerintah atau industri farmasi untuk publikasi, mengedit
atau menulis tulisan yang berlatar belakang kefarmasian.

26
QUESTIONS AND ANSWER:

Penanya ( WILDA LAFIAH RAHMAN 15020180149 )

5. Perbedaan kode etik apoteker dengan sumpah apoteker ?

Penjawab (AKBAR RIDHO FAHRUDDIN 15020180154)S

Berdasarkan definisi :
• Kode etik apoteker adalah suatu sistem norma, nilai fundamental, prinsip dan aturan
profesional yang tertulis yang secara tegas menyatakan peran dan tanggungjawab
seorang apoteker yang baik dan benar.
• Sumpah apoteker adalah sumpah yang harus dilakukan calon apoteker sebelum resmi
mendapat gelar apoteker.

27
QUESTIONS AND ANSWER:

Berdasarkan isinya :
• Kode etik apoteker

MUKADIMAH
Bahwasanya seorang Apoteker di dalam menjalankan tugas kewajibannya serta dalam
mengamalkan keahliannya harus senantiasa mengharapkan bimbingan dan keridhaan
Tuhan Yang Maha Esa. Apoteker di dalam pengabdiannya serta dalam mengamalkan
keahliannya selalu berpegang teguh kepada sumpah/janji Apoteker. Menyadari akan hal
tersebut Apoteker di dalam pengabdian profesinya berpedoman pada satu ikatan moral
yaitu :

28
QUESTIONS AND ANSWER:

• KEWAJIBAN UMUM yang terdiri dari 8 pasal


(pasal 1,2,3,4,5,6,7,8)
• KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PASIEN yang terdiri dari 1 pasal (Pasal 9)
• KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT yang terdiri dari 3 pasal
(Pasal 10,11,12)
• KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP SEJAWAT PETUGAS KESEHATAN LAIN
yang terdiri dari 2 pasal
(pasal 13 dan 14)

29
QUESTIONS AND ANSWER:

• Sumpah Apoteker
• SAYA BERSUMPAH / BERJANJI AKAN MEMBAKTIKAN HIDUP SAYA GUNA
KEPENTINGAN PERIKEMANUASIAAN TERUTAMA DALAM BIDANG KESEHATAN.

SAYA AKAN MERAHASIAKAN SEGALA SESUATU YANG SAYA KETAHUI KARENA


PEKERJAAN SAYA DAN KEILMUAN SAYA SEBAGAI APOTEKER.

SEKALIPUN DIANCAM, SAYA TIDAK AKAN MEMPERGUNAKAN PENGETAHUAN


KEFARMASIAN SAYA UNTUK SESUATU YANG BERTENTANGAN DENGAN HUKUM
PERIKEMANUSIAAN.

30
QUESTIONS AND ANSWER:

SAYA AKAN MENJALANKAN TUGAS SAYA DENGAN SEBAIK - BAIKNYA SESUAI


DENGAN MARTABAT DAN TRADISI LUHUR JABATAN KEFARMASIAN.

DALAM MENUNAIKAN KEWAJIBAN SAYA, SAYA AKAN BERIKHTIAR DENGAN


SUNGGUH - SUNGGUH SUPAYA TIDAK TERPENGARUH OLEH PERTIMBANGAN
KEAGAMAAN, KEBANGSAAN, KESUKUAN, KEPARTAIAN, ATAU KEDUDUKAN
SOSIAL.

SAYA IKRAR SUMPAH / JANJI INI DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH DENGAN PENUH


KEINSYAFAN

31
PENANGGAP :

1.FEBRI AULIA (1502018010152)

2. IKA RESKI FITRIANI (15020180155)

3. SYABRINA SALSABILAH GILI (15020180161)

4. ANDI TUNEDIANTI (15020180163)

32

Anda mungkin juga menyukai